Anda di halaman 1dari 2

Kendala Pencegahan dan Pengendalian Covid-19

A. Kendala pencegahan dan pengendalian covid-19 bervariasi sesuai dengan waktu


penanganan kasus tersebut antara lain:
1. Menkes Terawan Ungkap 5 Hambatan Penanganan Virus Corona di Indonesia
Pemerintah terus melakukan upaya dalam rangka percepatan penanganan
COVID-19 di Indonesia. Sejak virus corona diumumkan masuk di Indonesia
pada 2 April lalu, tercatat hingga Kamis (2/4), sudah menginfeksi 1.790 orang.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan percepatan penanganan
COVID-19 di Indonesia tidak mudah. Setidaknya, ia mencatat ada lima
hambatan yang dihadapi pemerintah pusat dalam melawan pandemi ini.

Pertama, sulitnya mendapatkan alat kesehatan dan utamanya alat pelindung diri
(APD) dan masker. Terawan mengatakan saat ini dua alat itu menjadi kebutuhan
utama di seluruh dunia.
Kedua, Terawan mengatakan beban kerja petugas medis di rumah sakit rujukan
sangat tinggi. Beban kerja mereka tinggi karena jumlah pasien virus corona yang
masuk terus meningkat setiap harinya.

Ketiga, Terawan mengakui adanya kesulitan dalam melakukan mobilisasi tenaga


kesehatan antar fasilitas kesehatan.

Keempat, dibutuhkan lokasi khusus untuk mengkarantina para tenaga medis yang
menangani pasien COVID-19. Sejauh ini, sejumlah pihak swasta sudah ikut
membantu memberikan tempatnya. Namun Terawan mengatakan, jumlah
fasilitas masih jauh dari cukup.
Kelima, Terawan mengatakan hingga saat ini masih belum ditemukan obat atau
vaksin untuk mencegah virus corona. Maka dari itu, langkah yang dilakukan
adalah menggunakan tamiflu (Sebuah obat antivirus, sebuah inhibitor
neuraminidase yang digunakan dalam penanganan influenza A dan B, dan
banyak dikenal sebagai obat yang dianjurkan untuk menangani flu burung)
sebagai pengobatan.

2. Pengendalian Covid-19 di Masa "New Nomal"


“detikNews”
Di Indonesia, wabah Covid-19 telah mengakibatkan 39.294 orang positif
terinfeksi dengan total pasien yang meninggal 2.198 orang dan penambahan
kasus positif sebanyak 1.017 orang per 16 Juni 2020. Dengan fakta-fakta
tersebut, telah menjadikan Indonesia sebagai negara kedua dengan kasus positif
corona tertinggi di wilayah Asia Tenggara setelah Singapura yang memiliki
40.818 kasus positif per tanggal yang sama.
Strategi pencegahan dan pengendalian penyebaran Covid-19 yang dilakukan oleh
pemerintah menjadi perhatian untuk dianalisis kelemahannya, dan
memberikan feedback solusi untuk menekan angka penambahan kasus positif
khususnya di masa new normal.
Menurut saya permasalahan pada pencegahan dan pengendalian Covid-19
terdapat tiga poin, antara lain:

Pertama, kebijakan desentralisasi Covid-19. Kebijakan desentralisasi ini telah


menjadi tantangan yang menyebabkan miss komunikasi pada publik.

Sejauh ini, dalam menangani penyebaran Covid-19 seluruh kebijakan


penanganan dilakukan terpusat oleh pemerintah pusat melalui Gugus Tugas atau
dengan kata lain setiap provinsi di seluruh Indonesia hanya memberikan data
aktual daerahnya ke pusat untuk mendapatkan kebijakan yang harus dilakukan
daerah tersebut. Padahal, kondisi penyebaran Covid-19 memiliki keragaman
masing-masing pada setiap daerah yang menjadikan setiap daerah membutuhkan
kebijakan yang relevan dengan permasalahan yang terjadi dan tidak
menggeneralisasi setiap daerah dengan suatu kebijakan.

Solusi pada permasalahan ini adalah menginisiasi pembentukan gugus tugas dari
hierarki paling bawah yaitu RT dan RW dan Puskesmas di setiap kelurahan.
Menyediakan ruang dalam melakukan kebijakan pada hierarki paling dasar ini
akan mendorong lahirnya terobosan yang relevan dan ide-ide kreatif dalam
mencegah terjadinya penambahan kasus khususnya pada masa new normal.

Kedua, sumber komunikasi yang tidak satu pintu. Telah tiga bulan Covid-19
menghantui Indonesia, terdapat beberapa kasus info yang masih sebatas wacana
namun sudah dipublikasikan. Hal ini menimbulkan keberagaman informasi
dalam satu topik yang mengakibatkan miss komunikasi di antara pemerintah dan
publik.

Solusi pada permasalahan ini adalah setiap kebijakan seharusnya dirapatkan dan
diklarifikasi dulu di internal terkait penunjukan siapa yang akan bertanggung
jawab dan menyampaikan informasi tersebut secara konsisten dan terus menerus
hingga tuntas ke publik baik pada tingkat pusat, daerah, dan kelurahan. Demikian
juga, peran media yang begitu strategis harus mempertimbangkan kualitas dan
kebenaran informasi yang didapatkan sebelum menyampaikan pesan ke publik.

Ketiga, kebijakan new normal yang dikhawatirkan akan menjadi pemicu


gelombang kedua penyebaran Covid-19 di Indonesia. Tingkat keberhasilan
kebijakan new normal pada tempat publik tertentu yang dibatasi 50% juga
menjadi perhatian. Bagaimana memastikan akuratnya penerapan kebijakan ini?
Seperti apa pengawasan yang dilakukan untuk memastikan pembatasan tepat
50% di tempat publik yang selalu ramai?

Solusi pada permasalahan ini adalah merancang protokol umum yang dibuat oleh
pemerintah dan protokol khusus yang dibuat oleh pemerintah daerah. Protokol
umum ini merupakan pedoman kehidupan kenormalan baru bagi kesehatan
masyarakat Indonesia seperti rajin mencuci tangan, menjaga jarak di keramaian,
memakai masker di tempat publik, etika bersin dan batuk yang baik, etika
bersalaman dengan kerabat, dan tidak mengusap wajah sebelum mencuci tangan
setelah beraktivitas di tempat publik, dan sebagainya.

Sedangkan, protokol khusus adalah protokol yang mengatur pedoman kehidupan


kenormalan baru yang spesifik dan ide atau solusi kreatif yang relevan dengan
kasus di daerahnya. Protokol khusus ini dapat dibentuk oleh hierarki paling
bawah yaitu kelurahan dan gugus tugas di level RT dan RW yang berkoordinasi
oleh pemerintah daerah.

Selain itu, terdapat beberapa tempat yang harus menjadi perhatian khusus pada
penerapan kebijakan new normal seperti mall dan pasar tradisional. Kedua
tempat ini adalah harga mati untuk diawasi dan dikendalikan. Pasar tradisional
dan mall menjadi salah satu tempat publik yang sulit diterapkan new
normal karena tingkat kebutuhan yang tinggi setiap harinya dan euforia yang
membuat masyarakat pergi ke pasar dan mall.

Anda mungkin juga menyukai