Anda di halaman 1dari 13

Terapi Cairan Penatalaksanaan terapi cairan meliputi dua bagian dasar yaitu :

• Resusitasi cairan Ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh,


sehingga seringkali dapat menyebabkan syok. Terapi ini ditujukan pula untuk ekspansi
cepat dari cairan intravaskuler dan memperbaiki perfusi jaringan.
• Terapi rumatan Bertujuan untuk memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi
yang diperlukan oleh tubuh Hal ini digambarkan dalam diagram berikut
Tujuan utama resusitasi cairan adalah untuk menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan
tanpa menimbulkan edema.

 Prinsip pemberian cairan pertama kali adalah pemberian garam ekstraseluler dan air yang
hilang pada jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh. 

1. Formula Parkland :

• 24 jam pertama : Cairan Ringer Laktat (RL) 4mL/kgBB/%Luka bakar.

• CONTOH : Pria dengan BB 80kg dengan luas luka bakar 25% membutuhkan cairan :
(25)% x (80)kg x (4)mL = 8000mL/24 jam pertama. Jadi, ½ jumlah cairan 4000 mL
diberikan dalam 8 jam pertama, ½ jumlah cairan sisanya 4000 mL diberikan dalam 16 jam
berikutnya


Pemilihan Cairan

Cairan intravena diklasifikasikan menjadi kristaloid dan koloid.

• Kristaloid merupakan larutan dimana molekul organik kecil dan inorganik dilarutkan
dalam air. Larutan ini ada yang bersifat isotonik, hipotonik, maupun hipertonik.
Cairan kristaloid memiliki keuntungan antara lain : aman, nontoksik, bebas reaksi, dan
murah. Adapun kerugian dari cairan kristaloid yang hipotonik dan isotonik adalah
kemampuannya terbatas untuk tetap berada dalam ruang intravaskular. Yang paling
banyak digunakan adalah normal saline dan ringer laktat.

Cairan Kristaloid di klasifikasi ke dalam :

◘ Cairan Hipotonis : Infus dengan tekanan osmotik lebih rendah dari cairan tubuh
(osmolaritas dibawah 250 mOsm/L) Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water

◘ Cairan Isotonik : Infus dengan tekanan yang sama seperti cairan tubuh. Cairan ini
menetap dalam Cairan Ekstraselluler (osmolaritas 290-310 mOsm/L) Contoh : Normal
Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5% ◘
Cairan Hipertonik : Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah dimana
air keluar dari Intraselluler dan masuk ke dalam plasma (osmolaritas diatas 375
mOsm/L). Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 % , 32 KRISTALOID
• Cairan koloid disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa disebut
“plasma expander”. Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan yang mempunyai
berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini
cenderung bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler.
• Macam- macam cairan koloid :

1. Albumin merupakan larutan koloid murni


2. Dekstran merupakan semisintetik koloid
3. Dekstran 70 6 % digunakan pada syok hipovolemik dan untuk profilaksis
tromboembolisme
4. Gelatin
5. Hydroxylethyl Starch (HES) merupakan koloid sintetik polidisperse
MACAM- MACAM
INFUS SET
infus set ada 3 jenis yaitu infus set makro, infus
set mikro dan tranfusi set atau blood set.

1. Infus Set Makro

Infus set makro merupakan infus set yang biasa


digunakan untuk memberikan terapi intravena
pada pasien dewasa. Ada juga yang digunakan
untuk anak-anak jika digunakan untuk terapi
rehidrasi. Digunakan untuk pasien yang
membutuhkan cairan dalam volume yang besar,
sekitar 100- 1000 ml.

2. Infus Set Mikro

Infus set mikro merupakan infus set yang biasa


digunakan untuk memberikan terapi intravena
pada pasien anak-anak dan bayi. Akan tetapi ada
juga pasien dewasa yang menggunakan infus set
mikro seperti pada pasien gagal ginjal kronis.
Mampu menampung cairan sekitar 60 ml/ tetes.
GTT
Terdapat 2 faktor tetes yang digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan.
Faktor tetes makro (Macro Drip) dan faktor tets mikro (Micro Drip)

Faktor Tetes Makro (Macro Drip)

• Di Indonesia, macro drip yang digunakan hanya ada dua. Tergantung


dari merek infus set dan faktor tetesnya.

• Untuk infus set merek Otsuka, faktor tetes yang digunakan adalah 15
tetes/ml

• Sedangkan untuk infus set merek Terumo, faktor tetes yang digunakan
adalah 20 tetes/ml

• Untuk faktor tetes 10 tetes/ml, jarang digunakan di Indonesia. Namun


biasanya dapat ditemui di rumah sakit umum pusat, rujukan nasional,
dan rumah sakit pendidikan

• Faktor tetes makro biasanya digunakan untuk menghitung jumlah


GTT


https://www.academia.edu/31385418/Infus_juga

• https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537190/

• https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/DASAR-DASAR-TERAPI-CAIRAN-DAN
-ELEKTROLIT.pdf

• https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/4edffa59ee1f819fb8d38d45bda90131.pdf

• https://www.nerslicious.com/cara-menghitung-tetesan-infus-lengkap/

Anda mungkin juga menyukai