Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No.

, Juli 2016 (xx)

Analisa pengaruh variasi laju aliran udara terhadap efektivitas


heat exchanger memanfaatkan energi panas LPG
I Made Agus Wirawan, Hendra Wijaksana dan Ketut Astawa
Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali
Abstrak

Efektivitas heat exchanger biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain bentuk heat exchanger, arah aliran dan
kecepatan udara yang masuk dalam heat exchanger. Dalam penelitian ini ingin diuji bagaimana pengaruh variasi laju aliran
udara terhadap efektivitas heat exchanger yang memanfaatkan energi panas LPG. Penelitian ini dilakukan dengan
mentransfer energi panas LPG ke udara yang dialirkan didalam box pemanas pada alat heat exchanger. Dalam
pengujiannya dirancang alat dengan memvariasikan laju aliran udara pada 0,005 m3/dt, 0,01 m3/dt, 0,015 m3/dt, 0,02 m3/dt
dan 0,025 m3/dt didalam box pemanas pada heat exchanger. Pengujian akan dilakukan dengan waktu 120 menit, untuk
setiap pengujian variasi. Setelah data temperatur untuk setiap pengujian variasi diperoleh selanjutnya dilakukan
perhitungan untuk mengetahui nilai efektivitas dari alat. Dari hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan,
peningkatan laju aliran udara yang diberikan didalam box pemanas pada alat heat exchanger berbanding lurus dengan nilai
efektifitas yang dihasilkan. Dari pengujian dengan memvariasikan laju aliran udara paling tinggi 0,025 m3/dt, diperoleh
nilai efektivitas alat sebesar 0,356.

Kata Kunci : Analisa efektivitas, Variasi laju aliran udara, Heat exchanger, Bahan bakar LPG

Abstract

The effectiveness of heat exchangers are usually influenced by several factors, among other forms of heat exchangers, flow
direction and speed of air entering in a heat exchanger. In this study want to test how the effect of variations in air flow rate
on the effectiveness of heat exchangers that utilize heat energy LPG. This research was carried out by transferring the heat
energy of LPG into the air that flowed in the box heater on heat exchangers. In use in the design by varying the air flow rate
at 0,005 m3/s, 0.01 m3/s, 0,015 m3/s, 0.02 m3/s and 0,025 m3/s in the box the heater on heat exchanger. Tests will be
performed with a time of 120 minutes, for each test variation. After the temperature data for each test variations were then
performed calculations to determine the value of the effectiveness of the heat exchanger. From the results of tests and
calculations have been carried out, the increase in air flow rate given in the box on the appliance heat exchanger heating is
directly proportional to the effectiveness of the resulting value. From the test by varying the air flow rate 0,025 m3/s, the
value of the effectiveness of heat exchanger is 0.356.

Keywords: Analysis of the effectiveness, Variation of air flowrate, Heat exchanger, Fuel LPG

1. Pendahuluan dan kecapatan aliran fluidanya, pada tipe aliran


Pengaplikasian heat exchanger pada alat counter flow dengan parallel flow atau cross flow
pengering memang telah banyak dilakukan, untuk besar nilai konveksinya akan berbeda untuk
meminimalisir dampak dari hasil pembakaran bahan temperatur fliuda panas dan dingin yang sama [3].
bakar pada alat pengering baik berupa gas sisa hasil Kecepatan aliran fluida yang semakin tinggi juga
pembakaran ataupun abu yang akan tercampur saat akan mempersingkat waktu kontak antara fluida
melakukan proses pengeringan. Heat excahanger panas yang melepas kalor dan fluida dingin yang
merupakan suatu alat pemindah/penukar panas antara menerima kalor, sehingga akan berpengaruh terhadap
fluida dengan fluida lain melewati suatu dinding besar nilai perpindahan panas pada heat exchanger.
pemisah [1], sehingga fluida udara yang Dalam penelitian ini akan dibahas bagaimana
dimanfaatkan untuk proses pengeringan akan bersifat pengaruh variasi laju aliran udara yang dipanaskan
bersih/tidak mengotori material yang akan terhadap nilai efektivitas dari heat exchanger.
dikeringkan. Menurut [2] hampir pada semua heat 2. Dasar Teori
exchanger, perpindahan panas yang terjadi
didominasi oleh perpindahan secara konveksi dan 2.1 Perpindahan Panas
konduksi dari fluida panas ke fluida dingin. Dalam Perpindahan panas merupakan ilmu yang
perpindahan panas secara konduksi pada heat mempelajari tentang bagaimana panas berpindah atau
exchanger, besarnya nilai konduktifitas material yang mengalir dari tempat yang bertemperatur tinggi ke
digunakan akan mempengaruhi laju konduksi yang temperatur lebih rendah. Apabila ditinjau dari
terjadi, jadi semakin besar nilai konduktifitas perpindahannya, kalor dapat berpindah dengan tiga
material semakin besar laju perpindahan panas yang cara yaitu:
terjadi. Sedangkan besar nilai konveksi yang terjadi 1. Perpindahan Panas Konduksi. Perpindahan
pada heat exchanger dipengaruhi oleh jenis aliran panas secara konduksi adalah proses

Korespondensi: 087762922170
E-mail: dek.wirawan@yahoo.com
I Made Agus Wirawan, Hendra Wijaksana dan Ketut Astawa/Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No. (xx)

perpindahan panas dimana panas mengalir qrad = Laju perpindahan radiasi (W)
dari daerah yang bertemperatur tinggi ke ε = Emisivitas (0    1)
daerah yang bertemperatur rendah dalam σ = Konstanta proporsionalitas / disebut
suatu medium (padat, cair atau gas) atau konstanta Stefan-boltzmann yang
antara medium-medium yang berlainan yang nilainya 5,67 x 10-8 (W/m2.K)
bersinggungan secara langsung sehingga A = Luas penampang (m2)
terjadi pertukaran energi dan momentum. Ts = Temperatur benda (K)
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai 2.2 Perhitungan Efektivitas Heat Exchanger
berikut:
Menurut [4] efektivitas suatu heat exchanger
dT didefinisikan sebagai perbandingan antara
qkond = -kA (1) perpindahan panas yang sebenarnya dengan
dx perpindahan panas maksimum yang mungkin terjadi
dimana : pada alat heat exchanger.
qkond = Laju perpindahan konduksi (W)
k = Konduktivitas termal bahan (W/m.K) ε= (4)
A = Luas penampang alat (m2)
Perpindahan panas sebenarnya, adalah jumlah
= Gradien temperatur pada penampang panas yang mampu diserap oleh fluida udara yang
(K/m) mengalir di dalam box pemanas dari hasil
2. Perpindahan Panas Konveksi. pembakaran LPG, dapat dirumuskan sebagai berikut :
Konveksi adalah perpindahan panas karena
Q = ṁu • Cpu • (Tu out – Tu in) (5)
adanya gerakan/aliran pencampuran dari
bagian panas ke bagian yang dingin. Menurut Sedaangkan perpindahan panas maksimum,
cara menggerakkan alirannya, perpindahan adalah jumlah panas yang dibangkitkan dari hasil
panas konveksi dibedakan menjadi dua, pembakaran LPG, atau dapat dirumuskan sebagi
yakni konveksi bebas (free convection) dan berikut :
konveksi paksa (forced convection). Bila
Qmax = ΔmLPG • HHVLPG (6)
gerakan fluida disebabkan karena adanya
perbedaan kerapatan karena perbedaan suhu, dimana:
maka perpindahan panasnya disebut sebagai ε = Efektivitas Heat Exchanger
konveksi bebas (free / natural convection). Q = Energi yang diserap oleh fluida udara (J)
Bila gerakan fluida disebabkan oleh gaya ṁu = Laju alir massa fluida udara (kg/detik)
pemaksa atau eksitasi dari luar, misalkan Cpu = Panas spesifik fluida udara (J/kg.K)
dengan pompa atau kipas yang Tu out = Termperatur fluida udara keluar alat HE (K)
menggerakkan fluida sehingga fluida Tu in = Temperatur fluida udara masuk alat HE (K)
mengalir di atas permukaan, maka Qmax = Energi yang dilepaskan oleh LPG (J)
perpindahan panasnya disebut sebagai ΔmLPG = Konsumsi bahan bakar LPG (kg)
konveksi paksa (forced convection). Secara HHVLPG = [50,152 (MJ/kg)]
matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
3. Metode Penelitian
qkonv = h.As. (Ts-T  ) (2)
3.1 Deskripsi Penelitian
dimana : Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui
qkonv = Laju perpindahan konveksi (W) efektivitas heat exchanger dengan memvariasikan
h = Besar koefisien perpindahan panas laju aliran fluida udara yang dipanaskan. Dalam
konveksi (W/m2.K) pengujiannya penelitian ini bersifat analitis dan
As = Luas penampang (m2) kajian literatur, dengan menghitung efektivitas dari
Ts = Temperatur permukaan (K) heat exchanger. Penelitian dimulai dengan
T  = Temperatur udara (K) mempersiapkan peralatan uji heat exchanger. Proses
3. Perpindahan Panas Radiasi. awal pengoprasian alat ini blower dihidupkan,
Perpindahan panas radiasi adalah proses di kemudian dilakukan proses penyetelan aliran fluida
mana panas mengalir dari benda yang udara dengan mengatur bukaan katup pada blower
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah sampai memperoleh aliran fluida yang diinginkan.
bila benda-benda itu terpisah di dalam ruang, Dilanjutkan dengan menghidupkan kompor LPG
bahkan jika terdapat ruang hampa di antara pada heat exchanger, laju aliran massa LPG
benda-benda tersebut. Secara matematis diberikan konstan dipasang pada titik maksimal
dapat dirumuskan sebagai berikut: kompor. Selanjutnya heat exchanger dibiarkan
berkerja selama waktu yang telah di tentukan, yaitu
qrad.g =  . .Ts 4.A (3) 120 menit untuk setiap pengujian variasi. Selama
dimana : proses ini berlangsung dilakukan pencatatan data-

2
I Made Agus Wirawan, Hendra Wijaksana dan Ketut Astawa/Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No. (xx)

data dari alat ukur yang sudah terpasang pada alat


heat exchanger.
3.2 Variabel Penelitian
1. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi munculnya suatu gejala atau
perubahan, dalam penelitian ini variabel
bebasnya adalah laju aliran fluida udara.
Dalam penelitian ini variasi laju aliran udara
dibuat dengan lima variasi yaitu, aliran
fluida pada 0.005 m3/dt, 0,01 m3/dt, 0,015
m3/dt, 0,02 m3/dt, 0,025 m3/dt
2. Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena Gambar 2. Skematik Heat Excanger
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini Thermometer yang digunakan adalah thermometer
variabel terikatnya adalah efektivitas dari suhu batang digital dengan sensor pada bagian ujung
heat exchanger. batang. Titik-titik pemasangan thermometer dipasang
3.3 Konstruksi Heat Exchanger pada, pipa masuk udara box pemanas hal ini
dimaksudkan untuk mengukur temperatur udara
masuk (Tu in), pipa keluar udara box pemanas untuk
mengukur temperatur udara keluar (Tu out), serta pada
1
cerobong gas buang hasil pembakaran untuk
mengetahui temperatur udara yang keluar dari heat
exchanger (Tc). Anemometer diletakkan pada bagian
pipa udara keluar box pemanas sehingga dapat
diketahui laju aliran massa udara pada box pemanas.
2
Timbangan atau neraca dipasang pada tabung gas
LPG, timbangan digunakan sebagai pembacaan
massa LPG yang terpakai selama proses pengujian.
3
Blower yang digunakan adalah blower sentifugal,
blower digunakan sebagai media untuk membuat
4
aliran paksa pada box pemanas. Untuk blower
dipasang pada pipa masuk udara box pemanas, yang
5 sebelumnya sudah dipasangkan keran pengatur.
3.6 Diagram Alir Penelitian

START
Gambar 1. Heat Exchanger
Keterangan : Persiapan untuk alat
1. Cerobong heat excanger heat exchanger
2. Pipa udara keluar kotak pemanas
3. Box pemanas Pengujian heat exchanger
4. Pipa udara masuk kotak pemanas dengan variasi laju aliran udara
5. Kompor LPG
3.4 Alat dan Bahan Penelitian 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025
1. Anemometer m3/dt m3/dt m3/dt m3/dt m3/dt
2. Thermometer digital
3. Timbangan digital (Neraca)
Pencatatan data :
4. Stopwatch
5. Blower Temperatur udara luar, Ta
6. Kompor LPG Temperatur udara masuk, Tin
Temperatur udara keluar, Tout
7. LPG (tabung 3 kg) Temperatur udara cerobong, Tc
3.5 Penempatan Alat Ukur Penurunan massa LPG, mLPG

Dalam perhitungan untuk mengetahui efektifitas


heat exchanger ini diperlukan beberapa input data
sebagai acuan. Maka dari itu penempatan alat ukur
yang tepat sangan diperlukan guna memperoleh hasil A
data yang maksimal.

3
I Made Agus Wirawan, Hendra Wijaksana dan Ketut Astawa/Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No. (xx)

Pada grafik efektivitas heat excanger diatas dapat


dilihat hubungan variasi laju aliran udara terhadap
nilai efektivitas alat penukar panas. Nilai efektifitas
Pengolahan data : dari heat exchanger naik seiring dengan
Energi panas yang dilepas: meningkatkan variasi laju aliran udara yang pada box
Qmax= ΔmLPG • HHVLPG pemanas. Secara matematis besar nilai efektivitas alat
Energi panas yang diserap: penukar panas sangat dipengaruhi oleh beda
Q = ṁc • Cpc • ΔT c temperatur masuk dan keluar dari fluida yang
Efektivitas alat heat exchanger: menerima transfer energi panas, mamun pada
𝓔 = Q / Qmax penelitian ini laju aliran udara yang divariasikan
memberi pengaruh yang lebih besar terhadap nilai
efektivitas dari heat exchanger. Hal ini dikarenakan
Analisa data
peningkatan laju aliran udara berarti meningkatkan
kecepatan dan jumlah udara yang akan menerima
Kesimpulan transfer panas dalam waktu yang sama. Pada variasi
laju aliran udara rendah 0,005 m3/dt beda temperatur
udara keluar dan masuk heat exchanger besar hal ini
STOP
karena, udara yang mengalir di dalam box pemanas
Gambar 3. Diagram Alir melaju dengan pelan, kontak antara udara dengan box
pemanas akan lebih lama sehingga udara akan
4. Hasil dan Pembahasan menyerap/menerima transfer panas dengan baik,
4.1 Data Hasil Pengamatan namun dalam kapasitasnya udara tidak mampu
menyerap semua panas yang diberikan, maka panas
Dari pengujian yang telah dilakukan untuk
lebih yang diberikan akan dilepas kembali ke
masing-masing variasi laju aliran fluida yang
lingkungan, sehingga jumlah panas yang diserap
dipanaskan pada heat exchanger, maka didapatlah kecil. Dalam variasi laju aliran udara yang lebih
data-data temperatur yang tercatat serta konsumsi tinggi 0,01 m3/dt beda temperatur udara keluar dan
bahan bakar LPG yang digunakan dalam rentang masuk heat exchange mengalami penurunan hal ini
waktu 120 menit pengoprasian alat heat exchanger. dikarenakan, laju udara didalam box pemanas akan
Data hasil pencatatan untuk setiap variasi laju
lebih cepat, sehingga kontak antara udara dengan box
aliran udara dapat dilihat sebagai berikut:
pemanas akan lebih singkat sehingga udara hanya
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan mampu menyerap lebih sedikit panas yang di
Variasi Waktu Temperatur tercatat (C) m LPG transfer, namun jumlah udara yang menyerap panas
m3/dt menit Ta Tin Tout Tc kg akan lebih banyak sehingga jumlah energi panas
0 33,1 34,2 40,2 41,9 8,320
0,005
120 34,7 36,8 141,7 123,1 7,780 yang mampu diserap oleh udara juga akan lebih
0 33,1 34,6 39,8 40,1 8,340 banyak. Hal ini akan berbanding lurus dengan hasil
0,01
120 34,3 36,1 119,7 120,3 7,800 efektivitas dari alat, karena semakin besar jumlah
0 33,4 34,8 40,9 42,7 6,950 panas yang mampu diserap dari hasil panas bangkitan
0,015
120 34,2 36,6 106,7 115,8 6,410
0 32,9 34,4 39,2 42,0 6,930 tungku LPG maka nilai efektifitas alat akan semakin
0,02 besar. Kenaikan nilai efektivitas dari alat akan terus
120 34,4 36,1 95,8 104,3 6,390
0,025
0 32,9 34,6 40,3 41,9 8,330 meningkat hingga pada laju aliran udara tertentu dan
120 34,6 36,5 87,4 104,9 7,790 akan menurun karena beda temperatur udara keluar
dan masuk yang semakin kecil atau bahkan sama.
4.2 Analisa Efektivitas Heat Exchanger Apabila temperatur udara masuk dan keluar sama,
Untuk mempermudah dalam melakukan analisa, maka dapat diartikan tidak terjadi perpindahan panas
maka data hasil perhitungan disajikan dalam bentuk pada alat, sehingga nilai efektivitas dari heat
grafik, exchanger adalah nol. Pada penelitian ini dengan
meningkatkan laju aliran udara hingga 0,025 m3/dt
dihasilkan nilai efektivitas dari alat paling tinggi
yaitu sebesar 0,356.
5. Kesimpulan
Dari penelitian pada heat exchanger dengan
memvariasikan laju aliran udara didalam box
pemanas, dengan meningkatkan laju aliran udara
pada alat terjadi penurunan temperatur udara keluar
yang dipanaskan akan tetapi terjadi peningkatan nilai
efektivitas dari heat exchanger. Hal ini dikarenakan
peningkatan laju aliran udara didalam box pemanas
Gambar 4. Grafik Efektivitas berarti terjadi peningkatan kecepatan aliran udara

4
I Made Agus Wirawan, Hendra Wijaksana dan Ketut Astawa/Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No. (xx)

pada luasan bidang tranfer yang sama sehingga


waktu kontak antara udara dengan box pemanas lebih
singkat, hal ini juga berarti terjadi peningkatan
jumlah udara yang menirima transfer panas sehingga
lebih banyak energi panas yang mampu ditransfer
dari hasil pembakaran LPG. Maka dapat disimpulkan
bahwa peningkatan laju aliran udara pada heat
exchanger berbanding lurus dengan peningkatan nilai
efektivitas dari heat exchanger. Akan tetapi karena
luasan bidang transfer panas ke udara yang kecil
energi panas bangkitan dari LPG masih belum dapat
ditransfer dengan baik, hal ini dibuktikan dengan
memvariasikan laju aliran udara 0,005 m3/dt hanya
diperoleh nilai efektivitas dari alat sebesar 0,356 dan
dengan meningkatkan laju aliran udara hingga 0,025
m3/dt diperoleh nilai efektivitas dari heat exchanger
sebesar 0,356.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kreith Farak, 1991, Perpindahan Panas.


Jakarta : Erlangga.

[2] Cangel, Y.A., 1997, Introduction to


Thermodynamic and Heat Transfer. New
York : McGraw Hill.

[3] Handoyo, Ekadewi Anggraini, 2000,


Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap
Efektivitas Shell and Tube Heat Exchanger,
Jurnal Teknik Mesin Universitas Kristen
Petra, Vol. 2, No. 2, 86-90.

[4] Incopera, Frank P., and David P. DeWitt,


1981, Fundamental of Heat and Mass
Transfer. New York : Fourth edition, John
well & sons.

I Made Agus Wirawan


menyelesaikan studi program
sarjana di Jurusan Teknik Mesin
Universitas Udayana dari tahun
2011 sampai 2016. menyelesaikan
studi program sarjana dengan topik
penelitian Analisa Pengaruh Laju
Aliran Udara Terhadap Efektivitas
Heat Exchanger Memanfaatkan
Energi Panas LPG

Anda mungkin juga menyukai