Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS EFISIENSI DISTRIBUSI LISTRIK UNIT PELAYANAN

JARINGAN DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)


Studi Kasus di Area Pelayanan Jaringan Kudus, PT. PLN (Persero)

Susatyo Nugroho W.P , Sriyanto , Nor Chasanah


Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro
Prof Sudarto Tembalang, Semarang
nwp.susatyo@yahoo.com,

Abstraksi

Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting namun masih ditemukan inefisiensi dalam
proses distribusi listrik, salah satunya bisadilihat di Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) dari sistem distribusi
listrik. Inefisiensi dapat terjadi dalam 2 (hal) terutama pada penggunaan sumber daya (asset) dalam upaya
distribusi , dimana ada kemungkinan terdapat UPJ tidak mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang
tersedia dalam penyampaian listrik, dan kedua kerugian. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis
efisiensi untuk UPJ sehingga perusahaan dapat mengambil langkah-langkah menuju perbaikan terus-
menerus untuk meningkatkan produktivitas dapat dioptimalkan operasi dan mengurangi kerugian. Untuk
menentukan efisiensi masing-masing UPJ dalam penelitian ini menggunakan Data Supplier Analysis
(DEA) method. DEA merupakan metode non parametik berbasis program linier yang bekerja dengan
langkah-langkah untuk mengidentifikasi unit yang akan dievaluasi, unit input dan output. Kemudian
menghitung nilai produktivitas dan mengidentifikasi unit yang tidak menggunakan input secara efisien
atau efektif menghasilkan output. Dari penelitian ini kami menemukan bahwa factor-faktor yang
mempengaruhi inefisiensi diantara jaringan tegangan menengah panjang (1& 3 fase), panjang jaringan
tegangan rendah, kapasitas transformator (1 & 3 fase), jumlah gardu, panjang sambungan rumah (1 & 3
fase), energy listrik yang terjual. Kemudian dari delapan UPJ yang diteliti ada tiga UPJ efisien. Perbaikan
menurut DEA dapat dilakukan dengan meningkatkan atau menurunkan variabel dari studi ini sepi, tetapi
operasional untuk meningkatlan efisiensi bisa dilakukan dengan pemeliharaan asset yang ada, mengubah
konfigurasi jaringan atau dengan promosi .
Kata Kunci: Kerugian, Efisiensi, Analisis Data Supplier (DEA), Unit Pelayanan Jaringan (UPJ)

Abstract

Electricity is one of the most vital needs, but still found inefficiencies in this electrical distribution
process, one of which can be seen in the Unit Pelayanan Jaringan(UPJ) of the electrical distribution
system. Inefficiencies can occur in 2 (two) things: first on the use of resources (assets) in its distribution
efforts, where there may exist a UPJ is not optimizing the use of available resources in the electricity
delivery, and second, the losses. Hence, it required an analysis of efficiency for UPJ so that companies
can take steps towards continuous improvement for increased productivity can be optimized operations
and reduce losses. To determine the efficiency of each UPJ in this study used the Data Envelopment
Analysis (DEA) method. DEA is a non-parametric method based on linear programming that works with
steps to identify the units that will be evaluated, the input and output units. Then calculate the value of
productivity and identify the units which do not use inputs efficiently or effectively produces no
output. From this research we found that the factors affecting inefficiency are among the long medium
voltage network (1 & 3 phase), the length of low voltage network, the capacity of transformer (1 & 3
phase), the number of substations, the length of house connections (1 & 3 phase), the electrical
energy ready to sell as well as electric energy sold. Then from eight UPJ under study there are three UPJ
inefficient. Improvements according to the DEA can be done by raising or decreasing the variable of this
study for its slack but operationally to improve efficiency can be done with the maintenance of existing
assets, change the network configuration or with a promotion.
Key Word : Losses, Efisiensi, Data Envelopment Analysis (DEA), Unit Pelayanan Jaringan (UPJ)

1, 2 3
Staf Pengajar PS. Teknik Industri FT Undip, Mahasiswa PS. Teknik Industri FT Undip

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 47


masih berpotensi terjadi losses pada tiap
PENDAHULUAN unit pelayanannya.
PT Perusahaan Listrik Negara Berdasarkan uraian diatas maka
Persero (PT PLN) merupakan satu–satunya diperlukan suatu analisa efisiensi yang
BUMN yang bergerak dalam bidang mengacu pada pemakaian sumberdaya dan
pelayanan pemasokan energi listrik di tingkat losses yang dialami pada masing-
Indonesia. Dalam pemberian pelayanannya masing UPJ dalam hal ini yang berada
PT PLN (Persero) selalu berusaha untuk dibawah manajemen APJ Kudus untuk
meningkatkan kualitas manajemen mutu mengetahui kinerja pada masing-
dan memberikan pelayanan terbaik kepada masing.UPJ sehingga segera dapat diambil
seluruh pelanggannya. langkah perbaikan secara
Dalam menjalankan bisnisnya berkesinambungan ke arah peningkatan
PT.PLN (Persero) memiliki 3 unit produktivitasnya.
organisasi yaitu unit pembangkitan, unit Untuk mendapatkan nilai efisiensi
transmisi dan unit distribusi. Unit dalam upaya untuk mencapai performansi
organisasi distribusi merupakan unit total yang tinggi dapat menggunakan
organisasi yang berhubungan langsung metode DEA (Data Envelopment Analysis),
dengan pelanggan. Sistem distribusi listrik karena DEA dapat mengukur /
untuk area pelayanan pelanggan di daerah membandingkan efisiensi beberapa
Kudus dan sekitarnya dalam hal ini Decision Making Unit (selanjutnya disebut
ditangani langsung oleh PT.PLN (Persero) DMU) dalam hal ini UPJ yang memiliki
Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Kudus banyak input dan banyak output tanpa perlu
beserta UPJ-UPJ (Unit Pelayanan Jaringan) diketahui terlebih dahulu hubungan
nya yang merupakan bagian dari fungsional antara variabel input dan output
manajemen PT.PLN (Persero) Distribusi ini.
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta yang berkedudukan di METODOLOGI PENELITIAN
Semarang. Istilah produktifitas, efektifitas dan
UPJ sebagai kepanjangan dari APJ, efisiensi sering digunakan secara
memiliki peranan yang besar dalam bersamaan sehingga mengaburkan arti
hubungannya dengan pelanggan karena sesungguhnya, menurut Sumanth (1984).
merupakan unit organisasi yang paling 1. Produktifitas merupakan sesuatu yang
dekat dengan pelanggan. APJ Kudus dalam berkaitan dengan utilisasi efisiensi dari
menjalankan tugasnya, menerapkan sistem sumber daya (input) dalam
yang sama untuk masing-masing UPJ yang menghasilkan barang dan jasa.
dibawahinya. Namun karena adanya 2. Efisiensi merupakan rasio dari output
perbedaan kondisi antara UPJ satu dengan actual yang dicapai terhadap putput
yang lain menyebabkan adanya perbedaan standar yang diharapkan. Mengarah
penggunaan sumberdaya (aset) dalam pada ukuran baik buruknya penggunaan
upaya penyampaian listrik kepelanggan sumber daya dalam mencapai tujuan.
dimana mungkin terdapat UPJ yang belum 3. Efektifitas merupakan derajat
mengoptimalkan penggunaan sumberdaya pencapaian tujuan, dengan kata lain
yang dimiliki. efektifitas merupakan ukuran baik
Seiring dengan peningkatan buruknya serangakaian hasil yang
industrialisasi dan tingkat kemakmuran dicapai.
suatu bangsa, maka kebutuhan tenaga listrik Karena kondisi efisien ideal dengan
juga akan terus meningkat begitu pula nilai efisiensi 1 atau 100% sulit dicapai
dengan Indonesia. Akan tetapi pemenuhan maka dikenal istilah efisiensi relatif. Suatu
energi listrik ini terhambat karena adanya unit dikatakan efisien relatif bila unit
ketidakefisienan dalam pendistribusian listrik tersebut memiliki efisiensi lebih baik dari
yang mengakibatkan terjadinya losses dan unit lainnya.
selama periode penelitian (Januari-
Desember 2008) diketahui pada APJ Kudus

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 48


DEA adalah sebuah pendekatan rumusan diatas dapat diubah menjadi
non parametrik yang pada dasarnya program linier seperti berikut ini;
merupakan teknik berbasis linear s

programming. DEA bekerja dengan Maximaze v


r 1
r Yr (5)
langkah identifikasi unit yang akan
m
dievaluasi, input yang dibutuhkan serta
output yang dihasilkan unit tersebut.
Subject to u
i 1
i X i =1 (6)
Kemudian membentuk efficiency frontier s m
atas set data yang tersedia dan menghitung v
r 1
r Yrj - u
i 1
i X ij ≤ 0 ; j = 1, 2, 3, ., n (7)
nilai produktifitas dari unit-unit yang tidak
termasuk dalam efficiency frontier serta v r ≥ 0 ; r = 1, 2, 3, ..., s (8)
meng-identifikasi unit mana yang tidak ui
menggunakan input secara efisien, relatif ≥ 0 ; i = 1, 2, 3, ..., m (9)
terhadap unit berkinerja terbaik dari set data Permasalahan diatas dijalankan n
yang dianalisa. kali pada identifikasi nilai efisiensi relative
Skor / nilai efisiensi dari multiple untuk semua DMU. (Talluri, 2000).
input dan multiple output didefinisikan Untuk mencapai tingkat efisiensi
sebagai : yang maksimum, maka setiap DMU
cenderung memiliki pola untuk menetapkan
weighted sum of outputs bobot tinggi pada input yang sedikit
Efficiency  (1)
weighted sum of input digunakan, dan pada output yang banyak
dihasilkan, dimana bobot yang dipilih tidak
Asumsikan terdapat n DMUs, masing – menggambarkan nilai ekonomis, tetapi
masing dengan m input dan s output, nilai menunjukkan suatu besaran kuantitatif
efisiensi relative dari perhitungan suatu untuk memaksimumkan efisiensi DMU
DMU diperoleh dari model berikut yang yang bersangkutan. Model matematis DEA
diperkenalkan oleh Charnes et al., sebagai suatu unit dapat dirumuskan ke dalam
berikut sebuah programa linear fraksional dengan
s
menjadikan bobot-bobot input dan output
v r 1
r yr dari unit bersangkutan sebagai variabel
max m
(2) keputusan. (Palit dkk, 2008). Dalam DEA
u
i 1
i xi bobot dihasilkan dari data dan bukan
ditentukan dari awal. Setiap DMU akan
s diarahkan kepada penggunaan set bobot
v r y rj yang akan menghasilkan nilai tujuan terbaik
s.t r 1
m
1  j (3) untuk setiap DMU tersebut. Sedangkan
u
i 1
i xij syarat dari bobot ini adalah tidak boleh
negative dan bersifat universal.
Beberapa keunggulan dari metode
vr , ui  0  r , i (4)
DEA sebagai alat analisis kinerja, yaitu;
1. Dapat menentukan efisiensi relative
Dimana : dari beberapa DMU yang memiliki
Y = variabel output r = 1 sampai s, multiple input dan output
(indeks untuk output) 2. DEA tidak membutuhkan asumsi
X = variabel input i = 1 sampai m, tentang bentuk fungsional khusus.
(indeks untuk input ) 3. DMU secara langsung dibandingkan
u = bobot input j = 1 sampai n, terhadap peernya atau kombinasinya.
(indeks untuk banyaknya DMU) 4. Input dan output dapat memiliki satuan
v = bobot output pengukuran yang berbeda.
Sedangkan keterbatasan dari metode
Formula diatas tidak dapat diselesaikan ini adalah :
dengan menggunakan program linier, 1. DEA baik untuk mengukur efisiensi
“relatif” dan bukan efisiensi “absolut”.”

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 49


2. Karena DEA merupakan teknik Negara, maka faktor-faktor yang terpilih
nonparametik, pengujian hipotesis sulit adalah :
dilakukan.(Bhat dkk, 2001). 1. Panjang Jaringan Tegangan Menegah
(JTM).
HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Panjang Jaringan Tegangan Rendah
Klasifikasi DMU (JTR).
Langkah awal dalam penelitian ini 3. Kapasitas terpasang trafo.
adalah klasifikasi pemilihan DMU 4. Jumlah gardu.
Pengkonversian UPJ tersebut kedalam 5. Panjang sambungan rumah.
DMU adalah sebagai berikut. 6. Energi listrik siap untuk dijual.
7. Energi listrik yang terjual.
Tabel 1 Klasifikasi DMU
Identifikasi Variabel Input dan Output
DMU UPJ
Variabel input dan output yang
1 UPJ Kudus Kota digunakan dalam penelitian ini adalah
2 UPJ Jepara sebagai berikut :
3 UPJ Bangsri
4 UPJ Pati
Pengolahan Data dan Analisa
5 UPJ Juwana
Pada tahap ini, dilakukan
6 UPJ Rembang
pengolahan atas data yang telah didapatkan.
7 UPJ Blora
8 UPJ Cepu
Pada tahap pengolahan ini dilakukan
pembentukan data DEACRS dan DEAVRS.
Pengolahan untuk mendapatkan nilai
Klasifikasi Faktor efisiensi ini dilakukan dengan
Setelah dilakukan klasifikasi DMU, menggunakan bantuan software Data
proses selanjutnya adalah meng-identifikasi Envelopment Analysis Program (DEAP)
faktor yang mempengaruhi efisiensi relatif ver 2.1. Dari output software ini selain
dari UPJ. Berdasarkan Brainstorming dan dapat ketahui nilai efisiensi, juga dapat
menurut keputusan direksi perusahaan diketahui skala efisiensi masing-masing
umum listrik negara UPJ, peer group, penetapan target input-
no.019.K/023/DIR/1990 tentang tingkat output yang dibutuhkan untuk analisa
unit organisasi unsur pelaksana wilayah efisiensi dari masing-masing UPJ.
pengusahaan perusahaan umum listrik

Tabel 2 Variabel Input-output


No Faktor Kategori Keterangan
Panjang Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) Panjang jaringan listrik yang bertegangan antara 6-30
1 Input
a. 1 Fasa KV; dalam satuan Kilo Meter Sirkuit (KMS)
b. 3 Fasa
Panjang Jaringan Tegangan Panjang jaringan listrik yang bertegangan antara 110-
2 Input
Rendah (JTR) 1000 V; dalam satuan Kilo Meter Sirkuit (KMS)
Kapasitas terpasang trafo
Jumlah daya yang tersedia; dalam satuan Kilo Volt-
3 a. 1 Fasa Input
Ampere (KVA)
b. 3 Fasa
Jumlah seluruh gardu yang dimiliki; dalam satuan
4 Jumlah gardu Input
buah
Panjang sambungan rumah
Panjang sambungan dari JTR sampai dengan
5 a. 1 Fasa Input
pelanggan; dalam satuan Kilo Meter Sirkuit (KMS)
b. 3 Fasa
Total listrik yang akan didistribusikan (yang siap
6 Energi listrik yang siap dijual Input
untuk dijual), dalam satuan Kilo Watt Hour (KWH)
Total listrik yang telah didistribusikan sesuai kapasitas
7 Energi listrik yang terjual Output
daya listrik, dalam satuan Kilo Watt Hour (KWH)

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 50


Keterangan :
a. Model Output Oriented DEA CRSTE= efisiensi teknis dari DEA CRS
Pada intinya dalam pendistribusian VRSTE= efisiensi teknis dari DEA VRS
listrik PLN mempunyai keinginan untuk Scale = skala efisiensi = crste/vrste
dapat menyalurkan energi listrik
Berdasarkan tabel tersebut DMU
semaksimal mungkin kepada para
yang memiliki nilai efisiensi teknis satu
pelanggan sebagai tanggung jawab yang
diantaranya adalah UPJ Kudus, UPJ
harus dipenuhi. Maka karena alasan inilah
Bangsi, UPJ Jepara, UPJ Juwana dan UPJ
pendekatan yang digunakan untuk
Blora. Sedangkan untuk UPJ Pati, UPJ
menghitung efisiensi UPJ ini adalah output
Rembang, UPJ Cepu nilai efisiensinya
orientation. Metode ini digunakan untuk
berturut-turut adalah 0,958; 0,942; 0,948.
mengidentifikasi ketidakefisienan dengan
berorientasi pada output yaitu
c. Peer Group
memaksimumkan output yang dihasilkan
DMU-DMU yang tingkat
dari sejumlah input tertentu.
efisiensinya masih relatif rendah dapat
diperbaiki dengan mengacu pada DMU-
b. Efisiensi Teknik
DMU yang relatif lebih efisien. Peer group
Nilai efisiensi teknik (TE) berkisar
digunakan untuk menentukan DMU yang
antara 0 sampai dengan 1, dimana DMU
akan menjadi acuan bagi DMU yang tidak
tersebut dikatakan efisien jika mendapatkan
efisien dengan tujuan untuk meningkatkan
nilai 1 yang berarti pula slacknya bernilai 0.
efisiensinya (perbaikan efisiensinya).
Model DEA pada dasarnya
digunakan untuk mencari nilai efisiensi
Tabel 4 Peer Group dan Bobot Peer Group
yang ditentukan dengan menggunakan
metode DEA CRS (Constant Return to DMU Peer group Bobot Peer group
Scale) sehingga sering disebut sebagai
TECRS, begitu pula pada penelitian ini, juga UPJ Kudus 0 0
digunakan DEA CRS untuk mencari UPJ Bangsri 0 0
efisiensi teknisnya. Dalam mencari efisiensi
UPJ Jepara 0 0
teknis ini, setiap DMU diasumsikan
beropersai pada skala yang optimal. UPJ Pati 1; 5 0,433; 0,146
Berdasarkan pengolahan dengan UPJ Juwana 0 0
mengunakan software DEAP ver 2.1,
UPJ Rembang 1; 7 0,170; 0,545
efisiensi teknis dari masing-masing DMU
dapat dilihat pada Tabel 3. dibawah ini UPJ Blora 0 0

UPJ Cepu 1 0,163


Tabel 3 Hasil Perhitungan denga
Metoda DEAVRS
Berdasarkan Tabel 4 diatas, dapat
DMU CRSTE VRSTE Scale Ket kita ketahui untuk dapat mencapai
efisiensinya UPJ Pati harus mengacu pada
UPJ
Kudus
1,000 1,000 1,000 - UPJ Kudus dan UPJ Juwana, demikian juga
UPJ dengan UPJ Rembang dan UPJ Cepu dalam
Bangsri
1,000 1,000 1,000 -
memperbaiki nilai efisiensinya. Penetapan
UPJ
Jepara
1,000 1,000 1,000 - target input maupun output perbaikan dapat
UPJ Pati 0,958 1,000 0,958 irs dihitung dengan mengalikan bobot peer
UPJ groupnya dengan input maupun output
Juwana
1,000 1,000 1,000 - DMU yang dijadikan acuan (peer
UPJ groupnya).
Rembang
0,942 1,000 0,942 irs
UPJ
Blora
1,000 1,000 1,000 - d. Skala Efisiensi
UPJ Penggunaan model DEA CRS pada
Cepu
0,948 1,000 0,948 irs
tiap DMU yang tidak dapat berperasi secara

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 51


optimal, menyebabkan efisien teknis dapat yang tak terekam sebagai energi terjual.
dibagi menjadi dua komponen, yaitu Losses diantaranya disebabkan oleh :
efisiensi teknis murni dan skala efisiensi. a. Ukuran penghantar
Skala efisiensi digunakan untuk mengetahui b. Jaringan terlalu panjang
suatu DMU telah beroperasi secara optimal c. Manajemen pembebanan trafo tidak
atau tidak. Bila didapatkan keadaan skala optimal
efisiensi (SE) kurang dari satu maka dapat d. Rendahnya perawatan peralatan
dikatakan bahwa DMU tersebut tidak e. Penuaan usia peralatan
beroperasi secara optimal atau disebut juga
tidak efisien. Berdasarkan perhitungan yang telah
Dari pengolahan dengan dilakukan terdapat perbedaan antara losses
menggunakan software DEAP ver 2.1. ini dan efisiensi. Diamana terdapat DMU yang
dengan menggunakan model DEA VRS memiliki losses lebih besar tetapi
output oriented, didapatkan nilai skala berdasarkan perhitungan DEA memiliki
efisiensi untuk masing-masing DMU skor efisiensi 1 dan dikatakan lebih efisien
seperti terlihat pada Tabel 3. diatas. Dari dibandingkan dengan DMU lain yang
tabel tersebut diketahui UPJ Pati, UPJ mungkin memiliki losses lebih kecil
Rembang, UPJ Cepu masih belum padahal seperti yang telah kita ketahui
beroperasi secara optimal karena memiliki bahwa jika terdapat losses besar maka
skala efisiensi kurang dari satu sehingga ke- sudah jelas bahwa DMU tersebut tidak
tiga UPJ ini masih dapat ditingkatkan lagi efisien. Perbedaan antara tingkat losses dan
efisiensinya, oleh karena itu perlu adanya efisiensi dapat dilihat pada tabel berikut ini
peninjauan ulang terhadap variabel-variabel
pembentuk efisiensinya. Tabel 5 Perbandingan antara Tingkat
Secara umum nilai efisiensi CRS Losses dan Efesiensi
untuk tiap DMU tidak akan melebihi nilai No. DMU
Tingkat
Efisiensi
efisiensi VRS, yang memang telah jelas Losses (%)
secara intuitif karena model VRS 1 UPJ Kudus 5,220 1,000
menganalisa tiap DMU secara lokal 2 UPJ Bangsri 12,670 1,000
daripada secara global. Perbedaan nilai 3 UPJ Jepara 10,730 1,000
efisiensi antara efisiensi CRS dan efisiensi 4 UPJ Pati 9,740 0,958
VRS masing-masing DMU ini 5 UPJ Juwana 11,580 1,000
menunjukkan hubungan yang signifikan 6 UPJ Rembang 12,780 0,942
antara skala operasi dengan skala efisiensi. 7 UPJ Blora 10,920 1,000
8 UPJ Cepu 10,140 0,948
e. Analisa Penyebab Ketidakefisienan
dan Rekomendasi Perbaikan Dari tabel diatas dapat dilihat ada
Dalam transmisi dan distribusi beberapa DMU yang memiliki losses yang
energi listrik mulai dari pembangkit sampai lebih besar tetapi dikatakan efisien menurut
ke konsumen menimbulkan adanya losses. DEA. Hal ini dimungkinkan karena dalam
Pada sistem ketenaga-listrikan, losses atau perhitungan DEA tidak hanya melibatkan
kehilangan energi listrik merupakan salah satu variable saja, tetapi beberapa variabel
satu ukuran effisien atau tidaknya suatu sehingga dimungkinkan efisiensi didapat
peng-operasian sistem energi listrik dari variable-variabel lainnya yang
tersebut. Dengan kata lain salah satu faktor digunakan dalam perhitungan, dan mungkin
yang penyebabkan inefisien distribusi satu variable yang tidak efisien (losses) ini
listrik adalah tingkat losses yang terjadi rentangnya tidak terlalu jauh dengan DMU-
pada tiap DMU. Didalam kenyataannya ada DMU lainnya.
dua macam losses (teknis dan nonteknis). Sebagai contoh, misalnya untuk
Dimana losses non teknis merupakan energi UPJ Pati dan UPJ Juawana.jika melihat
yang dikonsumsi oleh pelanggan maupun tingkat lossesnya terlihat bahwa UPJ
oleh non pelanggan dalam periode tertentu Juwana memiliki losses yang lebih besar
(UPJ Pati 9,740% dan UPJ Juwana

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 52


11,580%) tetapi dengan menggunakan DEA lebih mengacu pada perbaikan variabel-
UPJ Juwana lebih efisien daripada UPJ Pati variabel yang digunakan dalam pengolahan
(UPJ Juwana memiliki skor efisiensi 1 sebelumnya (dalam hal penggunaan
sedangkan UPJ Pati 0,958). Hal ini bisa sumberdaya dalam menyalurkan listrik).
terjadi karena dalam penggunaan Diharapkan dengan perbaikan /
sumberdaya untuk proses penyaluran rekomendasi baik teknis maupun non teknis
listriknya UPJ Juwana lebih efisien DMU yang tidak efisien dapat
daripada UPJ Pati.efisiensi ini tidak meningkatkan efisiensinya.
melibatkan hanya satu input (sumberdaya)
Rekomendasi Perbaikan
tetapi beberapa input, jadi dimungkinkan
a. Rekomendasi Perbaikan Terkait
input untuk UPJ Juwana lebih efisien.
dengan Variabel Pengukuran (Aset
Terkait dengan tingkat losses, UPJ
yang Dimiliki) untuk Meningkatkan
Juwana memikili losses yang lebih besar
Nilai Efisiensi)
dimungkinkan karena konfigurasi dan letak
Rekomendasi perbaikan ini dilakukan
area UPJ sendiri. Dalam sistem penyaluran
dengan mengacu pada output DEAP
listrik UPJ Juwana tidak memiliki gardu
yang menghasilkan movement/ slack
induk (GI) dalam wilayahnya jadi
variabel untuk DMU-DMU yang tidak
kebutuhan listriknya diperoleh dari GI Pati
efisien pada setiap variabel pengukuran
sehingga UPJ Juwana berada pada ujung
yang menyebabkan ketidakefisienan.
jaringan jadi losses yang dialami makin
Penetapan target perbaikan ini
besar (makin panjang jaringan salah satu
dilakukan pada masing-masing variabel
penyebab terjadinya losses, dengan jaringan
input dan output yang terkait pada
yang panjang akan menyebabkan drop
perhitungan efisiensi. Rekapitulasi
tegangan pada ujung jaringan). Dan UPJ
penetapan target perbaikan untuk
yang telah memiliki nilai efisiensi 1 masih
masing-masing UPJ yang tidak efisien
dapat ditingkatkan lagi efisinesinya, jadi
sebagai usulan perbaikan agar menjadi
meskipun UPJ Juwana memiliki nilai
DMU yang efisien dapat dilihat pada
efisiensi 1, masih dapat ditingkatkan lagi
Tabel 6 diatas. Dari tabel tersebut,
efisiensinya mungkin salah satu cara yang
secara operasional, untuk dapat
bisa dilakukan adalah dengan penanganan
mencapai target perbaikan variabel
tingkat lossesnya diharapkan nantinya UPJ
yang telah ditetapkan dapat dilakukan
ini bisa efisien terhadap penggunaan
dengan cara sebagai berikut :
sumberdaya maupun penekannan tingkat
i. JTM, JTR, dan Pj. Samb. RMH
lossesnya.
Untuk merealisasikan usulan
Sedangkan berdasarkan output
perbaikan untuk mencapai target
software DEAP akan dapat diketahui
diatas beberapa hal yang dapat
variable-varibel yang menyebabkan ketiga
dilakukan terkait dengan variabel-
DMU tersebut tidak efisien.
variabel penelitian (aset) ini (yang
Variabel yang menyebabkan
berhubungan dengan jaringan)
ketidakefisienan ini dapat dilakukan
diantaranya adalah sebagai berikut;
perbaikan dengan menaikan atau
 Pemeliharaan untuk
menurunkan masing-masing variabel ini
mengontrol aset-aset yang
sebesar slacknya. Pada umumnya nilai
dimiliki. Dari pemeliharaan ini
slack bisa berupa slack kelebihan maupun
nantinya akan diketahui aset
kekurangan.
mana yang tidak bekerja
Rekomendasi perbaikan yang bisa
semestinya (rusak atau
diajukan sebagai usaha untuk memperbaiki
pemakaiannya tidak optimal)
efisiensi dapat dilihat dari dua segi, yaitu
sehingga dapat segera diambil
dari segi teknis dan non teknis.
langkah perbaikan selanjutnya.
Rekomendasi perbaikan dari segi non teknis
biasanya digunakan untuk menekan atau  Pemeliharaan kawat-kawat
mengurangi tingkat losses. Sedangkan (kabel-kabel) salah satunya
rekomendasi perbaikan dari segi teknis dapat dilakukan dengan

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 53


meluruskan kawat listrik yang  Menggiatkan kegiatan promosi
melengkung, dengan dengan penawaran-penawaran
mengurangi kelengkungan menarik untuk menarik
maka panjang jaringan akan pelanggan baru, atau agar
berkurang. pelanggan yang memakai daya
 Memodifikasi konfigurasi kecil beralih dengan memakai
jaringan. daya terpasang lebih.
 Pembangunan GI baru untuk  Seperti halnya dengan kasus
UPJ yang masih disuplai oleh jaringan, untuk variabel ini
GI milik UPJ lainnya untuk juga diperlukan pemeliharaan
menekan tingkat losses. sebagai kontrol sehingga dapat
ii. Trafo dan Gardu segera diambil langkah
Terkait dengan kapasitas terpasang perbaikan selanjutnya.
trafo dan jumlah gardu, untuk Untuk merealisasikan hasil
meningkatkan nilai efisiensi, perhitungan DEA ini sebagai
menurut perhitungan DEA rekomendasi perbaikan mungkin
perbaikan yang dapat dilakukan dibutuhkan keterlibatan beberapa
adalah dengan mengurangi pihak yang mungkin lebih
kapasitas trafo dan jumlah gardu berkompeten dalam hal operasional
yang ada pada saat ini sebesar slack ketenagalistrikan. Selain itu juga
variabelnya. Tetapi pada mungkin akan dibutuhkan biaya
kenyataannya hal tersebut mungkin investasi yang cukup besar jadi
sangat sulit dilakukan, jadi harus benar-benar berhati-hati agar
beberapa hal yang dapat dilakukan tidak banyak terjadi pemborosan,.
untuk meningkatkan nilai efisiensi
diantaranya adalah;

Tabel 6 Rekapan Usulan Perbaikan untuk UPJ Inefisien


Variabel UPJ Pati UPJ Rembang UPJ Cepu
JTM (1
257,338 367,000 72,696
fasa)
JTM (3
117,786 147,430 35,865
fasa)
JTR 414,914 286,854 121,190
Trafo (1
35.799,055 28.532,920 11.433,976
fasa)
Trafo (3
24.346,480 11.741,667 8.500,570
fasa)
Gardu 903 791 278
Pj.
Samb.
4.235,824 3.165,173 1.386,352
RMH (1
fasa)
Pj.
Samb.
4,771 2,576 1,709
RMH (3
fasa)
Listrik
19.906.119,958 11.307.573,381 6.847.755,233
siap jual
Listrik
yang 18.756.960,044 10.479.598,461 6.490.483,063
terjual

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 54


b. Rekomendasi Perbaikan Terkait DMU lainnya tidak efisien. DMU yang
dengan Tingkat Losses inefisien diantaranya adalah UPJ Pati, UPJ
Untuk rekomendasi perbaikan ini lebih Rembang, UPJ Cepu dengan skor efisiensi
ditekankan pada upaya untuk berturut-turut 0,958; 0,942; 0,948
mengurangi tingkat losses selama Berdasarkan hasil perhitungan
pendistribusian listrik yang biasanya dengan metode DEA diketahui penyebab
berhubungan dengan variabel energi inefisiensi untuk masing-masing DMU
listrik yang siap untuk dijual dan energi adalah sebagai berikut,
listrik yang terjual. Dengan perbaikan  UPJ Pati, semua variabel penelitian
ini, diharapkan setiap DMU dapat kecuali variabel panjang sambungan
memperbaiki distribusi listriknya, dan rumah 3 fasa dan energi listrik yang
dapat mengurangi kerugian akibat siap untuk dijual.
losses. Rekomendasi perbaikan yang  UPJ Rembang, semua variabel
dapat dilakukan oleh tiap DMU penelitian kecuali variabel kapasitas
diantaranya : terpasang trafo 3 fasa dan energi listrik
i. Melakukan perawatan secara yang siap untuk dijual.
terartur terhadap peralatan-  UPJ Cepu, semua variabel penelitian
peralatan teknis jaringan. kecuali hanya energi listrik yang siap
ii. Memanfaatkan teknologi informasi untuk dijual.
dan manajemen data base. Untuk dapat mencapai target yang
iii. Memonitoring flow energi yang diharapkan, dibutuhkan peningkatan
ketat, akurat, dan informatif. perbaikan secara berkesinambungan,
iv. Penegakan hukum yang keras bagi perbaikan ini dapat dilakukan dengan cara
pencuri listrik. teknis dan non teknis.
v. Sosialisasai penyadaran untuk tidak  Secara teknis, dapat dilakukan dengan
mencuri listrik. pemeliharaan terhadap aset perusahaan
vi. Strategi meningkatan komunikasi diantaranya pemeliharaan terhadap
dengan pelanggan. jaringan tegangan menengah dan
vii. Implementasi sistem sesuai standar rendah, trafo, gardu dan juga panjang
teknik dan penerapan teknologi sambungan rumah. Sehingga dapat
baru. segera diambil tindakan jika diketahui
viii. Strategi perbaikan birokrasi aset-aset tersebut tidak bekerja secara
pelayanan pelanggan. optimal.
ix. Strategi peningkatan komitmen  Sedangkan secara non teknis yang
karyawan. biasanya berkaitan dengan upaya
mereduksi tingkat losses yang tinggi,
KESIMPULAN perbaikan dapat dilakukan dengan cara
Berdasarkan penelitian terhadap sosialisasi kepada pelanggan, baik
masing-masing UPJ faktor-faktor yang untuk pemakaian listrik secukupnya
terpilih yang mempengaruhi efisiensi maupun terhadap pencurian listrik,
adalah panjang jaringan tegangan perbaikan pada manajemen perusahaan
menengah dan rendah, kapasitas terpasang misalnya saja dengan memanfaatkan
trafo, jumlah gardu, panjang sambungan teknologi dalam pencatatan meter
rumah, energi listrik siap untuk dijual dan sampai dengan masalah hubungan
energi listrik yang terjual. Faktor-faktor dengan pelanggan maupun dengan
tersebut ditetapkan sebagai variabel input para karyawan.
kecuali energi listrik yang terjual yang Untuk penelitian selanjutnya,
ditetapkan sebagai variabel output. Variabel disarankan setidaknya terdapat 3 DMU
input-output ini digunakan untuk mencari yang diamati untuk setiap variable input
efisiensi masing-masing DMU. dan output yang digunakan dalam model
Dari pengolahan 8 DMU ketahui untuk memastikan adanya degrees of
terdapat 5 DMU yang termasuk kategori freedom.
efisien (memiliki skor efisiensi 1) dan 3

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 55


Apabila akan dilakukan penelitian 9. Makmun, (2002), Efisiensi Kinerja
dengan tema yang sama, mungkin dapat Asuransi Pemerintah, Kejian Ekonomi
ditambahkan/ dicari lagi variabel-variabel dan Keuangan, Vol. 6, No. 1, Maret.
lain yang mempengaruhi efisiensi misalnya 10. Murti, K. A., (2008), Pengukuran dan
ditambahkan variable daya liatrik yang Analisa Efisiensi Relatif Unit-unit
terpasang (VA/pelanggan) sehingga metode Usaha Toko di PT. Cartenz Indonesia
ini akan lebih representative. dengan Menggunakan Metode Data
Envelopment Analysis (DEA), Skripsi,
DAFTAR PUSTAKA Teknik Industri, Fakultas Teknik,
1. Bhat, R., Bharat B. V., dan Elan R., Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
(2001), An Empirical Analysis of 11. Ozcan, Y. A., dan Roice, D. L.,
District Hospital and Grant-in-aid (1993), A National Study of the
Hospital in Gujarat State of India, Efficiency of Hospitals in Urban
Indian Institute of Management, Markets, HSR: Health Services
Ahmedabad. Research, 27:6, Virginia Common-
2. Cooper, W. W., Lawrence, M. S., wealth University, Medical Collage of
Tone, K., (2007), Data Envelopment Virginia Campus.
Analysis: A Comprehensive Text with 12. Pabla, A. S., dan Abdul H., (1994),
Models, Applications, References and Sistem Distribusi Daya Listrik,
DEA-Solver Software, 2 ed, Springer Jakarta, Erlangga.
Science+Business Media, LLC. 13. Palit, H. C., Haris L., dan I Gede Agus
3. Hadinata, I., dan Adler, H. M., (2006), W., (2008), Aplikasi Kombinasi
Penerapan Data Envelopment Analysis Algoritma Genetik dan Data
(DEA) Untuk Mengukur Efisiensi Envelopment Analysis pada
Kinerja Reksa Dana Saham. Penjadwalan Flowshop Multikriteria,
4. Hammad, E. A, (2007), Measuring the Jurnal Teknik Industri, Vol. 10 No. 1,
Technical Efficiency of the Banking Juni, Fakultas Teknologi Industri,
Sector in Palestine Using the Data Universitas Kristen Petra.
Envelopment Analysis Approach, 14. Purwanto, N.R., (2003), Penerapan
Thesis, Faculty of Commerce Data Envelopment Analysis (DEA)
Accounting and Finance Department, Dalam Kasus Pemilihan Produk Inkjet
Higher Education Deanship, The Personal Printer, Usahawan No.10
Islamic University, Gaza. THXXXII Oktober, Fakultas Ekonomi,
5. Hillier, F. S., dan Gerald J. L., (1995), Universitas Indonesia.
Introduction to Operation Research, 15. Sakti, P. U., (2008), Evaluasi
McGraw-Hill, Inc Singapura. Pemerataan Beban untuk Menenkan
6. http://rachmadr.web.ugm.ac.id Losses Jaringan Tegangan Rendah di
7. Lee, D., (2004), Competing Models of Gardu E311P dan Gardu PM 213,
Effectiveness in Research Centers and Laporan Telaahan Staff, Area Jaringan
Institutes in The Florida State Kramatjati, PT PLN (PERSERO)
University System: a Data Distribusi Jakarta raya dan Tangerang
Envelopment Analysis, Dissertation, 16. Siagian, V., (2002), Efisiensi Unit-unit
Public Administration and Policy, Kegiatan Ekonomi Industri Gula yang
Florida State University College of Menggunakan Proses Karbonasi di
Social Sciences Indonesia, Fakultas Ekomoni,
8. Lee, S. K., G. Mogi, S.C. Shin, dan Universitas Trisakti, Jakarta.
J.W. Kim, (2008), Measuring the 17. Siswanto, (2007), Operational
Relative Efficiency of Greenhouse Gas Research, Erlangga, Surabaya.
Technologies: An AHP/DEA Hybrid 18. Sumanth, D. J., (1984), Productivity
Model Approach, Proceeding of the Engineering and Management,
International MultiConference of McGraw-Hill, New York.
Engineers and Computer Scientists,
Vol II, Hong kong, 19-21 Maret.

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 56

Anda mungkin juga menyukai