Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM VIRTUAL LAB

FISIKA MODERN

“EFEKFOTOLISTRIK”

OLEH :

NAMA : YULI

NIM :18033022

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA B

DOSEN : Dr. FATNI MUFIT, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
EFEKFOTOLISTRIK
A. TUJUAN

1. Menentukan pengaruh intensitas cahaya terhadap arus listrik yang dihasilkan

2. Menentukan pengaruh panjang gelombang terhadap kuat arus

3. Menentukan pengaruh panjang gelombang terhadap frekuensi dan jumlah foton

4. Melihat peristiwa efek fotolistrik berdasarkan panjang gelombang dengan jenis


logam yang berbeda

5. Menentukan pengaruh beda potensial terhadap energi kinetik

B. ALAT DAN BAHAN

1. Seperangkat komputer/laptob
2. Java Runtime Environment
3. Softwafe simulasi efek fotolistrik

C. DASAR TEORI

Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron-elektron dari permukaan


logam (elektron foton) ketika logam tersebut disinari cahaya. Berikut adalah gambar
rangkaian skema eksperimen efek fotolistrik.

Gambar 1. Rangkaian eksperimen efek foto listrik.


Efek fotolistrik tidak dapat dijelaskan jika cahaya dipandang sebagai
gelombang. Menurut teori gelombang, dua sifat penting gelombang cahaya adalah
intensitas dan frekuensinya (panjang gelombang).

Ternyata teori gelombang cahaya gagal menerangkan beberapa sifat penting


pada efek fotolistrik, antara lain :
1. Teori gelombang menyatakan bahwa energi kinetik elektron foton harus
bertambah jika intensitas (jumlah foton) cahaya diperbesar. Namun kenyataannya,
besar energi kinetik maksimum elektron foto tidak bergantung pada intensitas
cahaya.
2. Teori gelombang menyatakan bahwa efek fotolistrik dapat terjadi pada setiap
frekuensi asalkan intensitasnya memenuhi. Hal ini bertentangan dengan kenyataan
bahwa setiap permukaan membutuhkan frekuensi minimum tertentu yang disebut
frekuensi ambang fo untuk dapat menghasilkan elektron foto.
3. Teori gelombang menyatakan bahwa dibutuhkan rentang waktu yang cukup lama
agar elektron berhasil mengumpulkan energi untuk keluar dari permukaan logam.
Namun ternyata elektron-elektron dapat terlepas dari permukaan logam hampir
tanpa selang waktu, yaitu kurang dari 10-9 sekon setelah penyinaran.
4. Teori gelombang tidak dapat menjelaskan mengapa energi kinetik maksimum
elektron foto bertambah jika frekuensi cahaya diperbesar.

Teori foton ternyata memberikan prediksi yang benar-benar berbeda. Menurut


teori ini, semua foton memiliki energi yang sama (hf ), sehingga menaikkan intensitas
cahaya berarti menambah jumlah foton, tetapi tidak menambah energi tiap foton
selama frekuensinya tetap. Menurut percobaan terhadap energi radiasi benda hitam,
Max Planck membuat hipotesis: "Radiasi hanya dipancarkan (atau diserap) dalam
bentuk satuan-satuan/kuantum energi disebut foton yang besarnya berbanding lurus
dengan frekuensi radiasi".

Energi total foton dirumuskan dengan:

c
E = nhf = nh
λ
Dengan E adalah energi radiasi (joule), h adalah konstanta Planck, f adalah
frekuensi radiasi (Hz), λ adalah panjang gelombang radiasi (m), n adalah jumlah
foton.

Jadi dapat dikatakan bahwa energi cahaya adalah terkuantisasi. Einstein


mengemukakan bahwa semua energi foton diberikan kepada elektron sehingga foton
lenyap. Karena elektron terikat oleh energi ikat tertentu logam, maka diperlukan kerja
minimum yang disebut fungsi kerja atau energi ambang Wo untuk melepaskan
elektron dari permukaan logam. Besarnya fungsi kerja Wo tergantung pada jenis
logam. Apabila frekuensi cahaya f sedemikian rupa sehingga hf ≤ Wo , maka elektron
tidak akan terlepas. Sedangkan, jika hf > Wo, maka elektron akan terlepas dari
permukaan logam dengan energi kinetik maksimum yang memenuhi persamaan :

EKm = hf −Wo

½ mv2 = hf − hf o

c h c
½ mv2 = h -
λ λ0

Dengan h adalah konstanta Planck, f adalah frekuensi, m adalah massa, dan v


adalah kecepatan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efek fotolistrik
dapat dijelaskan menurut teori foton sebagai berikut:
1. Kenaikan intensitas cahaya menyebabkan bertambahnya jumlah elektron yang
terlepas, tetapi karena energi elektron tidak berubah maka energi kinetik
maksimum elektron foto juga tidak berubah.
2. Kenaikan frekuensi cahaya akan meningkatkan energi kinetik elektron foto yang
memenuhi hubungan Ekm = hf −Wo
3. Jika frekuensi cahaya f lebih kecil dari frekuensi ambang fo, maka tidak ada
elektron yang terlepas dari permukaan logam, berapa pun besarnya intensitas
cahaya yang digunakan.
4. Elektron terlepas dari permukaan logam sesaat setelah penyinaran karena cahaya
bersifat partikel (paket energi) sehingga terjadi transfer energi spontan dari foton
ke elektron dengan interaksi satu-satu.
Hubungan antara panjang gelombang maksimum (λ) dengan tegangan pemicu
(Vo) adalah:
c
E = hυ = h = e Vo
λ

Berikut digambarkan skema terjadinya efek fotolistrik.

Gambar 2. Skema Proses terjadinya efek foto listrik

Perumusan Matematis Efek Fotolistrik

Plank mengemukakan bahwa osilator hanya dapat menyerap dan


memancarkan energi gelombang dengan nilai yang terkuantisasi. Namun, Planck
masih tetap menganggap bahwa gelombang tetaplah suatu wujud yang kontinu. Ia
belum sampai pada pemikiran bahwa energi gelombang itu sendirilah yang
terkuantisasi. Konsep tersebut dikemukakan oleh Albert Einstein ketika menjelaskan
efek fotolistrik.

Gambar Simulasi Lab Virtual Percobaan Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu


zat (logam), bila permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang memiliki
energi lebih besar dari energi ambang (fungsi kerja) logam. Atau dapat di artikan
sebagai munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari
permukaan sebuah logam akibat permukaan logam tersebut disinari dengan berkas
cahaya yang mempunyai panjang gelombang atau frekuensi tertentu. Istilah lama
untuk efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi).

Prinsip pengukuran efekfotolistrik.

Keunikan efek fotolistrik adalah ia hanya muncul ketika cahaya yang menerpa
memiliki frekuensi di atas nilai ambang tertentu. Di bawah nilai ambang tersebut,
tidak ada elektron yang terpancar keluar, tidak peduli seberapa banyak cahaya yang
menerpa benda. Frekuensi minimum yang kemunculan efek fotolistrik tergantung
pada jenis bahan yang disinari. Efek fotolistrik ini ditemukan oleh Albert Einstein,
yang menganggap bahwa cahaya (foton) yang mengenai logam bersifat sebagai
partikel. Untuk melepaskan elektron dari suatu logam diperlukan sejumlah tenaga
minimal yang besarnya tergantung pada jenis / sifat logam tersebut.

Tenaga minimal ini disebut work function atau fungsi kerja dari logam, dan
dilambangkan oleh Φ. Keperluan tenaga tersebut disebabkan elektron terikat oleh
logamnya. Tenaga gelombang elektromagnetik/ foton yang terkuantisasi, besarnya
adalah

Ef = h υ . . . . . . . . . . . . . . . (1)

dimana υ adalah frekuensi gelombang elektromagnetik dan h adalah tetapan Planck,


bila dikenakan pada suatu logam dengan fungsi kerja Φ, dimana h υ> Φ, maka
elektron dapat terlepas dari logam. Bila tenaga foton tepat sama dengan fungsi kerja
logam yang dikenainya, frekuensi sebesar frekuensi foton tersebut disebut frekuensi
ambang dari logam, yaitu

. . . . . . . . . . . . . . . (2)
Sehingga dapat dikatakan bila frekuensi foton lebih kecil daripada frekuensi ambang
logam, maka tidak akan terjadi pelepasan elektron dan jika lebih besar frekuensi
foton terhadap frekuensi ambang logamnya maka akan terjadi pelepasan elektron,
yang biasa disebut efek foto listrik atau gejala foto listrik. Elektron yang lepas dari
logam karena dikenai foton, akibat efek foto listrik ini, disebut foto elektron, yang
mempunyai tenaga kinetik sebesar

Ek = h υ - θ . . . . . . . . . . . . . . . (3)
Sistem peralatan untuk mempelajari efek foto listrik ditujukan pada gambar simulai
phet.

Dua elektroda dalam tabung hampa, dimana salah satunya adalah logam yang
disinari (sebuat sel foto). Antara kedua elektroda diberi beda potensial sebesar V α
dengan baterai E1 dan E2, yang nilainya dapat divariasi dari V α = - E1 sampai dengan
Vα = + E2 dengan suatu potensiometer. Arus foto elektron (I e) dapat diukur dengan
mikro meter atau Gavanometer.

Untuk suatu nilai υ >υo dengan intensitas tertentu, dapat diamati Ie sebagai Vα. Ie
akan mencapai nilai nol bila Vα diturunkan mencapai nilai tertentu, Vα = Vg
(tegangan penghenti/ stopping voltage), yang memenuhi persamaan

Dari persamaan menunjukkan bahwa Vg merupakan fungsi , sehingga


pengukuran Vg untuk berbagai nilai memungkinkan untuk menentukan nilaI h/e
dan ɸ/e. Tetapan Planck apabila sudah di ketahui potensial penghentinya maka dapat
di uji dengan persamaan :

Dengan
Susunan alat percobaan Efek Fotolistrik

https://www.slideshare.net/prisiliamondigir1/laporan-praktikum-repaired

Principle of Physics.
1995

Misalnya, fungsi kerja logam sodium adalah 2,5 eV. Elektron-elektron tidak
dapat dikeluarkan dari logam ini oleh cahaya merah. tetapi cahaya biru dapat
menyebabkan elektron-elektron untuk dikeluarkan dari sodium. Oleh karena foton-
foton cahaya merah mempunyai 2 eV. tetapi foton- foton cahaya biru mempunyai
energi 3 eV. Gambaran energi cahaya ini sebagai sesuatu yang dibawa oleh foton
foton menjawab empat pertanyaan yang dituliskan pada halaman sebelumnya yang
menyulitkan para ilmuwan sepanjang waktu. Ketika cahaya biru dengan 3 eV datang
ke logam sodium, energi elektronelektron yang terpancarkan menjadi 3 -2.5= 0.5 eV.
Energi ini adalah energi kineuk elektron. Oleh karena itu. energi cahaya 2.5 eV
digunakan untuk mengeluarkan elektron dari permukaan logam dan sisanya 0,5 eV
ditransfer ke berbagai fotoelektron sebagai energi kinetik Fenomena ini dinyatakan
sebagai berikut.

D. PROSEDUR KERJA

1. Menentukan pengaruh intensitas cahaya terhadap arus listrik yang dihasilkan

a) Pastikan komputer sudah terinstal Java Runtime Enviroment


b) Hidupkan sofware simulasi efek fotolistrik pada komputer/laptob yang sudah
diunduh.
c) Kemudian operasikan program simulasi efek fotolistrik phet hingga muncul
tampilan seperti pada gambar dibawah ini.

d) Menetapkan panjang gelombang sebesar 455 nm


e) Menetapkan intensitas cahaya misalnya 20%

f) Mencatat nilai arus yang terukur di Phet

g) Mengulangi langkah d sampai f sebanyak 5 kali dengan memvariasikan nilai


intensitas cahaya sebesar 40 %, 60%,80% dan 100%

h) Memasukkan hasil percobaan pada tabel 1

2. Menentukan pengaruh panjang gelombang terhadap kuat arus

a) Menetapkan intensitas cahaya sebesar 50%

b) Menetapkan panjang gelombang misalnya 475 nm

c) Mencatat nilai arus yang terukur di Phet

d) Mengulangi langkah a sampai c sebanyak 5 kali dengan memvariasikan nilai


panjang gelombang

e) Mencatat hasil percobaan pada tabel 2

3. Menentukan pengaruh panjang gelombang terhadap frekuensi dan jumlah foton

a) Menetapkan intensitas cahaya sebesar 100%

b) Menetapkan panjang gelombang misalnya 100 nm

c) Mengamati jumlah elektron yang dipancarkan. Apakah jumlahnya semakin


banyak atau sebaliknya

d) Mencari nilai frekuensi berdasarkan panjang gelombang

e) Mengulangi langkah a sampai d sebanyak 5 kali dengan memvariasikan nilai


panjang gelombang

f) Mencatat hasil percobaan pada tabel 3

4. Melihat peristiwa efek fotolistrik berdasarkan panjang gelombang dengan jenis


logam yang berbeda
a) Menetapkan intensitas cahaya sebesar 50%

b) Menetapkan jenis logam yang akan disinari foton

c) Menggeser panjang gelombang sampai elektron mulai terlepas dari logam

d) Mencatat nilai panjang gelombang saat elektron mulai terlepas dari logam

e) Mengulangi langkah a sampai d sebanyak 5 kali dengan memvariasikan jenis


logam yang akan dikenai cahaya

f) Mencatat hasil percobaan pada tabel 4

5. Menentukan pengaruh beda potensial terhadap energi kinetik

a) Menetapkan intensitas cahaya sebesar 100%

b) Menetapkan panjang gelombang sebesar 488 nm

c) Memberikan beda potensial misalnya sebesar 1 volt dan mencatat nilai arus
yang terbaca pada Phet

d) Mengulangi langkah a sampai c sebanyak 5 kali dengan memvariasikan nilai


beda potensial

e) Mencatat hasil percobaan pada tabel 5

E. TABEL DATA

1. Menentukan pengaruh intensitas cahaya terhadap arus listrik yang dihasilkan

Panjang gelombang (λ ) = 455 nm

N Intensitas Arus
O
1 20% 0
2 40% 0,018
3 60% 0,027
4 80% 0,036
5 100% 0,045
2. Menentukan pengaruh panjang gelombang terhadap kuat arus

Intensitas cahaya = 50%

NO Panjang gelombang arus


(nm)
1 475 0
2 455 0,023
3 433 0,038
4 422 0,047
5 400 0,071

3. Menentukan pengaruh panjang gelombang terhadap frekuensi dan jumlah foton

Intensitas cahaya = 100 %

No Panjang gelombang (nm) Frekuensi(c/λ) Hz Jumlah foton


1 100 nm 3 x 1014 Semakin besar nilai
2 200 nm 3.2 x 1014
panjang gelombang
3 300 nm 4.8 x 1014
4 400 nm 6.4 x 1014 jumlah fotonnya
5 500 nm 8.01 x 1014 semakin banyak

4. Melihat peristiwa efek fotolistrik berdasarkan panjang gelombang dengan jenis logam
yang berbeda

Intesitas cahaya : 50%


Jenis Panjang
No Keterangan
logam gelombang (λ)
1 Sodium 469 Elektron mulai terlepas
2 zinc 273 Elektron mulai terlepas
3 copper 259 Elektron mulai terlepas
4 platinum 196 Elektron mulai terlepas
5 calcium 417 Elektron mulai terlepas

5. Menentukan pengaruh beda potensial terhadap energi kinetik

Intensitas cahaya : 100%

N Beda potensial Panjang


Arus (A) Energi kinetik (Ek)
o (V) gelombang (nm)
1 1 0,016 488 1.6  10 19 J
2 2 0,016 488 1.9  10 19 J
3 3 0,016 488 2.2  10 19 J
4 4 0,016 488 2.5  10 19 J
5 5 0,016 488 2.8  10 19 J
F. PENGOLAHAN DATA

Tabel 3
 Data 1
c
f 

3x10 8

1x10 7
 3 1014 Hz

 Data 2
c
f 

3 x10 8

2 x10 7
 1.5  1014 Hz
 Data 3
c
f 

3x108

3x10 7
 1 1014 Hz

 Data 4
c
f 

3x108

4 x10 7
 0,75  1014 Hz

 Data 5
c
f 

3x108

5 x10 7
 0.6  1014 Hz
Tabel 5
19
Energi kinetik ( e  1.602  10 C)

 Data 1

Ek  eV

 1.602  10 19 C  (1)

 1.6  10 19 J

 Data 2

Ek  eV

 1.602  10 19 C  (2)

 3.2  10 19 J

 Data 3

Ek  eV

 1.602  10 19 C  (3)

 4.8  10 19 J

 Data 4

Ek  eV

 1.602  10 19 C  (4)

 6.4  10 19 J

 Data 5

Ek  eV

 1.602  10 19 C  (5)


 8.01  10 19 J

G. PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan Phet Simulation dapat diamati bahwa efek fotolistrik adalah
munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari
permukaan sebuah logam akibat permukaan logam tersebut disinari dengan berkas
cahaya yang mempunyai panjang gelombang. Keunikan efek fotolistrik adalah
hanya muncul ketika cahaya yang menerpa memiliki frekuensi di atas nilai ambang
tertentu. Di bawah nilai ambang tersebut, tidak ada elektron yang terpancar keluar,
tidak peduli seberapa banyak cahaya yang menerpa benda.

Pada percobaan ini praktikan melakukan 12 kali percobaan dengan logam


Sodim yang intensitas cahayanya 50%. Percobaan ini dilakukan mengganti nilai
panjang gelombang (λ), lalu mengambil data kuat arus (I) dan potensial henti (Vo)
Setelah memperoleh data praktikan melakukan perhitungan frekuensi dan
energy kinetik dengan menggunakan persamaan di bawah ini:

 Frekuensi
c 8
f= Dengan c = 3 x 10 m
λ

 Energi Kinetik
Ek = eV, Dengan e = 1.602 x 10−19 C

Setelah dilakukan perhitungan yang ada di lampiran dan hasilnya yang tertera
pada tabel hasil pengamatan. Dari hasil frekuensi dan energy kinetik dibuat grafik lalu
di cari gradienya. Grafiknya seperti gambar di bawah ini:
Hubungan intensitas cahaya dengan arus

0.05
0.05
0.04
0.04
0.03
0.03 Series 1
0.02
0.02
0.01
0.01
0
20 40 60 80 100

Tabel 1

Hubungan panjang gelombang terhadap arus

0.08
0.07
0.06
0.05
0.04 Series 1
0.03
0.02
0.01
0
475 455 433 422 400

Tabel 2
Hubungan panjang gelombang dengan frekuensi
9
8
7
6
5 Series 1
4
3
2
1
0
100 200 300 400 500

Tabel 3

Hubungan beda potensial dengan energi kinetik

2.5

1.5 Series 1

0.5

0
1 2 3 4 5

Tabel 5
H. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Besarnya arus listrik yang dihasilkan bergantung pada intensitas cahaya yang
dipancarkan, jika intensitas cahaya besar arusnya akan besar pula dan sebaliknya.
2. Pada intensitas yang sama, semakin besar panjang gelombang arus yang
dihasilkan akan semakin kecil dan sebaliknya.
3. Banyaknya elektron oton yang dihasilkan tidak bergantung pada panjang
gelombang melainkan bergantung pada intensitas cahaya yang diberikan.
4. Setiap jenis logam memiliki range yang berbeda-beda untuk dapat menghasilkan
efek fotolistrik.
5. Energi kinetik tidak bergantung pada besarnya intensitas, tetapi bergantung
kepada frekuensi foton datang

Anda mungkin juga menyukai