Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kebersihan adalah upaya yang dilakukan individu dalam memelihara kebersihan


dan kesehatan dirinya baik secara fisik maupun mental. Berpenampilan bersih, harum,dan
rapi merupakan dimensiyang sangat penting dalam mengukur tingkat kesejahteraan individu
secara umum. Mengingat kebersihan merupakan kebutuhan dasar utama yang dapat
mempengaruhi status kesehatan dan kondisi psikologis individu. Efek yang akan timbul jika
personal hygiene tidak dilakukan akan menimbulkan berbagai bibit penyakit.
Kebersihan tubuh perlu diperhatikan, adapun jenis personal hygiene yang di perlu di
perhatikan diantaranya perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh, perawatan
mata,  perawatan hidung, perawatan telinga, perawatan gigi dan mulut, perawatan kuku
tangan dan kaki, perawatan genetalia, perawatan tubuh ( memandikan), dan kerapihan
pakaiannya. Jika seseorang sakit,biasanya masalah kebersihannya kurang diperhatikan.
Hal ini terjadi karena bila menganggap masalah kebersihan adalah masalah
sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus menerus dapat mempengaruhi kesehatan
secara umum. Maka dari itu menjaga kebersihan diri ini sangatlah penting, selain mencegah
sakit ia juga dapat mencegah penularan penyakit dan juga penyebaran kuman. Jika
kebersihan diri ini sudah terpenuhi, maka,proses penyembuhan penyakit juga mudah
dilakukan. Salah satu contoh personal hygiene adalah Perineal Hygiene yaitu membersihkan
daerah kemaluan dan sekitarnya yang tidak dapat dilakukan  oleh pasien. Bertujuan untuk
membersihkan, mencegah infeksi, dan memberikan rasa nyaman pada pasien. Cara
membersihkan area genetalia pria berbeda dengan cara membersihkan area genetalia wanita.
Harus dengan prosedur dan caranya sendiri sendiri.

B. Tujuan Penulisan
Mampu mengetahui konsep dasar Perineal Hygiene.Mampu mengetahui dan melakukan
proses Perineal Hygiene pada klien. Mampu mengetahui tujuan dari Perineal Hygiene.
Mampu mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan tindakan Perineal
Hygiene pada klien.Mampu mengetahui alat dan bahan apa saja yang diperlukan saat
melakukan tindakan Perineal Hygiene.Mampu memahami prosedur apa saja yang dilakukan
saat melakukan tindakan Perineal Hygiene pada klien.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemandirian Perineal Hygiene


1. Pengertian Kemandirian
Kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari–
hari sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya (Lie, 2004).
Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif
selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri
dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan, sehingga individu mampu
berfikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih
jalan hidupnya untuk berkembang yang lebih mantap (Mu’tadin, 2002).
Kemandirian seperti halnya psikilogis yang lain, dapat berkembang dengan baik
jika diberikan kesempatan untuk berkembang melalui latihan yang dilakukan
secara terus menerus dan dilakukan sejak dini, latihan tersebut berupa pemberian
tugas tanpa bantuan. Kemandirian akan memberi dampak yang positif bagi
perkembangan anak, maka sebaiknya kemandirian diajarkan pada anak sedini
mungkin sesuai kemampuan anak. Seperti telah diakui segala sesuatu yang dapat
diusahakan sejak dini akan dapat dihayati dan semakin berkembang menuju
kesempurnaan (Mu’tadin, 2002). Kemandirian seorang anak diperkuat melalui
proses sosialisasi yang terjadi antara anak dengan teman sebaya. (Hurlock 1991)
mengatakan bahwa melalui hubungan dengan teman sebaya, anak belajar berfikir
secara mandiri, mengambil keputusan sendiri. Dalam mencapai keinginan untuk
mandiri sering kali anak mengalami hambatan–hambatan yang disebabkan oleh
masih adanya kebutuhan untuk tetap tergantung pada orang lain (Mu’tadin 2002).

2. Perineal Hygiene
Perawatan perineal adalah mencuci daerah genital dan anus. Perawatan perineal
dapat dilakukan setidaknya satu kali selama sehari bisa melalui kegiatan pada saat
mandi. Hal ini dilakukan lebih sering bila anak masih mengompol. Perawatan
perineal ini dapat mencegah infeksi, bau dan iritasi. Perineum adalah daerah di
mana terdapatnya anus, uretra dan vagina (skrotum dan penis pada pria).

2
Perineum ini adalah daerah yang paling berbahaya, terutama pada wanita, karena
semua bagian perineumnya terletak secara berdekatan, dan ada ancaman infeksi
ke saluran kemih dari organisme bakteri coli dari feses yang menyerang saluran
kemih melalui uretra yang terbuka. Oleh karena itu jika kebersihan dipertahankan
setelah buang air besar maka infeksi dari anus ke saluran kencing dapat dicegah
karena sebagian besar infeksi saluran kemih disebabkan oleh organisme hadir
dalam kotoran (Khumar, 2008).

B. Tujuan :
1. Untuk mencegah terjadinya infeksi
2. Mempertahankan kebersihan genitalia
3. Meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal hygiene
4. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan Hygiene
5. Memberi rasa nyaman pada klien
6. Mengetahui dampak jika tidak melakukan Hygiene

C. Indikasi
Pada pasien yang tidak dapat merawat organ kelaminya secara mandiri

D. Kontraindikasi
1. Pada pasien yang menderita penyakit kelamin, misalnya HIV
2. Pada pasien yang mengalami luka bakar seluruh tubuhnya
3. Pada pasien hernia .

E. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Agen injuri fisik Kontraksi uterus, Prosedur operasi
2. Risiko infeksi b.d Trauma jaringan, Tidak adekuatnya pertahanan sekunder
tubuh
3. Defisit perawatan diri: Mandi/kebersihan diri, Toileting b.d Kelelahan

3
F. Prosedur & Macam - Macam Perenial Hygiene :
a. Vulva Hygiene yaitu : membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien
wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukan sendiri. 
Peralatan :
1. Kapas basah /sublimat untuk desinfektan
2. Desifektan sesuai dengan kebutuhan
3. Handuk 2 buah
4. Air hangat dan dingin dalam baskom
5. Tempat membersihkan (cebok) berisi larutan desinfektan
6. Waslap 2 buah
7. Pinset
8. Bengkok
9. Pengalas glutea
10. Pispot
11. sarung tangan

Tahap Orientasi :
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja :
1. Memasang sampiran/menjaga privasi
2. Memasang selimut mandi
3. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
4. Memasang alas dan perlak di bawah pantat
5. Gurita dibuka, celana dan dan pembalut di lepas bersamaan dengan pispot
sambil memperhatikan lochea. Celana dan pembalut dimasukan dalam tas
plastik yang berbeda .

 Pasien disuruh BAK/BAB

 Perawat memakai sarung tangan kiri

4
 Mengguyur vulva dengan air matang yang berisi larutan desinfektan

 Ambil pispot

 Mendekatkan bengkok ke dekat pasien

 Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil kapas basah .


Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri 

 Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora kanan,
labia minora kiri,labia  mayora kanan, vestibulum,perineum. Arah dari
atas ke bawah dengan kapas basah (1kapas hanya untuk sekali usap). Cara
mengusap dari atas ke bawah bila masih kotor di usap lagi dengan kapas
sublimat hingga bersih.

 Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan , perhatikan apakah lepas


atau longgar, bengkak/iritasi. Membersihkan luka jahitan dengan kapas
basah .

 Menutup / mengompres luka dengan kasa yang telah di olesi


salep/betadine

 Memasang celana / pembalut

 Mengambil alas/perlak ,bengkok

 Merapikan pasien, mengambil selimut pasien, dan memakaikan selimut


pasien .

Tahap Terminasi :
1) Mengevaluasi hasil tindakan yang baru di lakukan
2) Berpamitan dengan pasien
3) Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4) Mencuci tangan
5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 

5
b. Penis Hygiene 
yaitu : Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk membersihkan alat
kelamin pria bagian luar.
Peralatan :

1. Kapas Sublimat
2. Pinset
3. Bengkok
4. Pispot
5. Urinal
6. Baskom berisi air hangat
7. Handscon
8. Pengalas
9. Waslap / handuk
10. Baskom berisi larutan desinfektan

  Tahap Orientasi :
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga 
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

  Tahap Kerja :
1. Tutup pintu/jendela atau pasang sampiran
2. Atur posisi pasien dalam keadaan terlentang
3. Cuci tangan dan keringkan dengan haduk bersih
4. Pakai celemek dan sarung tangan
5. Berdiri di sisi kanan pasien
6. Buka selimut tempat tidur, atur dibawah kaki pasien kemudian ganti dengan
selimut mandi

6
7. Buka pakaian pasien bagian atas, lalu menutup bagian yang terbuka  dengan
selimut mandi sampai dada
8. Lakukan cuci muka terlebih dahulu
9. Handuk bentangkan dibawa kepala pasien
10. Tanyakan pada pasien apakah bisa menggunakan sabun atau tidak
11. Bersikan muka, telinga, leher dengan waslap lembab atau dengan sabun,
kemudian bilas sampai bersih
12. Keringkan dengan haduk
13. Lakukan mencuci lengan/ ekstremitas atas
14. Kedua lengan pasien di keataskan
15. Pindah handuk di atas dada pasien, kemudian lebarkan pada samping kiri dan
kanan
16. Letakan kedua tangan pasien diatas haduk yang telah dilebarkan
17. Kedua lengan pasien dibasahi kemudian di sabuni ,dari ujung jari ke arah
pangkal lengan yang dimulai dengan bagian yang terjauh
18. Lakukan pembilasan sampai bersih dan keringkan dengan haduk
19. Lakukan mencuci bagaian dada dan perut :
20. Selimut mandi diturunkan sampai perut bagian bawah
21. Keataskan kedua tangan pasien , kemudian haduk di angkat dan dibentangkan
di sisi pasien
22. Basahi bagian ketiak, dada dan perut kemudian disabun, bilas dengan bersih
kemudian keringkan dengan handuk
23. Lakukan mencuci punggung
24. Miringkan pasien ke kiri
25. Bentangkan haduk di bawah punggung sampai glutea
26. Basahi daerah punggung hingga glutea , kemudian disabun, dibilas dan di
keringkan dengana haduk
27. Berikan minyak kayu putih kalau perlu dan bedak
28. Miringkan pasien ke kanan, kemudian handuk bentangkan dibawah punggung
sampai glutea
29. Cuci punggung kiri sebagaimana punggung kanan
30. Beri minyak kayu putih dan bedak bila perlu, kemudian pasien di telentangkan
31. Pakaian bagian atas dipasangkan dengan rapi
32. Lakukan pencucian daerah kaki :
7
33. Ganti air dengan air bersih, kemudian cuci dan berisihkan dengan waslap
hingga bersih
34. Pakaian bawah ditanggalkan, kemudian tutup kembali dengan selimut mandi
35. Keluarkan kaki terjauh dari selimut mandi
36. Handuk dibentangkan dibawahnya dan lutut ditekuk
37. Bersikan kaki dengan sabun, dibilas selanjutnya di keringkan, demikian
dengan kaki yang lain
38. Lakukan mencuci lipatan paha dan genetalia :
39. Bentangkan handuk dibawah glutea, celana dalam ditanggalkan
40. Basahi daerah lipatan paha dan genetalia, kemudian di beri sabun, dibilas dan
di keringkan
41. Ganti celana dalam yang bersih dan pasangkan pakaian bagian bawah
42. Rapikan pasien dan atur posisi yang aman dan nyaman
43. Lepaskan sarung tangan dan bereskan barang dan cuci tangan.
44. Setelah mandi selimut mandi di ganti dengan selimut pasien .

8
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. (2013). Personal Hygiene konsep, proses dan aplikasi  dalam praktik
keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Iswati, Erna.2010.awas bahaya penyakit kelamin.Jakarta:Diva Press
Sarwono. (2010). Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
Penerbit Tridasa Printer.

Anda mungkin juga menyukai