Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KERJA PRAKTIK 1

SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang semakin hari
semakin meningkat dari segi teknologi, sehingga program pendidikan
tinggi dikembangkan dan diarahkan pada empat masalah, yaitu:
 Sebagai pusat pemeliharaan, penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
 Mengembangkan tata kehidupan kampus yang memadai dan tampak
ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.
 Meningkatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha daerah
dan nasional.
 Mendidik mahasiswa agar berjiwa pengabdi serta memiliki rasa
tanggung jawab.

Kerja praktik merupakan suatu sarana mahasiswa, dalam


menerapkan disiplin ilmu yang telah diterima di kampus dengan
membandingkan praktik secara langsung dilakukan dilapangan dengan
teori-teori yang telah dipelajari. Oleh karena itu, dengan adanya kerja
praktik, mahasiswa diharapkan bisa menerapkan dan memahami proses-
proses serta pelaksanaan pembangunan baik dilihat dari segi teori
maupun dari praktik lapangan

1.2. Maksud dan Tujuan


Disusunnya laporan kerja praktik ini, diharapkan mahasiswa dapat
merekam semua kegiatan-kegiatan yang ada pada proyek, baik itu
kegiatan yang bersifat teknis, meliputi pelaksanaan pembangunan
bangunan itu sendiri ataupun kegiatan-kegiatan yang bersifat administratif.

1
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Tujuan dari dilaksanakannya kerja praktik ini yaitu agar mahasiswa


dapat merasakan secara langsung pelaksanaan suatu proyek
pembangunan dan mendapat gambaran tentang lapangan kerja atau
disiplin yang akan digeluti setelah menyelesaikan proses pendidikannya,
setelah mengerti dengan jelas segala yang telah dipelajari dibangku
perkuliahan selama ini, dengan demikian yang paling utama adalah
memperoleh pengalaman dari kegiatan kerja praktik ini.

1.3. Lingkup Umum Lokasi dan Lingkup Proyek


Proyek pembangunan gedung praktik dokter ini berlokasi di Jl.
sunda. Area ini dibatasi oleh:
 Sebelah Utara : Kawasan Komersial
 Sebelah Selatan : Kawasan Komersial
 Sebelah Barat : Kawasan Komersial
 Sebelah Timur : Kawasan Komersial

1.4. Lingkup Pengamatan Praktik


Dalam hal ini penulis hanya akan membuat laporan sesuai dengan
bagian-bagian pekerjaan yang diamati dilapangan selama masa kerja
praktik. Adapun pekerjaan tersebut meliputi:
 Pekerjaan Dinding
 Pekerjaan lift
 Pekerjaan pelapisan kolom baja
 Pekerjaan Utilitas

1.5. Lingkup Waktu


Proyek Toko dan Gedung Praktik Dokter ini dimulai pada 5 agustus
2008 dan diperkirakan akan selesai bulan maret 2010,

2
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Penulis melakukan pengamatan pada proyek tersebut selama 2


bulan, yaitu dimulai dari tanggal 19 November 2008 sampai dengan 19
Januari 2009.

1.6. Sistematika Pembahasan

BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang kerja praktik, maksud
dan tujuan, lingkup lokasi proyek, lingkup pengamatan praktik, lingkup
waktu dan sistematika pembahasan.

BAB II. TINJAUAN PROYEK


Berisi tentang data-data seputar proyek seperti latar deskripsi
proyek, peralatan dan bahan yang digunakan pada proyek ,

BAB III. PENGAMATAN LAPANGAN


Berisikan tentang data-data yang terkumpul dari hasil pengamatan
secara langsung di lapangan yang dilakukan selama masa kerja praktik,
serta hasil dari wawancara dengan pembimbing yang berada dilapangan.

BAB IV. KESIMPULAN


Berisikan tentang hasil perbandingan dari literatur serta teori-teori
yang diterima di bangku perkuliahan dengan hasil pengamatan dari
lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

3
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

BAB II
TINJAUAN PROYEK

2.1. Deskripsi Proyek


2.1.1. Data Proyek
Nama Proyek : Toko dan Gedung Praktik Dokter
Lokasi : Jl. Sunda no 75
Batasan Site :
 Sebelah Utara : Kawasan Komersial
 Sebelah Selatan : Kawasan Komersial
 Sebelah Barat : Kawasan Komersial
 Sebelah Timur : Kawasan Komersial
Luas Site : ± 544 m2
Luas Bangunan : ± 1350 m2
Pemberi Tugas : Pengusaha
Kontraktor : CV. CITRA KARYA CEMERLANG
Arsitek : Hendiyanto DK. ST

2.1.2. Data Bangunan


Jumlah lantai : 4 Lantai
Podasi : Sumuran
Penutup dinding : Bata merah
Struktur bangunan : Rangka Baja
Konstruksi atap : Konstruksi baja
Penutup atap : Metal roof

4
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

2.2. Peralatan yang digunakan


Dalam pelaksanaan pembangunan suatu projek tidak terlepas dari
penggunaan alat – alat bantu yang terdiri dari alat – alat berat dan alat –
alat ringan, hal ini dilakukan untuk mempercepat dan mempermudah
proses pekerjaan di lapangan serta keterbatasan tenaga kerja manusia.
Penggunaan alat – alat dalam setiap projek tidak selalu sama tetapi
disesuaikan dengan kebutuhan, ketersediaan alat , dan pertimbangan
biaya. Alat – alat yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek ini
sebagian besar adalah milik dari kontraktor yang di sewa selama proyek
pembangunan “Toko dan Gadung Praktik Dokter” ini berlangsung.
Adapun beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dalam
pengadaan alat-alat yang antara lain:
1. Efisiensi
2. Anggaran
3. Jenis dan besarnya pekerjaan
4. Biaya operasional
5. Maintenance.

Berikut ini merupakan jenis alat- alat yang di gunakan selama


proses konstruksi berlangsung pada proyek pembangunan Toko Dan
Gedung Praktik Dokter.

1. Genset
Alat penghasil tenaga listrik, biasa digunakan bersama dengan alat-
alat lain yang membutuhkan tenaga listrik dalam pengopersiannya

2. Water Pump
Merupakan alat yang digunakan untuk memompa air dari dalam
sumur sementara yang di buat dilokasi proyek.

5
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Gambar 1. Water Pump

3. Concrete Mixer (Molen)


Alat ini digunakan untuk mengaduk campuran beton agar lebir rata
dari pada di aduk secara manual.

Gambar 2. Concrete Mixer (Molen)

4. Concrete Vibrator (Vibrator Elektrik)


Alat yang digunakan untuk memadatkan adukan beton dengan cara
mengetarkan adukan beton yang dituangkan ke plat lantai atau ke dalam
bekisting beton, apabila dalam proses pengecoran beton yang dituangkan
tidak padat dan merata, hasil yang akan didapat akan kurang baik.

6
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Gambar 3. Concrete Vibrator

5. Alat Pemotong Tulangan Baja (Bar Cutter)


Alat yang digunakan sebagai pemotong tulangan baja diameter
kecil secara manual, pemotongan dilakukan pada area kerja yang cukup
luas.Cara kerjanya adalah tulangan baja diletakkan di tengah antara dua
mata pisau yang menahan tulangan baja, kemudian tangkai pemotong
digerakkan ke bawah/ditekan sehingga mata pisau bergerak memotong
tulangan.

Gambar 4. Alat Pemotong Tulangan Baja (Bar Cutter)

6. Las Listrik

7
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Alat yang di gunakan utuk mengelas baja, terutama pada bagian


kolom dan balok karena seluruh kolom dan balok pada bangunan ini
menggunakan baja.

7. Tangga kerja
Merupakan alat bantu yang digunakan sebagai sirkulasi vertical
sementara sebelum tangga struktur selesai di buat.

8. Alat pengayak pasir


Alat yang digunakan untuk mengayak pasir, sehingga
menghasilkan butiran-butiran yang halus dan memisahkannya dari
butiran-butiran yang kasar.

Gambar 5. Alat pengayak pasir

9. Alat pertukangan umum


Alat pertukangan umum adalah alat-alat rukang yang biasa dimiliki
dan digunakan oleh masing-masing tukang sebagai peralatan pribadi
seperti : palu, kapak, sendok aduk, meteran, bergaji, siku, obeng, cangkul,
sekop dsb.

2.3. Material yang di gunakan

8
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

1. Semen
Semen sebaiknya semen Portland (PC) tipe 1 yang memenuhi
standar SNI. 15-2049-1994 atau ASTM C 150-89 seperti Cibinong,Tiga
roda, Gresik, dll.

2. Kerikil
Butiran batu kecil yang biasa digunakan sebagai bahan campuran
dalam pembuatan adukan untuk beton.

3. Air
Air untuk campuran harus bersih,bebas dari bahan-bahan yang
dapat merusak seperti : Alkali, Garam, dan Bahan non Organik Lainnya.

4. Pasir
Pasir adalah butiran – butiran mineral yang tajam dan keras,
Dilapangan pasir ini digunakan sebagai bahan adukan, baik itu adukan
untuk pasangan bata, plesteran, adukan beton dan sebagainya.

9
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Gambar 6. Material utama pada gedung ini

5. Bata Merah
Bata merah merupakan material utama pasangan dinding, yang
direkat dengan adukan.

6. Besi dan Baja


Keseluruhan struktur pada bangunan ini menggunakan baja, baik
itu untuk kolom dan juga balok. Ada pun jenis baja yang di gunakan
adalah untuk balok menggunakan baja IWF 400 dan untuk kolom baja
ANIKOM 350.
Walaupun seluruh struktur utama dari bangunan ini adalah baja
tetapi penggunaan besi tulangan tidak dapat dipisahkan dari struktur
bangunan ini. Besi tulangan pada bangunan ini gunakan untuk plat lantai,
dag beton, kolom-kolom praktis, dll.

10
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Gambar 7. Baja IWF 400 yang digunakan pada seluruh kolom bangunan ini

Gambar 8. Baja ANIKOM 350 yang digunakan pada seluruh balok bangunan ini
BAB III
PENGAMATAN LAPANGAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan apa saja yang telah di amati
selama melakukan kerja praktik di proyek pembangunan toko dan gedung
praktik dokter ini. Pengamatan dilakukan selama 2 bulan yang di mulai
pada 19 november 2008 – 19 januari 2009 dalam hal ini pengamatan di
fokuskan pada lantai 4 bangunan tersebut. Pekerjaan-pekerjaan yang di
amati selama melakukan kerja praktik adalah: pekerjaan dinding, utilitas,
dan pekerjaan lift.

3.1. Pekerjaan dinding


a. Persiapan
Material yang digunakan sebaiknya tidak jauh dari tempat kerja
agar pekerjaan tidak memakan waktu yang lama. Pasir sebelum di aduk
terlebih dahulu di ayak oleh tukang laden agar terbebas dari butiran-
butiran yang terlalu kasar.
Karena bangunan ini cukup tinggi pasir yang telah diayak ditarik
keatas dengan menggunakan alat bantu seperti katrol untuk pengadaan
material di lantai atas.

11
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Gambar 9. Pengayakan langsung dilakukan pada saat pasir di kirim

12
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Gambar 10. Alat yang digunakan untuk mengangkut material ke lantai atas

b. Pengadukan
Pengadukan dilakukan di sekitar tempat kerja dengan
menggunakan alat sederhana seperti cangkul dan sekop. Material seperti
pasir dan semen di campur menjadi satu dengan perbandingan 1:4 dan di
aduk berulang-ulang kali hingga merata, setelah itu di tambah dengan air
secukupnya. Pencampuran material dengan air di lakukan setelah pasir
dan semen benar-benar tercampur dengan rata agar dapat menghasilkan
mutu beton yang baik.

Gambar 11. Pengadukan pasir + semen dengn perbandingan 1 : 4

c. Pemasangan tulangan pengkaku

13
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Pemasangan tulangan ini di lakukan setiap jarak 1,5 – 3 m


dengan menggunakan besi tulangan Ø 8mm. Hal ini dimaksudkan agar
dinding bata tersebut lebih kuat dan kokoh.

Gambar 12. Penyambungan tulangan pengkaku

Gambar 13. Perlakuan khusus pada pertemuan


dinding bata dengan kolom baja
d. Pemasangan bata merah

14
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Sebelum bata di pasangang terlebih dahulu di tarik benang dari


ujung yang satu ke ujung yang lainnya, di maksudkan sebagai acuan dan
juga di maksudkan untuk menjaga agar pasangan bata tetap lurus. Dalam
proses pemasangan bata diharapkan siar antara bata ke bata tetap sama
tebal yaitu 2cm agar permukaan bata datar. Untuk mengetahui permukaan
bata datar atau juga mengetahui pasangan bata tegak lurus atau tidak di
bantu dengan menggunakan alat seperti “waterpas”. Alat ini sangat
berguna agar pasangan bata tetap tegak lurus karena jika pasangan bata
tidak tegak lurus dinding bata dapat rubuh setiap saat.

Gambar 14. Proses pemasangan dinding bata

Gambar 15. Proses pengecekan kedataran dinding dengan


menggunakan waterpas dilakukan setelah dinding setengah jadi
e. Pemelesteran

15
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

pemelesteran dilakukan setelah pekerjaan pemasangan bata


selesai di lakukan, sebelum dinding di pelester terlebih dahulu di siram
dengan air, agar adukan beton dapat merekat dengan dinding bata secara
baik. Setelah selesai dilakukannya penyiraman dinding tersebut baru
dapat mulai di plester.

Gambar 16. Penyiraman dinding bata

16
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Gambar 17. Pekerjaan pemlesteran dinding bata

f. Pengacian
Setelah pemelesteran selesai dan dinding yang di plester pun telah
benar-benar kering, tahap selanjutnya dilakukan pengacian. Pengacian ini
dilakukan dengan menggunakan bahan semen yang di campur dengan air
secukupnya.

17
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Gambar 18. Pekerjaan pengacian di lakukan setelah dinding


selesai diplester

g. Analisis pekerjaan dinding


Selama proses pengamatan yang dilakukan di lapangan ada
terdapat beberapa kesalahan-kesalahan dalam pengerjaan yang antara
lain:
 Sering kali terjadi salah pasang, dikarenakan kurangnya
komunikasi antara arsitek, pengawas lapangan dan mandor,
sehingga beberapa kali terjadi pembongkaran dinding yang
telah selesai dibangun.
 Banyak terjadi perubahan-perubahan yang mendadak atau
tidak ada dalam rencana sebelumnya yang merupakan
permintaan sang owner, hal ini mengakibatkan selain
bertambah lamanya waktu pengerjaan juga menambah biaya
yang harus dikeluarkan karena dinding yang sudah ada harus
di bongkar dan dipasang kembali.
 Sering terjadi juga pasangan dinding bata yang miring di
karenakan tukang yang terkadang suka terburu-buru dan juga
belum terlalu berpengalaman dalam bidangnya.

3.2. Pekerjaan lift


a. Penggalian
Langkah awal yang dilakukan dalam pekerjaan lift adalah
penggalian lubang lift. Lubang lift di gali dengan berbentuk bujur sangkar
dengan berukuran 2m x 2m dan dengan kedalaman 1.5m

18
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

b. Pembuatan bekisting
Bekisting merupakan suatu konstruksi pendukung dalam
pengecoran yang berguna untuk penataan cetakan beton. Bekisting yang
digunakan dalam proyek ini terbuat dari kayu dan tripleks, seperti yang
terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 19. Bekisting lubang lift

19
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Gambar 20. Proses pemasukan besi tulangan kedalam


cetakan beton (bekisting)

Dalam pengerjaan bekisting ada hal yang harus diperhatikan


yaitu ukuran bekisting yang harus sesuai dengan gambar kerja, baik dari
segi tinggi mapun lebarnya. Serta bekisting harus benar-benar kuat agar
tidak terjadi perubahan baik dari segi posisi dan bentuk pada saat
pengecoran berlangsung.

c. Pengecoran
Pengecoran untuk lubang lift ini menggunakan material semen +
pasir + krikil dan di tambah dengan air secukupnya dengan menggunakan
perbandingan 1 : 3 : 7. Seluruh material tadi di aduk dalam molen agar
material tersebut tercampur dengan rata dan dapat menghasilkan mutu
beton yang baik.

20
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Setelah hasil pencampuaran material telah benar-benar siap di


gunakan barulah masukan kedalam bekisting yang telah tersedia. Selama
memasukkan campuaran beton kedalam bekisting, gunakan vibrator untuk
meratakan adukan beton tersebut sehingga adukan beton yang
dimasukkan kedalam bekisting benar-benar padat.

d. Pembuatan rangka baja


Pemasangan rangka baja baru dapat dilakukan setelah caran
pada lubang lift telah benar-benar kering. Rangka baja tersebut di
letakkan tepat di atas lubang sumuran yang telah di cor tadi, pada bagian
bawah rangka tersebut dibaut dan kemudian dicor, agar rangka lebih kuat
dan kokoh berdirinya

Gambar 22. Struktur utama pada lift

e. Analisa pekerjaan
Dalam pengerjaan awal untuk lift ini yang menjadi kendala
adalah faktor alam yaitu hujan. Hal ini menjadi faktor penghambat dalam
melakukan pengecoran lubang lift karena lubang tersebut telah penuh di

21
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

genangi air, sehingga sebelum dilakukan pengecoran air didalam lubang


harus di kuras hingga kering.

Gambar 23. Penyadotan air dari dalam lubang


lift

3.3. Pekerjaan utilitas


a. Instalasi air bersih

22
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Pengadaan air bersih yang akan disediakan pada bangunan ini


bersumber dari PDAM yang kemudiaan dialirkan ke bak-bak
penampungan air. Pipa PVC digunakan sebagai jalur transportasi air ke
bak-bak penampungan air tersebut. Dalam proses pengerjaannya
sebelum pipa PVC tersebut di tutup dengan dinding, terlebih dahulu pipa
tersebut dibungkus dengan menggunakan kawat jaring dimaksudkan agar
pipa tersebut tidak bocor atau pecah pada saat pemasangan dinding.

Gambar 24. Sambungan pipa PVC

23
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Gambar 25. Pembungkusan pipa PVC dengan menggunakan kawat


jaring

b. Instalasi air kotor


Air kotor dari bangunan di rencanakan langsung di alirkan ke
got/parit yang ada di sekitar bangunan tersebut.Proses pengerjaannya
terlebih dahulu di gali lubang dengan kedalaman 50cm dan lebarnya 30
cm, kemudian pada bagian ujung paling bawah pipa saluran pembuangan
air di pasang pipa PVC 20cm lalu ditanam.

Gambar 26. Penggalian lubang saluran air kotor

c. Jaringan instalasi listrik

24
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

Untuk instalasi listrik kabel-kabelnya dimasukkan kedalam pipa


(Ega Φ 20mm).

Gambar 27. Pipa untuk jaringan instalasi listrk

BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama masa kerja praktik di
lapangan pada proyek “Pembangunan Toko dan Gedung Praktik Dokter”
yang berada di Jl. Sunda No 75 Bandung, dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Pelaksanaan pekerjaan dilapangan terkadang berbeda dengan teori-
teori yang didapat di perkuliahan, hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang antara lain ekonomi, efisiensi dan lain
sebagainya. Sebagai contoh dalam penakaran adukan beton,

25
LAPORAN KERJA PRAKTIK 1
SYAWALUDDIN MEHA
1.04.01.017

dilapangan penakaran adukan tersebut hanya berdasarkan perkiraan


saja dan berdasarkan pengalaan. Perlengkapan pelindung pegawai
seperti helm yang seharusnya wajib dipakai selama berada dalam
lokasi proyek, kenyataan dilapangan tidak dipakai.
2. Waktu pengerjaan proyek terkadang meleset dari jadwal yang telah di
tentukan hal ini disebabkan karena adanya perubahan-perubahan
gambar kerja sewaktu proyek sudah berjalan karena permuntaan dari
pemilik gedung. Selain itu faktor cuaca juga sebagai habatan waktu
pekerjaan.
3. Jumlah bahan material terkadang melebihi dari jumlah yang telah
diperhitungkan, contohnya semen kebutuhannya hampir dua kali lipat
dari jumlah yang di tentukan hal ini disebabkan karena dalam proses
pemlesteran dinding tebalnya tidak sesuai dengan gambar kerja.

26

Anda mungkin juga menyukai