Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KELISTRIKAN SEPEDA


MOTOR BERBASIS APLIKASI ANDROID PADA SMK DARUSSALAM
KARANGPUCUNG

Tri Pamungkas

2017006036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2020
A. Judul Penelitian
Pengembangan Media Pembelajaran Kelistrikan Sepeda Motor berbasis Aplikasi
Android pada SMK Darussalam Karangpucung

B. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi telah membawa kita kedalam sebuah dunia
baru, dunia dimana komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan
sehari-hari. Berbagai macam fasilitas yang disediakan untuk memenuhi semua
kebutuhan komunikasi. Pengguna fasilitas bersifat android sudah tidak asing lagi
bagi masyarakat. Karena kemampuan dalam menyajikan sebuah informasi secara
cepat dan akurat.
Pendidikan merupakan penentu masa depan setiap manusia untuk salah satu
investasi jangka panjang untuk menumbuhkan potensi sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan tumpuan agar suatu bangsa
dapat menjalankan pembangunan dan dapat bersaing dengan era gelobalisasi saat
ini. Pendidikan suatu proses untuk mengubah siswa menjadi manusia mandiri.
Meskipun demikian, tahun 2020 menjadi satu fase berat bagi seluruh manusia
di seluruh dunia karena adanya ancaman baru dari suatu virus yang dinamakan
Corona Virus ID-19 atau disingkat Covid-19. Virus ini berawal dari Wuhan,
Tiongkok, dan menjalar ke seluruh dunia dengan cepatnya. Bahkan di Indonesia
angka penderitanya sudah melebihi angka 100 ribu lebih pada akhir bulan Juli
2020. Atas dasar penyebaran virus mematikan ini, pemerintah telah mengeluarkan
berbagai kebijakan untuk mencegah agar virus ini tidak terus berkembang karena
hingga kini vaksin anti virus tersebut belum juga ditemukan. Pemerintah pusat dan
pemerintah daerah saling membantu dalam merawat pasien yang terjangkit
maupun melakukan pencegahan dengan berbagai upaya dan kebijakan. Salah satu
kebijakan tersebut juga berada pada jalur pendidikan yang mewajibkan lembaga
pendidikan untuk mengganti pertemuan tatap muka belajar mengajar dengan
proses belajar mengajar secara daring.
Hal ini tentu menjadi pertimbangan juga dalam berbagai kegiatan belajar
mengajar pada SMK Darussalam Karangpucung. Untuk mendukung program
pemerintah dalam pencegahan penyebaran Covid-19, adalah dengan pembuatan
aplikasi android yang dipasang pada smartphone android. Pada smartphone
android yang banyak di gunakan oleh siswa baik sedang berkumpul dengan teman
atau sedang sendiri de ngan mengunakan smartphone android. Penulis juga akan
membuat media pembelajaran interaktif dengan berbasis android.
“Media pembelajaran berbasis android merupakan salah satu media yang
ekonomis dan efisien dibandingkan dengan media lainnya seperti E-Learning yang
membutuhkan koneksi internet untuk mengaksesnya. Media pembelajaran berbasis
android tersebut merupakan aplikasi android berbasis Adobe AIR (Adobe
Integrated Runtime) yang dalam proses pengembangannya menggunakan aplikasi
adobe flash professional CS6”(Veri & Prasetia, 2017).
Berdasarkan uraian diatas, penulis memiliki pemikian untuk membuat sistem
belajar mengajar secara daring menggunakan media pembelajaran berbasis
android. Dengan pertimbangan dan pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk
mebuat proyek penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran
Kelistrikan Sepedan Motor berbasis Aplikasi Android pada SMK
Darussalam Karangpucung”.

C. Landasan Teori
1. Pendidikan Menengah
“Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang bertanggungjawab menciptakan sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan, keterampilan, dan keahlian sehingga lulusannya dapat
mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja (Arif Rifai &
Barnawi, 2012:13). Arti pendidikan ini dijabarkan secara lebih spesifik lagi
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah, yaitu pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan menengah
yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk
pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk memasuki lapangan pekerjaan”(Edi et al., 2017)
2. Hakikat Belajar
“Belajar merupakan proses aktif yang dapat mereaksi semua tindakan yang
ada pada lingkungan sekitar. Belajar merupakan sebuah proses yang diarahkan
kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang dimilikinya.
Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami yang dapat
merubah tingkah laku individu seseorang. Mengajar merupakan sebuah
kegiatan dan pekerjaan seorang guru yang harus dilakukan dalam proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan yaitu proses
mengatur, mengorganisasi, dan mendorong timbulnya minat serta motivasi
siswa. Selain itu mengajar merupakan pemberian bimbingan dan arahan
kepada siswa dalam melakukan proses pembelajaran (Nana Sudjana, 2004:
2)”(Azizah Nur, 2016).
Kesimpulannya bahwa proses belajar mengajar biasanya dilakukan di
lingkungan sekolah dengan objek siswa dan guru sebagai perantara. Namun
proses belajar mengajar sebenarnya tidak hanya di lingkungan sekolah namun
di lingkungan keluarga, atau di lingkungan masyarakat pun proses belajar
mengajar dapat berlangsung. Proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
oleh siapa saja tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Seseorang dapat
dikatakan sedang melaksanakan proses belajar yaitu dengan ditandai adanya
suatu perubahan permanen pada dirinya, baik perubahan kognitif, psikomotor,
ataupun afektif. Dalam proses belajar mengajar, subjek dan objek harus
bekerjasama dengan baik agar hasil dari proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan awal dan proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik
apabila proses tersebut dilaksanakan tanpa paksaan atau dilaksanakan atas
kesadaran diri sendiri. Proses pembelajaran yang baik dapat
membertimbangkan model pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh siswa,
sehingga hasil evaluasi sesuai dengan kemampuan siswa.
3. Media Pembelajaran
Salah satu penunjang keberhasilan proses belajar mengajar yaitu metode
pembelajaran, karena dengan metode pembelajaran yang tepat dan menarik
siswa akan merasa nyaman dan senang dalam melakukan proses pembelajaran
tersebut. Selain metode pembelajaran, keberhasilan proses pembelajaran juga
dapat dilihat dari segi media pembelajaran yang digunakan, baik media gerak
tubuh, media cetak, ataupun media elektronik. “Menurut Rudi Susilana dan
Cepi Riyana (2009:176) terdapat tiga cara pembelajaran, diantaranya yaitu: 1)
invormasi verbal, 2) pengalaman nyata, dan 3) media. Diantara tiga cara
pembelajaran diatas yang dianggap memiliki keefektifan tinggi yaitu
penggunaan media dalam melakukan proses pembelajaran”(Azizah Nur, 2016).
”Dalam Arif S. Sadiman, dkk (1996:6) Assosiasi Teknologi dan
Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communcation
Technology/ AECT) di Amerika membatasi pengertian dari media. Media
yaitu segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan atau informasi. Media pembelajaran dapat berupa hardware ataupun
software yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar sehingga
mempermudah daya tengkap siswa dalam menerima materi ajar”(Azizah Nur,
2016).
Media pembelajaran merupakan suatu komunikasi, komunikasi yang
dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, atau
masyarakat untuk memberikan atau menerima suatu informasi. Komunikasi
dapat dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. Jika informasi tidak bisa dilakukan secara lisan atau verbal
informasi masih dapat dilakukan dengan cara non verbal yaitu dilakukan
dengan menggunakan gerak- gerik badan atau sikap tertentu. Komunikasi
dapat berlangsung dengan baik ketika terdapat komunikator atau pengirim,
penerima pesan, dan tanggapan atau umpan balik. Media pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi komputer akan memiliki nilai lebih tinggi dari media
pembelajaran lainnya. Media pembelajaran berbantuan teknologi mempu
mengaktifkan siswa untuk belajar dengan motivasi yang tinggi karena dalam
media pembelajaran berbantuan teknologi mampu menampilkan teks, gambar,
video, sound, ataupun animasi.
Media yang menampilkan gambar, suara, dan teks secara bersamaan dapat
disebut media audio visual. Pengunaan media audio visual sangat tepat
digunakan dalam proses pembelajaran, karena dengan bantuan media audio
visual siswa dapat belajar secara langsung dengan gambar dan suara yang
bersamaan. Daya tangkap siswa akan lebih mudah karena memanfaatkan
indera penglihatan dan indera pendengaran. Korelasi antara indera penglihatan
dan pendengaran akan baik jika keduanya digunaan dan difungsikan secara
bersamaan dan imbang penggunaannya.
Berkembangnya ilmu dan teknologi menyebabkan berkembangnya pula
bahan ajar. Sebelum berkembangnya teknologi komputer bahan ajar yang
pokok digunakan dalam proses pembelajaran yaitu bersifat bahan ajar cetak
sepertihalnya buku, modul, makalah, dan majalah. Karakteristik yang
ditampilkan pada pembelajaran multimedia diantaranya, konten materi yang
representatif baik dalam bentuk visual, audio, ataupun audiovisual, dapat
digunakan didalam berbagai jenis media komunikasi, memiliki kekuatan warna
dan resolusi objek yang baik, adanya tipe-tipe pembelajaran yang bervariasi,
adanya respon pembelajaran, mengembangkan prinsip self evaluation dalam
mengukur hasil belajar, dapat digunakan secara individual ataupun kelompok,
serta dapat digunakan baik secara online ataupun offline.
“Menurut Hobbs Renee (2011:9) terdapat empat jenis media diantaranya
yaitu: 1) media cetak, 2) media visual, 3) media suara, dan 4) media digital.
Seiring berjalannya waktu media digital semakin berkembang dan
menyebabkan penggunaan media digital semakin variatif serta inovatif.
Pembuatan media digital diberlukan daya kreativitas yang baik agar hasil
media yang digunakan dapat menarik siswa dalam proses pembelajaran.
Bantuan teknologi dalam pembelajaran memberikan manfaat baik untuk
peserta didik ataupun pengajarnya”(Azizah Nur, 2016).
Perkembangan teknologi tidak menutup kemungkinan media pembelajaran
yang digunakan oleh guru atau instruktur berkembang, karena dengan
mengikuti perkembangan zaman informasi atau pesan yang disampaikan akan
lebih mudah dan berlangsung secara efektif dan efisien. “Terdapat beberapa
media pembelajaran hasil dari perkembang teknologi, yaitu 1) media hasil
teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio video, 3) media hasil teknologi
komputer, dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer (Cecep
Kustandi & Bambang Sutjipto, 2013:29)”(Azizah Nur, 2016).
4. Mobile Learning
Penggunaan teknologi dan informasi saat-saat ini terus mengalami
perkembangan tanpa perkecualian teknologi dan informasi dalam dunia
pendidikan. Berkembangnya teknologi dan informasi di dunia pendidikan tentu
akan mempermudah dan memperlancar proses pembelajaran yang berlangsung,
hal itu harus di dukung dengan kreatifitas dan inovasi-inovasi dalam
melakukan perkembangan teknologi dan informasi di dunia pendidikan. Cara
tersebut dilakukan agar siswa sebagai objek pembelajaran tidak merasa bosan
dan jenuh saat proses pembelajaran berlangsung dan akan menimbulkan
motivasi atau daya tarik lebih terhadap teknologi dan informasi di dunia
pendidikan.
“Menurut Mohamed Ally, (2009:1) mengemukakan bahwa pengertian
mobile learning yaitu sebuah pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan bantuan teknologi perangkat mobile yang dapat diakses oleh
siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Penggunaan mobile learning dapat
dikendalikan secara langsung dan maksimal oleh pengguna untuk menentukan
waktu dan tempat belajar sehingga tidak terpaku pada jadwal dan tempat
belajar. Adanya mobile learning dapat memudahkan pengguna dalam belajar
sehingga harapannya dengan mobile learning hasil belajar siswa akan
meningkat”(Azizah Nur, 2016).
Mobile learning merupakan alternatif proses pembelajaran saat ini. Dapat
dikatakan sebagai alternatif karena dengan mobile learning dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja. Sifat dari mobile learning yang dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja tentu tidak dapat berdiri sendiri oleh karena itu
mobile learning perlu adanya bantuan tambahan dari jaringan selular.
Penggunaan yang mudah membuat mobile learning dapat dipakai oleh siapa
saja tanpa kecuali.
Proses pembelajaran menggunakan mobile learning sangat berbeda dengan
proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Jika proses pembelajaran
menggunakan mobile learning siswa dan guru tidak dituntut dalam satu ruang
dan satu waktu, sedangkan proses pembelajaran di dalam kelas siswa dan guru
dituntut untuk satu ruang dan satu waktu, kedudukan siswa sebagai objek yang
harus duduk, bergerak dengan batasan, dan harus memperhatikan guru saat
menerangkan. Hal tersebut akan membuat kejenuhan siswa dalam melakukan
proses pembelajaran dan tidak menutup kemungkinan prestasi belajar siswa
akan menurun karena kreatifitas mereka terbatas.
Dari beberapa pengertian diatas terkait mobile learning dapat diambil
kesimpulan bahwa penggunaan mobile learning dalam dunia pendidikan
memberikan kemudahan baik untuk siswa ataupun guru. Kemudahan tersebut
didapatkan dari penggunaan mobile learning yang tidak terbatasi tempat dan
waktu sehingga siswa dan guru dapat melakukan proses pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan mereka masing-masing. Mobile learning juga memberikan
manfaat berupa ketersediaan materi ajar yang dapat diakses setiap saat dan
visualisasi materi yang menarik, hal itu dapat mengurangi tingkat kebosanan
siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Materi yang mudah diakses tentu
harus didukung oleh jaringan selular yang baik.
5. Android
Smartphone atau ponsel cerdas merupakan salah satu wujud ralisasi dari
(ubiquitous computing ubicomp), yang harapannya adanya smartphone dapat
memenuhi kebutuhan atau aktivitas keseharian manusia dengan jangkauan
yang tidak terbtas oleh wilayah. Hal tersebut dapat terlaksana apabila terdapat
ketersediaan jaringan infrastruktur nirkabel dengan cakupan yang luas untuk
komunikasi data atau komunikasi audio dan video digital.
Ponsel cerdas atau smartphone terus berkembang hingga tahun 2000-an ini.
Sifat smartphone Android yang terbuka memudahkan penggunanya mengikuti
perkembangan dari smartphone tersebut. Pengguna dengan mudah berkreasi
dan berinovatif untuk memperbaharui smartphone tersebut. Penulisan program
untuk mengubah smartphone Android menggunakan framework java yang
mudah dipahami oleh manusia.
Sifat Android yang open source menyebabkan banyak programmer
membuat aplikasi baru ataupun sekedar memodifikasi aplikasi untuk
ditampilkan menggunakan Android dan tingkat konsumen yang tinggi
menyebabkan perkembangan Android semakin pesat. Penggunaan fitur yang
gratis karena didalamnya terdapat sebuah aplikasi play store yang tentunya
dapat membantu konsumen memakai Android terebut.
D. Metodologi
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis andoid
dilaksanakan di SMK Darussalam, KarangPucung. Penelitian pengembangan
media pembelajaran berbasis Android dilakukan pada 12 November hingga 12
Desenber 2020.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian pengembangan ini adalah: (1) Dua
orang ahli materi dan dua orang ahli media untuk menguji alpha (2) Siswa
kelas X program keahlian TBSM di SMK Darussalam KarangPucung sejumlah
31 siswa yang mengikuti mata pelajaran Kelistrikan untuk menguji beta.
3. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian dan pengembangan atau
sering dikenal dengan sebutan Research and Development (R&D). “Menurut
Sugiyono (2014:407), Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah jenis penelitian dan pengembangan atau Research And Development
(R&D). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut”(Veri & Prasetia, 2017).
Produk yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah media pembelajaran
berbasis Android pada mata pelajaran Kelistrikan Sepeda Motor program
keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor. Model pengembangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ADDIE yang diadaptasi dari Lee &
Owens (2004). ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design,
Development & Implementation, dan Evaluation. Model penelitian ADDIE
digunakan karena lebih mudah dipahami, selain itu juga ADDIE
dikembangakan secara sistematis dan berpijak pada landasan yang teoritis
desain pembelajaran yang dikembangkan.
4. Desain Penelitian
Penelitian membutuhkan prosedur pengembangan yang sesuai dengan
penelitian pengembangan untuk mencapai produk yang diharapkan. Prosedur
penelitian pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model penge
mbangan ADDIE. Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran ini
dapat dilihat pada Gambar

Analisis (Analysis)
Analisis Kebutuhan (need assesment)

Evaluasi (evaluation) Perancangan (Design)


 Uji coba kelompok kecil • Perancangan site-map
 Uji coba lapangan • Perancangan flow chart

Pengembangan dan Implementasi (Development & Implementation)

• Pra produksi
• Produksi
• Pasca produksi & pemeriksaan kualitas

Gambar. Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran

Penjelasan lebih rinci tentang langkah-langkah pengembangan media


pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Analisis (Analysis)
Tahap analisis merupakan tahap awal dalam proses pengembangan.
Analisis dilakukan dengan melakukan analisis kebutuhan (need assesment).
Analisis kebutuhan terdiri dari 6 langkah yang harus dilalui. Langkah -
langkah tersebut antara lain :
a. Determine the Present Condition, pada langkah ini peneliti melakukan
observasi pembelajaran dan wawancara. Observasi pembelajaran dan
wawancara dilakukan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan ketika
pembelajaran berlangsung dan penggunaan media pembelajaran.Define
the job, menganalisis kompetensi dasar yang ada pada mata pelajaran
Kelistrikan.
b. Rank the goals in Order of Importance, mengurutkan tujuan berdasarkan
daftar prioritas yang dilakukan untuk melakukan sebuah tujuan.
c. Identify Discrepancies, melakukan identifikasi perbedaan yang ada
disekolah antara kondisi sebenarnya dan kondisi ideal kemudian
mengurutkan kegiatan yang seharusnya dilakukan tapi tidak dilakukan
dalam pembelajaran.
d. Determine Positive Area, menjabarkan mengenai kelebihan yang
dimiliki oleh sekolah atau kelas dan pendukung lainnya.
e. Set Priorities for Action, pada tahap ini peneliti mengatur tindakan yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuan.
2. Perancangan (Design)
Tahap perancangan merupakan tahap pembuatan kerangka produk yang
meliputi perancangan site map dan perancangan flow chart. Perancangan
produk tidak lepas dari hasil analisis kebutuhan. Kerangka produk yang
disusun sebagai pedoman untuk tahapan pengembangan dan implementasi
diantaranya :
a. Perancangan Site-map
Site-map menampilkan rancangan navigasi secara singkat yang
menggambarkan hubungan antar halaman satu dengan halaman
lainnya. Tujuan dari pembuatan site-map yaitu untuk memudahkan
organisasi pengoperasian antar halaman pada media pembelajaran
agar terstruktur dengan baik.
b. Perancangan Flowchart
Flowchart berisi tentang alur media pembelajaran interaktif secara
ringkas.Flowchart dikembangkan berdasarkan site-map yang telah
dibuat. Tujuan dari pembuatan flowchart yaitu untuk memudahkan
penyusunan alur media pembelajaran.
c. Perancangan Story Board
Pembuatan story board bertujuan untuk menentukan desain
antarmuka media pembelajaran sesuai dengan desain flowchart dan
site-map yang telah dibuat. Story board berfungsi sebagai pedoman
dalam pembuatan media pembelajaran agar dapat terstruktur dengan
baik.
3. Pengembangan dan Implementasi (Development & Implementation)
Tahap pengembangan dan implementasi merupakan tahap pengembangan
media pembelajaran berbasis Android dengan mengimplementasikan
kerangka produk yang telah dibuat pada tahap perancangan. Tahapan yang
dilakukan yaitu:
a. Pra-produksi
Pra-produksi, tahap pra produksi merupakan tahap persiapan.
Persiapan yang dilakukan yaitu dengan memasang dan memeriksa
aplikasi pengembang yang akan digunakan yaitu aplikasi App
Inventor dan CorelDRAW X4.
b. Produksi
Produksi, tahap produksi merupakan tahap implementasi kerangka
produk menjadi produk awal berupa aplikasi media pembelajaran
Kelistrikan berbasis Android. Media pembelajaran dikembangkan
menggunakan aplikasi pengembang App Inventor dan perangkat
lunak pendukung lainnya.
c. Pasca produksi & Pemeriksaan kualitas.
Pasca produksi & Pemeriksaan kualitas, pada tahap ini akan
dilakukan proses pemeriksaan kualitas dengan melakukan validasi
ahli dan revisi produk.
13

1) Validasi ahli
Validasi yang dilakukan berupa validasi materi dan validasi
media dengan ahli media dan ahli materi. Validasi dilakukan
untuk mengetahui tingkat kelayakanproduk serta untuk
mendapat saran dan tanggapan guna memperbaiki kualitas
media pembelajaran sebelum dilakukan tahap uji coba pada
siswa.
2) Revisi Produk
Tahap revisi produk dilakukan dengan memperbaiki produk
awalyang telah dibuat. Revisi produk dilakukan berdasarkan
hasil validasi dari para ahli yaitu ahli materi dan ahli media.
Setelah melakukan revisi produk, maka produk media
pembelajaran dapat digunakan oleh siswa.
4. Evaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi dilakukan dengan menguji coba media pembelajaran
kepada siswa. Tujuan dari uji coba ini untuk mengetahui respon penilaian
siswa terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Uji coba produk
dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu uji coba kelompok kecil dan uji
coba lapangan. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Uji coba kelompok kecil
Uji coba kelompok kecil dilaksanakan setelah perbaikan media
pembelajaran berdasarkan saran dari ahli materi dan ahli media. Uji
coba kelompok kecil dilakukan pada 5 siswa kelas X SMK Negeri 1
Pleret program keahlian Teknik Ketenagalistrikan. Uji coba kelompok
kecil dilakukan untuk mengetahui respon penilaian siswa dalam skala
kecil serta mendapat saran dan komentar tentang media pembelajaran
berbasis Android. Selanjutnya perbaikan dilakukan kembali pada
media pembelajaran berdasarkan saran dan komentar siswa pada uji
coba kelompok kecil.
b. Uji coba lapangan
Uji coba lapangan dilakukan pada pengguna akhir atau siswa kelas X
14

SMK Negeri 1 Pleret program keahlian Teknik Ketenagalistrikan


yang berjumlah 26 orang. Uji coba lapangan dilakukan untuk
mengetahui respon penilaian siswa pada skala besar atau lapangan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data atau informasi dalam
penelitian melalui pengukuran-pengukuran tertentu. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan pada penelitian ini adalah :
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mengamati proses pembelajaran
di kelas. Observasi bertujuan untuk mengamati dan mengetahui
media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran, metode mengajar, penyampaian materi, dan sikap
siswa di kelas.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan guru pengampu mata pelajaran
Kelistrikan. Wawancara dilakukan sebagai dasar dalam
pengembangan media pembelajaran berbasis Android. Pertanyaan
yang dibuat tidak menggunakan pedoman wawancara tetapi dibuat
oleh peneliti berdasarkan kebutuhan pengumpulan data.
c. Kuisioner/ angket
Angket digunakan untuk mengetahui kelayakan media dan
mengetahui respon penilaian siswa. Angket yang dibuat
menggunakan skala likert dengan 5 skala yaitu, sangat layak,
layak, cukup layak, kurang layak, tidak layak. Angket disusun
menjadi tiga jenis berdasarkan peran dan posisi responden dalam
penelitian ini. Angket tersebut meliputi: (1) angket ahli materi, (2)
angket ahli media, dan (3) angket siswa.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengembangan media
pembelajaran PKDLE berbasis Android dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
15

Pengembangan media pembelajaran berbasis Android pada mata pelajaran


PKDLE untuk kelas X program keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMKN 1 Pleret
mengacu pada 4 tahap pengembangan yaitu analisis, dasain, pengembangan dan
implementasi, dan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai