Budi Wiweko
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
• Tidak ada bukti saat ini bahwa Covid-19 teratogenik. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa
kemungkinan virus dapat ditularkan secara vertikal, meskipun proporsi kehamilan terpengaruh dan
signifikansi pada neonatus belum ditentukan.
Kebanyakan dari kehamilan dilakukan seksio sesarea dan tidak ditemukan bukti bahwa terdapat transmisi
Covid-19 in-utero.
Rasmussen et al. Expert
Review. AJOG, 2020
• Pelayanan antenatal dan postnatal adalah pelayanan essensial bagi ibu hamil. Ibu hamil harus
tetap dimotivasi untuk tetap memantau kehamilannya selama pandemi Covid-19 dengan tetap
memperhatikan “ social distancing ”.
• Setiap kunjungan yang dilakukan harus menghubungi unit kandungan dan kebidanan terlebih
dahulu untuk jadwal dan saran.
❖ Trimester kedua
Pemeriksaan antenatal dapat dilakukan melalui tele konsultasi klinis, kecuali dijumpai keluhan atau kondisi gawat
darurat.
Kondisi gawat darurat yang menyebabkan ibu hamil harus melakukan pemeriksaan antenatal :
• Mual-muntah hebat, perdarahan banyak, gerakan janin berkurang, ketuban pecah, nyeri kepala hebat,
tekanan darah tinggi, kontraksi berulang, dan kejang.
• Ibu hamil dengan penyakit diabetes mellitus gestasional, pre eklampsia berat, pertumbuhan janin terhambat,
dan ibu hamil dengan penyakit penyerta lainnya atau riwayat obstetri buruk.
Source: Rekomendasi Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) mengenai kesehatan ibu
pada Pandemi Covid 19
Panduan Pemeriksaan Antenatal
Source: Rekomendasi Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) mengenai kesehatan ibu
pada Pandemi Covid 19
Weigel. Women’s Health Policy, 2020
Masalah Rekomendasi
Nyeri abdomen atau pelvis Pelayanan dalam waktu 24 jam
Perdarahan yang banyak > 24 jam disertai gangguan Pelayanan dalam waktu 24 jam
hemodinamik
Nyeri dan / atau perarahan dengan factor risiko kehamilan Pelayanan dalam waktu 24 jam
ektopik:
- Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
- Riwayat operasi tuba, pelvis atau abdomen
- Riwayat STD / PID
- Penggunaan AKDR
- Kehamilan dengan assisted reproductive technology
Source: RCOG: Guidance for rationalising early pregnancy services in the evolving Covid-19 pandemic. 3 April 2020
Masalah Rekomendasi
Perdarahan dalam jumlah sedang Konsultasi telepon dengan SpOG dan dilakukan tes
kehamilan dalam waktu 1 minggu:
- Negatif : tidak diperlukan follow up
- Positif : konsultasi telepon +/- ulangi tes kehamilan /
pemeriksaan dengan Sp.OG dalam 1 minggu kedepan
Perdarahan dalam jumlah banyak yang Konsultasi telepon dengan SpOG dan dilakukan tes
sudah teratasi kehamilan dalam waktu 1 minggu:
- Negatif : tidak diperlukan follow up
- Positif : konsultasi telepon +/- ulangi tes kehamilan /
pemeriksaan dengan SpOG dalam 1 minggu kedepan
Perbaikan kondisi Konsultasi telepon dengan SpOG –tidak diperlukan
pelayanan rutin
Riwayat keguguran Konsultasi telepon dengan SpOG –tidak diperlukan
pelayanan rutin
Perdarahan sedikit dengan/ tanpa nyeri Konsultasi telepon dengan SpOG –tidak diperlukan
tidak disertai gangguan lainnya pelayanan rutin
Source: RCOG: Guidance for rationalising early pregnancy services in the evolving Covid-19 pandemic. 3 April 2020
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
Membangun kesehatan reproduksi Indonesia
PENAPISAN COVID-19 PADA PELAYANAN ANTENATAL
PP POGI
Source: RCOG: Guidance for antenatal and postnatal services in the evolving covid-19 pandemic, 30 March 2020
Rekomendasi Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) mengenai kesehatan ibu pada Pandemi Covid 19
Pelayanan Antenatal bagi ibu hamil yang sedang
dalam isolasi mandiri
• Pelayanan antenatal bagi ibu hamil yang sedang dalam isolasi mandiri (pemeriksaan untuk
mendeteksi pertumbuhan, tes toleransi glukosa oral, pertemuan antenatal atau perawatan
sekunder) harus ditunda sampai periode isolasi diri selesai.
• Jika pelayanan yang direncanakan untuk perawatan ibu hamil berisiko tinggi → keputusan dokter
SpOG tentang urgensi dan risk-benefit nya.
• Ibu hamil dengan gejala → pelayanan ditunda sampai 7 hari setelah gejala
muncul , kecuali gejala (selain batuk terus-menerus) bertahan.
Source: Rekomendasi POGI Penanganan Infeksi Virus Corona (Covid-19) Pada Maternal
(Hamil, Bersalin, dan Nifas)
5. Jika ibu hamil dengan gejala memburuk dan diduga / dikonfirmasi terinfeksi COVID-19:
Pembentukan tim multi-disiplin ( konsultan dokter spesialis penyakit infeksi jika tersedia, dokter
kandungan, bidan dan dokter anestesi ). Diskusi dan kesimpulannya harus didiskusikan dengan ibu dan
keluarga tersebut. Pembahasan dalam rapat tim meliputi :
- Prioritas utama untuk perawatan medis pada ibu hamil
- Lokasi perawatan yang paling tepat (mis. unit perawatan intensif, ruang isolasi di bangsal penyakit
menular atau ruang isolasi lain yang sesuai)
- Evaluasi kondisi ibu dan janin
- Perawatan medis dengan terapi suportif standar untuk menstabilkan kondisi ibu
Source: Rekomendasi POGI Penanganan Infeksi Virus Corona (Covid-19) Pada Maternal
(Hamil, Bersalin, dan Nifas)
Bila tidak terdapat fasilitas kamar pembedahan yang memenuhi syarat, alternatif:
- Seksio sesarea dengan modifikasi kamar bedah (seperti mematikan AC).
- Persalinan pervaginam dengan menggunakan delivery chamber dan tim petugas kesehatan harus
menggunakan alat pelindung diri sesuai level 3.
• Jika Ibu dan bayi yang dicurigai PDP atau terkonfirmasi COVID-19 memerlukan
perawatan kebidanan atau neonatal pasca kelahiran → menelepon unit pelayanan
terlebih dahulu sebelum kedatangan dan mengikuti protokol Covid-19
1. Pelayanan kesehatan maternal merupakan layanan essential yang akses serta kualitasnya harus tetap
terjaga selama pandemi.
2. Pemanfaatan tele medicine merupakan salah satu alternatif dalam menurunkan risiko infeksi Sarscov-2
pada ibu hamil.
3. Sampai saat ini tidak terbukti adanya risiko transmisi vertikal Sarscov-2 pada ibu hamil.
4. Proses persalinan harus dilakukan di fasyankes dengan tujuan menurunkan risiko infeksi dan morbiditas
serta mortalitas pada ibu dan bayi.
5. Pemilihan persalinan seksio sesarea pada pada PDP dan pasien terkonfirmasi Covid 19 dilakukan untuk
menurunkan risiko infeksi Sarscov-2 pada tenaga kesehatan.
6. Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan tetap dapat dilaksanakan.