Anda di halaman 1dari 5

REOLOGI BATUAN

1.   Pendahuluan
Secara mekanik batuan mempunyai perilaku ( behaviour ) yang berbeda –
beda saat menerima beban dan dapat diketahui melalui perilaku konstitutif
atau kurva tegangan – regangan yang diperoleh melalui uji kuat tekan, kuat
geser, uji triaksial dan kuat tarik yang dilakukan di laboratorium. Jika
pengujian laboratorium tersebut dilakukan dengan tegangan konstan terhadap
fungsi waktu maka akan diperoleh kurva rayapan ( creep ). Sedangkan kurva
relaksasi akan diperoleh jika pengujiannya dilakukan pada regangan konstan
terhadap fungsi waktu.
Dengan melakukan regresi dari data yang diperoleh untuk tegangan terhadap
fungsi waktu dan regangan konstan terhadap fungsi waktu maka perilaku
rayapan dan relaksasi batuan dapat ditentukan. Untuk batuan lunak
khususnya , selain perilaku konstitutif, sifat fisik dan mekanik juga sangat
penting untuk diperhatikan.

2.   Perilaku Kurva µ - €
Untuk mengetahui dasar perilaku batuan terhadap beban sebenarnya dapat
diperoleh dari uji kuat tekan yang digambarkan oleh Bieniwawski ( 1967 )
seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Pada tahap awal dikenakan
gaya, kurva berbentuk landai dan tidak linier yang berarti bahwa gaya yang
diterima oleh batuan dipergunakan untuk menutup rekahan awal ( pre –
existing cracks ) yang terdapat di dalam batuan. Sesudah itu kurva menjadi
linier sampai batas tegangan tertentu yang kita kenal dengan batas elastik
( µ€ )lalu terbentuk rekahan baru dengan perambatan stabil sehingga kurva
tetap linier. Setelah batas elastik dilewati maka perambatan rekahan menjadi
tidak stabil, kurva ini tidak linier lagi dan tidak berapa lama kemudian batuan
akan hancur dan titik runtuh ini menyatakan kekuatan batuan.
Proses terjadinya perambatan rekahan mikro di dalam batuan pada rayapan
identik dengan proses runtuhan yang terjadi pada uji kuat tekan uniaksial
yaitu : Penutupan Rekahan ( closing of crack ) ,  Deformasi elastik sempurna
( perfectly elastic deformation ),  Perambatan rekahan stabil ( stable fracture
propagation ) dan Perambatan rekahan tidak stabil ( unstable fracture
propagation )

3.   Definisi
Material elastik adalah sebuah reologi ideal dimana regangan terjadi akibat
adanya tegangan dan akan pulih kembali saat tegangannya kembali ke nol.
Kasus khusus pada material elastik adalah dimana hubungan antara tegangan
dan regangan merupakan garis lurus dengan nilai Modulus Young atau
modulus geser konstan. Secara ideal tidak ada peluang untuk material
tersebut runtuh saat berada di dalam wilayah perilaku elastik.
Material viskos adalah sebuah kondisi material ideal dimana tegangan yang
bekerja pada material tersebut akan mengakibatkan sebuah laju regangan dan
mengalir. Kasus khusus adalah sebuah material viskos linear dengan nilai
viskositas konstan dan sering disebut fluida viskos.
Reologi plastik adalah sebuah mekanisme deformasi bergantung waktu
seperti pergerakan dislokasi, twinning dan rayapan.
Getas ( brittle ) adalah mekanisme bergantung tegangan dan seringnya
melibatkan proses nukleasi, pengembangan dan tumburan serta tabrakan dari
sebuah diatansi rekahan. Perubahan getas – duktil adalah istilah yang banyak
digunakan untuk menggambarkan suatu perubahan dari patahan menuju
aliran pada kerak bumi, juga digunakan untuk menggambarkan perubahan
bentuk ke permukaan yang rata karena perpindahan duktil dapat terjadi
sebagai mekanisme garis, pada istilah tektonik sebagian besar telah
digantikan dengan perubahan getas – duktil.
Material plastik adalah suatu bentuk reologi ideal yang mengandung perilaku
dua gaya dibawah kondisi tegangan. Tidak ada perpindahan jika tegangan
lebih kecil dari suatu batas spesifik, kekuatan luluh ( yield ) dan perpindahan
permanen memiliki suatu tegangan lebih besar. Jenis – jenis material plastik
yang penting meliputi elastik – plastik dan visko – plastik.
a.  Elastik
Perilaku batuan dikatakan elastik ( linier maupun non linier ) jika tidak
terjadi deformasi permanen pada saat tegangan dibuat nol.
b.  Elasto Plastik
Plastisitas adalah karakteristik batuan yang mengijinkan regangan
( deformasi ) permanen besar sebelum batuan tersebut hancur ( failure ).
Perilaku batuan sebenarnya diperoleh dari pengujian kuat tekan di
laboratorium. Dari Bieniawski pada tahap awal batuan dikenakan gaya, kurva
berbentuk landai dan tidak linier yang berarti gaya yang diterima oleh batuan
dipergunakan untuk menutup “crack “/ “fissure “yang terdapat di dalam
batuan. Sesudah itu kurva menjadi linier sampai batas tertentu yang kita
kenal dengan batas elastik ( E ). Terbentuk “ fracture” baru dan
perambatannya stabil sehingga kurva tetap linier. Sesudah batas elastik
dilewati maka perambatan “fracture” tidak stabil, kurva tidak linier lagi dan
tidak berapa lama kemudian batuan akan hancur. Titik hancur ini menyatakan
kekuatan batuan.

4.    Analisis Tegangan – Regangan


Cara untuk menghubungkan tegang dan regangan dalam sebuah material
yang dibebani digambarkan secara kualitatif oleh perilaku konstitutif batuan
tersebut. Sejumlah model – model telah dikembangkan untuk material
rekayasa, yang menggambarkan baik response time independent maupun
material bergantung waktu terhadap pembebanan yang dialaminya.
Dalam setiap model konstitutif, tegangan dan regangan atau beberapa
kuantitas derifatif seperti laju tegangan dan laju regangan dihubungkan
melalui satu set persamaan konstitutif. Elastisitas adalah perilaku konstitutif
yang paling umum untuk material rekayasa, termasuk banyak batuan dan
membentuk dasar yang berguna untuk penjelasan perilaku yang lebih
kompleks.

5.   Kekuatan Jangka Panjang


Menurut ASTM ( American Standart of Testing and Material ) D 4406 – 84 (
Reapproved 1989 ) rayapan ( creep ) didefinisikan sebagai regangan atau
deformasi bergantung terhadap waktu yang terjadi sebagai akibat adanya
tegangan aksial konstan. Pada batuan, rayapan dapat dilihat sebagai
fenomena proses terjadinya dan penambahan regangan sebagai akibat adanya
pembebanan konstan secara terus menerus selama kurun waktu tertentu.
Rayapan juga dapat terjadi karena adanya pengaruh suhu ( Kraus, 1980 ).
Beberapa definisi kekuatan jangka panjang menurut berbagai penelitian
terdahulu adalah : Fundamental Strength ( Griggs, 1939 ) , True
Strength ( Phillips, 1948 ), Time safe strength ( Potts, 1964 ) strength atau
kekuatan bergantung waktu atau kekuatan jangka panjang didefinisikan
sebagai tegangan maksimum yang dapat ditahan batuan tanpa terjadi
runtuhan pada skala waktu yang ditentukan ( Vutukuri, 1978 dan Vutukuri &
Katsuyama, 1994 )
Kekuatan batuan yang diperoleh dari hasil pengujian kuat tekan di
laboratorium sangat dipengaruhi oleh lamanya pengujian tersebut
berlangsung. Dari gambar dibawah ini memperlihatkan bahwa makin lama
pengujian berlangsung maka kekuatannya semakin rendah, demikian juga
dengan nilai modulus deformasinya.

6.   Model Reologi
Metode lain dalam menganalisis perilaku rayapan dapat dilakukan dengan
menggunakan reologi. Reologi adalah ilmu yang membahas fenomena aliran
atau deformasi dari suatu zat, yang merupakan studi mengenai perilaku
rayapan atau regangan sebagai fungsi waktu dalam padatan dan cairan.
Secara umum bentuk reologi dapat dibagi menjadi :
a. Bentuk sederhana yang dibangun oleh elemen – elemen dasar tunggal
b. Bentuk komplek yang merupakan kombinasi dari beberapa elemen dasar
yang dapat dihubungkan secara seri, paralel maupun gabungan keduanya.
Sedangkan model reologi disusun oleh elemen – elemen dasar perilaku
mekanik seperti elastisitas, viskositas, dan plastisitas.
Elemen – elemen dasar tersebut adalah :
a. Pegas, yang mewakili perilaku elastis
b. Peredam kejut ( dash pot ) yang mewakili viskos
c. Tahanan gesek pada benda bergerak, yang mewakili perilaku
plastis.
Model Reologi untuk rayapan dapat dibagi dalam dua bagian yaitu, model
sederhana dan model komplek.
Model sederhana : Hooke ( elastis ) , Newton ( viskos ) & Plastik sempurna
Model kompleks : Kelvin , Maxwell & Burger
REFERENSI

1. Made Astawa Rai. 1988. Mekanika Batuan. Bandung: Laboratorium


Geoteknik Pusat Antar Universitas – Ilmu Rekayasa Tambang Institut
Teknologi Bandung
2. J.C.Jaeger and N.G.W.Cook.1979. Fundamental of Rock Mechanics.
British Library Cataloguing in Publication Data.
3. Richard E. Goodman.1989. Introduction to Rock Mechanics.
University of California at Berkeley.

Anda mungkin juga menyukai