Anda di halaman 1dari 32

PENYIFATAN PUPUK BUATAN

LAPORAN

OLEH :
ARINAULFA MAWADDAH HASIBUAN
180301116

KELOMPOK I
AGROTEKNOLOGI III

LABORATORIUM PUPUK DAN PEMUPUKAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
PENYIFATAN PUPUK BUATAN

LAPORAN

OLEH :
ARINAULFA MAWADDAH HASIBUAN
180301116

KELOMPOK I
AGROTEKNOLOGI III

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Laboratorium Pupuk dan Pemupukan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

LABORATORIUM PUPUK DAN PEMUPUKAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
Judul : Penyifatan Pupuk Buatan
Nama : Arina Ulfa Mawaddah Hasibuan
NIM : 180301116
Kelas : Agroteknologi III

Disetujui oleh:
Dosen Penanggung Jawab Laboratorium

(Dr. Ir. Sarifuddin, MP)


NIP.196509031993031014

Diperiksa Oleh, Diperiksa Oleh,


Asisten Korektor I Asisten Korektor II

(Atini Rahma) (Elisarah Sihombing)


NIM: 170301115 NIM: 170301175

(Mardi Suaib Harahap)


NIM 170301006
()
NIM 160301174
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul laporan ini adalah “Penyifatan Pupuk Buatan” yang

merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Pupuk dan Pemupukan Program Agroteknologi Fakultas Pertanian

Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Sarifuddin, MP. selaku dosen penanggung jawab

Laboratorium Pupuk dan Pemupukan serta kakak dan abang asisten Laboratorium

Pupuk dan Pemupukan yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan

paper ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga laporan ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................iv

PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................ 1
Tujuan Praktikum .................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan................................................................................ 2

TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Pupuk ................................................................................ 4
Urea ........................................................................................ 4
ZA .......................................................................................... 5
TSP......................................................................................... 7
SP-36 ...................................................................................... 7
KCl ......................................................................................... 8
ZK .......................................................................................... 9

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat Percobaan ............................................................... 11
Bahan dan Alat ..................................................................................... 11
Metode Praktikum ................................................................................ 12

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil ..................................................................................................... 13
Pembahasan .......................................................................................... 17

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal

1 Tabel 1. Kelarutan Berbagai Jenis Pupuk 13

2 Tabel 2. Hasil Pengukuran pH Pupuk 14

3 Tabel 3. Hasil Pengamatan Berbagai Jenis Pupuk 16

iii
DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Hal
1 Gambar 1. Kelarutan Pupuk Urea 13

2 Gambar 2. Kelarutan Pupuk ZA 13

3 Gambar 3. Kelarutan Pupuk TSP 13

4 Gambar 4. Kelarutan Pupuk SP-36 14

5 Gambar 5. Kelarutan Pupuk KCl 14

6 Gambar 6. Kelarutan Pupuk ZK 14

7 Gambar 7. Hasil Pengukuran pH Pupuk Urea 14

8 Gambar 8. Hasil Pengukuran pH Pupuk ZA 15

9 Gambar 9. Hasil Pengukuran pH Pupuk TSP 15

10 Gambar 10. Hasil Pengukuran pH Pupuk SP-36 15

11 Gambar 11. Hasil Pengukuran pH Pupuk KCl 15

12 Gambar 12. Hasil Pengukuran pH Pupuk ZK 15

13 Gambar 13. Hasil pengamatan Higroskopis Pupuk Urea, ZA, TSP 16


, SP-36, KCl, ZK pada Hari Pertama
14 Gambar 14. Hasil pengamatan Higroskopis Pupuk Urea, ZA, TSP, 16
SP-36, KCl, ZK pada Hari Kedua
15 Gambar 15. Hasil pengamatan Higroskopis Pupuk Urea, ZA, TSP, 16
SP-36, KCl, ZK pada Hari Ketiga
16 Gambar 16. Hasil pengamatan Higroskopis Pupuk Urea, ZA, TSP, 16
SP-36, KCl, ZK pada Hari Keempat
17 Gambar 17. Hasil pengamatan Higroskopis Pupuk Urea, ZA, TSP, 17
SP-36, KCl, ZK pada Hari Kelima

iv
v
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan

tanah, sedang pemupukan adalah penambahan bahan tersebut ke tanah agar tanah

menjadi lebih subur. Pemumupukan pada umumnya di artikan sebagai

penamabahn zat hara tanaman ke dalam tanah. Dalama arti luas pemumupukan

sebenarnya juga termasuk penambahan bahan-bahan lain yang dapat memperbaiki

sifat-sifat tanah misalnya pemberian pasir pada tanah liat, penambahan tanah

meneral pada tanah organik, pengapuran dan sebagainya (ameliorasi) ( Aji, 2007).

Pupuk dapat di bedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk

alam adalah pupuk yang langsung di dapat dari alam misalnya fosfat alam, pupuk

organik (pupuk kandang, kompos) dan sebagainya. Jumlah dari jenis unsur hara

dalam pupuk alam terdapat secara alami. Pupuk buatan adalah pupuk yang di buat

di pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja di tambahkan dalam

pupuk tersebut dalam jumlah tertentu (Raden, 2006).

Pemupukan pada tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk

organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik padat dapat mengembalikan

kesuburan tanah, terutama berkaitan dengan sifat fisik tanah, sifat kimia tanah,

dan sifat biologi tanah. Pupuk organik cair yang disemprotkan pada daun tanaman

untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Kandungan unsur – unsur hara pada

pupuk organik cair mudah diserap oleh tanaman (Pulung, 2005).

Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan

berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap

jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Oleh
2

karena itu anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih rasional dan

berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan hara

tanaman itu sendiri sehingga efisiensi penggunaan pupuk dan produksi meningkat

tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan. Dari uraian di atas

terlihat bahwa pemakaian pupuk secara berimbang sampai saat ini masih

merupakan pilihan yang paling baik bagi Petani dalam kegiatan usahanya untuk

meningkatkan pendapatan. Percepatan peningkatan produksi pangan harus

dilaksanakan secara konsepsional melalui program sosialisasi yang terpadu

(Lindawita, 2013).

Pemupukan adalah pengaplikasian bahan/unsur-unsur kimia organik

maupun anorganik yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah dan

mengganti kehilangan unsur hara dalam tanah serta bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan produktifitas

tanaman. Ilmu memupuk adalah Ilmu yang bertujuan menyelidiki zat-zat yang

perlu ditambahkan kedalam tanah guna pertumbuhan dan perkembangan tanaman

agar dapat berproduksi secara optimal (Megasari, 2009)

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui kelaruan, sifat

higroskopisitas dan tingkat kemasaman (pH) suatu pupuk buatan seperti Urea,

ZA, TSP, SP-36, KCl dan ZK yang ditentukan oleh sifat pupuk tersebut.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat memenuhi komponen penilaian praktikum di Laboratorium Pupuk


3

dan Pemupukan, Program Studi Agroteknologi, Fakultas pertanian, Universitas

Sumatera Utara, Medan. Serta sebagai bahan informasi bagi pihak yang

membutuhkan.
4

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Pupuk

Pupuk Urea

Pupuk Urea adalah penyubur tanah kandungan nitrogen sangat diperlukan

oleh setiap tanaman, khususnya pada masa pertumbuhan. Zat nitrogen juga bisa

membantu metabolisme tanaman. Umumnya, pupuk ureamempunyai tekstur yang

cukup kasar. Pupuk urea dapat berbentuk butiran-butiran seperti kristal dengan

warna putih. Rumus kimia pupuk urea ialah NH2 CONH2. Pupuk urea dapat

dengan mudah larut dalam air. Hal ini bisa mempermudah para petani untuk dapat

menggunakan pupuk urea bersamaan dengan penyiraman tanaman. Meski

demikian, pupuk urea termasuk jenis pupuk yang dapat dengan mudah berikatan

dengan air (higroskopis). Sebaiknya, pupuk urea disimpan di tempat kering serta

juga tertutup dengan rapat. Pengertian pupuk urea ialah jenis pupuk yang

mengandung N (Nitrogen) dengan kadar yang tinggi (Anisa, 2006).

Pupuk urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi .

Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Unsur

nitrogen di dalam pupuk urea sangat bermanfaat bagi tanaman untuk pertumbuhan

dan perkembangan. Manfaat lainnya antara lain pupuk urea membuat daun

tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman

sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau

daun yang berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis, pupuk

urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan

lain-lain). Serta, pupuk urea juga mampu menambah kandungan protein di dalam

tanaman (Suhartono, 2012)


5

Pupuk ini termasuk salah salah satu jenis pupuk higroskopis sehingga

lebih mudah menguap di udara. Bahkan pada kelembaban 73%, urea sudah dapat

menarik uap air dari udara sehingga mudah larut dalam air serta mudah diserap

oleh tanaman. Untuk dapat diserap oleh tanaman, nitrogen dalam urea harus

dikonversi terlebih dahulu menjadi ammonium (N-NH4+) dengan bantuan enzim

urease melalui proses hidrolisis. Namun bila diberikan ke tanah, proses hidrolisis

tersebut akan cepat sekali terjadi sehingga mudah menguap sebagai ammonia.

Pemberian urea dengan disebar akan cepat terhidrolisis (dalam 2-4 hari) dan ini

rentan terhadap kehilangan melalui volatilisasi (Nainggolan, 2010)

Rumus kimia Urea adalah CO(NH2)2. Berbentuk kristal berwarna putih,

atau butir-butir bulat. Kadar N 45 %. Karena kadar N yang tinggi maka lebih

ekonomis (murah) daripada pupuk N yang lain. Higroskopis, sudah mulai menarik

uap air pada kelembapan nisbi udara 73 %. Sering diberi selaput (coated) untuk

mengurangi sifat higroskopis. Reaksi fisiologi agak masam dengan ekivalen

kemasaman 80, tidak terlalu mengasamkan tanah (Mulyani, 2002).

Pupuk ZA

Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi

tambahan hara nitrogen bagi tanaman. Pupuk ZA mudah menyerap air, karena ion

sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk

ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Pupuk ZA

mengandung belerang 24% (dalam bentuk sulfat) dan nitrogen 21% (dalam

bentuk amonium). Pupuk ZA Memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi

serta nilai gizi hasil panen dan pakan ternak karena peningkatan kadar protein

pati, padi, gula, lemak, vitamin, dll. Memperbaiki rasa dan warna hasil panen.
6

Tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap gangguan lingkungan (hama,

penyakit, kekeringan) Kandungan nitrogennya hanya separuhnya dari pupuk urea,

sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara

belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini, maka Pupuk ZA merupakan

pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara Belerang(Gunawan, 2009).

Pupuk ZA merupakan pupuk anorganik yang mengandung nitrogen dan

sulfur. Nitrogen merupakan unsur hara yang utama dalam pertumbuhan tanaman

sebagai penyusun protein, sedangkan sulfur merupakan penyusun 21 asam amino

pembentuk protein. Pupuk ZA atau disebut Ammonium Sulfat adalah salah satu

pestisida anorganik yang dirancang untuk memberikan tambahan hara nitrogen

dan belerang bagi tanaman. Selain itu, pupuk ZA merupakan salah satu jenis

herbisida organik yang dapat membunuh gulma dibandingan jenis pupuk yang

lain (Fauziah et al., 2018).

Pupuk ZA merupakan pupuk anorganik yang mengandung nitrogen dan

sulfur. Nitrogen merupakan unsur hara yang utama dalam pertumbuhan tanaman

sebagai penyusun protein, sedangkan sulfur merupakan penyusun 21 asam amino

pembentuk protein (Marsono dan Sigit, 2001).

Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure

ammoniak. Amonium sulfat atau pupuk ZA dirancang untuk memberi tambahan

hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Pupuk ZA atau ammonium sulfat adalah

salah satu jenis herbisida anorganik yang dapat membunuh gulma (tanaman

pengganggu). Dibandingkan pupuk lain, seperti amonium nitrat dan urea, pupuk

ini mengandung lebih sedikit kadar nitrogen sehingga meningkatkan biaya

pemupukan per massa nitrogen yang diberikan pada usaha pertanian, tetapi
7

memberi keuntungan masuknya unsur hara utama lainnya, yaitu belerang

(Jenny, 2007).

Pupuk TSP

Pupuk TSP (triplesuperfosfat) memiliki kadar P2O5 sebesar 46-48% dan

umumnya berwarna abu-abu. Bentuknya berupa butiran dan larut dalam air.

Reaksi fisiologisnya netral (Marsono dan Lingga 2008).

TSP memiliki beberapa keuntungan agronomis yang membuatnya

sedemikian popuer sebagai pupuk sumber P selama beberapa waktu. Pupuk TSP

memiliki kandungan P tertinggi diantara pupuk karakter kering yang tidak

mengandung Nitrogen (N). Keuntungan lainnya adalah bahwa hampir 90%

kandungan P nya bersifat Mudah larut dalam air (water soluble), sehingga dapat

dengan cepat/ segera tersedia untuk diserap oleh tanaman. Begitu ditebar di tanah

yang lembab, segera bentuk butirannya akan meluruh, kemudian campuran tanah-

TSP ini akan menjadi bersifat asam. TSP juga mengandung 15% Kalsium (Ca),

yang menyediakan unsur hara tambahan bagi tanaman (Ekayanti, 2004).

Pupuk TSP merupakan nutrient organik yang digunakan untuk

memperbaiki unsur hara tanah dalam hal budiaya pertanian. Pupuk Triple Super

Phosphate (TSP) memiliki kandungan diantaranya seperti fosfor sekitar 44-46%

dalam bentuk P2O5. Jadi wajar jika pupuk TSP ini sering disebut sebagai sumber

fosfor bagi pertumbuhan tanaman (Lingga, 2007).

Pupuk SP-36

Pupuk SP36 adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki

hara tanah untuk pertanian. Pupuk SP36 merupakan hasil reaksi antara BP dengan

asam sulfat, bersifat tidak higroskopis dan larut dalam air sehingga cepat tersedia.
8

Pupuk SP36 pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara

fosfor karena keunggulan yang dimilikinya, kandungan hara fosfor dalam bentuk

tinggi yaitu sebesar 36%, unsur hara fosfor yang terdapat dalam pupuk SP-

36 hampir seluruhnya larut dalam air, tidak mudah menghisap air, sehingga dapat

disimpan cukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik (Hanafiah, 2005).

SP-36 merupakan pupuk fosfat buatan berbentuk butiran yang dibuat dari

batuan fosfat dengan campuran asam fosfat dengan asam sulfat yang komponen

utamanya mengandung unsur hara fosfor berupa mono kalsium fosfat. Kandungan

fosfor yang terdapat dalam pupuk SP-36 sebesar 36%, yang berarti setiap 100 kg

SP-36 mengandung fosfor 36 kg ( BSN, 2005).

Kandungan phosfat dalam pupuk SP-36, berperan dalam pembelahan sel,

mempercepat pembentukan bunga, buah dan biji, mempercepat pematangan,

pemperkuat batang, dan berperan dalam perkembangan akar. Penelitian yang

dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk SP-36

terhadap keragaman morfologi dan sitologi jumlah kromosom dari beberapa

varietas unggul (Hidayat, 2010) .

Pupuk KCl

Salah satu jenis pupuk kalium yang dikenal adalah KCl. Pupuk KCl yang

dikenal selama ini sebagian besar merupakan hasil tambang.Endapan tambang

kalium yang sangat terkenal ada di Perancis dan Jerman. Kandungan utama dari

endapan tersebut adalah KCl dan K2SO4 karena umumnya tercampur dengan

bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil

pemurniannya mengandung K2O sampai 50 %.Jenis inilah yang banyak beredar di


9

pasaran. Endapan tambang kalium yang sangat terkenal ada di Perancis dan

Jerman (Ruhnayat, 2007).

Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga

termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial

bagi tanaman. Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku

(deposit K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui

penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl (Mulyani et al., 2001).

Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Kandungan

utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini

disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk

ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O

sampai 60 % (Budiyanto, 2013).

Kalium merupakan unsur hara esensial yang terdapat dalam pupuk KCl

dengan kadar 60% K2O yang memiliki peran dalam pembentukan, pemecahan,

sintesis protein dan mempercepat pertumbuhan. Selan itu kalium berguna pada

tubuh tanaman dan perkembangan sel-sel tanaman, memperkuat batang tanaman

sehingga tak mudah roboh, memperkuat daun, bunga dan buah agar tidak mudah

lepas dari tangkainya serta lebih tahan terhadap penyakit (Darwin et al., 2016).

Pupuk ZK

Potassium Sulphate (ZK) atau biasa disebut Sulphate of Potash (SOP)

telah dikenal sejak abad ke-14 yang merupakan garam berwarna putih dan

memiliki sifat tidak mudah terbakar serta larut didalam air. ZK digunakan sebagai

sumber senyawa kalium dan sulfur pada tanaman perkebunan seperti rami, kapas
10

dan tembakau. Di Indonesia pupuk ini tidak disubsidi sehingga harganya relatif

tinggi di pasaran (Winarso,2005).

Pupuk kalium sangat baik bagi pertanaman, seperti umbi-umbian, tanaman

pohon buah-buahan seperti jeruk, apel, nanas, kubis dan kentang juga sangat

membutuhkan pupuk kalium. Kekurangan pupuk kalium gejalanya sangat

bervariasi, tergantung jenis tanaman. Pada permulaannya daun tampak agak

mengkerut dan kadang mengkilap, selanjutnya dari ujung dan tepi daun tampak

menguning, warna seperti ini tampak pula diantara tulang-tulang daun, pada

kahirnya daun tampak bercak-bercak kotor,berwarna coklat dan sering pula

bagian yang berbecak ini jatuh hingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati

(Mukani dan Murdiyati, 2003).

Pupuk ZK sendiri sebetulnya merupakan singkatan dari zwavelzure

kali yang berarti belerang kalium. Nama tersebut adalah untuk menggambarkan

bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pupuk ZK ini yaitu kalium sulfat

(K2SO4) yang berwujud cair dan asam belerang (H2S) yang berbentuk

padat.. ZK yang dibuat dari bahan asam belerang pastilah mengandung asam

pula. Kandungan asam inilah yang menyebabkan tanah menjadi masam (pH-nya

menurun) apabila penggunaan pupuk ZK dilakukan secara berlebihan. Seperti

halnya pupuk ZA, pupuk ZK pun bersifat tidak higroskopis dan tidak mobile di

dalam tanah oleh karena itu pemberian pupuk ini ke tanaman perlu meniru seperti

cara pemupukan ZA ( Fatmawati, 2001).


11

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun percobaan ini dilakukan di Laboratorium Pupuk dan Pemupukan,

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Pelaksanaan percobaan ini

dilakukan atau dimulai pada tanggal 11 Maret 2020 sampai dengan 15 Maret

2020.

Bahan dan Alat

Adapaun bahan yang digunakan adalah Pupuk Urea sebagai contoh pupuk

anorganik N, Pupuk SP-36 sebagai contoh pupuk anorganik P, Pupuk KCl sebagai

contoh pupuk anorganik K, pupuk TSP sebagai contoh pupuk anorganik P, Pupuk

ZA sebagai contoh pupuk anorganik S, ZK sebagai contoh pupuk anorganik K

label untuk menandai setiap perlakuan pengaamatan pupuk, kertas sebagai wadah

untuk meletakkan pupuk yang alan diamati, aquades untukmelarutkan pupuk,

sabun dan air mengalir untuk membersihkan wadah bekas pupuk dan mencuci

tangan.

Adapun alat yang diginakan timbangan analitik untuk menimbang pupuk,

erlemeyer 125 cc sebagai wadah pupuk untuk diaduk dan diamati, botol kocok

sebagai alat menampung pupuk yang telah diaduk, pH indikator untuk

memberikan warna yang menunjukan pH pupuk, pH colorimetric sebagai

indikator warna yang menentukan pH. buku penuntun sebagai tempat menulis

hasil pengamatan, kamera sebagai alat untuk mengamati hasil pengamatan, botol

besar untuk menampung pupuk yang dilarutkan, stopwatch sebagai penanda

waktu.
12

Prosedur Percobaan

Pada praktikum penyifatan pupuk buatan dilakukan dengan mengamati

sifat – sifat penting yaitu sifat higroskopis pupuk, kelarutan pupuk dan pH pupuk.

Higroskopis Pupuk

- Diambil kertas hvs berwarna kuning yang bersih dan diberi tanda

diletakkan di atas meja.

- Diletakkan sejumlah sampel pupuk Urea, ZA, TSP, SP-36, KCl, dan ZK di

atas kertas selembar.

- Diamati perubahan perubahan sampel pupuk dan difoto

- Dilakukan pengamatan sebanyak 6 kali

Kelarutan Pupuk

- Ditimbang Pupuk Urea, ZA, TSP, SP-36, KCl, dan ZK sebanyak 10 gr

- Dimasukkan pupuk tersebut ke dalam erlenmeyer 125 cc

- Ditambahkan 25 mL air kedalam Erlenmeyer 125 cc

- Diguncang menggunakan tangan selama 2 menit

- Diamati kelarutan pupuk, perubahan warna dan endapan

pH pupuk

- Dipindahkan larutan pupuk bekas kelarutan pupuk ke dalam botol kocok

- Diukur pH pupuk tersebut menggunakan colorimetric dengan pH indikator

- Diceupkan pH indikator dan diamati perubahan warna

- Dicatat pH pupuk tersebut


13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kelarutan Pupuk

Tabel 1. Kelarutan Berbagai Jenis Pupuk


Parameter Pengamatan
Jenis Pupuk Kelarutan Perubahan Warna Gambar

Urea Sempurna Putih menjadi


bening keruh

ZA Sempurna Putih menjadi


bening

TSP Tidak Larut Hitam menjadi abu


- abu
14

SP - 36 Sempurna Abu-abu tua


menjadi abu-abu
muda

KCl Tidak Sempurna Merah bata


menjadi merah
bata muda

ZK Tidak Larut Putih menjadi


bening

pH Pupuk

Tabel 2. Hasil Pengukuran pH Pupuk


Jenis Pupuk pH Gambar

Urea 7
15

ZA 6

TSP 3

SP – 36 6

KCl 7

ZK 6
16

Higroskopisitas Pupuk

Tabel 3. Hasil Pengamatan Berbagai Jenis Pupuk


N Jenis Pupuk
Tanggal
No. Urea ZA TSP SP - 36 KCl ZK
Pengamatan
1. 11 Mar 2020

2. 12 Mar 2020

3. 13 Mar 2020

4. 14 Mar 2020
17

5. 15 Mar 2020

Keterangan : Mencair Menyatu dan Tidak terjadi Tidak terjadi Sedikit Tidak terjadi
pada hari ke- mengeras perubahan perubahan mencair pada perubahan
3 dan pada hari ke- hari ke-4 dan
membasahi 3 dan disekitar
bagian membasahi kertas
sekitar kertas sekitar kertas lembab

Pembahasan

Pupuk urea memiliki sifat kelarutan yang sempurna dengan perubahan

warna putih menjadi bening keruh serta tidak terdapat endapan, pupuk urea

bersifat netral dengan pH 7 dan bersifat higroskopis yang mengandung unsur

nitrogen dengan berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, memiliki rumus

kimia NH2CONH2. Hal ini sesuai dengan literatur Mulyani (2002) yang

menyatakan bahwa Rumus kimia Urea adalah CO(NH2)2. Berbentuk kristal

berwarna putih, atau butir-butir bulat. Kadar N 45 %. Higroskopis, sudah mulai

menarik uap air pada kelembapan nisbi udara 73 %.

Pupuk ZA merupakan pupuk anorganik yang mengandung nitrogen dan

sulfur, memiliki sifat kelarutan sempurna dengan perubahan warna putih menjadi

bening dan tidak memiliki endapan, pupuk ZA bersifat asam dengan pH 6 dan

bersifat higroskopis (mudah menyerap uap air). Hal ini sesuai dengan literature

Gunawan (2009) yang menyatakan bahwa Pupuk ZA mudah menyerap air, karena

ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah,

pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Pupuk ZA


18

mengandung belerang 24% (dalam bentuk sulfat) dan nitrogen 21% (dalam

bentuk amonium).

Pupuk TSP adalah salah satu pupuk sumber hara fosfor pertama yang

memiliki hasil analisa kandungan cukup tinggi dan dipakai secara luas di

masyarakat. Memiliki sifat kelarutan yang tidak dapat larut, perubahan warna

hitam menjadi abu-abu serta terdapat endapan pada larutan. Pupuk TSP bersifat

asam dengan pH 3 dan tidak bersifat higroskopis (mudah menyerap uap air). Hal

ini sesuai dengan literatur Ekayanti (2004) yang menyatakan bahwa Pupuk TSP

memiliki kandungan P tertinggi diantara pupuk karakter kering yang tidak

mengandung Nitrogen (N). Keuntungan lainnya adalah bahwa hampir 90%

kandungan P nya bersifat Mudah larut dalam air (water soluble), sehingga dapat

dengan cepat/ segera tersedia untuk diserap oleh tanaman. Begitu ditebar di tanah

yang lembab, segera bentuk butirannya akan meluruh, kemudian campuran tanah-

TSP ini akan menjadi bersifat asam.

SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang

ditambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 yang lebih rendah dari

TSP yaitu 36 %. Memiliki sifat kelarutan sempurna, perubahan warna abu – abu

tua menjadi abu – abu muda serta tidak terdapat endapan pada larutan. Pupuk ini

bersifat basa dengan pH 6 dan tidak bersifat higroskopis. Hal ini sesuai dengan

literature Hanafiah (2005) kandungan hara fosfor dalam bentuk tinggi yaitu

sebesar 36%, unsur hara fosfor yang terdapat dalam pupuk SP-36 hampir

seluruhnya larut dalam air, tidak mudah menghisap air, sehingga dapat disimpan

cukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik.


19

Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga

termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial

bagi tanaman. Memilki sifat kelarutan tidak sempurna, perubahan warna dari

merah bata menjadi merah bata muda serta terdapat sedikit endapan. Pupuk ini

bersifat netral dengan pH 7 dan bersifat higroskopis. Hal ini sesuai dengan

literature Mulyani (2002) yang menyatakan bahwa pembuatan pupuk KCl melalui

proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang kemudian diteruskan dengan

pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Bersifat

mudah larut dan higroskopis mengandung 45% K2 O dan Khlor (Cl).

Pupuk ZK Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kalium sulfat

(K2SO4) (juga dikenal sebagai garam abu sulfur) merupakan garam yang terdiri

dari kristal putih yang dapat larut dalam air dan tidak mudah terbakar, memiliki

sifat kelarutan yang sukar larut dalam air, perubahan warna putih menjadi bening

dan terdapat endapan pada larutan. Reaksi pupuk netral sampai asam dengan pH 6

dan bersifat tidak higroskopis sehingga dapat disimpan lama walau kelembaban

udara tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Fatmawati (2001) yang menyatakan

bahwa ZK yang dibuat dari bahan asam belerang pastilah mengandung asam pula.

Kandungan asam inilah yang menyebabkan tanah menjadi masam (pH-nya

menurun) apabila penggunaan pupuk ZK dilakukan secara berlebihan. Seperti

halnya pupuk ZA, pupuk ZK pun bersifat tidak higroskopis dan tidak mobile di

dalam tanah.
20

KESIMPULAN
1. Pupuk urea memiliki sifat kelarutan yang sempurna dengan perubahan warna

putih menjadi bening keruh serta tidak terdapat endapan, pupuk urea bersifat

netral dengan pH 7 dan bersifat higroskopis

2. Pupuk ZA memiliki sifat kelarutan sempurna dengan perubahan warna putih

menjadi bening dan tidak memiliki endapan, pupuk ZA bersifat asam dengan

pH 6 dan bersifat higroskopis (mudah menyerap uap air).

3. Pupuk TSP memiliki sifat kelarutan yang tidak dapat larut, perubahan warna

hitam menjadi abu-abu serta terdapat endapan pada larutan. Pupuk TSP bersifat

asam dengan pH 3 dan tidak bersifat higroskopis (mudah menyerap uap air).

4. SP 36 memiliki sifat kelarutan sempurna, perubahan warna abu – abu tua

menjadi abu – abu muda serta tidak terdapat endapan pada larutan. Pupuk ini

bersifat basa dengan pH 6 dan tidak bersifat higroskopis.

5. Kalium klorida (KCl) memilki sifat kelarutan tidak sempurna, perubahan

warna dari merah bata menjadi merah bata muda serta terdapat sedikit endapan.

Pupuk ini bersifat netral dengan pH 7 dan bersifat higroskopis.

6. Pupuk ZK memiliki sifat kelarutan yang sukar larut dalam air, perubahan

warna putih menjadi bening dan terdapat endapan pada larutan. Reaksi pupuk

netral sampai asam dengan pH 6 dan bersifat tidak higroskopis


21

DAFTAR PUSTAKA

Aji, sukma. 2007. Penentuan Kebutuhan Pokok Unsur Hara N, P, K Untuk


Pertumbuhan Tanaman Panili (Vanilla Planifolia Andrews). Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik. 18 (1): 49-59
Anisa. 2006. Pengaruh Jarak Dari Pusat Perakaran Jagung (Zea mays L.) Pada
Beberapa Umur Tanaman Terhadap Respirasi dan Biomassa
Mikroorganisme Tanah Pada Pertanaman Kedua. Fakultas Pertanian
Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Budiyanto, M.T, Eko, 2013, Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta, Graha Ilmu.
BSN, 2005. Pupuk SP-36. SNI 02-3769-2005. Badan Standardisasi Nasional.
Darwin, H.P , Sarno dan Rizqi, K.S. 2016. Pengaruh Pemberian Dosis KNO3
Terhadap Pertumbuhan, Produksi Dan Serapan Kalium Tanaman Jagung
Manis (Zea mays sacccharata Sturt). Agrotop,7(1):1-10.
Ekayanti, A. 2004. Pengaruh Pemberian Konsentrasi Pupuk NPK yang Berbeda
Terhadap Laju Pertumbuhan Chlorella vulgaris. Skripsi. Program Studi
Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut
Teknologi Sepuluh November. Surabaya. hal. 10-14
Fatmawati, M. A 2001. Pengaruh Cara Aplikasi Pemupukan Kelapa Sawit
Berdasarkan Potensi Produksi Untuk Meningkatkan Hasil Tandan Buah
Segar(TBS)(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 58 hlm.
Gunawan, A. 2009. Budidaya Tanaman Jagung Lokal (Zea mays L). Jakarta. Hal
12-15.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Grafindo. Jakarta. 360 hlm.
Hidayat, R. 2010. Cara Praktis Membangun Website Gratis : Pengertian Website.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kompas, Granedia
Jenny, J., 2007, Produksi Padi Sawah yang di Pupuk Urea dan ZA di Tanggilingo,
Jurnal Soil Environment, 6 (2): 77 – 81.
Lingga, P. 2007. Pupuk Organik. Kanisius:Yogyakarta
Marsono dan Lingga P. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta. hal. 8 – 38.
Marsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk Akar. Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Megasari, D. 2009. Pengaruh Sistem Pengolahan Tanah dan Pemupukan Nitrogen
Jangka Panjang Terhadap Laju Respirasi Tanah Pada Tanaman Jagung (Zea
mays L) di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. 42 hlm.
22

Mukani dan A.S. Murdiyati. 2003. Profil komoditas tembakau. Laporan Hasil
Penelitian, Puslitbangbun, Bogor.
Mulyani, A., Sukaraman., A. Hidayat dan A. Abdurachman. 2001. Peluang
Pemanfaatan Lahan Tidur Untuk Meningkatkan Produksi tanaman Pangan
di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 20(1), 2001. Pradhania R.dan
Sudirman. 2011. Laporan Praktikum Pupuk dan Pemupukan. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Nainggolan, G.D. 2010. Pola Pelepasan Nitrogen dari Pupuk Tersedia Lambat
(Slow Release Fertilizer) (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Pulung, M.A. 2005. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Bandar lampung.


278 hlm.
Raden. A 2006. Studi Pemupukan N, P, K. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ruhnayat. 2007. LaporanPraktikumPengenalanPupuk. Universitas Hasanuddin.
Makassar.

Suhartono. 2012. Unsur-unsur nitrogen dalam pupuk urea. UPN Veteran,


Yogyakarta.

Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah.


Jogjakarta: Gava Media
23

LAMPIRAN
1. Data
24

Anda mungkin juga menyukai