BAJA
44
Gambar 1.1. Spesimen baja uji tarik
f F
B E
A C
Pada bagian OA
f=E
O
Gambar 1.2. Diagram tegangan-regangan
baja
Klasifikasi baja (ASTM)
• Carbon Steel, tegangan lelah 210 280
MPa
• High-Strength Low-Alloy Steel, tegangan
leleh 280 – 490 MPa
• Heat-Treated Carbon and High-Strength
Low Alloy Steel, tegangan leleh 322 – 700
MPa
• Heat-Treated Constructional Alloy Steel,
tegangan leleh 630 – 700 MPa
Modulus elastisitas : E = 200 Gpa
Modulus Geser : G = 80.000 Mpa
....Nisbah Poison : = 0,3
Koefisien pemuaian : = 12x10-6/oC
fv = G
E
G =
2(1 )
• Modulus geser G
– SNI : 81 GPa
– BS : 80 GPa
– AISC : 77 GPa
f
fy
0,2% offset
Tegangan
fy leleh minimum,
O
•Proses pendinginan
•Pengerjaan secara
dingin
•Pelubangan/pemoto
ngan
•Pengelasan
Sifat metalurgi baja
Karbon (C)
Semakin tinggi kadar karbon di dalam baja, semakin tinggi kuat tarik serta
tegangan leleh, tetapi koefisien muai bahan turun, dan baja semaikn getas.
Karbon mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap sifat mampu
las. Semakin tinggi kadar karbon menjadikan sifat mampu las turun.
30
Potensial beberapa logam
Potensial di air Potensial di
Jenis Metal laut (mV) motrtel semen
(mV)
Nikel -270 -40
Tembaga -210 -200
Baja -720 -180
Timah -490 -980
Cadmium -760 -870
Timah hitam -510 -650
Zink -1060 -450
Gambar 1.23. Korosi pada pipa yang menembus beton
Gambar 1.24.
Pencegahan korosi dengan kombinasi isolasi,
pelapisan dan katoda
Korosi karena celah lapis pelindung
Gambar 1.26. Korosi akibat
berdekatan dengan rel kereta
listrik
Gambar 1.27.
Korosi akibat kontak langsung antara
Gambar 1.28. Isolasi pipa terhadap tulangan
beton
Gambar 1.30. Laju korosi tiang
Gambar 1.31. Kolom dan balok
dilindungi beton ringan 40
Gambar 1.32. Kolom dan balok
diselubungi mortel ringan 3
Gambar 1.33. Perlindungan 2
dengan papan
Gambar 1.34. Perlindungan dengan
bahan semprotan 1