Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENGAUDITAN SIKLUS TERHADAP ASET TETAP

Disusun Oleh:

KELOMPOK G

Ari Nugroho (C1C018032)

Rizal Habi Yuda (C1C018052)

Zaini Gani (C1C018060)

R. Rama Muamar Rifki (C1C018070)

Dosen Pengampu :

Netty Herawaty, SE, M.Si, Ak, CA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pengauditan Siklus Terhadap Aset Tetap” ini tepat pada waktunya.

Tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Auditing II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pengauditan Siklus Terhadap Aset Tetap bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 2 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1 Pengertian Aset Tetap dan Aset Lancar ........................................................ 3

2.1.1 Aset Tetap ............................................................................................... 3

2.1.2 Aset Lancar ............................................................................................. 5

2.1.3 Karakteristik Aset Tetap dan Aset Lancar .............................................. 7

2.2 Perbedaan Pengujian Substantif Aset Tetap dengan Aset Lancar ................. 8

2.3 Tujuan Pengujian Substantif Aset Tetap ....................................................... 8

2.4 Prosedur Audit Pengujian Substantif terhadap Aset Tetap ........................... 9

2.4.1 Prosedur audit awal ................................................................................. 9

2.4.2 Prosedur analitik ................................................................................... 10

2.4.3 Prosedur pengujian terhadap transaksi rinci ......................................... 10

2.4.4 Prosedur pengujian terhadap saldo akun rinci ...................................... 10

2.4.5 Prosedur verifikasi penyajian dan pengungkapan ................................ 11

2.5 Contoh Kasus .............................................................................................. 12

iii
BAB III : PENUTUP ............................................................................................ 20

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... vii

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Karakteristik Aset Tetap dan Aset Lancar ..............................................7

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Daftar Aset Tetap PT XYZ Per audit 31 Desember 2017 .................13

Gambar 2.2. Jurnal koreksi terkait harga perolehan dan akumulasi penyusutan aset
tetap-kendaraan sparepart.......................................................................................16

Gambar 2.3. Jurnal koreksi terkait harga perolehan dan akumulasi penyusutan aset
tetap - kendaraan showroom ..................................................................................17

Gambar 2.4. Jurnal koreksi terkait harga perolehan dan akumulasi penyusutan aset
tetap – kendaraan SGU...........................................................................................18

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan secara umum adalah untuk


memperoleh laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan dan dapat
mempertahankan kelancaran usaha dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu
investasi tersebut adalah aset yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
yaitu aset yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Untuk
mencapainya diperlukan pengelolaan yang efektif dalam penggunaan,
pemeliharaan maupun pencatatan akuntansinya.

Nilai ekonomis suatu aset tetap tersebut harus dapat dibebankan secara
tetap bersama dengan berlalunya waktu dan salah satu caranya adalah dengan
menentukan metode penyusutan. Untuk itu perlu diketahui apakah metode
penyusutan yang telah diterapkan oleh perusahaan telah memperhatikan
perubahan nilai Aset tetap yang menurun yang disebabkan karena berlalunya
waktu atau menurunnya manfaat yang diberikan Aset tersebut.

Aset tetap biasanya merupakan bagian investasi yang cukup besar dalam
jumlah keseluruhan aset perusahaan. Besarnya investasi yang ditanamkan dalam
Aset tetap menjadikan Aset tetap itu perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Tidak hanya pada penggunaan dan operasinya saja tetapi juga dalam akuntansinya
yang biasanya mencakup perolehan Aset tetap, penghentian atau pelepasan Aset
tetap, serta penyajian dan pengungkapannya dalam laporan keuangan.

Oleh karena itu, perlunya untuk mengetahui serta memahami secara rinci
tentang Aset tetap baik Aset tetap berwujud maupun tidak berwujud. Dengan cara
demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam Aset tetap
sebuah perusahaan. Namun untuk mendapatkan rincian yang baik terhadap Aset
tetap, diperlukan pengendalian terhadap Aset berupa pengujian substantif.

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini berdasarkan latar belakang diatas


adalah sebagai berikut:

1. Apa saja pengertian dan perbedaan karakteristik aset tetap dan aset lancar?
2. Apa saja perbedaan pengujian substantif aset tetap dan aset lancar?
3. Bagaimana tujuan pengujian substantif aset tetap?
4. Apa saja prosedur audit aset tetap?

1.3 Tujuan

Tujuan pada makalah ini berdasarkan rumusan masalah diatas adalah


sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja pengertian dan perbedaan karakteristik


aset tetap dan aset lancer.
2. Mahasiswa dapat memahami apa saja perbedaan pengujian substantif aset tetap
dan aset lancar.
3. Mahasiswa dapat memahami bagaimana tujuan pengujian substantif aset tetap.
4. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja prosedur audit aset tetap.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aset Tetap dan Aset Lancar

2.1.1 Aset Tetap

Aset merupakan sumber daya yang berbentuk harta benda ataupun hak
yang di kuasai oleh suatu perusahaan. Menurut dari Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) (2002,16.2:5) disebutkan bahwa: “Aset tetap adalah Aset tetap berwujud
yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu
yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun”. Menurut SAK ETAP (IAI:2009), Aset tetap adalah aset berwujud
yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa
untuk disewakann ke pihak lain atau untuk administratif dan diharapkan akan
digunakan lebih dari satu periode.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat aset tetap


berwujud digunakan dalam operasional perusahaan, tidak untuk diperdagangkan,
umur ekonomi lebih dari satu tahun yang sifatnya relatif tetap atau permanen dan
berwujud fisik artinya dapat dilihat dan dirasakan dengan panca indera.

Sifat pertama dari aset tetap adalah bahwa maksud perolehannya bukan
untuk dijual belikan melainkan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. Sifat
inilah yang membedakannya dari persediaan barang (inventory). Contoh: Mobil
yang diperdagangkan oleh diler mobil merupakan persediaan barang sedangkan
mobil yang dipakainya untuk antar jemput pegawai merupakan Aset tetap.

Sifat kedua dari aset tetap adalah umurnya yang lebih dari satu tahun.
Karena sifat inilah maka kita mengenal unsur penyusutan dalam aset tetap.
Penyusutan tidak lain dari pada alokasi biaya tetap tersebut dalam masa umur
Aset tetap yang bersangkutan.

3
Aset yang mempunyai sifat pertama dan kedua tersebut diatas sudah
dianggap sebagai Aset tetap di dalam literatur dan praktik akuntansi. Akibatnya,
semua aset yang digunakan dalam kegiatan perusahaan dan berumur lebih dari
satu tahun langsung dijadikan Aset tetap (istilahnya adalah: dikapitalisasi).
Contoh: Sapu dan gelas minum yang dipakai dikantor ikut dikapitalisasi.

Peranan aset tetap sangat signifikan demi menghasilkan suatu barang dan
jasa, misalnya tanah dan bangunan untuk tempat produksi, mesin serta berbagai
peralatan lain yang di gunakan sebagai alat produksi dan yang lainnya.

Aset tetap dapat kita bedakan menjadi dua yaitu:

a. Berwujud

Aset tetap berwujud atau tangible assets merupakan aset berwujud


yang memiliki sifat yang tentu relatif permanen dan di gunakan dalam
suatu kegiatan perusahaan yang normal. Aset berwujud di antaranya dapat
berupa seperti gedung ataupun bangunan, tanah, peralatan, kendaraan,
mesin dan yang lain sebagainya.

b. Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud ini atau intangible assets merupakan Aset


yang memiliki umur lebih dari satu tahun dan tidak memiliki bentuk
secara fisik. Secara umumnya, Aset tidak berwujud ini merupakan hak-hak
yang dimiliki yang akan bisa dipergunakan lebih dari satu tahun.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Aset tetap tidak


berwujud ini merupakan aset non moneter yang bisa di identifikasi dan tak
memiliki wujud fisik yang di miliki guna menghasilkan atau menyerahkan
baran maupun jasa, di sewakan kepada pihak lainnya ataupun untuk tujuan
administrative.

Biasanya Aset tetap tidak berwujud atau intangibles assets ini


berbentuk lisensi, goodwill atau nama baik perusahaan, merek dagang, hak
paten, hak sewa, hak cipta dan franchise atau waralaba.

4
Pada saat mengakuan awal, suatu Aset tetap wajib di catat sebesar biaya
perolehan yang meliputi beberapa unsur berikut ini:

1) Harga beli yang di dalamnya termasuk pajak pembelian dikurangi dengan


potongan serta diskon pembelian
2) Biaya-biaya yang di keluarkan misalnya seperti biaya mengangkut barang
dari lokasi awal hingga ke tujuan
3) Memperkirakan awal biaya pembongkaran serta perakitan aset sampai bisa
siap untuk di pergunakan
4) Dalam kegiatan pembelian tanah beserta bangunan di atasnya secara
bersama-sama, pencatatan tetap wajib di lakukan secara terpisah antara
harga masing-masing.

Terdapat beberapa metode dalam penyusutan Aset tetap, yaitu sebagai


berikut:

1) Model Garis Lurus (Straight Line Method) Merupakan besarnya


penyusutan di setiap tahunnya sama sehingga habis umur ekonomisnya.
2) Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method) Sumbangan terbesar
di berikan oleh Aset pada awal periode penggunaannya serta akan semakin
menurun seiring dengan berjalannya waktu. Metode yang satu ini dapat
menghasilkan beban penyusutan periodic yang semakin menurun selama
estimasi umur ekonomis Aset.
3) Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Years Digits Method) Metode
ini membatasi penggunaanya sebagai keperluan yang berkaitan dengan
pajak.

2.1.2 Aset Lancar

Aset lancar atau aset lancar adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan
yang mudah di cairkan dalam bentuk uang. Jangka waktu pencairan tidak lebih
dari 1 tahun. Ada beberapa jenis Aset lancar, yaitu:

5
A. Uang Kas

Kas merupakan uang berbentuk tunai yang dimiliki oleh


perusahaan. Kas biasanya digunakan untuk membiayai operasional
perusahaan. Meskipun tidak terlihat secara fisik alias masih tersimpan di
bank, uang ini tetap disebut aset lancar.

B. Surat Berharga

Jenis Aset lancar lainnya adalah surat berharga. Aset ini adalah
kepemilikan saham atau obligasi perusahaan lain yang tidak bersifat
permanen. Jadi, aset ini dapat dijual sewaktu-waktu untuk mendapatkan
dana tunai jika memang dibutuhkan.

C. Piutang Dagang (Account Receivable) dan Piutang Pendapatan

Piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang


melakukan transaksi pembelian barang. Sedangkan, Piutang pendapatan
merupakan pendapatan yang sudah menjadi hak, tetapi pembayarannya
belum diterima karena berbagai penyebab.

D. Beban Dibayar di Muka dan Sewa Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka adalah bagian dari Aset lancar. Ini adalah
pembayaran beban yang biasanya dilakukan di awal, tetapi belum menjadi
kewajiban pada periode yang bersangkutan. Sedangkan, Sewa dibayar di
muka adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau tempat dari pihak
lain.

E. Perlengkapan

Perlengkapan juga merupakan bagian dari aset lancar karena dapat


membantu kelancaran bisnis dan bersifat habis pakai.

F. Persediaan Barang Dagang

Aset lancar berupa barang dagang adalah barang yang dibeli dengan tujuan
dijual kembali. Harapannya, perusahaan akan mendapatkan laba sekaligus
dana tunai dari penjualan ini.

6
G. Wesel Tagih

Wesel tagih (notes receivable) merupakan bagian dari Aset lancar. Wesel
ini merupakan surat perintah penagihan entitas bisnis kepada pihak lain
yang namanya tertera dalam surat.

H. Piutang Penghasilan

Piutang penghasilan merupakan hak perusahaan karena telah memberikan


jasa. Namun, dalam hal ini belum diterima pembayarannya.

2.1.3 Karakteristik Aset Tetap dan Aset Lancar

Karakteristik Aset Tetap dan Aset Lancar dapat dilihat dalam tabel 2.1
sebagai berikut:
Tabel 2.1

Karakteristik Aset Tetap dan Aset Lancar

Aset Tetap Aset Lancar

Aset tetap yang dimiliki dengan tujuan Aset yang dimiliki dengan tujuan untuk
untuk tidak diperdagangkan. diperdagangkan.

 Aset
Aset tetap diharapkan bisa digunakan tersebut diharapkan bisa
atau dikeluarkan dalam kurun siklus digunakan atau dikeluarkan dalam
lebih dari satu tahun buku. kurun siklus kurang dari satu tahun
buku.

 Perubahan Aset lancar relatif lebih


Perubahan Aset tetap relatif sangat
sedikit dan dalam nilai yang besar sering

Memiliki nilai yang material dan disajikan Aset lancar disajikan dengan nilai
dengan nilai buku sehingga harga Aset bersih yang dapat direalisasikan
tersebut cukup signifikan. Misalnya tanah ,
bangunan, mesin , kendaraan , dan yang
lain sebagainya.

(Sumber: Nuraini Anitasari. 2017. Apa Pengertian dan Karakteristik dari


Akuntansi Aset Tetap)

7
2.2 Perbedaan Pengujian Substantif Aset Tetap dengan Aset Lancar

Perbedaan pengujian substantif aset tetap dengan aset lancar sebagai


berikut:

1. Frekuensi transaksi yang menyangkut Aset tetap relatif sedikit maka jumlah
waktu yang diperlukan untuk pengujian substantif terhadap aset tetap relatif
sedikit bila dibandingkan dengan aset lancar
2. Ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aset tetap sedikit
pengaruhnya terhadap perhitungan laba rugi maka auditor tidak mengarahkan
perhatiannya terhadap masalah ketelitian pisah batas transaksi yang
bersangkutan dengan aset tetap pada akhir tahun, sedangkan dalam pengujian
substantif terhadap aset lancar, auditor memusatkn perhatian terhadap aset
lancar tersebut
3. Pengujian substantif terhadap aset tetap dititik beratkan pada verifikasi
mutasi aset tetap yang terjadi dalam tahun yang di audit. Sedangkan,
Pengujian substantif terhadap aset lancar, dititikberatkan pada saldo aset
lancar tersebut pada tanggal neraca.
4. Verifikasi saldo aset tetap pada tanggal neraca tidak mendapat perhatian
auditor karena aset tetap disajikan pada cost-nya bukan nilai pada tanggal
neraca. Sedangkan, aset lancar disajikan di neraca sebesar nilai bersih yang
dapat direalisasikan pada tanggal tersebut.

2.3 Tujuan Pengujian Substantif Aset Tetap

Adapun Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aset tetap adalah


sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan ihwal keandalan catatan akuntansi yang dengan


aset tetap
2. Membuktikan keberadaan aset tetap dan keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan aset tetap yang dicantumkan dineraca
3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aset tetap yang dicantumkan
dineraca

8
4. Membuktikan kewajaran evaluasi aset tetap yang dicantumkan di neraca
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aset tetap di neraca

Untuk hal tersebut, Maka auditor melaksanakan rekonsiliasi antara saldo


Aset tetap yang dicantumkan didalam neraca dengan aset tetap yang bersangkutan
di dalam buku besar dan selanjutnya di telusuri ke jurnal pengeluaran kas, jurnal
umum dan buku pembantu Aset tetap.

2.4 Prosedur Audit Pengujian Substantif terhadap Aset Tetap

Berikut prosedur audit pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap:

2.4.1 Prosedur audit awal

Auditor juga melakukan rekonsiliasi antara informasi aset tetap yang di


cantumkan di neraca dengan catatan akuntansi pendukungnya. Rekonsiliasi ini
perlu dilakukan agar auditor memperoleh suatu keyakinan yang memadai bahwa
informasi aset tetap yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan
akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan 6 prosedur
audit awal atas saldo akun aset tetap sebagai berikut yang akan diuji lebih lanjut:

1) Usut saldo Aset tetap yang tecantum di dalam neraca ke saldo akun
Aset tetap bersangkutan di buku besar.
2) Menghitung kembali saldo Aset tetap di buku besar
3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam Aset tetap serta hitung akumulasi penyusutan aset tetap
tersebut.
4) Usut saldo akun Aset tetap ke kertas kerja tahun lalu
5) Usut posting pendebetan dan pengkreditan ke dalam jurnal yang
bersangkutan
6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol terhadap Aset tetap dalam buku
besar ke buku pembantu Aset tetap

9
2.4.2 Prosedur analitik

Prosedur analitik diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Hitung rasio:

a) Tingkat perputaran aset tetap

b) Laba bersih dengan aset tetap

c) Aset tetap ke modal saham

d) Biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aset tetap

B. Lakukan analisis hasil mekanisme analitik dengan cita-cita dari


dasarkan pada data masa kemudian baik data anggaran maupun data
realisasi

2.4.3 Prosedur pengujian terhadap transaksi rinci

Berikut prosedur pengujian terhadap transaksi rinci diantaranya:

a) Periksa komplemen aset tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya


transaksi tersebut
b) Periksa berkurangnya aset tetap ke dokumen yang mendukung
timbulnya transaksi tersebut
c) Lakukan investigasi pisah batas (cut off) transaksi aset tetap
d) Lakukan review terhadap akun biasa maintenance maupun biaya
reparasi

2.4.4 Prosedur pengujian terhadap saldo akun rinci

Berikut prosedur pengujian terhadap saldo akun rinci diantaranya:

A. Lakukan inspeksi atau peninjauan terhadap aset tetap

a) Lakukan inspeksi terhadap komplemen aset tetap

b) Lakukan penyelidikan dan sesuaikan bila terjadinya perbedaan

c) Periksan dokumen yang mendukung pembayaran dan pembelian


Aset tetap sehabis tanggal neraca

10
B. Periksa bukti hak kepemilikan aset tetap dan kontrak yang mendukung
penggunaan aset tetap tersebut
C. Lakukan review terhadap penyusutan aset tetap

2.4.5 Prosedur verifikasi penyajian dan pengungkapan

Bandingkan penyajian Aset tetap dengan standar akuntansi keuangan yang


berlaku di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

1) Periksa pembagian terstruktur mengenai Aset tetap di neraca

2) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan Aset tetap

Auditor melaksanakan rekonsiliasi antara isu aset tetap yang di cantumkan


di neraca dengan catatan akuntansi pendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu
dilakukan agar auditor dapat memperoleh suatu keyakinan yang memadai bahwa
isu aset tetap yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi
yang sanggup mendapatkan amanah oleh alasannya yakni auditor melaksanakan 6
mekanisme audit sebagai berikut:

1. Usut saldo Aset tetap yang tercantum di neraca

2. Hitung kembali saldo Aset tetap dibuku besar

3. Usut saldo awal Aset tetap tahun lalu

4. Lakukan review terhadap mutasi Aset tetap tersebut

5. Usut posting pendebetan dan pengkreditan Aset tetap

6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu Aset tetap dengan akun kontrol


Aset tetap

11
2.5 Contoh Kasus

Contoh kasus ini diambil dalam jurnal yang ditulis oleh M. Afrizal Ardhi,
Lihan Rini Puspo Wijaya, Artie Arditha R. yaitu audit aset tetap pt xyz oleh kap
zk untuk periode laporan keuangan per 31 desember 2017. Kasus ini bermula pada
PT XYZ menginvestasikan sebagian modalnya dalam bentuk aset tetap yang
digunakan untuk kegiatan operasi sehari – harinya. Aset tetap ini berupa tanah,
gedung, peralatan, dan kendaraan. Dari proses audit yang dilakukan oleh KAP ZK
terhadap laporan keuangan PT XYZ, penulis jurnal melihat sebagian besar temuan
yang ditemukan auditor KAP ZK beserta jurnal koreksi yang direkomendasikan
berasal dari akun aset tetap. Hal tersebut yang membuat penulis jurnal tersebut
tertarik untuk memahami lebih jauh tentang prosedur, temuan, dan jurnal koreksi
dari audit aset tetap tersebut.

PT XYZ merupakan salah satu dealer resmi Mitsubishi yang meliputi 3S


(Showroom, Service, Sparepart) yang didirikan pada tahun 1999 di Sumatera
Selatan dengan tujuan melakukan usaha dalam bidang perdagangan,
pengangkutan darat, jasa sewa dan pelayanan servis kendaraan dalam menunjang
kebutuhan layanan after sales service untuk kendaraan Mitsubishi. PT XYZ
menginvestasikan sebagian modalnya dalam bentuk aset tetap yang digunakan
untuk kegiatan operasi sehari – harinya. Aset tetap ini berupa tanah, gedung,
peralatan, dan kendaraan.

Aset tetap PT XYZ per 31 Desember 2017memiliki nilai bersih sebesar


Rp72.358.796.126,-, terdiri dari tanah, gedung, peralatan, dan kendaraan. Aset
tetap PT XYZ diperoleh dengan cara pembelian tunai dan non tunai. Berikut
merupakan gambar daftar aset tetap PT XYZ per audit 31 Desember 2017:

12
Gambar 2.1.

Daftar Aset Tetap PT XYZ Per audit 31 Desember 2017

(Sumber: M. Afrizal Ardhi, Lihan Rini Puspo Wijaya, & Artie Arditha R. 2017. Audit
aset tetap PT XYZ oleh KAP ZK untuk periode laporan keuangan per 31
desember 2017)

Tujuan dilakukannya audit terkait asset tetap pada PT XYZ adalah untuk
mengetahui apakah aset tetap PT XYZ telah diperlakukan dan disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia, dan untuk memastikan tidak
adanya salah saji yang material. Secara umum, tujuan audit atas aset tetap adalah
untuk memastikan apakah jumlah aset tetap yang tercantum di neraca betul-betul
ada, dan pembebanan penyusutan telah dilakukan dengan benar. Keseluruhan aset
tetap yang dimiliki oleh PT XYZ dapat digolongkan sebagai aset tetap yang
digunakan dalam kegiatan operasional.

Auditor menetapkan batas materialitas sebelum melakukan prosedur


yang akan dijalankan dalam melakukan audit aset tetap. Perhitungan pertama yang
harus dilakukan adalah menghitung perencanaan tingkat materialitas. Total
seluruh aset PT XYZ adalah Rp201.903.167.474,-. Maka, tingkat materialitas
yang direncanakan oleh KAP ZK adalah sebesar Rp2.019.031.674,- (Planned
materiality), jika ditemukan salah saji lebih dari Rp2.019.031.674,-, hal tersebut
akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh KAP ZK terkait laporan
keuangan PT XYZ.

13
Auditor menetapkan kesalahan yang dapat diterima dalam proses audit
tersebut. Kesalahan yang dapat diterima/ditoleransi (tolerable error) berkaitan
dengan besarnya salah saji yang dapat diterima untuk tingkat saldo akun.
Kesalahan yang dapat diterima/ditoleransi ditetapkan sebelum proses audit
dijalankan. Penetapan dilakukan dengan cara yang telah ditentukan oleh KAP ZK.

Dari perhitungan yang telah ditentukan oleh KAP ZK, diketahui nilai
kesalahan yang dapat diterima/ditoleransi untuk audit aset tetap adalah senilai
Rp698.415.712,-. Jika terjadi salah saji melebihi angka tersebut akan
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh KAP ZK terkait akun aset tetap.
Berikut adalah prosedur yang ditetapkan KAP ZK dalam melakukan pemeriksaan
aset tetap :

1. Mempelajari dan mengevaluasi pengendalian internal atas aset tetap.


Terdapat pengendalian internal yang baik terhadap aset tetap mulai
dari perolehan, perawatan, hingga pelepasan aset oleh manajemen
PT XYZ.
2. Meminta kepada klien seluruh berkas yang berkaitan dengan aset
tetap.
3. Memeriksa saldo akhir aset tetap, cocokan dengan buku besar, dan
untuk saldo awal cocokkan dengan saldo audit tahun lalu.
4. Memeriksa penambahan dan pengurangan dari aset tetap tersebut.
Untuk penambahan, dapat dilihat pada approvalnya, sedangkan
untuk pengurangan dapat dilihat dari otorisasi dan lakukan
perhitungan ulang untuk memastikan kebenaran perhitungannya.
5. Memeriksa fisik aset dan kondisi aset tetap tersebut.
6. Memeriksa bukti kepemilikan aset tetap. Untuk tanah, gedung
periksa setifikat dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan), dan untuk
kendaraan periksa BPKB dan STNK-nya. Dalam hal ini auditor
melakukan sampling terhadap beberapa aset dan semua bukti
kepemilikannya ada.

14
7. Mempelajari dan periksa apakah capitalization policy dan
deprectiation policy yang dijalankan konsisten dengan tahun
sebelumnya. Kedua kebijakan tersebut sudah dilakukan secara
konsisten.
8. Membuat analisis terhadap akun perbaikan dan perawatan, sehingga
diketahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk kedalam
pengeluaran modal (capital expenditure) namun dicatat sebagai
pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).
9. Memeriksa apakah aset tersebut sudah diasuransikan atau belum dan
apakah nilai klaim asuransi (insurance coveragenya) cukup atau
tidak. Seluruh aset dengan tanggal perolehan diatas tahun 2011 telah
diasuransikan dengan nilai yang cukup.
10. Melakukan tes perhitungan penyusutan, dan periksa dan pastikan
kesamaan (cross refrence) angka penyusutan dengan beban
penyusutan di laporan laba rugi dan periksa pendistribusianya.
11. Memeriksa penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, apakah
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS).

auditor menemukan beberapa kekeliruan yang perlu diperbaiki, setelah


auditor melakukan pemeriksaan terhadap aset tetap PT XYZ, auditor menemukan
beberapa temuan terkait aset tetap diantaranya:

1. Setelah auditor melakukan pemeriksaan dan perhitungan ulang


terhadap nilai akumulasi penyusutan kendaraan sparepart PT XYZ,
ditemukan bahwa terdapat selisih perhitungan antara manajemen PT
XYZ dan auditor. Manajemen PT XYZ mencatat akumulasi
kendaraan sparepart per 31 Desember 2017 sebesar Rp128.218.752,-
, sedangkan hasil perhitungan ulang auditor diperoleh nilai sebesar
Rp129.718.749,-. Terdapat selisih sebesar Rp1.499.997,-. sehingga
auditor merekomendasikan jurnal koreksi sebagai berikut :

15
Gambar 2.2.

Jurnal koreksi terkait harga perolehan dan akumulasi


penyusutan aset tetap-kendaraan sparepart

(Sumber: M. Afrizal Ardhi, Lihan Rini Puspo Wijaya, & Artie Arditha
R. 2017. Audit aset tetap PT XYZ oleh KAP ZK untuk periode
laporan keuangan per 31 desember 2017)

2. Auditor menemukan bahwa PT XYZ melakukan penambahan unit


kendaraan Showroom dari Persediaan kendaraannya. Dalam kegiatan
tersebut, diketahui PT XYZ melakukan pemungutan PPN keluaran
atas pemakaian sendiri dengan tujuan produktif. Menurut UU PPN
Pasal 1A Ayat 2, hal tersebut tidak dapat dilakukan karena peristiwa
tersebut tidak termasuk dalam transaksi yang terutang PPN.
Sehingga nilai kendaraan showroom harus dikurangi sebesar 10%
dari nilai penambahan tersebut yaitu senilai Rp39.572.727,-. Selain
itu, auditor menemukan bahwa terdapat selisih antara perhitungan
manajemen PT XYZ dan auditor, manajemen PT XYZ mencatat
akumulasi kendaraan showroom sebesar Rp2.873.308.235,-,
sedangkan hasil perhitungan ulang auditor diperoleh nilai sebesar
Rp2.872.896.019,-. Terdapat selisih sebesar Rp412.216,-. Sehingga
Direkomendasikan jurnal koreksi sebagai berikut:

16
Gambar 2.3.
Jurnal koreksi terkait harga perolehan dan akumulasi
penyusutan aset tetap - kendaraan showroom

(Sumber: M. Afrizal Ardhi, Lihan Rini Puspo Wijaya, & Artie Arditha
R. 2017. Audit aset tetap PT XYZ oleh KAP ZK untuk periode
laporan keuangan per 31 desember 2017)

3. Setelah melakukan pemeriksaan dan perhitungan ulang terhadap aset


tetap kendaraan SGU PT XYZ, auditor menemukan beberapa
temuan diantaranya :
a. Terdapat pemungutan PPN keluaran atas pemakaian sendiri untuk
tujuan produktif seperti yang terjadi pada aset tetap kendaraan
showroom sebesar Rp3.135.920.907,-.
b. Penambahan 20 unit Delica Triton 2,5 liter sebagai kendaraan
rental dengan tujuan pemakaian produktif, dalam penambahan
tersebut juga terdapat biaya-biaya yang diatribusikan dan
transaksi tersebut belum dicatat.
c. Auditor menemukan bahwa terdapat selisih antara perhitungan
manajemen PT XYZ dan auditor, dimana manajemen PT XYZ
mencatat akumulasi kendaraan SGU per 31 Desember 2017
sebesar Rp28.449.928.440,-, sedangkan hasil perhitungan ulang
auditor diperoleh nilai sebesar Rp28.474.643.824,-. Terdapat

17
selisih sebesar Rp24.715.384,-. Dengan Rp10.420.007,- diakui
sebagai keuntungan disposal karena aset tersebut telah dijual.
Berdasarkan temuan tersebut auditor KAP ZK merekomendasikan
beberapa jurnal koreksi terkait temuan-temuan aset tetap
kendaraan SGU tersebut diantaranya:

Gambar 2.4.
Jurnal koreksi terkait harga perolehan dan akumulasi
penyusutan aset tetap – kendaraan SGU

(Sumber: M. Afrizal Ardhi, Lihan Rini Puspo Wijaya, & Artie Arditha
R. 2017. Audit aset tetap PT XYZ oleh KAP ZK untuk periode
laporan keuangan per 31 desember 2017)

Kesimpulan diambil berdasarkan hasil dan pembahasan tentang audit aset


tetap PT XYZ oleh KAP ZK untuk periode laporan keuangan per 31 Desember
2017 oleh Kap ZK adalah auditor KAP ZK menerapkan prosedur yang telah
ditetapkan KAP ZK terkait audit aset tetap. Terdapat beberapa temuan yang
diperoleh oleh auditor KAP ZK dari aset tetap PT XYZ antara lain,

(a) Terdapat selisih antara manajemen PT XYZ dan auditor KAP ZK


dalam mencatat akumulasi kendaraan sparepart.
(b) PT XYZ melakukan pemungutan PPN keluaran atas pemakaian
sendiri dengan tujuan produktif dan terdapat kelebihan pencatatan

18
yang dilakukan oleh manajemen PT XYZ dalam mencatat akumulasi
kendaraan showroom.
(c) Terdapat beberapa temuan terkait aset tetap kendaraan SGU PT XYZ
oleh auditor KAP ZK diantaranya terjadi pemungutan PPN keluaran
atas pemakaian sendiri untuk tujuan produktif, terjadi penambahan
persediaan kendaraan sebagai kendaraan rental dengan tujuan
pemakaian produktif beserta biaya-biaya yang diatribusikan dan
transaksi tersebut belum dicatat, manajemen PT XYZ kurang dalam
mencatat akumulasi kendaraan SGU. Auditor KAP ZK telah
merekomendasikan 6 jurnal koreksi terkait temuannya saat
melakukan audit terhadap aset tetap PT XYZ.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aset Tetap merupakan aset suatu perusahaan yang berwujud, yang di


gunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dalam jangka waktu lebih dari
satu periode. Dari sudut substansi, aset tetap dapat dibagi menjadi:

a. Tangible Assets atau Aset berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan
peralatan.

b. Intangible Assets atau Aset yang tidak berwujud seperti Goodwill-


Pattens, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.

Berdasarkan jenis dapat dibagi menjadi:

a. Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi,


misalnya sebagai lapangan, halaman, tempat parkir dan lain
sebagainya.
b. Bangunan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk
pabrik.
c. Mesin.
d. Inventaris.
e. Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya.

Dalam mengaudit aset tetap, sebagai auditor harus memperhatikan apakah


aset tetap tersebut merupakan pembelian tunai, kredit bank, atau leasing.
Kemudian, metode yang digunakan oleh perusahaan yang akan diaudit apakah
konsisten atau tidak. Sehingga auditor dapat memeriksa dokumen-dokumen yang
di perlukan. Kemudian auditor harus mengikuti prosedur audit aset tetap
secara sistematis sehingga memudahkan auditor dalam pemeriksaan. Dalam
pengujian substantif terhadap saldo aset tetap dapat membantu auditor dalam
memeriksa suatu perusahaan sehingga auditor dapat memberikan opini sesuai
dengan kondisi suatu perusahaan tersebut.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, & Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan
Jasa Assurance. Jakarta: Erlangga.

Ardhi, M. Afrizal, Lihan Rini Puspo Wijaya, & Artie Arditha R. 2017. Audit
Aset Tetap PT XYZ Oleh KAP ZK Untuk Periode Laporan Keuangan
Per 31 Desember 2017.

Anitasari, Nuraini. 2017. Apa Pengertian dan Karakteristik dari Akuntansi


Aktiva Tetap. https://zahiraccounting.com/id/blog/apa-pengertian-
akuntansi-aktiva-tetap/. Diakses pada 2 Desember 2020

Asmarita, E. 2015. Makalah Audit terhadap Aktiva tetap. http://esy-


marita.blogspot.com/2013/11/makalah-audit-terhadap-aktiva-
tetap_22.html. Diakses pada 30 November 2020

Bastian, Indra. (2006). Audit Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Ramadhani, N. 2020. Aktiva Lancar: Pengertian, Contoh, dan Manfaatnya.


https://www.akseleran.co.id/blog/aktiva-lancar/. Diakses pada 1
Desember 2020

Tuanakotta, Theodorus M. 1982. Auditing petunjuk pemeriksaan akuntan


publik. Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.

Unknown. 2019. Prosedur Audit: Pengujian Substantif Atas Aktiva Tetap.


https://accounting-belajar.blogspot.com/2019/04/prosedur-audit-
pengujian-substantif_10.html. Diakses pada 1 Desember 2020

Wahyudi, Purwanto. 2016. Pemeriksaan Aset Tetap. http://spi.uin-


alauddin.ac.id/index.php/2016/11/29/pemeriksaan-aset-tetap/. Diakses
pada 2 Desember 2020

vii

Anda mungkin juga menyukai