Anda di halaman 1dari 27

5 -1

BAB
Market
Anomaly &
Market Crash
5 -2
Anomali pasar (market anomaly)

Teori-teori investasi tidak mampu


menjelaskan semua fenomena anomali
pasar atau keganjilan pasar

Belum ditemukan penjelasan


“latarbelakang, proses maupun arahnya
dengan rasional”

Anomali pasar memperlemah akseptasi teori efisiensi


yg dipopulerkan oleh Fama (1970)
5 -3
Alteza (2007), anomali pasar merupakan ”an exception
of rule or model”, artinya, aturan-atruan, pedoman atau
model yg sudah dibangun tidak mampu untuk
menjelaskan fenomena tersebut

Anomali pasar ditunjukan oleh pergerakan harga pasar


yg lebih banyak memberikan peluang untuk munculnya
hasil tak normal (abnormal return), secara tidak
langsung untuk mengalakan pasar sehingga anomali
pasar menunjukan penentangan efficient market
hypothesis, terutama berbentuk semi strong
5 -4
Fama (1970) mengemukakan bahwa suatu pasar
yang efisien harga akan “mencerminkan
sepenuhnya informasi yang tersedia dan sebagai
implikasinya harga akan bereaksi dengan

Efisiensi Pasar
seketika tanpa adanya bias terhadap informasi
baru”

Beaver (1989) mengemukakan bahwa “Efisiensi


pasar (market efficiency) sebagai hubungan
antara harga-harga sekuritas saham dengan
ketersediaan informasi
5 -5
Three Forms of Efficiency

Semi-Strong
Strong Form Weak Form
Form
Efficient Efficient
Efficient

12- 5
5 -6
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
 Pasar dikatakan efisien dalam bentuk yang lemah adalah
apabila harga-harga dari saham atau sekuritas
mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi
masa lalu. Informasi dikatakan masa lalu jika informasi
tersebut sudah terjadi.
 Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini sangat berkaitan
dengan teori langkah acak (random walk theory) yang
menyatakan bahwa data masa lalu tidak dapat
dihubungkan dengan nilai yang sekarang. Dengan
begini nilai-nilai di masa lalu tidak dapat digunakan
untuk memprediksi harga sekarang.
 Umumnya harga saham menggunakan technical
analysis
5 -7

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi


strong form)

Pasar dapat dikatakan efisien setengah kuat jika harga-


harga sekuritas saham secara penuh mencerminkan
semua informasi yang dipublikasikan (all publicly
available information) termasuk informasi yang
berada di laporan-laporan keuangan (menggunakan
fundamental analysis)
5 -8

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar dapat dikatakan efisien dalam bentuk yang kuat


apabila harga-harga sekuritas saham secara penuh
mencerminkan seluruh informasi yang tersedia termasuk
informasi yang sangat rahasia sekalipun. Jika pasar
efisien dalam bentuk ini memang ada, maka individual
investor atau grup dari investor yang mendapatkan
keuntungan yang tidak normal (abnormal return).
Menggunakan fundamental analysis
5 -9
Idealnya Pasar Efisien (Jones, 2007)
1. Banyak terdapat investor rasional & berorientasi pd
maksimisasi keuntungan yg secara aktif berpartisipasi di pasar
dgn menganalisis, menilai, & berdagang saham. Investor-
investor ini adalah price teker, artinya seorang pelaku sendiri
tidak akan dapat mempengaruhi harga suatu sekuritas
2. Tidak diperlukan biaya untuk mendapatkan informasi &
informasi yg tersedia bebas dari pelaku pasar pd waktu yg
hampir sama (tidak jauh berbeda)
3. Informasi diperoleh dalam bentuk acak, dlm arti setiap
pengumuman yg ada di pasar adalah bebas atau tidak
terpengaruh dr pengumuman yg lain
4. Investor bereaksi dgn cepat & sepenuhnya terhadap informasi
baru yg masuk di pasar, yg menyebabkan harga saham segera
melakukan penyesuaian
5 -10
Faktor Penyebab Anomali Pasar:

1. Faktor struktural; umpanya persaingan tidak fair


sehingga mempengaruhi kelancaran arus informasi,
maupun kurangnya transparansi pasar sehingga akses
pada informasi mandatangkan biaya.
2. Faktor behavioral; menyangkut perilaku manusia
dalam memahami dan memberikan respon terhadap
informasi
Jenis-Jenis Anomali Pasar 5 -11

Kelompok Jenis Khusus Keterangan


Anomalysts’ Semakin banyak analis merekomendasikan untuk
Recomendation membeli suatu saham, semakin tinggi peluang
harga akan turun
Insider Trading Semakin banyak saham yg dibeli oleh insider,
semakin tinggi kemungkinan harga akan naik
Anomali
peristiwa Listings Harga sekuritas cenderung naik setelah
perusahaan mengumumkan akan melakukan
pencatatan saham dibursa
Value Line Rating Harga sekuritas akan terus naik setelah value line
Changes menempatkan rating perusahaan pada urutan
tertinggi (kelompok nomor 1)
Jenis-Jenis Anomali Pasar 5 -12

Kelompok Jenis Khusus Keterangan


Harga sekuritas cenderung naik di bulan Januari,
January
khususnya hari-hari pertama (awal bulan)
Harga sekuritas cenderung naik hari Jum’at dan
Week – end
turun hari Senin
Harga sekuritas cenderung naik di 45 menit
Time of Day
pertama dan 15 menit terakhir perdagangan
Anomali
Harga sekuritas cenderung naik di hari-hari akhir
Musiman End of Month
tiap bulan
Saham perusahaan dengan penjualan musiman
Seasonal
tinggi cenderung naik selama musim ramai.
Ditemukan return positif hari terakhir sebelum
Holidays
liburan.
Day of The Week Return sekuritas terendah terjadi di hari Senin
Jenis-Jenis Anomali Pasar 5 -13

Kelompok Jenis Khusus Keterangan


Return pada perusahaan kecil cenderung lebih
Size
besar walaupun sudah disesuaikan dengan risiko
Closed-end Mutual Return pada close-end funds yang dijual dengan
Anomali Funds potongan cenderung lebih tinggi.
Perusahaan Perusahaan yang tidak diikuti oleh banyak analis
Neglect
cenderung menghasilkan return lebih tinggi.
Perusahaan yang dimiliki oleh sedikit institusi
Institution Holding
cenderung memiliki return lebih tinggi.
Jenis-Jenis Anomali Pasar 5 -14

Kelompok Jenis Khusus Keterangan


P/E (Price to Saham dengan P/E ratio rendah cenderung
Earning) memiliki return yang lebih tinggi.
Saham dengan capaian earnings lebih tinggi dari
Earnings Surprise yang diperkirakan cenderung menjalani
peningkatan harga.
Jika rasio price to salesnya rendah cenderung
Price/Sales
Anomali memilki return yang lebih tinggi.
Akuntansi Jika rasio price to booknya rendah, saham
Price/Book
perusahaan cenderung berkinerja lebih baik
Jika yield-nya tinggi cenderung berkinerja lebih
Dividend Yield
baik.
Saham perusahaan yang tingkat pertumbuhan
Earnings Momentum earnings-nya meningkat cenderung berkinerja
lebih baik
Beberapa Peristiwa Kejatuhan Pasar Modal 5 -15

Fenomena naik turunnya harga saham di pasar modal,


dikelompokan:
1. Faktor internal/mikro
2. Faktor eksternal/makro

Faktor internal;
Mulai dari kinerja keuangan yg secara formal terlapor di LK
sampai pd penggantian Direksi.
Mulai dr diluncurkan produk baru sampai pada ditariknya produk
lama yg sudah beredar di pasar.
Mulai diberhentikannya sebagaian anak perusahaan sampai pd
keputusan untuk mengakuisisi perusahaan lain.
Faktor eksternal; 5 -16

Mulai peristiwa ekonomi seperti kenaikan/penurunan suku bunga,


peubahan nilai tukar mata uang domestik, perubahan tingkat
pengeluaran pemerintah, perubahan kesempatan investasi di sektor
riil, pengumuman APBN, hingga peristiwa-peristiwa politik
penggantian Kepala negara atau perpindahan rezim atau peristiwa
yg dapat mengubah ekspektasi investor.

Kejatuhan pasar sebagai suatu situasi yg sangat khusus,


sehingga tidak mudah untuk dipelajari, dianalisis, apalagi
disimpulkan penyebabnya. Mereka menemukan indikasi
bahwa faktor emosi yang dapat mengalahkan rasio para
pelaku pasar. Mis. Peristiwa Black Thurday & Black
Monday di pasar modal Amerika serikat
5 -17
Black Thursday (1986)

Ketika bursa New York pd hari Kamis 11 Sepetember


1986, kenaikan inflasi cukup signifikan, harga futures
contracts atas obligasi pemerintah AS (T-Bond
Futures) mengalami penurunan, pasar mengalami
kondisi bearish & cenderung menunjukan gejala
market crash. Kepercayaan investor menurun terhadap
pemerintah AS, investor khawatir menyebabkan panik.
Ada semacam kekuatan tidak tampak sehingga terjadi
penjualan saham besar-besaran. Alhasil, harga saham
mulai berjatuhan tanpa kendali. Hari itu, tercatat
industrial jatuh 87 points, & berlanjut dgn 34 points pd
hari berikutnya
5 -18
Black Monday (1987)

Hari Senin tgl 19 oktober 1987, harga saham di NYSE


jatuh. Akibatnya, kepanikan hebat yg mendadak & sulit
dijelaskan dengan akal sehat, dlm sehari indek Dow
Jones Industrial jatuh luar biasa sebesar 22,6 %.
Kehilangan kepercayaan oleh investor. Hari itu tercatat
sebagai hari bencana yg bernilai terburuk bagi pasar
modal AS sejak 1929 & kerugian 12,9% (itupun sudah
disebut great depression crash).
Penjualan saham besar-besaran di New York menjalar
seperti London, Tokyo & bursa lainnya
5 -19

Peristiwa Black Thurday & Black Monday tidak dapat


dijelaskan dgn rasional latarbelakng ke2 kejadian itu.

Kahmneman (2012) mengatakan bahwa memang ada


kalanya org membuat keputusan dgn cepat & melalui
proses yg tidak mudah tanpa harus mempertimbangkan
terlalu banyak hal. Namun yg terjadi ke2 peristiwa
tersebut lebih dari itu. Proses pengambilan keputusan
terjadi sangat cepat & orang seolah-olah berlombah saling
mendahului satu sama lain
5 -20
Shiller (1986) mengirim kusioner 500 responden menyangkut
alasan yg melatarbelakangi keputusan mereka beramai-ramai
menjual saham pd periode kejatuhan harga. 113 kusioner yg
kembali, 3 responden memberikan alasan ekonomi atau
finansial. 97% sekedar meniru orang lain.

Shiller (1987) mengirim kusioner lagi 3000 responden


menyangkut alasan menjual saham pd Black Monday.
Alasan mereka menjual saham bukan karena
ekonomi/keuangan & politik tetapi karena harga saham
semakin jatuh.

Kesimpulan Shiller bahwa tindakan para investor yg tidak


terkendali dilatarbelakangi oleh faktor-faktor psikologi. Ketika
itu faktor ketakutan, ketamakan, & kepanikan bercampur
menjadi satu kekuatan dominan dibandingkan akal sehat yg
melakukan perhitungan rasional
5 -21
Krisis Keuangan Asia 1997
 Thn 1990-an pertumbuhan kawasan Asia tertinggi didunia.
Bagian Asia Utara, Timur, & Selatan (Cina, Jepang, Korea &
India). Bagian Tenggara (Singapura, Thailand, Malaysia &
Indonesia)
 Bln Juli 1997, mata uang Thailand (Baht) mengalami kejatuhan
akibatnya pemerintah terpaksa mengubah dari sistem fixed rate
menjadi floating rate karena kekurangan cadangan devisa &
berimbas negara Asia Tenggara termasuk Indonesia
 Ketika itu, kepercayaan rakyat kepada Presiden Soeharto sudah
hilang & demontrasi dimana-mana. Akibatnya iklim investasi &
bisnis semkain tidak menguntungkan
 Ratusan perusahaan besar& kecil yg tadinya hidup dgn nyaman
terpaksa berhenti beroperasi
 Lebih 70% perusahaan di bursa efek tidak layak untuk
dilanjutkan
5 -22

 Nilai tukar Rupiah menurun tajam dari Rp.4.850/dolar AS thn


1997 menjadi Rp17.000/dolar AS Januari 1998
 Inflasi 1998 12,67 bln Februari & 54,54% bln Agustus
 pertumbuhan ekonomi mencapai nol % akhir thn 1997 &
mengalami penurunan terus (negatif) hingga 17,9% di kuartal ke3
1998
 Pendapatan perkapita sebelumnya $1.155 per kapita (1986), turun
$1.088 per kapita (1997) & $610 per kapita (1988)
 Sertifikat Bank Indonesdai (SBI) dinaikan dari 10.87% menjadi
70,8% & Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dari 14.75%
menjadi 60% bulan Juli 1998
 ISHG turun sampai titik terendah 467 (Juli 1997) menjadi 292
(September 1998) hampi 40% waktu setahun
 Kapitalisasi pasar menurun taham dari Rp226 triliun menjadi 196
triliun. Artinya, Indonesia mengalami kejatuhan pasar yg serius
Krisis 2008 5 -23

Krisis ekonomi dunia thn 2008 dimulai kolapsnya pasar kredit


AS disebabkan pemberian kredit perumahan (sub-prime
mortgage), sebenarnya debitur tidak layak menerimanya. Harga
rumah menjadi murah sehingga terjadi kepanikan & berlomba
menjual rumah mereka. Nilai hutang debitur jauh lebih tinggi
drpd nilai rumah. Terjadi kegagalan bayar kredit

Perbankan mengalami kerugian, arus kas investment bankers yg


selama ini bertindak sebur dana terganggu. Bank mengalami
tekanan keuangan & mulai mengacam kelangsungan usaha
mereka. Bear Stearns adalah investment bankers pertama yg
kolaps disusul Merrill Lynch & Lehman Brothers.
Krisis 2008 5 -24

Ackert & deaves (2010) mengatakan bahwa penyebabnya adalah


kombinasi antara aspek fundamental & psikologi. Disisi
fundamental, keggalan Lehman Brothers mengakibatkan penurunan
kepercayaan di lembaga keuangan, yang berakibat credit crunch
(situasi dimana ketersediaan kredit berkurang secara signifikan,
diantaranya karena ketatnya persyaratan kredit). Ini berpengaruh
buruk terhadap dunia bisnis

Kondisi dipasar uang ini membuat khawatir pelaku pasar modal.


Bursa di New York mengalami penurunan (Dow Jones Industrial
Average-DJIA) mengalami penurunan 18%, indeks S & P 500 jatuh
20%, NYSE sebagai bursa yg mapan tergolong besar
penurunannya. Bursa Jepang (43%), Cina (65%), Inggris (33%),
Australia (47%), Hongkong (49%), Korea (41%), Indonesia (50%)
Gelembung Dotcom 5 -25

Àntara 1995-2000-an terjadi gelembung harga pd sektor tertentu


(jasa internet) di AS dikenal dotcom buble atau internet buble.
Ketika itu harga saham naik & periode 2000-2001 terjadi
penurunan harga saham (Amazon.com turun dari $107 menjadi $7
perlembar)

Bila harga jauh melampaui harga yg wajar karena penilaian,


optimisme, serta ekspektasi berlebihan dikatakan telah terjadi
gelembung harga (price buble). Apabila gelembung itu pecah &
harga-harga berjatuhan kembali ke harga wajar maka akan banyak
investor menderita kerugian
Gelembung Dotcom 5 -26

Melihat peristiwa gelembung harga, asumsi rasionalitas investor


dipertanyakan. Naiknya harga jauh melebihi harga hakiki
merupakan gambaran emosi manusia bersama-sama membawa
pasar ke arah tertentu
Studi Smith, Suchanek, & Williams (1988) bahwa struktur pasar
dapat mengakibatkan gelembung apabila para pelaku pasar tidak
berpengalaman

Selain faktor pengalaman, Caginalp, Porter, & smith (2001)


menemukan bahwa gelembung ditentukan oleh tingkat likuiditas
pasar, dibayarkan/tidaknya dividen, serta informasi mengenai
selisih antara harga bid & ask dikalangan investor.
Jika jumlah kas tersedia kecil, jumlah dividen tidak berlebihan serta
informasi bid-ask tersedia oleh investor, maka gelembung tidak
mudah terjadi. Sebaliknya…
5 -27

Bab Lima

Selesai

Anda mungkin juga menyukai