Disusun Oleh:
KELOMPOK G
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pengauditan Siklus Terhadap Aset Tetap” ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Auditing II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pengauditan Siklus Terhadap Aset Tetap bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
2.2 Perbedaan Pengujian Substantif Aset Tetap dengan Aset Lancar ................. 8
iii
BAB III : PENUTUP ............................................................................................ 20
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Daftar Aset Tetap PT XYZ Per audit 31 Desember 2017 .................13
Gambar 2.2. Jurnal koreksi terkait harga perolehan dan akumulasi penyusutan aset
tetap-kendaraan sparepart.......................................................................................16
Gambar 2.3. Jurnal koreksi terkait harga perolehan dan akumulasi penyusutan aset
tetap - kendaraan showroom ..................................................................................17
Gambar 2.4. Jurnal koreksi terkait harga perolehan dan akumulasi penyusutan aset
tetap – kendaraan SGU...........................................................................................18
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Nilai ekonomis suatu aset tetap tersebut harus dapat dibebankan secara
tetap bersama dengan berlalunya waktu dan salah satu caranya adalah dengan
menentukan metode penyusutan. Untuk itu perlu diketahui apakah metode
penyusutan yang telah diterapkan oleh perusahaan telah memperhatikan
perubahan nilai Aset tetap yang menurun yang disebabkan karena berlalunya
waktu atau menurunnya manfaat yang diberikan Aset tersebut.
Aset tetap biasanya merupakan bagian investasi yang cukup besar dalam
jumlah keseluruhan aset perusahaan. Besarnya investasi yang ditanamkan dalam
Aset tetap menjadikan Aset tetap itu perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Tidak hanya pada penggunaan dan operasinya saja tetapi juga dalam akuntansinya
yang biasanya mencakup perolehan Aset tetap, penghentian atau pelepasan Aset
tetap, serta penyajian dan pengungkapannya dalam laporan keuangan.
Oleh karena itu, perlunya untuk mengetahui serta memahami secara rinci
tentang Aset tetap baik Aset tetap berwujud maupun tidak berwujud. Dengan cara
demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam Aset tetap
sebuah perusahaan. Namun untuk mendapatkan rincian yang baik terhadap Aset
tetap, diperlukan pengendalian terhadap Aset berupa pengujian substantif.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian dan perbedaan karakteristik aset tetap dan aset lancar?
2. Apa saja perbedaan pengujian substantif aset tetap dan aset lancar?
3. Bagaimana tujuan pengujian substantif aset tetap?
4. Apa saja prosedur audit aset tetap?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aset merupakan sumber daya yang berbentuk harta benda ataupun hak
yang di kuasai oleh suatu perusahaan. Menurut dari Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) (2002,16.2:5) disebutkan bahwa: “Aset tetap adalah Aset tetap berwujud
yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu
yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun”. Menurut SAK ETAP (IAI:2009), Aset tetap adalah aset berwujud
yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa
untuk disewakann ke pihak lain atau untuk administratif dan diharapkan akan
digunakan lebih dari satu periode.
Sifat pertama dari aset tetap adalah bahwa maksud perolehannya bukan
untuk dijual belikan melainkan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. Sifat
inilah yang membedakannya dari persediaan barang (inventory). Contoh: Mobil
yang diperdagangkan oleh diler mobil merupakan persediaan barang sedangkan
mobil yang dipakainya untuk antar jemput pegawai merupakan Aset tetap.
Sifat kedua dari aset tetap adalah umurnya yang lebih dari satu tahun.
Karena sifat inilah maka kita mengenal unsur penyusutan dalam aset tetap.
Penyusutan tidak lain dari pada alokasi biaya tetap tersebut dalam masa umur
Aset tetap yang bersangkutan.
3
Aset yang mempunyai sifat pertama dan kedua tersebut diatas sudah
dianggap sebagai Aset tetap di dalam literatur dan praktik akuntansi. Akibatnya,
semua aset yang digunakan dalam kegiatan perusahaan dan berumur lebih dari
satu tahun langsung dijadikan Aset tetap (istilahnya adalah: dikapitalisasi).
Contoh: Sapu dan gelas minum yang dipakai dikantor ikut dikapitalisasi.
Peranan aset tetap sangat signifikan demi menghasilkan suatu barang dan
jasa, misalnya tanah dan bangunan untuk tempat produksi, mesin serta berbagai
peralatan lain yang di gunakan sebagai alat produksi dan yang lainnya.
a. Berwujud
b. Tidak Berwujud
4
Pada saat mengakuan awal, suatu Aset tetap wajib di catat sebesar biaya
perolehan yang meliputi beberapa unsur berikut ini:
Aset lancar atau aset lancar adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan
yang mudah di cairkan dalam bentuk uang. Jangka waktu pencairan tidak lebih
dari 1 tahun. Ada beberapa jenis Aset lancar, yaitu:
5
A. Uang Kas
B. Surat Berharga
Jenis Aset lancar lainnya adalah surat berharga. Aset ini adalah
kepemilikan saham atau obligasi perusahaan lain yang tidak bersifat
permanen. Jadi, aset ini dapat dijual sewaktu-waktu untuk mendapatkan
dana tunai jika memang dibutuhkan.
Beban dibayar di muka adalah bagian dari Aset lancar. Ini adalah
pembayaran beban yang biasanya dilakukan di awal, tetapi belum menjadi
kewajiban pada periode yang bersangkutan. Sedangkan, Sewa dibayar di
muka adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau tempat dari pihak
lain.
E. Perlengkapan
Aset lancar berupa barang dagang adalah barang yang dibeli dengan tujuan
dijual kembali. Harapannya, perusahaan akan mendapatkan laba sekaligus
dana tunai dari penjualan ini.
6
G. Wesel Tagih
Wesel tagih (notes receivable) merupakan bagian dari Aset lancar. Wesel
ini merupakan surat perintah penagihan entitas bisnis kepada pihak lain
yang namanya tertera dalam surat.
H. Piutang Penghasilan
Karakteristik Aset Tetap dan Aset Lancar dapat dilihat dalam tabel 2.1
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Aset tetap yang dimiliki dengan tujuan Aset yang dimiliki dengan tujuan untuk
untuk tidak diperdagangkan. diperdagangkan.
Aset
Aset tetap diharapkan bisa digunakan tersebut diharapkan bisa
atau dikeluarkan dalam kurun siklus digunakan atau dikeluarkan dalam
lebih dari satu tahun buku. kurun siklus kurang dari satu tahun
buku.
Memiliki nilai yang material dan disajikan Aset lancar disajikan dengan nilai
dengan nilai buku sehingga harga Aset bersih yang dapat direalisasikan
tersebut cukup signifikan. Misalnya tanah ,
bangunan, mesin , kendaraan , dan yang
lain sebagainya.
7
2.2 Perbedaan Pengujian Substantif Aset Tetap dengan Aset Lancar
1. Frekuensi transaksi yang menyangkut Aset tetap relatif sedikit maka jumlah
waktu yang diperlukan untuk pengujian substantif terhadap aset tetap relatif
sedikit bila dibandingkan dengan aset lancar
2. Ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aset tetap sedikit
pengaruhnya terhadap perhitungan laba rugi maka auditor tidak mengarahkan
perhatiannya terhadap masalah ketelitian pisah batas transaksi yang
bersangkutan dengan aset tetap pada akhir tahun, sedangkan dalam pengujian
substantif terhadap aset lancar, auditor memusatkn perhatian terhadap aset
lancar tersebut
3. Pengujian substantif terhadap aset tetap dititik beratkan pada verifikasi
mutasi aset tetap yang terjadi dalam tahun yang di audit. Sedangkan,
Pengujian substantif terhadap aset lancar, dititikberatkan pada saldo aset
lancar tersebut pada tanggal neraca.
4. Verifikasi saldo aset tetap pada tanggal neraca tidak mendapat perhatian
auditor karena aset tetap disajikan pada cost-nya bukan nilai pada tanggal
neraca. Sedangkan, aset lancar disajikan di neraca sebesar nilai bersih yang
dapat direalisasikan pada tanggal tersebut.
8
4. Membuktikan kewajaran evaluasi aset tetap yang dicantumkan di neraca
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aset tetap di neraca
1) Usut saldo Aset tetap yang tecantum di dalam neraca ke saldo akun
Aset tetap bersangkutan di buku besar.
2) Menghitung kembali saldo Aset tetap di buku besar
3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam Aset tetap serta hitung akumulasi penyusutan aset tetap
tersebut.
4) Usut saldo akun Aset tetap ke kertas kerja tahun lalu
5) Usut posting pendebetan dan pengkreditan ke dalam jurnal yang
bersangkutan
6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol terhadap Aset tetap dalam buku
besar ke buku pembantu Aset tetap
9
2.4.2 Prosedur analitik
A. Hitung rasio:
10
B. Periksa bukti hak kepemilikan aset tetap dan kontrak yang mendukung
penggunaan aset tetap tersebut
C. Lakukan review terhadap penyusutan aset tetap
11
2.5 Contoh Kasus
Contoh kasus ini diambil dalam jurnal yang ditulis oleh M. Afrizal Ardhi,
Lihan Rini Puspo Wijaya, Artie Arditha R. yaitu audit aset tetap pt xyz oleh kap
zk untuk periode laporan keuangan per 31 desember 2017. Kasus ini bermula pada
PT XYZ menginvestasikan sebagian modalnya dalam bentuk aset tetap yang
digunakan untuk kegiatan operasi sehari – harinya. Aset tetap ini berupa tanah,
gedung, peralatan, dan kendaraan. Dari proses audit yang dilakukan oleh KAP ZK
terhadap laporan keuangan PT XYZ, penulis jurnal melihat sebagian besar temuan
yang ditemukan auditor KAP ZK beserta jurnal koreksi yang direkomendasikan
berasal dari akun aset tetap. Hal tersebut yang membuat penulis jurnal tersebut
tertarik untuk memahami lebih jauh tentang prosedur, temuan, dan jurnal koreksi
dari audit aset tetap tersebut.
12
Gambar 2.1.
(Sumber: M. Afrizal Ardhi, Lihan Rini Puspo Wijaya, & Artie Arditha R. 2017. Audit
aset tetap PT XYZ oleh KAP ZK untuk periode laporan keuangan per 31
desember 2017)
Tujuan dilakukannya audit terkait asset tetap pada PT XYZ adalah untuk
mengetahui apakah aset tetap PT XYZ telah diperlakukan dan disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia, dan untuk memastikan tidak
adanya salah saji yang material. Secara umum, tujuan audit atas aset tetap adalah
untuk memastikan apakah jumlah aset tetap yang tercantum di neraca betul-betul
ada, dan pembebanan penyusutan telah dilakukan dengan benar. Keseluruhan aset
tetap yang dimiliki oleh PT XYZ dapat digolongkan sebagai aset tetap yang
digunakan dalam kegiatan operasional.
13
Auditor menetapkan kesalahan yang dapat diterima dalam proses audit
tersebut. Kesalahan yang dapat diterima/ditoleransi (tolerable error) berkaitan
dengan besarnya salah saji yang dapat diterima untuk tingkat saldo akun.
Kesalahan yang dapat diterima/ditoleransi ditetapkan sebelum proses audit
dijalankan. Penetapan dilakukan dengan cara yang telah ditentukan oleh KAP ZK.
Dari perhitungan yang telah ditentukan oleh KAP ZK, diketahui nilai
kesalahan yang dapat diterima/ditoleransi untuk audit aset tetap adalah senilai
Rp698.415.712,-. Jika terjadi salah saji melebihi angka tersebut akan
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh KAP ZK terkait akun aset tetap.
Berikut adalah prosedur yang ditetapkan KAP ZK dalam melakukan pemeriksaan
aset tetap :
14
7. Mempelajari dan periksa apakah capitalization policy dan
deprectiation policy yang dijalankan konsisten dengan tahun
sebelumnya. Kedua kebijakan tersebut sudah dilakukan secara
konsisten.
8. Membuat analisis terhadap akun perbaikan dan perawatan, sehingga
diketahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk kedalam
pengeluaran modal (capital expenditure) namun dicatat sebagai
pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).
9. Memeriksa apakah aset tersebut sudah diasuransikan atau belum dan
apakah nilai klaim asuransi (insurance coveragenya) cukup atau
tidak. Seluruh aset dengan tanggal perolehan diatas tahun 2011 telah
diasuransikan dengan nilai yang cukup.
10. Melakukan tes perhitungan penyusutan, dan periksa dan pastikan
kesamaan (cross refrence) angka penyusutan dengan beban
penyusutan di laporan laba rugi dan periksa pendistribusianya.
11. Memeriksa penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, apakah
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS).
15
Gambar 2.2.
(Sumber: M. Afrizal Ardhi, Lihan Rini Puspo Wijaya, & Artie Arditha
R. 2017. Audit aset tetap PT XYZ oleh KAP ZK untuk periode
laporan keuangan per 31 desember 2017)
16
Gambar 2.3.
Jurnal koreksi terkait harga perolehan dan akumulasi
penyusutan aset tetap - kendaraan showroom
(Sumber: M. Afrizal Ardhi, Lihan Rini Puspo Wijaya, & Artie Arditha
R. 2017. Audit aset tetap PT XYZ oleh KAP ZK untuk periode
laporan keuangan per 31 desember 2017)
17
selisih sebesar Rp24.715.384,-. Dengan Rp10.420.007,- diakui
sebagai keuntungan disposal karena aset tersebut telah dijual.
Berdasarkan temuan tersebut auditor KAP ZK merekomendasikan
beberapa jurnal koreksi terkait temuan-temuan aset tetap
kendaraan SGU tersebut diantaranya:
Gambar 2.4.
Jurnal koreksi terkait harga perolehan dan akumulasi
penyusutan aset tetap – kendaraan SGU
(Sumber: M. Afrizal Ardhi, Lihan Rini Puspo Wijaya, & Artie Arditha
R. 2017. Audit aset tetap PT XYZ oleh KAP ZK untuk periode
laporan keuangan per 31 desember 2017)
18
yang dilakukan oleh manajemen PT XYZ dalam mencatat akumulasi
kendaraan showroom.
(c) Terdapat beberapa temuan terkait aset tetap kendaraan SGU PT XYZ
oleh auditor KAP ZK diantaranya terjadi pemungutan PPN keluaran
atas pemakaian sendiri untuk tujuan produktif, terjadi penambahan
persediaan kendaraan sebagai kendaraan rental dengan tujuan
pemakaian produktif beserta biaya-biaya yang diatribusikan dan
transaksi tersebut belum dicatat, manajemen PT XYZ kurang dalam
mencatat akumulasi kendaraan SGU. Auditor KAP ZK telah
merekomendasikan 6 jurnal koreksi terkait temuannya saat
melakukan audit terhadap aset tetap PT XYZ.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Tangible Assets atau Aset berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan
peralatan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, & Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan
Jasa Assurance. Jakarta: Erlangga.
Ardhi, M. Afrizal, Lihan Rini Puspo Wijaya, & Artie Arditha R. 2017. Audit
Aset Tetap PT XYZ Oleh KAP ZK Untuk Periode Laporan Keuangan
Per 31 Desember 2017.
vii