Anda di halaman 1dari 24

EVIDENCE BASED DALAM

KEBIDANAN
HAPSARI WINDAYANTI S.Si.T.,M.Keb

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

2020 GANJIL

PERTEMUAN 13
Sub CP MK ( sebagai kemanpuan akhir yang diharapkan ) :
 Mampu memahami aplikasi penelitian pada praktik

Indikator :
 Mampu memahami aplikasi penelitian pada praktik
 Tantangan dalam penerapan evidence based
 Pemberian informasi sesuai evidence based (kenyataan)
Tantangan dalam Penerapan
Evidence Based

 Perawat dan bidan dituntut untuk dapat memberikan asuhan


keperawatan /kebidanan pada pasien sesuai dengan evidence-based
practice.
 Akan tetapi, pelaksanaan evidence-based practice hingga saat ini
belum merata di seluruh pelayanan kesehatan.
 Salah satu masalahnya adalah perawat dan bidan kurang terpapar
dengan konsep evidence-based practice.
 Hambatan dalam Penggunaan Hasil-hasil Penelitian Keperawatan
yang dijumpai dalam penggunaan hasil-hasil penelitian keperawatan
terkait karakteristik penelitian, perawat, organisasi dan profesi
keperawatan menurut Polit & Hungler (1999) adalah:
Tantangan dalam Penerapan
Evidence Based

 Karakteristik Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh perawat kadang tidak dapat
meniamin bahwa hal tersebut dapat diterapkan dalam praktek
sehari-hari. Hal ini, terkait desain, penelitian yang digunakan,
proses dalam pemilihan sampel, instrument yang digunakan
untuk mengumpulkan data, atau analisis data yang dilakukan.
 Karakteristik perawat
Masih banyak perawat yang belum mengetahui cara mengakses
hasil-hasil penelitian, mengkritisi hasil penelitian sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan. Selain itu, adanya resistensi
terhadap perubahan.
Tantangan dalam Penerapan
Evidence Based

 Karakteristik organisasi/tempat kerja


Di beberapa tempat, suasana tempat kerja tidak mendukung
adanya penggunaan hasil penelitian. Dibutuhkan semangat untuk
selalu ingin tahu terhadap hal baru dan keterbukaan.
 Karakteristik profesi keperawatan
Masih adanya kesulitan untuk menggabungkan antara perawat
klinisi dan perawat peneliti untuk berinteraksi dan berkolaborasi
terkait penelitian.
Hambatan dalam menerapkan BBN sebagaimana
dijelaskan oleh DiNesco dan Cullum (1998) adalah:

 Keterbatasan waktu
 Keterbatasan akses terhadap literature
 Kurangnya pelatihan terkait usaha untuk mencari informasi
dan ketrampilan dalam mengkritisi hasil penelitian
 Ideologi yang menekankan praktek dibandingkan dengan
pengetahuan intelektual
 Lingkungan kerja tidak mendukung dalam usaha mencari
informasi hasil penelitian
Usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan EBN adalah:

 Meningkatkan akses terhadap hasil-hasil penelitian


 Mengajarkan ketrampilan untuk mengkritisi hasil penelitian
 Mengadakan konferensi terkait penggunaan hasil-hasil
penelitian
 Membuat jurnal yang memuat hasil penelitian
Polit & Hungler (1999) membagi usaha
yang dapat dilakukan tersebut
berdasarkan latar belakang perawat :

Oleh perawat peneliti :


 Melakukan penelitian yang berkualitas tinggi
 Melakukan penelitian yang hasilnya relevan dengan kondisi di
tempat pemberian asuhan keperawatan
 Mengulang penelitian :
 Mendesiminasikan hasil penelitian secara luas dan proaktif
 Melakukan komunikasi yang jelas
 Penelitian yang dilakukan mempunyai implikasi klinis
Polit & Hungler (1999) membagi usaha
yang dapat dilakukan tersebut
berdasarkan latar belakang perawat :

Oleh Perawat pendidik


 Menerapkan hasil penelitian ke dalam kurikulum pengajaran
 Mendorong digunakannya hasil-hasil penelitian
 Memberikan masukan pada peneliti
Polit & Hungler (1999) membagi usaha
yang dapat dilakukan tersebut
berdasarkan latar belakang perawat :
Oleh perawat praktisi dan mahasiswa keperawatan
 Banyak membaca hasil penelitian dan mengkritisinya
 Menghadiri konferensi/seminar/workshop
 Belajar untuk mencari bukti ilmiah bahwa suatu prosedur efektif
digunakan
 Mencari lingkungan yang mendukung penggunaan hasil-hasil
penelitian
 Terlibat dalam klub-klub penelitian
 Berkolaborasi dengan perawat peneliti
 Mencari dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian dan
penggunaan hasil-hasil
 Penelitian
Polit & Hungler (1999) membagi usaha
yang dapat dilakukan tersebut
berdasarkan latar belakang perawat :
Oleh perawat pengelola
 Membangun iklim'keingintahuan intelektual'
 Memberikan dukungan secara emosional atau moral
 Memberikan dukungan keuangan atau sumber-sumber yang
dibutuhkan dalam
 penggunaan hasil penelitian
 Memberikan penghargaan terhadap usaha menggunakan
hasil-hasil penelitian
Hambatan dari perawat untuk menggunakan penelitian
dalam praktik sehari-hari telah dikutip dalam berbagai
penelitian, diantaranya (Clifford &Murray, 2001) antara lain

 Kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek


 Kesulitan dalam mengubah praktek
 Kurangnya dukungan administrative
 Kurangnya mentor berpengetahuan
 Kurangnya waktu untuk melakukan penelitian
 Kurangnya pendidikan tentang proses penelitian
 Kurangnya kesadaran tentang praktek penelitian atau berbasis bukti
 Laporan Penelitian/artikel tidak tersedia
 Kesulitan mengakses laporan penelitian dan artikel
 Tidak ada waktu dalam bekerja untuk membaca penelitian
 Kompleksitas laporan penelitian
 Kurangnya pengetahuan tentang EBP dan kritik dari artikel
 Merasa kewalahan
Hambatan Pelaksanaan EBP Pada
Keperawatan
 Berkaitan dengan penggunaan waktu.
 Akses terhadap jurnal dan artikel.
 Keterampilan untuk mencari.
 Keterampilan dalam melakukan kritik riset.
 Kurang paham atau kurang mengerti.
 Kurangnya kemampuan penguasaan bahasa untuk penggunaan hasil-hasil riset.
 Salah pengertian tentang proses
 Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk menggunakan
literatur hasil
 Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk menggunakan
literatur hasil penemuan untuk intervensi praktek yang terbaik untuk diterapkan
pada klien.
 Program S2 akan berpartisipasi untuk pengembangan model praktek
terbaik dengan
 penggunaan metode analisis ilmiah
 Kualitas dari fakta yang ditemukan
 Program S2 akan berpartisipasi untuk pengembangan model praktek
terbaik dengan penggunaan metode analisis ilmiah.
 Dari hasil penelitian, dg judul “Faktor-Faktor yg Berhubungan
dg Kesiapan Perawat Dalam Melaksanakan Evidence-Based
Practice (EBP) : A Literature Review”, Elifa Ihda Rahmayanti,
Kusrini S. Kadar, Ariyanti Saleh (2019), Secara total, literature
review ini terdiri dari 12 jurnal Dari jurnal tsb, melaporkan
bahwa identifikasi kesiapan perawat sebelum melaksanakan
EBP merup. hal yg sangat penting, krn dg hal ini akan diketahui
variabel penghambat dan variabel yang menfasilitasi
pelaksanaan EBP (Thiel & Ghosh, 2008).
 Pd beberapa jurnal yg direview tsb diatas, terdapat 6 jurnal
menyimpulkan bahwa sikap & keyakinan, pengetahuan &
keterampilan, budaya tempat kerja, kebutuhan informasi,
tingkat pendidikan, pengalaman kerja, & usia berhubungan dg
kesiapan perawat thd EBP (Bostrom et al., 2013; Elysabeth et al.,
2014; Patelarou et al., 2017; Perez-Campos, Sanchez-Garcia, &
Pancorbo-Hidalgo, 2014; Sandofa et al., 2016; Saunders &
Vehviläinen-Julkunen, 2015).
 Sementara 5 jurnal (Ammouri et al., 2014; Khammarnia et al.,
2015; Shifaza et al., 2014; Yoder et al., 2014; Foo et al., 2011)
menyimpulkan hambatan dlm pelaksanaan EBP t.d kurangnya
sumber daya manusia, kurangnya waktu, kurangnya akses
internet di tempat kerja & beban kerja yg berat, pengetahuan &
ketrampilan yg kurang.
 Sementara 1 (Saunders et al., 2016), jurnal menyimpulkan
perlunya pelatihan & bimbingan bagi perawat untuk
meningkatkan pengetahuan & ketrampilan perawat ttg EBP.
 Beberapa prediktor kesiapan & keyakinan EBP telah
diidentifikasi. Kesiapan perawat dan sikap positif terhadap EBP
dikaitkan dg pengetahuan & ketrampilan EBP mereka, &
keyakinan terkait EBP merupakan faktor yg paling penting yg
perlu disiapkan oleh perawat dlm melaksanakan EBP.
 Namun, budaya tempat kerja & organisasi yg resisten thd
perubahan menjadi faktor penghambat utama pelaksanaan
EBP.
 Dari hasil penelitian, dg judul “Studi Kualitatif Hambatan
Implementasi Evidence-Based Dukungan selama Persalinan di
Praktik Mandiri Bidan (PMB) Wilayah Kabupaten Gunungkidul
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2019” Rizki Amalia ,
Moh. Hakimi , Herlin Fitriana K, (2019), penelitian kualitatif dg
pendekatan deskriptif fenomenologi, dg tujuan untuk mengetahui
fenomena ttg hambatan implementasi evidence-based dukungan
selama persalinan di Praktik Mandiri Bidan (PMB).
 Ada tiga tema yang muncul dlm hambatan implementasi evidence-
based dukungan selama persalinan normal yaitu hambatan dari
keluarga, hambatan dari pasien & pasangan, & kurangnya
pengetahuan.
 Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan mampu
meningkatkan Konseling Informasi dan Edukasi (KIE) ttg dukungan
persalinan kpd pasien maupun keluarganya.
 Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti hanya melakukan
satu kali observasi pada masing-masing Praktik Mandiri Bidan
(PMB).
Pemberian informasi sesuai evidence based
(kenyataan)

 Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan


berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan.
 Praktik dalam kebidanan yang di utamakan adalah lebih didasarkan
pembuktian ilmiah hasil observasi/penelitian dan pengalaman praktik terbaik
dari semua para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
 Tidak semua EBM dapat langsung diaplikasikan oleh semua profesional
kebidanan di dunia. Oleh karena itu bukti ilmiah tersebut harus ditelaah
terlebih dahulu, mempertimbangkan manfaat dan kerugian serta kondisi
setempat seperti budaya, kebijakan dan lain sebagainya.
 Praktik berdasarkan penelitian merupakan penggunaan yang sistematik,
ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan
keputusan tentang asuhan pasien secara individu. Hal ini menghasilkan
asuhan yang efektif dan tidak selalu melakukan intervensi.
 Asuhan yg dilakukan dituntut tanggap thd fakta yg tjd,
menyesuaikan dg keadaan atau kondisi pasien dg mengutamakan
keselamatan & kesehatan pasien dg mengikuti prosedur yg ss dg
evidence based asuhan kebidanan, yg tentu saja berdasar kepada
hal-hal yg sudah dibahas sebelumnya, yaitu: standar asuhan
kebidanan, standar pelayanan kebidanan, kewenangan bidan
komunitas, fungsi utama bidan bagi masyarakat.
 Fungsi utama profesi kebidanan, ruang lingkup asuhan yang
diberikan.
 Contoh kasus :
Berdasarkan evidence based, pemotongan tali pusat lebih baik
ditunda karena sangat tidak menguntungkan baik bagi bayi maupun
bagi ibunya. Mengingat fenomena yang terjadi di Indonesia antara
lain tingginya angka morbiditas ataupun mortalitas pada bayi salah
satunya yang disebabkan karena Asfiksia Hyperbillirubinemia/ icterik
neonatorum, selain itu juga meningkatnya dengan tajam kejadian
autis pada anak-anak di Indonesia tahun ke tahun tanpa tahu pemicu
penyebabnya. Ternyata salah satu asumsi sementara atas kasus
fenomena di atas adalah karena adanya ICC (Imediettly Cord
Clamping). Benar atau tidaknya asumsi tersebut, beberapa hasil
penelitian dari jurnal-jurnal internasional di bawah ini mungkin bisa
menjawab pertanyaan di atas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kinmond, S. et al.
(1993) menunjukkan bahwa pada bayi prematur, ketika
pemotongan tali pusat ditunda paling sedikit 30 menit atau
lebih, maka bayi akan:
 Menunjukkan penurunan kebutuhan untuk tranfusi darah
 Terbukti sedikit mengalami gangguan pernapasan
 Hasil tes menunjukkan tingginya level oksigen
 Menunjukkan indikasi bahwa bayi tersebut lebih viable
dibandingkan dengan bayi yang dipotong tali pusatnya
segera setelah lahir
 Mengurangi resiko perdarahan pada kala III persalinan
 Menunjukkan jumlah hematokrit dan hemoglobin dalam
darah yang lebih baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eillen K. Hutton
(2007) bahwa dengan penundaan pemotongan tali pusat
dapat:
 Peningkatan kadar hematokrit dalam darah
 Peningkatan kadar hemoglobin dalam darah
 Penurunan angka Anemia pada bayi
 Penurunan resiko jaudice/ bayi kuning
 Mencermati dari hasil-hasil penelitian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pemotongan tali pusat segera setelah bayi
lahir sangat menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi
ibunya. Dari situ kita bisa lihat betapa besarnya resiko kerugian,
kesakitan maupun kematian yang dapat terjadi.
 Pemberian informasi dapat meningkatkan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan pasien dan keluarga sehingga pasien dan
keluarga mampu melakukan pencegahan, penanganan yang
tepat.
 Dari kasus tersebut, dapat disimpulkan : Pemberian informasi
dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
pasien dan keluarga sehingga pasien dan keluarga mampu
melakukan komunikasi yang tepat, saat penolong persalinanya
bukan anda yang sudah tahu tentang temuan/artikel ilmiah
tersebut.
TUGAS

 TUGAS EBP PERTEMUAN 13.pdf

Anda mungkin juga menyukai