PENYULUHAN
Kelompok : 4
Nazar Hayani
Hayatun Nufus
B.Tujuan
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja pada siswi kelas VIII di SMP 28 Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja sebelum diberi
pendidikan kesehatan.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja setelah diberi
pendidikan kesehatan.
c. Menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
C.Ruang lingkub
a. Kesehatan reproduksi dan kependukam
b. Hak remaja atas kesehatan reproduksi
c. Perkembangan seksual remaja
d. Remaja dan perilaku seksual
e. Remaja dan penyakit menular
f. Remaja dan kehamilan
g. Remaja dan peranan orangtua
D.Peran Perawat
a. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan
b. Sebagai pengolola kegiatan
c. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENDIDIKAN SEKS DINI
A. IDENTITAS
Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja
Sub pokok bahasan : Pendidikan Seks Dini (Sex Education)
Waktu : 30 Menit
Tempat : Di sekolah menengah
Sasaran : Para Siswa SMP/ SMA
Penyuluh : Pergaulan Bebas
Hari dan tanggal : -
B. MATERI
Pendidikan Seks Dini (Sex Education)
2. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hubungan seks dini di harapkan audiens dapat
memahami
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
b. Peserta dapat menjelaskan ciri-ciri remaja
c. Peserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
d. Peserta dapat menjelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
e. Peserta dapat menjelaskan akibat hubungan seksual dini
f. Peserta dapat menjelaskan macam-macam penyalahgunaan seks
E. EVALUASI
Soal :
1. Jelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
2. Jelaskan ciri-ciri remaja
3. Jelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
4. Jelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
5. Jelaskan akibat hubungan seksual dini
6. Jelaskan macam-macam penyalahgunaan seks
Jawaban :
1. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut
WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun.
Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen
Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut
BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah
usia 10-21 tahun.
2. Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan nya, masa
(rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.(Widyastuti dkk, 2009).
3. Factor yang mendorng hubungan seksual dini adalah Factor hubungan, gaya hidup,
factor fisik dan factor harga diri
5. Berhubungan sex di usia < 18 th lebih rentan terkena berbagai macam penyakit fisik
maupun psikologis.
Secara fisik sel-sel di antara vagina dan cervix belum matang mudah terjadi “perlukaan” bila
terkena trauma yang biasa terjadi pada saat coitus ( berhubungan badan )
à memudahkan masuknya virus HPV yang merupakan virus penyebab cancer cervix dan
virus HIV penyebab AIDS.
semakin muda usia saat berhubungan seksual à resiko terkena Ca cervix dan AIDS juga akan
lebih tinggi.
b. Faktor Hubungan
Masalah dalam berhubungan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari keinginan
seks. Setelah kemesraan hubungan telah mundur, pasangan mungkin mendapati bahwa
mereka dihadapkan pada perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau gaya hidup mereka.
Keterampilan seperti ini memainkan peran yang sangat penting ketika menghadapi keinginan
seksual dalam berhubungan. Penurunan minat dalam aktifitas seksual dapat mengakibatkan
ansietas hanya karena harus mengatakan kepada pasangan perilaku seksual apa-apa yang
diterima atau menyenangkan.