Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kas merupakan satu-satunya akun yang tidak dimasukkan dalam setiap siklus kecuali
persediaan dan pergudangan. Kas merupakan hal yang penting bagi auditor terutama karena
besarnya potensi kecurangan, atau karena kemungkinan terjadinya kesalahan yang tidak
disengaja.
Jumlah kas yang mengalir masuk ke dalam dan keluar dari akun kas sering kali
lebih besar dari pada jumlah kas yang mengalir untuk aku lainnya. Kas lebih rentan
digelapkan dari pada akun aset lainnya, karena sebagian besar aktiva lainnya itu harus
dikonversikan menjadi kas agar dapat digunakan. Auditor harus membedakan antara
memverifikasi rekonsiliasi saldo pada laporan bank dan saldo di buku besar umu,
serta memverifikasi kas yang tercatat merefleksikan dengan benar semua transaksi
yang terjadi selama tahun tersebut. Salah saji berikut menghasilkan kesalahan dalam
pembayaran atau penerimaan kas, tetapi tidak satupun dapat ditemukan dalam audit
atas rekonsiliasi bank:
Seluruh jenis salah saji yang berbeda itu umumnya ditemukan sebagai bagian dari
pengujian rekonsiliasi bank, hal itu termasuk:
Kegagalan memasukkan cek yang belum dikliring oleh bank pada daftar cek
yang beredar, walaupun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
Kas yang diterima oleh klien setelah tanggal neraca tetapi dicatatat sebagai
penerimaan kas pada tahun berjalan.
Setoran yang dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan
ke bank pada bulan yang sama, dan dicantumkan dalam rekonsiliasi bank
sebagai setoran dalam perjalanan.
Pembayaran wesel bayar yang didebet langsung ke saldo bank oleh bank, tetapi
belum dimasukkan dalam catatan klien.
Dalam mengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus
mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas,
seperti yang tercantum dalam neraca, telah dinyatakan dan diungkapkan secara layak
sesuai dengan lima dari delapan tujuan audit terkait saldo yang digunakan untuk
seluruh pengujian perincian saldo (eksistensi, kelengkapan, akurasi, pisah batas, dan
detail tie-in). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam neraca, dan nilai realisasi kas
tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan saldo
akun neraca lainnya.
Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang tidak tepat
atau penanganan dana yang dilakukan oleh pihak lain. Risiko bisnis klien lebih
banyak muncul dari Ekuivalen kas dan jenis investasi lainya. Auditor harus
memahami risiko yang dari kebijakan dan strategi investasi klien, serta pengendalian
manajemen yang mengurangi risiko tersebut.
Tahap I: Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko
Inheren
Saldo kas bersifat tidak material pada sebagian besar audit, tetapi transaksi kas
yang mempengaruhi saldo itu hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering
muncul potensi salah saji material dalam kas. Karena kas lebih rentan terhadap
pencurian dibandingkan aset lainya, terdapat risiko inheren yang tinggi untuk tujuan
eksistensi, kelengkapan dan keakuratan. Tujuan tersebut biasanya akan berfokus pada
audit saldo kas.
Rekonsiliasi bank merupakan pengendalian yang penting atas saldo akhir kas.
Rekonsiliasi itu akan memastikan bahwa catatan akuntansi mereflesikan saldo kas
yang sama seperti jumlah aktual kas di bank setelah mempertimbangkan item
rekosiliasi. Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien yang kompeten meliputi
tindakan-tindakan berikut:
Saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan pergudangan,
sehingga terdapat banyak sekali jumlah transaksi akun memengaruhi kas, dan
transaksi kas akan diaudit sepanjang pengujian siklus transaksi tersebut.
Dalam banyak audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara
ekstensif. Karena itu penggunaan prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas
menjadi kurang penting dibandingkan untuk sebagian besar audit lainya. Auditor
biasanya juga membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan sebelumnya.
Prosedur analitis tersebut mungkin akan mengungkapkan salah saji dalam kas.
Langkah awal dari verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah mendapatkan
rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor. Tujuan
yang paling penting dalam audit kas pada pengujian atas rincian saldo adalah
eksistensi, kelengkapan, dan keakuratan, sehingga tujuan tersebut mendapat perhatian
paling besar. Auditor juga melakukan pengujian yang berhubungan dengan keempat
tujuan penyajian dan pengungkapan. Prosedur audit aktual bergantung pada
materialitas dan risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor pada audit di
bagian lainya. Berikut tiga prosedur yang layak dibahas lebih lanjut karena arti
penting dan kompleksitasnya: penerimaan konfirmasi bank, penerimaan laporan pisah
batas bank dan pengujian rekonsiliasi bank.
Laporan pisah batas bank (cuttoff bank statement) adalah laporan periode bank
parsial dan salinan terkait atau akses digital ke cek yang dibatalkan yang terkait,
salinan slip deposit, dan dokumen lain yang tercantum dalam laporan bank. Yang
dikirim langsung oleh bank ke kantor akuntan publik atau melalui akses online ke
catatan elektronik bank tentang informasi rekening bank klien. Tujuan dari laporan
pisah batas bank atau akses elektronik ke informasi akun pada sistem bank adalah
memverifikasi item rekonsiliasi pada rekonsiliasi bank akhir tahun klien dengan bukti
yang tidak dapat diakses oleh klien. Untuk memenui tujuan ini, auditor meminta klien
untuk meminta bank mengirimkan laporan periode parsial, atau akses digital ke
informasi 7 hingga 10 hari setelah tanggal neraca langsung ke auditor.
Cara lain auditor dapat menunggu hingga laporan berikutnya tersedia untuk
memverifikasi item-item rekonsiliasi, jika laporan pisah batas tidak diterima langsung
dari bank. Tujuannya adalah untuk menguji apakah karyawan klien telah
menghilangkan, menambah, atau mengubah dokumen yang menyertai laporan.
Pengujian serupa dapat digunakan untuk menguji kemungkinan pengeluaran kas yang
mengandung kecurangan.
Jika auditor yakin bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun disalahsajikan dengan
sengaja, makaa tepat melaksanakan pengujian lebih lanjut atas rekonsiliasi bank akhir
tahun. Prosedur ini memverifikasi apakah semua transaksi yang dicantumkan dalam
jurnal selama beberapa bulan terakhir tahun berjalan telah dimasukkan dalam atau
dikeluarakan dari rekonsiliasi bank secara benar, dan memverifikasi apakah semua
item dalam rekonsiliasi bank telah dicantumkan secara benar. Kelemahan
pengendalian internal yang material dan akhir tahun klien. Dengan menggunakan
pendekatan umum auditor:
Pengujian Kas
Audit terkadang menyiapkan bukti kas ketika klien memiliki kelemahan pengendalian
internal yang material terhadap kas. Auditor menggunakan bukti kas untuk
menentukan apakah hal-hal berikut dilakukan:
1) Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode
bukti kas.
2) Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan per bank dengan penerimaan
yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas selama periode tertentu.
3) Merekonsiliasi pembayaran elektronik dan kliring cek yang dibatalkan oleh
bank dengan yang dicatat dijurnal pengeluaran kas selama periode tertentu.
4) Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar umum pada akhir
periode bukti kas.
Pengujian transfer bank penting untuk menguji kiting dan kesalahan tidak
sengaja dalam mencatat transfer antarbank. Terdapat beberapa yang sebainya diaudit
dalam skedul transfer antara bank, yaitu:
Prosedur analitis biasanya tidak begitu penting dalam menilai saldo akhir tahun
instrument keuangan karena saldo tersebut dapat berfluktuasi dari tahun ke tahun dan
tidak selalu terkait dengan akun lainya. Namun, prosedur analitis dapat digunakan
untuk menguji kewajaran pendapatan bunga dan dividen.
Tujuan yang paling penting adalah eksistensi, keakuratan dan nilai realisasi bagi
investasi dalam sekuritas, sementara kelengkapan juga penting bagi instrument
keuangan derivatif. Tujuan penyajian dan pengungkapan juga sangat penting menurut
persyaratan pengungkapan pencatatan kaki yang ekstensif terkait estimasi nilai wajar.
Contoh Kasus
Daftar Pustaka
Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley. Mark S. Auditing and Assurance Services; An
Integrated Approach, Edisi 15, Pearson Education Limited 2014.
Jusup, Al. Haryono. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi II, Yogyakarta, Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2011.