Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

MAKALAH PERENCANAAN KAWASAN PELABUHAN

NAMA : YOSEPH ANGI

NIM : 022170025

KELAS :A

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2020

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya sehingga
saya dapat menyelesaikan MAKALAH PERENCANAAN KAWASAN PELABUHAN tepat
pada waktunya.

Tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepasa dosen pembimbing Mata kulia Pelabuhan Pak
Dedi Imanuel Pau, ST.,M.Eng yang telah membantu dan membimbing dalam mengerjakan
makalah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang juga memberikan
kontribusi baik langsung maupun tidsk langsung dalam pembuatan makalah ini.

Dalam menyusun makalah ini saya sudah berusaha menyajikan semaksimal mungkin, namu
penulis menyadari bahwa masi banyak kekurangan pada makalah ini. Maka dari itu kritik dan
saran yang membangun yang saya sangat harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik
selanjutnya. Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan menfat bagi pembaca
sekalian.

Maumere 27 September 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelabuhan adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ke
tempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi laut, dimana prosesnya berawal di pelabuhan
muat dan berakhir di pelabuhan tujuan. Secara umum fungsi Pelabuhan dapat disebutkan sebagai
tempat pertemuan (interface), pintu gerbang (gate way), entitas industri (industry entity) dan tempat
bertemunya berbagai bentuk moda transportasi. Pelabuhan laut merupakan salah satu faktor
pendukung berkembangnya suatu daerah yang secara langsung juga akan berdampak kepada
berkembangnya kegiatan perekonomian daerah / wilayah setempat.
Kapal sebagai sarana pelayaran mempunyai peran penting dalam system angkutan laut. Hal ini
mengingat kapal mempunyai kapasitas yang jauh lebih besar dari pada sarana angkutan lainnya.
Dengan demikian untuk muatan dalam jumlah besar, angkutan kapal akan lebih efisien, tenaga kerja
lebih sedikit dan biaya murah. Selain untuk angkutan barang antar pulau atau Negara, kapal
merupakan sarana yang paling sesuai.
Perkembangan pelabuhan akan sangat ditentukan oleh perkembangan aktivitas perdagangannya.
Semakin ramai aktivitas perdagangan di pelabuhan tersebut maka akan semakin besar pelabuhan
tersebut. Perkembangan.
perdagangan juga mempengaruhi jenis kapal dan lalu lintas kapal yang melewati pelabuhan
tersebut, hal ini menuntut pelabuhan dalam meningkatkan kualitas peran dan fungsinya sebagai
terminal point bagi barang dan kapal. Karena semakin meningkatnya tuntutan pelanggan sehingga
peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan dapat mengimbangi laju pertumbuhan kegiatan
ekonomi dan perdagangan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, setiap negara berusaha membangun
dan mengembangkan pelabuhannya sesuai dengan tingkat keramaian dan jenis perdagangan yang
ditampung oleh pelabuhan tersebut. Dengan demikian, perkembangan pelabuhan akan selalu seiring
dengan perkembangan ekonomi negara. Dengan kegiatan serta aktivitas pelabuhan yang sangat
komplek sehingga perlu adanya pembagian tugas secara seimbang sesuai kebutuhan baik kuantitas
maupun kualitas sumber daya manusianya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik fungsi dan peranan pelabuhan
2. Apa saja factor yang mempengaruhi perkembangan pelabuhan
3. Bagaimana meteodoligi perencanaan kawasan pelabuhan

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian dan konsep pelabuhan
2. Untuk Mengetahun karakteristik, fungsi, dan peran pelabuhan
3. Untuk mengetahui dan memahami perencanna kawasan pelabuhan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pelabuhan


Secara teknis pelabuhan adalah salah satu bagian dari Ilmu Bangunan Maritim, dimana
padanya dimungkinkan kapal-kapal berlabuh atau bersandar dan kemudian dilakukan
bongkar muat. Ditinjau dari sub sistem angkutan (Transport), maka pelabuhan adalah salah
satu simpul dari mata rantai kelancaran angkutan muatan laut dan darat.
Jadi secara umum pelabuhan adalah suatu daaerah perairan yang terlindung terhadap
badai/ombak/arus, sehingga kapal dapat berputar (turning basin), bersandar/membuang
sauh,sedemikian rupa sehingga bongkar muat atas barang dan perpindahan
penumpang dapat dilaksanakan; guna mendukung fungsi-fungsi tersebut dibangun
dermaga (piers or wharves), jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi dan
sebagainya, sehingga fungsi pemindahan muatan dari/ke kapal yang bersandar di
pelabuhan menuju pelabuhan selanjutnya dapat dilaksanakan.
Dari segi manajemen pelabuhan (bina pengusahaan) berarti prosedur kegiatan-kegiatan sejak
kedatangan kapal, bongkar muat barang, dan hubangan kapal dengan daerah-daerah lain,
dimana kegiatan tersebut harus dapat dikelola secara efisien.
Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan Pelabuhan adalah tempat
yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang.

2.2 Klasifikasi Pelabuhan


 Klasifikasi menurut Konstruksinya
a. Pelabuhan alam
Adalah pelabuhan yang terlindung dari alam (angin topan, badai dan gelombang)
tanpa harus dibangun fasilitas bangunan penangkis gelombang. Bentuk pelabuhan
termasuk pintu pelabuhan dan lokasi fasilitas navigasi menjamin keamanan dan
kenyamanan kapal untuk manuver dan bongkar muat barang, penumpang serta
kepertluan akomodasi kapal. Pelabuhan alam biasanya berlokasi diteluk, muara
pasang surut dan muara sungai.
b.  Pelabuhan Semi Alam
Adalah pelabuhan yang berada di teluk kecil atau muara sungai yang terlindung pada
dua sisi oleh tanjung dan dibutuhkan hanya bangunan pelindung pada pintu
masuknya. Hampir sama dengan pelabuhan alam, hanya pada pelabuhan semi alam
bentuk site  pelabuhannya lebih diutamakan
c.  Pelabuhan buatan
Adalah pelabuhan yang mempunyai fasilitas bangunan pemecah gelombang untuk
melindungi pelabuhan atau kolam pelabuhan dari pengaruh gelombang. Sebagian
pelabuhan-pelabuhan di dunia adalah pelabuhan buatan dan di Indonesia
2.3 Fungsi Dan Peran Pelabuhan
Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang pelayaran, secara umum pelabuhan
memiliki fungsi sebagai link, interface, dan gateway.
 Link (mata rantai) yaitu pelabuhan merupakan salah satu mata rantai proses transportasi dari
tempat asal barang ke tempat tujuan.
 Interface (titik temu) yaitu pelabuhan sebagai tempat pertemuan dua mode transportasi,
misalnya transportasi laut dan transportasi darat.
 Gateway (pintu gerbang) yaitu pelabuhan sebagai pintu gerbang suatu negara, dimana setiap
kapal yang berkunjung harus mematuhi peraturan dan prosedur yang berlaku di daerah
dimana pelabuhan tersebut berada.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2009 bab II pasal 4 tentang
kepelabuhanan, pelabuhan memiliki peran sebagai:

 simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hierarkinya;


 pintu gerbang kegiatan perekonomian;
 tempat kegiatan alih moda transportasi;
 penunjang kegiatan industri dan/atau perdagangan;
 tempat distribusi, produksi, dan konsolidasi muatan atau barang; dan mewujudkan wawasan
nusantara dan kedaulatan Negara

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pelabuhan
2.5 Metodologi Perencanaan Pelabuhan
Dalam perencanaan pelabuhan prinsipnya tidak berbeda dengan perencanaan infrastruktur lainnya
yaitu menentukan persyaratan pada suatu waktu titik di masa depan, mengembangkan lay-out sesuai
dengan program (bertahap) pembangunan menuju target ini. Apa yang membuatnya istimewa
dibandingkan dengan kebanyakan perencanaan infrastruktur lainnya adalah kompleksitas proses.
Selain itu dalam perencanaan tata ruang, aspek teknis, lingkungan dan hukum. Dalam perencanaan
infrastruktur, perencanaan pelabuhan harus berurusan dengan kompleksitas aspek hidrolik, maritim
dan operasional. Untuk pemilik pelabuhan atau operator perencana pelabuhan harus mengantisipasi
perkembangan masa depan dan memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun berfungsi dengan
baik sesuai dengan pengembangan yang sudah diperkirakan. Hal ini merupakan elemen penting
dalam memperoleh pembiayaan dan semua izin legal yang diperlukan untuk melaksanakan proyek
tersebut.
perencana harus memiliki pengetahuan yang cukup dari berbagai bidang spesialis untuk dapat
mengarahkan tim, untuk mengintegrasikan hasil dan mempertahankan balanee disebutkan
sebelumnya. Beberapa disiplin dan specialisms adalah:
Teknis
• Oseanografi (iklim gelombang dll)
• Teknik pantai (morfologi, pemecah gelombang)
• Hidrolik (pasang surut dan arus)
• Hydro-nautics (alur masuk pelabuhan/saluran pendekatan, desain nautik)
• struktur Kelautan (dermaga)
• Pengerukan (penggalian dan reklamasi lahan)
• Geologi, Geoteknologi dan rekayasa seismik (pondasi, stabilitas struktur)
• teknologi Transportasi (peralatan)
• operasi Terminal (logistik)
• rekayasa Lalu Lintas (koneksi jalan dan rel)
• rekayasa Keselamatan (konsekuensi dari kargo berbahaya bagi rencana tata ruang)
ekonomi
• Makro-ekonomi dan ekonomi transportasi (perkiraan kargo)
• ekonometrik (analisis ekonomi dan keuangan)
• Commerce (pembiayaan, pemasaran)
Sosial / Lingkungan
• Penataan ruang
• Dampak lingkungan (udara, air-, kebisingan-, analisis polusi tanah)
• Saran Hukum (persyaratan perencanaan nasional dan daerah, izin)

2.6 Syarat Fungsional dan Elemen Perencanaan Dan Teknik Evaluasi


 persyaratan fungsional dijabarkan ke dalam unsur perencanaan
 Dimensi saluran pendekatan, memutar lingkaran dan daerah air lainnya di pelabuhan
 Dimensi dermaga untuk berbagai jenis kargo
 Dimensi daerah terminal
 koneksi Hinterland
 Jumlah kapal tunda, dll dan dimensi kerajinan pelabuhan kecil
 daerah layanan, bangunan
 Tanah yang diperlukan untuk industri
 Keselamatan dan lingkungan persyaratan, termasuk jarak aman untuk penanganan kargo
berbahaya
 Teknik efakuasi
Seperti disebutkan sebelumnya evaluasi lay-out alternatif berlangsung pada berbagai tahap
proses perencanaan: screening pertama sketsa kasar layout, diikuti oleh evaluasi alternatif
yang paling menjanjikan, dan akhirnya analisis kelayakan ekonomi dan keuangan yang
dipilih rencana induk layout. Teknik-teknik evaluasi menjadi lebih rumit dalam tahap
berikutnya. Masalah mendasar adalah bahwa kriteria untuk evaluasi sangat berbeda di alam
dan pentingnya, bervariasi dari keamanan laut untuk gangguan kebisingan. Ada kriteria
kuantitatif dan kualitatif yang harus dikurangi untuk common denominator untuk tujuan
evaluasi
Ada 2 jenis evaluasi :
a) Evaluasi numerik
Jenis yang paling umum dari evaluasi numerik adalah analisis multi kriteria (MCA).
Prinsipnya adalah bahwa obyek dievaluasi sehubungan dengan sejumlah kriteria,
yang mungkin berbeda dalam pentingnya. Perbedaan tersebut dinyatakan dengan
memberikan “bobot” dengan kriteria, dimana tanda evaluasi dikalikan. Kerangka
dapat dibuat dari primer, sekunder dan tersier kriteria, yang masing-masing diberi
bobot tersendiri. Kriteria utama dapat diatur oleh panel, yang mewakili semua
disiplin ilmu yang terlibat, menggunakan proses berulang. Kriteria sekunder dan
tersier yang sub-divisi dari yang utama, dapat diatur oleh perwakilan dari berbagai
disiplin ilmu yang bersangkutan. Dalam MCA semua solusi alternatif diberikan skor
untuk semua kriteria. Perbanyakan skor dengan berat dan penambahan akhirnya
menghasilkan nilai kuantitatif akhir. Di satu sisi, metode MCA memiliki kelemahan
dari subjektivitas masih agak besar dalam menetapkan bobot. Di sisi lain, seluruh
perhitungan dapat dengan mudah diulang dengan bobot yang berbeda, dan
sensitivitas hasil untuk ini ditentukan.
b) Evaluasi Moneter
Dalam jenis evaluasi semua kriteria dari berbagai proyek alternatif disajikan dalam
bentuk uang. Keuntungannya adalah bahwa penandaan kurang subjektif daripada
dengan sistem numerik. seperti ditunjukkan pada Tabel

Sebuah reformulasi kriteria evaluasi diperlukan, misalnya:

 keselamatan Nautical: risiko tabrakan / berlarian konsekuensi bagi kapal dan,


mungkin, untuk lingkungan lokal / dihasilkan biaya (itu perlu, misalnya, untuk
mengetahui atau untuk memperkirakan berapa persen dari tabrakan / terdampar
akan menghasilkan menusuk dari satu atau lebih kargo memegang).
 Keamanan penanganan kargo & penyimpanan dan industri sehubungan dengan
risiko untuk instalasi itu sendiri dan lingkungan setempat.
 Biaya operasional: bagian dari biaya akan menjadi sekitar sama bagi semua
alternatif (misalnya, manajemen pelabuhan). Perbedaan muncul dari mis
keterbatasan aksesibilitas pelabuhan sebagai akibat dari pasang surut, angin,
gelombang, visibilitas,

2.7 Fasilitas pelabuhan


Sesuai Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 70 tahun 1996 tentang Pelabuhan dalam
Pasal 8 merupakan daerah yang digunakan untuk :
a. Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi :
1. Perairan tempat labuh
2. Kolam labuh
3. Alih muat antar kapal
4. Dermaga
5. Terminal penumpang
6. Pergudangan
7. Lapangan penumpukan
8. Terminal peti emas, curah cair, curah kering dan RO-RO
9. Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa
10. Fasilitas bunker
11. Instalasi air, listrik dan telekomonikasi
12. Jaringan jalan dan rel kereta api
13. Fasilitas pemadam kebakaran
14. Tempat tunggu kendaraan bermotor

Muatan-muatan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pelabuhan


1. MUATAN HORIZONTAL
1. Gaya akibat angin
Angin yang berhembus ke arah badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan gerakan pada kapal
yang bisa menimbulkan gaya terhadap dermaga. Apabila arah angin menuju ke dermaga, maka gaya
tersebut akan berupa benturan kepada dermaga. Sedangkan apabila arah angin meninggalkan
dermaga, maka gaya tersebut akan mengakibatkan gaya tarikan kepada alat penambat. Gaya akibat
angin maksimum terjadi saat berhembus angin dari arah lebar:
Fw = Cw . γ w . Aw . (Vw²/2g)
dimana : Fw = Gaya akibat angin arah tegak lurus kapal (Kgf )
γ w = Berat jenis udara (Kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
Aw = Proyeksi bidang yang tertiup angin ( m2 )
Vw = Kecepatan angin di pelabuhan (m/dt )
Cw = Koefisien angin = 1,1
b. Gaya akibat arus
Bila pada tambatan terdapat kapal yang sedang berlabuh, maka diperhitungkan adalah luas muka
kapal diatas permukaan kapal di atas permukaan air, kemudian dikalikan dengan faktor 1,3 sebagai
ganti ukuran bentuk kapal sebenarnya. Besar gaya akibat arus adalah γ/(2g) . v², dimana:
γ : berat jenis benda cair dimana kapal tersebut terapung
g : percepatan gravitasi
v : kecepatan arus.
2. Gaya akibat benturan kapal
Pada waktu merapat ke dermaga, kapal masih mempunyai kecepatan sehingga terjadi benturan
antara dermaga dengan kapal. Dalam perencanaan, dianggap bahwa benturan maksimum terjadi
apabila kapal bermuatan penuh menghantam dermaga dengan sudut 10º terhadap sisi depan
dermaga. Besarnya energi benturan yang diberikan oleh kapal adalah sesuai dengan rumus
berikut :
E = (WV²)/2g x Cm x Ce x Cs x Cc
E = energi kinetik yang timbul akibat benturan kapal (ton meter)
V = kecepatan kapal saat merapat (m/det)
W = displacement tonage (ton) = 1,3 . k . (L.B.D/35)
L = panjang kapal (ft)
B = lebar kapal (ft) D = draft (ft)
α = sudut penambatan kapal terhadap garis luar dermaga (10º)
g = gaya gravitasi bumi = 9,81 m/det²
Cm = koefisien massa
Ce = koefisien eksentrisitas
Cs = koefisien kekerasan (diambil 1)
Cc = koefisien bentuk dari tambatan ( diambil 1)
3. Gaya akibat gempa
Analisis dinamik menggunakan respon spektrum yang dihitung secara tiga dimensi dengan
menggunakan program SAP 2000 versi 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya beban
gempa antara lain:
1. Faktor keutamaan struktur (I)
2. Faktor reduksi gempa (R)
3. Faktor respon gempa (C) yang ditentukan berdasarkan zona gempa dan jenis
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan

pelabuhan adalah tempat berlabuh dan/atau tempat bertambatnya kapal laut serta kendaraan lainnya,
menaikan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang dan hewan serta merupakan daerah
lingkungan kerja kegiatan ekonomi. pelabuhan mencangkup pengertian sebagai prasarana dan sistem,
yaitu pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja terdiri dari area daratan dan perairan yang dilengkapi
dengan fasilitas tempat berlabuh dan bertambatnya kapal, untuk terselenggaranya bongkar muat serta
turun naiknya penumpang, dari suatu moda transportasi laut (kapal) ke moda transportasi lainnya atau
sebaliknya.

Fungsi pelabuhan adalah

 Link (mata rantai) yaitu pelabuhan merupakan salah satu mata rantai proses transportasi dari
tempat asal barang ke tempat tujuan.
 Interface (titik temu) yaitu pelabuhan sebagai tempat pertemuan dua mode transportasi,
misalnya transportasi laut dan transportasi darat.
 Gateway (pintu gerbang) yaitu pelabuhan sebagai pintu gerbang suatu negara, dimana setiap
kapal yang berkunjung harus mematuhi peraturan dan prosedur yang berlaku di daerah
dimana pelabuhan tersebut berada.

Dalam perencanaan pelabuhan prinsipnya tidak berbeda dengan perencanaan infrastruktur lainnya yaitu
menentukan persyaratan pada suatu waktu titik di masa depan, mengembangkan lay-out sesuai dengan
program (bertahap) pembangunan menuju target ini. Apa yang membuatnya istimewa dibandingkan
dengan kebanyakan perencanaan infrastruktur lainnya adalah kompleksitas proses.

DAFTAR PUSTAKA
docdownloader.com-pdf-13260-12625-buku-pelabuhan
dd_970b8cbba0b8880ed7aa719686fc7fb0.pdf

pdf-makalah-pelabuhan_compress[1].pdf

 Abdul Mutttalip Prof. (1977). Pelabuhan I dan II. Bandung, Seksi Publikasi Departemen Teknik Sipil
ITB.

 Yuwono, N. (1982). Teknik Pantai. Yogyakarta, Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil
Fakultas Teknik UGM.

Anda mungkin juga menyukai