Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN KOMUNITAS (SAP)SATUAN ACARA

PENYULUHAN

AGREGRAT PADA REMAJA


DISUSUN

Kelompok : 4

Nazar Hayani

Hayatun Nufus

Dosen Pembimbing : Ns. Maulida M.Kep

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIkes)GETSEMPENA LHOKSUKON

IDI RAYEUK –ACEH TIMUR

TAHUN AJARAN 2020-2021


BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
MasalahSeks bebas adalah hubungan seksual terhadaplawan jenis maupun sesama
jenistanpa ikatan dengan berganti-ganti pasangan(Sarwono, 2008). Menurut Irawati dalam
Lubis (2013), seks bebaspada remaja dapat diartikan berbagai macam perilaku remaja yang
berisiko yang terdiri dari tahapan berpegangan tangan, berkencan intim, bercumbu, sampai
melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan normaselain
itudikarenakanremaja belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang seksual.Pengetahuan
seksual yang benar dapat memimpin remaja ke arah perilaku seksual yang rasional dan
bertanggung jawab. Begitu juga sebaliknya, informasi yang salah mengakibatkan kesalahan
persepsi dan menimbulkan perilaku seksual yang salah (Kumalasaridan Andhyantoro, 2012).
Pemahaman tentang seksual yang dianggap tabu oleh masyakarat dan adanya mitos-mitos
yang salah tentang seksual, menyebabkan pemahaman remaja mengenai pengetahuan
seksualitas masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka kejadian seks bebas
(Erni, 2013).Penelitian yang dilakukan oleh Adekun, Ricketts, Ajuwon dan Ladipo tahun
2009 di Nigeria Utara menunjukkan hasil dimana kurang dari 47% remaja yang mengetahui
kehamilan bisa terjadi dengansatu kali berhubungan seksual, dan kurang dari 56 % remaja
yang mengetahui cara mencegah

B.Tujuan
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja pada siswi kelas VIII di SMP 28 Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja sebelum diberi
pendidikan kesehatan.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja setelah diberi
pendidikan kesehatan.
c. Menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
C.Ruang lingkub
a. Kesehatan reproduksi dan kependukam
b. Hak remaja atas kesehatan reproduksi
c. Perkembangan seksual remaja
d. Remaja dan perilaku seksual
e. Remaja dan penyakit menular
f. Remaja dan kehamilan
g. Remaja dan peranan orangtua

D.Peran Perawat
a. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan
b. Sebagai pengolola kegiatan
c. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENDIDIKAN SEKS DINI

Remaja perlu mendapatkan pendidikan seks. Pendidikan seks berusaha menempatkan seks


pada perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negatif tentang seks. Dengan pendidikan
seks kita dapat memberitahu remaja bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar
terjadi pada semua orang, selain itu remaja juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku
seksual berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A.      IDENTITAS
Pokok Bahasan          : Kesehatan Reproduksi Remaja
Sub pokok bahasan    : Pendidikan Seks Dini (Sex Education)
Waktu                        : 30 Menit
Tempat                       : Di sekolah menengah
Sasaran                       : Para Siswa SMP/ SMA
Penyuluh                    : Pergaulan Bebas
Hari dan tanggal        : -

B.       MATERI
Pendidikan Seks Dini (Sex Education)

C.      TUJUAN INSTRUKSIONAL


1.      Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang remaja dan pendidikan seks pra nikah pada remaja
selama 30 menit, diharapkan remaja di SMP dapat mengetahui dan memahami tentang
bahaya seks pra nikah.

2.      Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hubungan seks dini di harapkan audiens dapat
memahami
a.       Peserta dapat menjelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
b.      Peserta dapat menjelaskan ciri-ciri remaja
c.       Peserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
d.      Peserta dapat menjelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
e.       Peserta dapat menjelaskan akibat hubungan seksual  dini
f.       Peserta dapat menjelaskan macam-macam penyalahgunaan seks

D.      METODE DAN MEDIA


1.         Metode
Ceramah, tanya jawab dan diskusi
2.         Media
Laptop, Lcd
  
E.  KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap/ Media &
Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Metode
Waktu Alat
Pendahuluan 1.   Memberi salam  pembuka dan Menjawab salam LCD, Ceramah
(5 menit) memperkenalkan diri & memperhatikan dan
2.   Menginformasikan materi yang Memperhatikan laptop, Ceramah
akan disampaikan
3.   Menjelaskan tujuan yang Memperhatikan Ceramah
hendak di capai pada akhir
penyuluhan
4.   Apersepsi dengan cara Memperhatikan & Ceramah
menggali pengetahuan yang menjawab
dimiliki peserta pertanyaan
Penyajian 1.   Menjelaskan pengertian remaja Mendengarkan Ceramah
Materi dan hubungnan seksual dini dan
(15 menit) 2.   Menjelaskan ciri-ciri remaja memperhatikan
3.   Menjelaskan faktor-faktor yang Ceramah
mendorong hubungan seksual Ceramah
dini
4.   Menjelaskan cara
mengendalikan dorongan Ceramah
hubungan seksual dini
5.   Menjelaskan akibat hubungan Ceramah
seksual  dini Ceramah
6.   Menjelaskan macam
penyalahgunaan seks Ceramah
7.   Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya Bertanya Tanya
seputar materi yang jawab
disampaikan
8.   Memberi kesempatan kepada
peserta lain untuk menjawab Mendengarkan
pertanyaan dan
9.   Menjelaskan dan menjawab memperhatikan
pertanyaan Ceramah
Evaluasi Memberikan pertanyaan kepada Menjawab Lisan Tanya
(5 menit) peserta seputar materi yang pertanyaan Jawab
telah diberikan

Penutup 1.   Menyimpulkan Materi Mendengarkan Lisan Ceramah


(5 menit) 2.   Menutup pertemuan & Mendengarkan Ceramah
mengucapkan salam penutup dan menjawab
salam

E.       EVALUASI
Soal :
1.      Jelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
2.      Jelaskan ciri-ciri remaja
3.      Jelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
4.      Jelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
5.      Jelaskan akibat hubungan seksual  dini
6.      Jelaskan macam-macam penyalahgunaan seks

Jawaban :
1.      Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut
WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun.
Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen
Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut
BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah
usia 10-21 tahun.

2.      Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan nya, masa
(rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1)      Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2)      Tampak dan merasa ingin bebas.
3)      Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
         berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1)      Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2)      Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3)      Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1)      Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2)      Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3)      Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4)     Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5)      Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.(Widyastuti dkk, 2009).   

3.      Factor yang mendorng hubungan seksual dini adalah Factor hubungan, gaya hidup,
factor fisik dan factor harga diri

4.      Cara mengendalikan dorongan seksual dini antara lain :


a) Taat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Remaja memahami tugasnya, misalnya belajar/ bekerja
c) Mengisi waktu dengan bakat, minat, dan kemampuan misalnya: olahraga, kesenian,
    dan berorganisasi.
d) Pengawasan dari orang tua

5.      Berhubungan sex di usia  < 18 th lebih rentan terkena berbagai macam penyakit fisik
maupun psikologis.
Secara fisik sel-sel di antara vagina dan cervix belum matang mudah terjadi “perlukaan” bila
terkena trauma yang biasa terjadi pada saat coitus ( berhubungan badan )
à memudahkan masuknya virus HPV yang merupakan virus penyebab cancer cervix dan
virus HIV penyebab AIDS.
semakin muda usia saat  berhubungan seksual à resiko terkena Ca cervix dan AIDS juga akan
lebih tinggi.

6.      Macam penyalahgunaan seks antara lain :


-          Sebagai alat pencari kepuasan
-          Digunakan sebagai ekspresi kemarahan
-          Sebagai kekuatan
-          Digunakan untuk eksploitasi komersial

F.       URAIAN MATERI


1.    Pengertian Remaja dan Hubungan Seksual Dini
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut
WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun.
Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen
Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut
BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah
usia 10-21 tahun.
Remaja, yang bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa latin adolescere,
yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Bangsa primitif dan orang-
orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain
dalam rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan
reproduksi (Ali dan Asrori, 2009).
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi
dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun yang merupakan suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah
masa periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. (Widyastuti dkk,2009)
Hubungan seksual dini adalah hubungan seksual yang di lakukan di usia dini untuk
menyalurkan dorongan seksual. Oleh karena itu, remaja perlu mendapatkan pendidikan
seks. Pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan mengubah
anggapan negatif tentang seks. Dengan pendidikan seks kita dapat memberitahu remaja
bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu
remaja juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual berisiko sehingga mereka
dapat menghindarinya.
                                                                                                                                   
2.      Ciri-ciri remaja
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan nya, masa
(rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1)      Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2)      Tampak dan merasa ingin bebas.
3)      Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1)      Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2)      Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3)      Timbul perasaan cinta yang mendalam.
         
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1)      Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2)      Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3)      Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4)     Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5)      Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.(Widyastuti dkk, 2009).          

Perubahan Fisik Pada Masa Remaja


a.    Tanda-Tanda Seks Primer
Yang dimaksud dengan tanda-tanda seks primer adalah organ seks pada laki-laki gonad
atau testis. Organ tersebut terletak didalam skrotum. Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari
ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama satu atau dua tahun,
kemudian pertumbuhan menurun. Testis berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun.
Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang lazimnya terjadi mimpi
basah, artinya ia bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual, sehingga
mengeluarkan sperma.
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat ketepatan
antara organ satu dengan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-
kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan
organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari
serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara
berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. (Widyastuti dkk, 2009).

b.  Tanda-Tanda Seks Sekunder


1)   Pada Laki-Laki
Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, terjadi sekitar
satu tahun setelah testis dan penis mulai membesar. Ketika rambut kemaluan hampir selesai
tumbuh, maka menyusul rambut ketiak dan rambut di wajah, seperti halnya kumis dan
cambang. Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar. Kelenjar lemak
dibawah kulit menjadi lebih aktif. Seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak
yang meningkat. Aktivitas kelenjar keringat juga bertambah, terutama bagian ketiak. Otot-
otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan kuat. Lebih-lebih bila dilakukan latihan
otot, maka akan tampak memberi bentuk pada lengan, bahu dan tungkai kaki. Seirama
dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan, maka terjadi perubahan suara. Mula-mula agak
serak, kemudian volumenya juga meningkat. Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul
benjolan kecil-kecil di sekitar kelenjar susu. Setelah beberapa minggu besar dan jumlahnya
menurun.
2)   Pada Wanita
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-laki. Tumbuhnya
rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan
bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah, mula-
mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan
agak keriting. Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai
akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak dibawah kulit. Seiring
pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi
karena harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga
payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. Seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih
besar, lebih tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki, kulit pada
wanita tetap lebih lembut. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya
menusuk sebelum dan selama masa haid. Menjelang akhir masa puber, otot semakin
membesar dan semakin kuat. Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita. (Widyastuti dkk,
2009).

3.   Faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini


Kolodny, Master dan Johnson (1979) menyatakan bahwa keinginan seksual beragam
diantaranya individu, sebagian orang menginginkan dan menikmati seks setiap hari.
Sementara yang lainnya menginginkan seks hanya sekali satu bulan dan yang lainnya lagi
tidak memiliki keinginan seks sama sekali dan cukup merasa nyaman dengan fakta tersebut.
Keinginan seksual menjadi masalah jika klien semata-mata menginginkan untuk
melakukannya pada beberapa norma kultur atau jika perbedaan dalam keinginan seksual dari
pasangan menyebabkan konflik.
a.  Faktor Fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Aktivitas
seksual dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Bahkan hanya membayangkan
bahwa seks dapat menyakitkan sudah menurunkan keinginan seks. Penyakit minor dan
keletihan adalah alasan seseorang untuk tidak merasakan seksual. Citra tubuh yang buruk,
terutama jika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk
tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.

b.  Faktor Hubungan
Masalah dalam berhubungan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari keinginan
seks. Setelah kemesraan hubungan telah mundur, pasangan mungkin mendapati bahwa
mereka dihadapkan pada perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau gaya hidup mereka.
Keterampilan seperti ini memainkan peran yang sangat penting ketika menghadapi keinginan
seksual dalam berhubungan. Penurunan minat dalam aktifitas seksual dapat mengakibatkan
ansietas hanya karena harus mengatakan kepada pasangan perilaku seksual apa-apa yang
diterima atau menyenangkan.

c.  Faktor Gaya Hidup


Faktor gaya hidup, seperti penggunaan atau penyalahgunaan alcohol dapat
mempengaruhi keinginan seksual. Namun demikian, banyak bukti sekarang ini menunjukkan
bahwa efek negatif alkohol terhadap seksual jauh melebihi euphoria (perasaan yang
berlebihan) yang mungkin dihasilnya. Pada awalanya menemukan waktu yang tepat untuk
aktivitas seksual adalah faktor gaya hidup. Klien seperti ini sering mengungkapkan bahwa
mereka perlu waktu untuk menyendiri, berfikir dan istirahat sebagai hal yang lebih penting
dari seks.
d. Faktor Harga Diri
Tingkat harga diri juga dapat menyebabkan konflik yang melibatkan seksualitas. Jika
harga diri seksual tidak pernah diperlihatkan dengan mengembangkan perasaan yang kuat
tentang seksual diri dan dengan mempelajari keterampilan seksual, seksual mungkin
menyebabkan perasaan negatif atau menyebabkan tekanan perasaan seksual. Harga diri
seksual dapat menurun didalam banyak cara, yaitu perkosaan, inses dan penganiayaan fisik
atau emosi meninggalkan luka yang dalam (Herdiana, 2007).

4.   Cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini


a) Taat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Remaja memahami tugasnya, misalnya belajar/ bekerja
c) Mengisi waktu dengan bakat, minat, dan kemampuan misalnya: olahraga, kesenian,
    dan berorganisasi.
d) Pengawasan dari orang tua
Terdapat perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan
perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa.

Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah


sebagai berikut:
1)  Mampu menerima keadaan fisiknya.
2)  Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3)  Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4)  Mencapai kemandirian emosional.
5)  Mencapai kemandirian ekonomi.
6)  Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan   untuk
melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
7)  Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
8)  Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia
dewasa.
9)  Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10)Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan


kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat
membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik.
Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan
kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya (Ali
dan Asrori, 2009).

5.   Akibat hubungan seksual  dini


Berhubungan sex di usia remaja ( di bawah 18 tahun ) lebih rentan terkena berbagai
macam penyakit fisik maupun psikologis. Secara fisik sel-sel di antara vagina dan cervix
belum “matur” atau matang sehingga akan mudah terjadi “perlukaan” bila terkena trauma
yang biasa terjadi pada saat coitus (berhubungan badan). Perlukaan tersebut akan
menjadikannya tempat yang akan memudahkan masuknya virus HPV yang merupakan virus
penyebab cancer cervix dan virus HIV penyebab AIDS.
Dengan kata lain semakin muda usia pada saat kamu berhubungan sexsual, maka
resiko terkena cancer cervix dan AIDS juga akan lebih tinggi. Cancer cervix dan AIDS
adalah jenis penyakit yang sulit dideteksi gejalanya. Gejala klinis baru akan muncul setelah
bertahun tahun virus HPV menginfeksi, itupun biasanya cancer sudah berada pada stadium
lanjut. Karenanya penting bagi setiap perempuan yang sudah melakukan hubungan sex
berapapun usianya, untuk secara rutin melakukan pap smear test, yaitu suatu test yang
dilakukan untuk mengetahui perubahan sel-sel antara vagina dengan cervix. Begitu pula
dengan infeksi HIV, setelah pertahun –tahun virus tersebut menginfeksi, barulah gejala klinis
AIDS akan muncul. Virus HIV ini hanya bisa dideteksi dengan melakukan pemeriksaan HIV
di dalam darah. Infeksi virus HIV akan menurunkan tingkat imunitas seseorang, sehingga
dapat menyebabkan pertumbuhan cancer lebih cepat Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaanya tidak diinginkan oleh
salah satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut. Lebih dari 200 wanita mati setiap hari
disebabkan komplikasi pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan
aborsi dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan
terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak profesional (unsafe
abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung
berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang
berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui
dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan
setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.

6.         Penyalahgunaan Seks


Selain terdapat kegunaan seks dapat pula kita temukan penyalahgunaan seks yang
dapat dipaparkan sebagai berikut:
a.  Seks sebagai alat pencari kepuasan
Sebagian besar orang mengalami gabungan antara kegembiraan, kesukaan dan
ketakutan dalam pengalaman seksual awalnya yang menimbulkan rasa kewaspadaan. Mereka
lapar akan pengalaman seksual dan menggunakan seks sebagai cara untuk mencapai tujuan
melalui hubungan seks di luar perkawinan, seks terlarang seperti pedhofilia, atau antar
anggota keluarga yang merusak kepercayaan serta nilai-nilai moral dalam keluarga. Bila seks
terlepas dari kontrol sosial konvensional, seks menjadi pemuas, yang bagi beberapa orang
menimbulkan kesenangan sedang bagi orang lain menimbulkan ketakutan. 

b.  Seks digunakan sebagai ekspresi kemarahan


Sering kita dengar tindak pemerkosaan yang merupakan tindak kekerasan dan
mencerminkan tindak kemarahan terhadap wanita. Wanita juga dapat mengekspresikan
kemarahannya dalam tingkah laku seksual dengan menggunakan teknik yang lebih tersamar.
Mereka dapat menolak pasangannya dengan cara yang lebih tersamar, tidak memberiakn
respon, ataupun mencela gaya hubungan seksual yang dilakukan.
c.  Seks sebagai kekuatan
Seks dapat dilakukan salah satu bentuk kekuatan dalam hubungan yang tidak sehat.
Beberapa orang dapat mengeksploitasi pasangannya dalam cara yang manipulatif seperti pada
wanita yang cacat, wanita lemah bahkan seks dapat dipakai hadiah untuk tingkah laku
pasangan ynag menyenangkan.
d. Eksploitasi komersial
Masyarakat masih terus dibanjiri dengan iklan-iklan untuk mengubah pemahaman
biologi tentang seks dan daya tarik seksual dalam berbagai media massa.
DAFTAR PUSTAKA

Greenwood, Judy. 1991. Seks dan Permasalahannya. Jakarta: Arcan

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai