Anda di halaman 1dari 18

Vol. 3 | No.

2 | September 2019 | Halaman : 199-216


http://ejournal.sthb.ac.id/index.php/jwy

Status Kekuatan Hukum terhadap Perjanjian dalam Jual Beli


Online yang Dilakukan oleh Anak di Bawah Umur
Sena Lingga Saputra
Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia
* Corresponding Author: senalingga17@gmail.com

Info Artikel:
DOI: 10.25072/jwy.v3i2.219

Diterima: 21 Januari 2019 |Disetujui: 29 September 2019 |Dipublikasikan: 30 September 2019

Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keabsahan perjanjian dalam e-commerce
oleh anak di bawah umur dan konsekuensi hukumnya. Metode yang digunakan
Kata Kunci: adalah yuridis normatif, menggunakan spesifikasi deskriptif analistis, melalui
Anak Bawah Umur; studi kepustakaan dan studi lapangan, kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil
E-Commerce; Keabsahan; penelitian adalah keabsahan perjanjian dalam transaksi jual beli online dapat dikatakan
Perjanjian. tetap sah walaupun tidak memenuhi syarat sah perjanjian yaitu kecakapan, namun
memiliki konsekuensi hukum yaitu perjanjian transaksi jual beli online yang dilakukan
oleh anak di bawah umur dapat dibatalkan secara sepihak dan harus diputuskan oleh
hakim.

Abstract
The purpose of this study was to determine the validity of the agreement in e-commerce by
minors and its legal consequences. The method used is normative juridical, using descriptive
Keywords:
analytical specifications, through literature studies and field studies, then analyzed qualitatively.
Agreement; E-Commerce;
The results of the study are the validity of the agreement in the e-commerce and purchase
Minors; Validity.
transaction can be said to remain valid even though it does not meet the legal requirements of
the agreement, which is a capable, but has legal consequences, that is an e-commerce transaction
agreement made by a minor can be canceled unilaterally and must be decided by a judge.

ISSN
Jurnal Wawasan Yuridika
2549-0664 (print)
199
Vol. 3 | No. 2 | September 2019
2549-0753 (online)
A. PENDAHULUAN
Dewasa ini, teknologi semakin
berkembang. Semakin berkembangnya
teknologi, kegiatan transaksi elektronik
semakin sering dilakukan oleh
masyarakat. Hampir seluruh transaksi
yang dilakukan di tengah masyarakat
dilakukan melalui elektronik seperti
pendidikan, pembayaran, maupun jual
beli. Transaksi elektronik dimanfaatkan Sumber: We Are Social, diakses tanggal 26
untuk mengembangkan perekonomian September 2019
suatu negara, salah satunya Indonesia.
Saat ini, Indonesia telah memasuki era Dunia e-commerce terdapat dua pihak
ekonomi digital. Transaksi elektronik yang terlibat, yaitu pelaku usaha atau
telah menjadi mekanisme dalam penjual (merchant) yang menawarkan
melaksanakan kegiatan, khususnya produk melalui internet dan konsumen
kegiatan ekonomi digital. Indonesia atau pembeli, yang menerima penawaran
telah melakukan kerja sama di bidang dari pelaku usaha dan berkeinginan untuk
ekonomi digital dengan negara melakukan transaksi terhadap produk
ASEAN. Salah satu transaksi elektronik yang ditawarkan oleh pelaku usaha atau
yang menjadi pendukung dalam penjual (merchant). Pengetahuan paling
meningkatkan ekonomi digital adalah mendasar mengenai cara berbelanja
jual beli secara online atau yang disebut dan cara melakukan pembayaran akan
dengan electronic commerce (e-commerce). mendukung pengambilan keputusan
Berikut data terkait perkembangan yang baik bagi penjual maupun pembeli
e-commerce di Indonesia:1 pada saat akan melakukan jual-beli
melalui internet.2
Kegiatan e-commerce tidak lepas dari
peran internet. Saat ini, internet telah
dimanfaatkan oleh semua kalangan
di masyarakat. Internet memiliki

1
Kama, “Inilah Tren E-Commerce 2018 di Indonesia, Menurut Toko Online Ini”, 19 Januari, 2018,
https://nextren.grid.id/read/0124363/inilah-tren-e-commerce-2018-di-indonesia-menurut-toko-
online-ini?page=all, diakses pada tanggal 26 September 2019 Pukul 11.30 WIB.
2
Ruli Firmansyah, “Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Jual Beli Melalui Internet
(Studi Kasus Namomi Tote Bag Palu),” Legal Opinion Vol. 2, No. 5 (2014): hlm. 3.

200 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
beberapa daya tarik keunggulan bagi perjanjian. Perjanjian jual beli dapat
para konsumen maupun organisasi. dilakukan secara lisan maupun tertulis.
Internet juga merupakan media Para pihak dapat menentukan sendiri
elektronik mutakhir yang menunjang hubungan hukum di antara mereka.
e-commerce dan mengalami peningkatan Sebagaimana jual beli pada umumnya,
yang pesat.3 Dapat dikatakan, kegiatan e-commerce menimbulkan perikatan
e-commerce dapat dilakukan oleh siapa antara para pihak atas suatu prestasi.
pun, mulai dari anak di bawah umur Implikasi dari perikatan tersebut adalah
sampai orang yang sudah dewasa. timbulnya hak dan kewajiban yang harus
Tidak ada batasan umur untuk orang dipenuhi oleh para pihak. Di dalam
yang melakukan transaksi e-commerce. hukum perikatan Indonesia dikenal
Anak di bawah umur dapat melakukan apa yang disebut ketentuan hukum
transaksi e-commerce baik selaku pelaku pelengkap.4
usaha maupun konsumen. Secara praktik, dalam kegiatan
Transaksi e-commerce telah diatur e-commerce biasanya konsumen
dalam Undang-Undang Nomor 11 menerima perjanjian yang telah dibuat
Tahun 2008 tentang Informasi dan oleh pelaku usaha. Jenis perjanjian
Transaksi Elektronik sebagaimana telah yang sering ditemukan dalam kegiatan
mengalami perubahan dengan Undang- e-commerce adalah perjanjian baku.
Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perjanjian baku ini telah dibuat secara
Perubahan atas Undang-Undang Nomor sepihak oleh pelaku usaha. Sering kali
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan pelaku usaha maupun konsumen tidak
Transaksi Elektronik (UU ITE). Namun mengetahui apakah partnernya tersebut
UU ITE tidak mengatur batasan umur telah dewasa atau masih di bawah
untuk orang yang melakukan e-commerce. umur. Tidak hanya itu, bahkan dalam
Transaksi e-commerce merupakan transaksi e-commerce tersebut sering kali
perbuatan hukum. Perbuatan hukum terjadi penipuan, dan penipuan tersebut
tersebut dapat dilihat dari adanya pun dilakukan oleh anak di bawah
perjanjian yang dibuat antara pelaku umur. Berdasarkan kasus yang ada,
usaha dan konsumen. Pada umumnya, pelaku e-commerce di Indonesia masih
tidak ada transaksi yang dilakukan tanpa meliputi anak di bawah umur karena

3
Bertha Silvia Sutejo, “Internet Marketing: Konsep dan Persoalan Baru Dunia Pemasaran,” Jurnal
Manajemen Maranatha Vol. 6, No. 1 (2006): hlm. 43., https://doi.org/10.28932/jmm.v6i1.224.
4
Ambo Aco dan Andi Hutami Endang, “Analisis Bisnis E-Commerce pada Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar,” Jurnal Insypro (Information System and Processing) Vol. 2, No. 1
(2017): hlm. 5-6., https://doi.org/10.24252/insypro.v2i1.3246.

Jurnal Wawasan Yuridika 201


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
belum ada aturan yang membatasi korban PMR membawa kabur sepeda
anak di bawah umur dalam melakukan motornya. Kasus ini bermula dari seusai
kegiatan e-commerce. Pelaku e-commerce transaksi penjualan handphone lewat
didominasi usia muda. Sebanyak 42% media sosial Facebook, antara korban
penjual e-commerce berusia 21-30 tahun. dan pelaku. Keduanya sepakat bertemu
Berdasarkan survei yang dilakukan untuk transaksi tatap muka di Jalan
Paypal, 42% penjual yang melakukan Yos Sudarso, Kota Madiun. Di sana,
transaksi e-commerce berumur 21-30 pelaku sempat meminjam motor korban
tahun. Selanjutnya, penjual berumur 31- dengan dalih mengambil handphone yang
40 tahun memiliki proporsi 38%, dan 11% tertinggal, dengan memberi jaminan
berusia 41 tahun ke atas. Dalam survei berupa tas berisi kamera. Namun,
juga menunjukkan sekitar 9% penjual korban ternyata ditipu pelaku, lantaran
dalam transaksi digital bahkan berusia isi di dalam tas bukan kamera melainkan
di bawah 20 tahun, masih berstatus batu.6 Selain itu, contoh kasus lain yang
pelajar dan mahasiswa.5 terjadi di Aceh. Seorang warga, Nanda
Salah satu contoh kasus adalah anak Afrian (18) harus kehilangan uang Rp
di bawah umur berinisial PMR yang 5.500.000 (lima juta lima ratus ribu
mengalami penipuan. Demi mendapat rupiah). Kejadian bermula ketika Nanda
uang untuk bermain game online, seorang tergiur dengan penawaran sepeda motor
pemuda tega menggelapkan barang murah di iklan situs jual-beli online olx.
berharga dari anak di bawah umur. Aksi co.id yang dulunya bernama tokobagus.
menipu bermodus jual beli handphone com. Namun, ketika Nanda telah
secara online dari Rifki Hadi (19) asal membayar lunas motor tersebut, penjual
Ngawi, kepada PMR warga Wonosari tidak kunjung mengirim barangnya.7
Madiun, yang masih di bawah umur. Dari beberapa kasus tersebut, terlihat
Kini pelaku Rifki harus berakhir di masih terjadi kekosongan hukum
tangan Sat Reskrim Polres Madiun Kota. terkait batasan umur untuk melakukan
Pelaku ditangkap setelah dilaporkan kegiatan e-commerce. Dari kasus yang

5
PayPal, “Pelaku E-Commerce Didominasi Usia Muda,” Profil Merchant Social Commerce di Indonesia
Berdasarkan Usia, January 4, 2019, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/01/pelaku-e-
commerce-didominasi-usia-muda., diakses pada tanggal 8 April 2019 Pukul 14.30 WIB.
6
Kriswanto, “Maniak Game Online, Pemuda Ini TipuAnak Di bawah Umur,” Pojokpitu.Com, June 15, 2017,
http://pojokpitu.com/baca.php?idurut=47995&&top=1&&ktg=Jatim&&keyrbk=Hukum&&keyjdl=
game%20online., diakses pada tanggal 8 April 2019 Pukul 13.30 WIB.
7
Afif, “Pemuda Di Aceh Jadi Korban Penipuan Jual-Beli Online,” Merdeka.Com, June 11, 2014, https://
www.merdeka.com/peristiwa/pemuda-di-aceh-jadi-korban-penipuan-jual-beli-online.html.,
diakses tanggal 17 April 2018.

202 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
ada, jual beli yang dilakukan dalam e-commerce. Dokumen dapat diperoleh
kasus tersebut terdapat perjanjian yang dari marketplace, dan wawancara
disepakati. Perjanjian tersebut dapat dilakukan kepada para konsumen
dikatakan sah apabila memenuhi syarat dengan jumlah 25 responden. Dua
sah perjanjian berdasarkan Pasal 1320 puluh lima responden tersebut terdiri
KUHPerdata. Penelitian ini bertujuan dari konsumen yang merupakan anak di
untuk mengetahui dan menganalisis bawah umur. Peneliti mengambil lokasi
keabsahan perjanjian dalam jual beli di wilayah Bandung.
online (e-commerce) yang dilakukan
oleh anak di bawah umur, serta untuk
mengetahui kekuatan hukum terhadap C. HASIL DAN PEMBAHASAN
transaksi e-commerce yang dilakukan 1. Keabsahan Perjanjian dalam Jual
oleh anak di bawah umur. Beli Online (E-Commerce) yang
Dilakukan oleh Anak di bawah
Umur
B. METODE PENELITIAN Perikatan adalah suatu hubungan
Metode penelitian yang digunakan hukum antara dua orang atau lebih,
adalah pendekatan secara yuridis yang mana pihak yang satu berhak
normatif, menggunakan data sekunder menuntut atas sesuatu dari pihak yang
berupa bahan hukum primer, bahan lain, dan pihak yang lain berkewajiban
hukum sekunder dan bahan hukum untuk memenuhi tuntutan tersebut.8
tersier. Data-data diperoleh melalui Pihak yang berhak menuntut sesuatu,
studi kepustakaan, wawancara, dan dinamakan kreditur, sedangkan pihak
pengamatan, kemudian disusun secara yang berkewajiban memenuhi tuntutan
sistematis dan dianalisis secara yuridis dinamakan debitur. Hubungan tersebut
dengan bertitik tolak dari norma-norma, adalah suatu hubungan hukum, yang
teori-teori, dan peraturan perundang- berarti bahwa hak si berpiutang itu
undangan. Kemudian data dianalisis dijamin oleh hukum atau undang-
secara kualitatif dalam bentuk uraian undang. Apabila tuntutan itu tidak
dengan menghubungkan instrumen dipenuhi secara sukarela, si berpiutang
hukum ekonomi dan hukum teknologi dapat menuntutnya di depan hakim.9
yang berkaitan dengan objek penelitian Dengan adanya perikatan, maka para
yaitu perjanjian dalam kegiatan pihak biasanya menuangkannya ke

8
Subekti, Hukum Perjanjian (Jakarta: Intermasa, 2005), hlm. 1.
9
Ibid.

Jurnal Wawasan Yuridika 203


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
dalam perjanjian, baik secara tertulis Hubungan antara perikatan dan
maupun tidak tertulis (lisan). perjanjian adalah bahwa perjanjian
Pasal 1313 KUHPerdata, memberikan merupakan sumber perikatan. Perjanjian
suatu batasan atau definisi mengenai juga dinamakan persetujuan, karena
perjanjian atau persetujuan yaitu: “Suatu dua pihak itu setuju untuk melakukan
persetujuan adalah suatu perbuatan sesuatu, sehingga dapat dikatakan
dengan mana satu orang atau lebih bahwa istilah perjanjian dan persetujuan
mengikatkan dirinya terhadap satu memiliki arti yang sama. Sedangkan
orang lain atau lebih”.10 Perjanjian istilah “kontrak” memiliki pengertian
yang sah artinya adalah persetujuan lebih sempit, karena ditujukan kepada
yang memenuhi syarat-syarat yang perjanjian atau persetujuan yang
telah ditentukan oleh undang-undang, dituangkan secara tertulis.14
sehingga ia diakui oleh hukum.11 Secara etimologis, perjanjian dalam
Suatu perjanjian adalah suatu bahasa Arab diistilahkan dengan
perbuatan di mana seorang berjanji mu’ahadah ittida, atau akad. Perjanjian
kepada seorang lain atau di mana dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
dua orang itu saling berjanji untuk kontrak ataupun perjanjian, perbuatan
melaksanakan sesuatu hal.12 Dari seseorang atau lebih mengikatkan
perbuatan tersebut, timbulah suatu dirinya terhadap seseorang lain atau
hubungan antara dua orang tersebut lebih.15 Perjanjian merupakan sumber
yang dinamakan perikatan. Perjanjian terpenting yang melahirkan perikatan.
itu menerbitkan suatu perikatan antara Pada umumnya, perikatan diterbitkan
dua orang yang membuatnya. Dalam oleh suatu perjanjian. Tetapi sebagaimana
bentuknya, perjanjian itu berupa suatu dikatakan sebelumnya, sumber perikatan
rangkaian perkataan yang mengandung selain perjanjian adalah undang-undang.
janji-janji atau kesanggupan yang Dengan kata lain, perikatan lahir karena
diucapkan atau ditulis.13 perjanjian dan undang-undang.

10
Hananto Prasetyo, “Pembaharuan Hukum Perjanjian Sportentertainment Berbasis Nilai Keadilan
(Studi Kasus Pada Petinju Profesional di Indonesia),” Jurnal Pembaharuan Hukum Vol. 4, No. 1 (April
15, 2017): hlm. 65., https://doi.org/10.26532/jph.v4i1.1645.
11
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan (Bandung: Alumni, 1982), hlm. 88.
12
Subekti, Hukum Perjanjian, loc.cit.
13
Ibid.
14
Ibid.
15
Novi Ratna Sari, “Komparasi Syarat Sah Nya Perjanjian Menurut Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata Dan Hukum Islam,” Jurnal Repertorium Vol. 4, No. 2 (2017): hlm. 80.

204 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
Sumber perikatan yang timbul karena salahnya menimbulkan kerugian
karena undang-undang dibedakan itu untuk mengganti kerugian tersebut.
antara undang-undang saja dan undang- Dalam hal ini, terdapat suatu peristiwa
undang yang berhubungan dengan yang oleh undang-undang ditetapkan
perbuatan orang. Kemudian, perbuatan menjadi suatu perikatan, yaitu antara
orang tersebut dikategorikan menjadi orang yang melakukan perbuatan
perbuatan yang halal dan perbuatan melanggar hukum dan orang yang
melanggar hukum. Undang-undang menderita kerugian karena perbuatan
meletakkan kewajiban kepada orangtua melawan hukum tersebut.17
dan anak untuk saling memberikan Ditinjau dari Pasal 1320 KUHPerdata,
nafkah. Ini adalah suatu perikatan yang terdapat beberapa syarat sah perjanjian.
lahir dari undang-undang semata-mata Syarat tersebut sebagai berikut:
atau dari undang-undang saja. Antara a. Kesepakatan
pemilik-pemilik pekarangan yang Maksud dari sepakat adalah bahwa
bertentangan, berlaku beberapa hak para pihak yang mengadakan
dan kewajiban yang berdasarkan atas perjanjian harus bersepakat, setuju
ketentuan-ketentuan undang-undang mengenai segala sesuatu yang
(Pasal 625 KUHPerdata).16 diperjanjikan. Kesepakatan ini harus
Tiap-tiap pembayaran memper- diberikan secara bebas, artinya
kirakan adanya suatu utang. Apa yang tidak dipengaruhi dan tidak ada
dibayarkan dengan tidak diwajibkan, gangguan.
dapat dituntut kembali. Antara orang b. Kecakapan
yang membayar tanpa diwajibkan dan Kecakapan untuk membuat suatu
orang yang menerima pembayaran, perjanjian berarti mempunyai
oleh undang-undang ditetapkan suatu wewenang untuk membuat
perikatan. Orang yang membayar perjanjian atau mengadakan suatu
berhak menuntut uangnya kembali, hubungan hukum. Pada asasnya
sedangkan orang yang menerima setiap orang yang sudah dewasa dan
pembayaran berkewajiban untuk sehat pikirannya dikatakan cakap
mengembalikan pembayaran itu (Pasal menurut hukum.
1359 KUHPerdata). Tiap perbuatan c. Suatu hal tertentu
melanggar hukum yang merugikan Suatu hal tertentu merupakan pokok
orang lain, mewajibkan orang yang dari perjanjian. Syarat ini diperlukan

16
Subekti Hukum Perjanjian, op.cit., hlm. 2.
17
Ibid.

Jurnal Wawasan Yuridika 205


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
untuk dapat menentukan kewajiban Apabila pada saat pembuatan
debitur jika terjadi perselisihan. perjanjian, terdapat kekurangan
Pasal 1333 KUHPerdata menyatakan mengenai syarat subjektifnya, maka
bahwa suatu perjanjian harus perjanjian itu dapat dimintakan
mempunyai suatu pokok yang paling pembatalan (canceling) oleh salah satu
sedikit ditetapkan jenisnya. pihak. Salah satu pihaknya adalah
d. Sebab yang halal pihak yang tidak cakap menurut hukum
Sebab ialah tujuan antara dua belah (orangtua atau walinya, ataupun
pihak yang mempunyai maksud ia sendiri apabila ia sudah menjadi
untuk mencapainya. Menurut Pasal cakap), dan pihak yang memberikan
1337 KUHPerdata, sebab yang perizinannya atau menyetujui perjanjian
tidak halal adalah jika dilarang itu secara tidak bebas. Jelaslah bahwa
oleh undang-undang, bertentangan perjanjian-perjanjian seperti itu harus
dengan kesusilaan dan ketertiban. dicegah.19
Menurut Pasal 1335 KUHPerdata, Perjanjian yang kekurangan syarat-
akibat hukum dari perjanjian tanpa syarat subjektifnya menyangkut
sebab yang palsu atau dilarang tidak kepentingan seseorang yang mungkin
mempunyai kekuatan atau batal tidak menginginkan perlindungan
demi hukum. hukum terhadap dirinya, misalnya
Apabila suatu syarat objektif tidak seorang yang oleh undang-undang
terpenuhi (hal tertentu atau kausa yang dianggap tidak cakap mungkin sekali
halal), maka perjanjiannya adalah batal sanggup memikul tanggung jawab
demi hukum (null and void). Dalam hal penuh terhadap perjanjian yang
yang demikian, secara yuridis perjanjian telah dibuat, atau seorang yang telah
tersebut dianggap tidak pernah ada. memberikan persetujuan karena
Tujuan para pihak untuk meletakkan khilaf atau tertipu, namun malu untuk
suatu perikatan yang mengikat mereka meminta perlindungan hukum, serta
satu sama lain, telah gagal. Pihak yang memungkinkan adanya kekurangan
satu tidak dapat menuntut pihak yang mengenai syarat subjektif yang tidak
lain di depan hakim, karena dasar begitu saja dapat diketahui oleh hakim,
hukumnya tidak ada. Hakim diwajibkan sehingga harus diajukan oleh pihak
karena jabatannya, menyatakan bahwa yang berkepentingan, dan apabila
tidak pernah ada suatu perjanjian atau diajukan kepada hakim, tidak menutup
perikatan.18 kemungkinan dapat disangkal oleh

18
Ibid., hlm. 22.
19
Ibid.

206 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
pihak lawan, sehingga memerlukan Saat ini, dengan terus berkembang
pembuktian. Oleh karena itu, dalam teknologi, maka jual beli pun dapat
hal tidak terpenuhinya syarat subjektif, dilakukan secara online yang biasanya
undang-undang menyerahkan kepada disebut dengan electronic commerce
pihak yang berkepentingan, apakah ia (e-commerce). Praktik e-commerce
menghendaki pembatalan perjanjiannya berkembang begitu cepat memecahkan
atau tidak.20 tradisi-tradisi perdagangan konven-
Suatu perjanjian dapat hapus, karena: sional yang dirasakan terlalu lamban dan
a. Para pihak menentukan berlakunya kurang efektif dan efisien. Perkembangan
perjanjian untuk jangka waktu ini merupakan konsekuensi positif dari
tertentu; perkembangan teknologi informasi
b. Undang-undang menentukan batas yang secara kontinyu dan cepat
waktu berlakunya suatu perjanjian mengembangkan dirinya. Cepatnya
(Pasal 1066 ayat (3) KUHPerdata); laju perkembangan teknologi informasi
c. Salah satu pihak meninggal dunia, ini, sayangnya, tidak disertai dengan
misalnya dalam perjanjian pemberian pembangunan landasan hukum atau
kuasa (Pasal 1813), perjanjian legislasi yang semestinya menjadi
perburuhan (Pasal 1603 huruf j), dan landasan untuk selalu menjadi pegangan
perjanjian perseroan (Pasal 1646 ayat untuk mencapai kepastian hukum
(4) KUHPerdata); (legal certainty). Tidak adanya landasan
d. Salah satu pihak atau kedua belah hukum dan legislasi yang secara khusus
pihak menyatakan menghentikan mengatur e-commerce ini, banyak terjadi
perjanjian, misalnya dalam perjanjian di negara-negara berkembang, seperti
kerja atau perjanjian sewa-menyewa; Indonesia sendiri.22
e. Karena putusan hakim; E-commerce adalah kumpulan
f. Tujuan perjanjian tersebut telah teknologi informasi, aplikasi, dan
tercapai, misalnya dalam perjanjian proses bisnis yang menghubungkan
pemborongan; dan perusahaan, konsumen, dan komunitas
g. Dengan persetujuan para pihak. 21 melalui transaksi elektronik dan
pertukaran barang, pelayanan, dan
informasi secara elektronik.23 Adapun

20
Ibid., hlm. 23.
21
Subekti, Hukum Keluarga Dan Hukum Waris (Ringkasan) (Bandung: Intermasa, 1990), hlm. 36.
22
M. Arsyad Sanusi, “Transaksi Bisnis dalam Electronic Commerce (E-Commerce): Studi tentang
Permasalahan Hukum dan Solusinya,” Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM Vol. 8, No. 16 (Oktober 16,
2001): hlm. 10., https://doi.org/10.20885/iustum.vol8.iss16.art2.
23
Bryan A Garner, E-Commerce: The Practice of Buying and Selling Goods and Services through Online
Consumer Services on the Internet, n.d. dalam; Jack Febrian, Kamus Komputer & Teknologi Informasi
(Bandung: Informatika, 2007), hlm. 168.

Jurnal Wawasan Yuridika 207


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
pengertian lain menurut Karmawan Teknologi ini merupakan perkembangan
Jauhari, e-commerce adalah suatu jenis baru pada dunia perdagangan; tidak
dari mekanisme bisnis secara elektronik hanya dalam arti perluasan investasi
yang memfokuskan diri pada transaksi komputer-komputer yang ada menjadi
bisnis berbasis individu dengan Local Area Network (LAN) dan teknologi
menggunakan internet (teknologi jaringan komputer-komputer pribadi,
berbasis jaringan digital) sebagai media tetapi juga suatu cara baru untuk
pertukaran barang atau jasa, baik antara menggunakan web sebagai basis untuk
dua buah institusi (business to business) bisnis yang lebih luas, memperluas
dan konsumen langsung (business to dan mengingkatkan cara organisasi/
consumer), melewati kendala ruang dan perusahaan untuk berkomunikasi serta
waktu yang selama ini merupakan hal- saling berbagi informasi. Beberapa ahli
hal yang dominan.24 Menurut pendapat tidak menyatakan bahwa organisasi-
lain, e-commerce adalah proses membeli, organisasi/perusahaan-perusahaan
menjual, baik dalam bentuk barang, tidak akan dapat bertahan apabila tidak
jasa, ataupun informasi yang dilakukan mengikuti arus baru internet ini. Tetapi,
melalui media internet.25 E-commerce mereka menyatakan bahwa teknologi
merupakan konsep baru yang bisa baru ini dapat meningkatkan persaingan
digambarkan sebagai proses jual-beli organisasi/perusahaan terhadap
barang atau jasa dengan menggunakan organisasi/perusahaan lain. 27

world wide web internet atau proses jual Semakin matangnya teknologi
beli atau pertukaran produk, jasa, dan internet dan web, teknologi-teknologi
informasi melalui jaringan informasi.26 ini meningkatkan kemampuan dan
Beberapa orang mengatakan kecanggihan organisasi/perusahaan
bahwa internet adalah teknologi paling dalam hal komunikasi bisnis dan dalam
penting sejak penemuan dan revolusi hal kemampuan berbagi informasi, selain
komputer-komputer pribadi (PC- juga berbagi sumber daya lain yang langka
Personal Computer) pada tahun 1980-an. dan berharga.28 Saat ini, kita sedang

24
Jaidan Jauhari, “Upaya Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Dengan Memanfaatkan
E-Commerce,” Jurnal Sistem Informasi (JSI) Vol. 2, No. 1 (April 2010): hlm.159-168.
25
Sri Haryanti dan Tri Irianto Tjendrowaseno, “Rancang Bangun Sistem Informasi E-Commerce Untuk
Usaha Fashion Studi Kasus Omah Mode Kudus,” Journal Speed - Sentra Penelitian Engineering Dan
Edukasi Vol. 3, No. 1 (2011): hlm. 10., http://dx.doi.org/10.3112/speed.v3i1.889.
26
I Gusti Made Karmawan, “Dampak Peningkatan Kepuasan Pelanggan dalam Proses Bisnis
E-Commerce pada Perusahaan Amazon.Com,” ComTech: Computer, Mathematics and Engineering
Applications Vol. 5, No. 2 (Desember 1, 2014): hlm. 749., https://doi.org/10.21512/comtech.v5i2.2237.
27
Adi Nugroho, E-Commerce Memahami Perdagangan Modern Di Dunia Maya (Bandung: Informatika,
2006), hlm. 2.
28
Ibid., hlm. 2-3.

208 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
menghadapi tantangan baru, sehingga waktu untuk memasarkan produk
kita perlu menyediakan lingkungan serta upaya untuk meningkatkan
yang terintegrasi dan mandiri terhadap layanan yang dimiliki perusahaan,
platform, baik perangkat keras maupun dan meningkatkan pendapatan
perangkat lunak yang memungkinkan dengan sekaligus mengurangi biaya
akses terkendali terhadap informasi- operasional. Dalam hal ini, teknologi
informasi yang tidak bergantung pada internet, selain mengendalikan faktor-
tempat dan waktu. Relatif mudah untuk faktor kunci di atas, juga menawarkan
menyediakan akses internet untuk kesempatan-kesempatan bisnis baru
organisasi/perusahaan dan juga relatif yang dulu tidak mungkin. Teknologi web
mudah untuk meletakkan situs web yang terintegrasi di internet memiliki
untuk menggantikan front office yang peran yang sangat penting, karena
selama ini digunakan sebagai sarana memungkinkan organisasi/perusahaan
publikasi dan promosi bagi organisasi/ untuk memasuki pasar dengan cara
perusahaan. Namun, internet akan yang mudah, murah, dan tanpa batasan
membantu perkembangan dan perluasan geografis, semuanya akan berada
bisnis organisasi/perusahaan. Untuk itu, dalam ruang maya (cyberspace). Dengan
perlu dilakukan identifikasi kelemahan kata lain, organisasi/perusahaan akan
dan kekuatan yang dimiliki organisasi/ bersaing dengan organisasi/perusahaan
perusahaan untuk menentukan strategi lain dalam dunia maya (virtual world).30
seperti apa yang harus diterapkan. Keuntungannya, penggunaan
Organisasi-organisasi/perusahaan- teknologi baru ini dapat direalisasikan
perusahaan saat ini perlu mengetahui pada berbagai peringkat yang berbeda
dasar-dasar teknologi baru ini agar dapat dalam perusahaan, yaitu perusahaan
mengeksplorasi dan mengeksploitasi itu sendiri, unit-unit bisnis baik secara
kemampuannya.29 departemental maupun fungsional.
Strategi-strategi yang digunakan Setiap area tersebut mempunyai
terhadap teknologi baru ini adalah kebutuhan yang mendasar dalam hal
faktor-faktor kunci (key factors) komunikasi yang efektif, saling berbagi
yang dapat mengendalikan bisnis. informasi, dan kolaborasi dalam
Faktor-faktor ini dapat diterapkan di organisasi, baik secara vertikal maupun
setiap organisasi/perusahaan, yaitu secara horizontal, mulai dari rantai
perlunya meningkatkan sisi kompetitif pengadaan hingga pengiriman barang
organisasi/perusahaan, mengurangi atau jasa. Hal ini mungkin melibatkan

29
Ibid., hlm. 3.
30
Ibid.

Jurnal Wawasan Yuridika 209


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
para penyedia (supplier) maupun para digunakan oleh komunitas bisnis pada
konsumen sebagai bagian dari proses langkah-langkah operasional hari ke hari,
perdagangan secara keseluruhan.31 informasi-informasi nyata yang bernilai
Pada saat membahas internet, tambah, yang selanjutnya melibatkan
di bagian-bagian sesudahnya akan para pengguna bisnis. Informasi-
membahas bagaimana suatu organisasi/ informasi ini biasanya terpecah-pecah
perusahaan bisa bersifat “terbuka” di seluruh bagian organisasi, terisolasi
terhadap akses yang datang dari luar pada masing-masing komputer. Tidak
sistem. Penggunaan konsep ini pada ada kendali yang nyata dan tidak ada
awalnya cenderung evolusioner dan cara yang mudah untuk mendapatkan
secara umum dapat dibagi menjadi informasi yang dibutuhkan tanpa harus
2 kategori, berpusat pada pesan membongkar informasi. Informasi-
teknologi internet yang digunakan informasi itu suatu saat akan menjadi
untuk mengelola transfer pesan dan aset perusahaan yang secara umum lebih
transfer berkas (file) di antara lokasi- sedikit dipahami dan pada kebanyakan
lokasi yang berbeda dan berpusat perusahaan, tidak pernah dikelola
pada dokumen. Konsep itu digunakan dengan baik dan dengan semestinya.33
untuk menempatkan informasi tentang Tahun terakhir ini, pengembangan
produk dan/atau jasa perusahaan, internet dan web memungkinkan adanya
menempatkan kebijakan-kebijakan, berbagai teknologi yang membantu
serta menempatkan prosedur-prosedur dalam hal publikasi informasi-informasi
kantor pada server web agar dapat diakses yang kaya dalam bentuk elektronik,
oleh para pengguna, baik secara internal tidak hanya dengan cara yang efektif dan
maupun eksternal.32 Yang dimaksud ramah terhadap pengguna (user friendly),
dengan “informasi” saat berbicara tetapi dengan jalan menawarkan
tentang kebutuhan untuk mendapatkan mekanisme untuk menyediakan basis
informasi secara cepat tidak berbicara data terpusat dan sistem navigasi umum
tentang data-data terstruktur, yang akan yang dapat digunakan oleh siapa pun
ditemukan dalam berkas (file) produksi dengan cara yang tidak terlalu sukar.
dan basis data transaksional. Berbicara Teknologi ini biasanya memanifestasikan
tentang informasi tidak terstruktur dirinya dalam bentuk internet dalam
yaitu informasi-informasi kaya, yang perusahaan.34

31
Ibid., hlm. 4.
32
Ibid.
33
Ibid.
34
Ibid., hlm. 4-5.

210 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
Terdapat kontrak antara penjual jasa tersebut. Perbedaan jual beli secara
dan pembeli dalam kegiatan e-commerce. online dan jual beli biasa (konvensional)
Sehingga dalam kontrak e-commerce, terletak pada media yang digunakan.35
terdapat asas mengikatnya suatu Praktiknya, jual beli online tidak
kontrak (pacta sunt servanda) setiap orang dibatasi oleh umur. Semua kalangan
yang membuat perjanjian, para pihak dapat melakukan jual beli online. Tidak
terikat untuk memenuhi perjanjian hanya praktik jual beli konvensional
tersebut karena perjanjian tersebut yang mengadakan perjanjian sebelum
berisikan janji-janji yang harus dipenuhi. melakukan jual beli, dalam kegiatan
Sehingga perjanjian tersebut mengikat jual beli online pun terdapat perjanjian
para pihak sebagai undang-undang. Hal antara pembeli dan penjual. Biasanya
ini tercantum dalam Pasal 1338 ayat (1) perjanjian tersebut dituangkan dalam
KUHPerdata. Perjanjian jual beli secara “Term and Condition”. Term and condition
online (e-commerce) tidak terlepas dari ini dapat dikatakan sebagai perjanjian
konsep perjanjian yang tercantum dalam baku karena dibuat secara sepihak yaitu
Pasal 1313 KUHPerdata. Pasal 1331 oleh pembuat aplikasi. Dengan kata lain,
menyatakan bahwa para pihak yang pembeli dan penjual ketika melakukan
dinyatakan tidak cakap untuk membuat klik dalam melakukan jual beli online
perjanjian, boleh menuntut pembatalan dalam aplikasi tersebut, artinya
perjanjian yang telah mereka buat dalam mereka telah menyetujui perjanjian itu.
hal kuasa untuk itu tidak dikecualikan Permasalahannya, sering kali ditemui
oleh undang-undang. Orang-orang bahwa pembeli ataupun penjual adalah
yang cakap untuk mengikatkan diri, anak di bawah umur.
sama sekali tidak dapat mengemukakan Permasalahan selanjutnya adalah
sangkalan atas dasar ketidakcakapan batasan umur yang dianggap telah
anak-anak yang belum dewasa, cakap. Hukum di Indonesia memiliki
orang-orang yang ditaruh di bawah keanekaragaman ketentuan-ketentuan
pengampuan, dan perempuan yang batasan umur yang dianggap cakap.
bersuami. Pada dasarnya jual beli secara Setiap perundang-undangan memiliki
online (e-commerce) sama dengan jual perbedaan atas umur yang dianggap
beli pada umumnya, yakni suatu jual telah cakap. Contohnya dalam
beli terjadi ketika adanya kesepakatan Undang-Undang Nomor 35 Tahun
mengenai barang atau jasa yang 2014 tentang Perlindungan Anak (UU
diperdagangkan dan harga barang atau Perlindungan anak). Menurut Pasal 1

35
Ni Kadek Diah Miantari, Ratna Artha Windari, dan Ni Putu Rai Yuliartini, “Perlindungan Hukum
Dalam Transaksi Belanja Online (E-Commerce) Yang Dilakukan Oleh Anak Dibawah Umur Melalui
Media Sosial Di Desa Baktiseraga,” e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 1,
No. 2 (2018): hlm. 8.

Jurnal Wawasan Yuridika 211


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
angka 1 UU Perlindungan Anak, orang jika belum mencapai umur 21 tahun.
yang dianggap cakap umur ialah telah Seseorang dikatakan dewasa jika telah
berumur 18 (delapan belas) tahun. berumur 21 tahun atau berumur kurang
Berbeda dengan KUHPerdata, menurut dari 21 tahun, tetapi telah menikah.
Pasal 330 KUHPerdata, orang yang Dilihat perkembangannya, berdasarkan
belum dewasa adalah orang yang belum Pasal 47 dan 50 UU No. 1 Tahun 1974,
berumur 21 (dua puluh satu) tahun kedewasaan seseorang ditentukan
dan tidak kawin sebelumnya. Namun, bahwa anak berada di bawah kekuasaan
apabila dikaitkan dengan perjanjian, orangtua atau wali sampai umur 18
maka seharusnya perjanjian ini tunduk tahun. Selanjutnya Mahkamah Agung
kepada ketentuan KUHPerdata karena melalui Putusan No. 447/Sip/1976
ketentuan tentang perjanjian telah diatur tanggal 13 Oktober 1976 menyatakan
dalam KUHPerdata, sehingga batasan bahwa dengan berlakunya UU No.1
umur orang cakap dan tidak cakap Tahun 1974, maka batas seseorang
dalam perjanjian jual beli online dapat berada di bawah kekuasaan perwalian
tunduk pada KUHPerdata. Berdasarkan adalah 18 tahun, bukan 21 tahun. Henry
Pasal 1320 KUHPerdata, transaksi jual R. Cheseemen menjelaskan bahwa
beli online yang dilakukan oleh anak di dalam sistem common law, seseorang
bawah umur dapat dikatakan sah, namun dikatakan belum dewasa jika belum
karena perjanjiannya tidak memenuhi berumur genap 18 tahun (wanita) dan 21
salah satu syarat sah perjanjian, maka tahun (pria). Dalam perkembangannya,
dapat dibatalkan. di negara bagian Amerika Serikat
Pasal 1329 KUHPerdata menyatakan telah menyepakati bahwa kedewasaan
bahwa setiap orang adalah cakap. tersebut ditentukan jika seseorang telah
Kemudian Pasal 1330 menyatakan berumur 18 tahun yang berlaku baik
bahwa terdapat beberapa orang yang bagi wanita maupun pria.36
tidak cakap untuk membuat suatu Terlihat dari data yang telah
perjanjian, yakni orang yang belum dipaparkan di pendahuluan, bahwa
dewasa, yang ditaruh di bawah masih ada pelaku e-commerce di Indonesia
pengampuan, dan perempuan dalam yang masih berstatus di bawah umur.
pernikahan (sebelum diundangkannya Sampai saat ini, pelaksanaan e-commerce
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 di Indonesia belum ada larangan untuk
tentang Perkawinan). Berdasarkan anak di bawah umur karena tidak ada
Pasal 330 KUHPerdata, belum dewasa peraturan yang mengatur batasan usia

36
Retna Gumanti, “Syarat Sahnya Perjanjian (Ditinjau Dari KUHPerdata),” Jurnal Pelangi Ilmu Vol. 5,
No. 1 (2012): hlm. 7.

212 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
dalam melakukan e-commerce. Perjanjian yaitu merchant/penjual yang melakukan
yang dilakukan oleh anak di bawah penjualan dan buyer/costumer/konsumen
umur dalam bertransaksi e-commerce yang berperan sebagai pembeli.38
pun masih dapat dikatakan sah. Namun, Kontrak elektronik menurut Pasal 47
hal tersebut dapat menimbulkan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor
permasalahan hukum kelak kepada 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
anak di bawah umur yang melakukan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP
e-commerce dikarenakan kekuatan PSTE) dianggap sah apabila:
hukum perjanjiannya lemah karena a. Terdapat kesepakatan para pihak;
tidak memenuhi syarat sah perjanjian b. Dilakukan oleh subjek hukum
berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata yang cakap atau yang berwenang
secara utuh. mewakili sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. Kekuatan Hukum terhadap c. Terdapat hal tertentu; dan
Transaksi E-Commerce yang d. Objek transaksi tidak boleh
Dilakukan oleh Anak di bawah bertentangan dengan peraturan
Umur perundang-undangan, kesusilaan,
Akibat hukum yang timbul terhadap dan ketertiban umum.
perjanjian belanja online yang dilakukan Ketika melakukan transaksi
oleh anak di bawah umur, yaitu transaksi e-commerce tidak dipermasalahkan
online artinya transaksi yang dilakukan apakah objek perjanjian adalah barang
penjual dan pembeli secara online melalui yang akan bermanfaat bagi pembelinya,
media internet dan tidak membutuhkan karena segala macam jasa atau barang
kehadiran para pihak.37 Pada transaksi dapat dijadikan objek dalam e-commerce.
jual beli melalui internet, para pihak Setelah mengetahui syarat sah perjanjian
terkait di dalamnya melakukan dan menerapkannya dalam proses jual
hubungan hukum yang dituangkan beli dengan e-commerce, ternyata masih
dalam bentuk perjanjian atau kontrak terdapat banyak kekurangan, terutama
yang dilakukan secara elektronik dan dalam penerapan syarat yang berupa
sesuai dengan Pasal 1 angka 17 UU ITE kecakapan bertindak, seperti halnya
disebut sebagai kontrak elektronik yakni transaksi belanja online oleh anak di
perjanjian yang dimuat dalam dokumen bawah umur di Indonesia. Maka akibat
elektronik atau media elektronik lainnya. hukumnya dalam praktik e-commerce ini,
Perjanjian e-commerce dikenal dua pelaku syarat-syarat sahnya perjanjian dalam

37
Ni Kadek Diah Miantari, Ratna Artha Windari, dan Ni Putu Rai Yuliartini, loc.cit.
38
Ibid.

Jurnal Wawasan Yuridika 213


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
Pasal 1320 KUHPerdata tidak terpenuhi dirugikan dapat mengajukan gugatan
secara utuh.39 ke pengadilan sesuai dengan aturan
Berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata, Pasal 38 ayat (1) UU ITE. Sedangkan
terdapat dua jenis syarat sah perjanjian jalur non litigasi atau ADR, pembeli
yaitu syarat subjektif dan syarat objektif. dapat menyelesaikan sengketa di luar
Untuk syarat kecakapan termasuk ke pengadilan yaitu dengan proses mediasi,
dalam syarat subjektif. Apabila syarat konsiliasi, negosiasi, atau arbitrase yang
subjektif tidak dapat terpenuhi, maka diatur dalam Pasal 39 ayat (2) UU ITE.40
salah satu pihak dapat meminta agar
perjanjian tersebut dibatalkan. Pihak
yang meminta pembatalan, adalah D. PENUTUP
pihak yang tidak cakap atau pihak yang Keabsahan perjanjian dalam
memberikan kesepakatan (perizinannya) transaksi jual beli online dapat dikatakan
secara tidak bebas. Perjanjian yang telah sah, namun karena tidak memenuhi salah
dibuat akan terus mengikat kedua belah satu syarat subjektif sahnya perjanjian
pihak yang mengadakan perjanjian, yaitu ketidakcakapan, maka perjanjian
selama tidak ada pembatalan (oleh tersebut dapat dibatalkan. Hal tersebut
hakim) atas permintaan para pihak. berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata.
Apabila dikaitkan dengan fakta yang Menurut Pasal 330 KUHPerdata, orang
ada, maka apabila transaksi jual beli online yang cakap adalah orang yang berumur
dilakukan oleh anak di bawah umur, 21 tahun atau di bawah 21 tahun,
maka perjanjian transaksi tersebut tidak namun telah menikah. Sehingga dapat
memenuhi syarat subjektif. Sehingga, disimpulkan apabila dalam transaksi jual
perjanjian tersebut bukan batal demi beli online dilakukan oleh anak di bawah
hukum, melainkan perjanjian tersebut umur 21 tahun atau belum menikah,
dapat dibatalkan atas kehendak salah maka perjanjian tersebut tetap sah.
satu pihak. Kemudian perjanjian tersebut Kekuatan hukum terhadap transaksi jual
bisa saja dilanjutkan apabila para pihak beli online yang dilakukan oleh anak di
berkehendak untuk melanjutkannya. bawah umur adalah perjanjian tersebut
Upaya hukum yang dapat ditempuh dapat dibatalkan oleh salah satu pihak
bagi pembeli dalam penyelesaian dan harus diputuskan oleh hakim. Hal
sengketa belanja online adalah melalui tersebut berbeda dengan batal demi
dua jalur, yaitu jalur litigasi dan jalur non hukum, karena batal demi hukum hanya
litigasi. Jalur litigasi atau melalui proses dapat dilakukan apabila syarat objektif
pengadilan, pembeli atau pihak yang tidak terpenuhi.

39
Ibid., hlm. 9.
40
Ibid.

214 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
DAFTAR PUSTAKA Edukasi Vol. 3, No. 1 (2011): 7. http://
dx.doi.org/10.3112/speed.v3i1.889.
Aco, Ambo, and Andi Hutami Endang.
“Analisis Bisnis E-Commerce pada Jauhari, Jaidan. “Upaya Pengembangan
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Usaha Kecil Dan Menengah
Alauddin Makassar.” Jurnal Insypro (UKM) Dengan Memanfaatkan
(Information System and Processing) E-Commerce.” Jurnal Sistem Informasi
Vol. 2, No. 1 (2017): 13. https://doi. (JSI) Vol. 2, No. 1 (April 2010): 10.
org/10.24252/insypro.v2i1.3246.
Karmawan, I Gusti Made. “Dampak
Afif. “Pemuda Di Aceh Jadi Korban Peningkatan Kepuasan Pelanggan
Penipuan Jual-Beli Online.” Merdeka. dalam Proses Bisnis E-Commerce
Com, June 11, 2014. https://www. pada Perusahaan Amazon.Com.”
merdeka.com/peristiwa/pemuda-di- ComTech: Computer, Mathematics and
aceh-jadi-korban-penipuan-jual-beli- Engineering Applications Vol. 5, No. 2
online.html. (December 1, 2014): 748. https://doi.
org/10.21512/comtech.v5i2.2237.
Febrian, Jack. Kamus Komputer & Teknologi
Informasi. Bandung: Informatika, Kriswanto. “Maniak Game Online,
2007. Pemuda Ini Tipu Anak Dibawah
Umur.” Pojokpitu.Com. June 15,
Firmansyah, Ruli. “Perlindungan 2017. http://pojokpitu.com/baca.
Hukum Bagi Para Pihak Dalam php?idurut=47995&&top=1&&kt-
Perjanjian Jual Beli Melalui Internet g=Jatim&&keyrbk=Hukum&&keyj-
(Studi Kasus Namomi Tote Bag dl=game%20online.
Palu).” Legal Opinion Vol. 2, No. 5
(2014): 9. Miantari, Ni Kadek Diah, Ratna
Artha Windari, and Ni Putu Rai
Garner, Bryan A. E-Commerce: The Yuliartini. “Perlindungan Hukum
Practice of Buying and Selling Goods Dalam Transaksi Belanja Online
and Services through Online Consumer (E-Commerce) yang Dilakukan
Services on the Internet, n.d. oleh Anak Dibawah Umur Melalui
Media Sosial Di Desa Baktiseraga.”
Haryanti, Sri, and Tri Irianto Jurnal Komunitas Yustisia Vol. 1, No.
Tjendrowaseno. “Rancang Bangun 2 (2018): 11.
Sistem Informasi E-Commerce
Untuk Usaha Fashion Studi Kasus Muhammad, Abdul Kadir. Hukum
Omah Mode Kudus.” Journal Speed Perikatan. Bandung: Alumni, 1982.
- Sentra Penelitian Engineering Dan

Jurnal Wawasan Yuridika 215


Vol. 3 | No. 2 | September 2019
Nugroho, Adi. E-Commerce Memahami _____. Hukum Perjanjian. Jakarta:
Perdagangan Modern di Dunia Maya. Intermasa, 2005.
Bandung: Informatika, 2006.
Sutejo, Bertha Silvia. “Internet Marketing:
PayPal. “Pelaku E-Commerce Didominasi Konsep Dan Persoalan Baru Dunia
Usia Muda.” Profil Merchant Pemasaran.” Jurnal Manajemen
Social Commerce di Indonesia Maranatha 6, No. 1 (2006): 17. https://
Berdasarkan Usia, January 4, 2019. doi.org/10.28932/jmm.v6i1.224.
https://databoks.katadata.co.id/
datapublish/2019/04/01/pelaku-e-
commerce-didominasi-usia-muda.

Prasetyo, Hananto. “Pembaharuan


Hukum Perjanjian Sportentertainment
Berbasis Nilai Keadilan (Studi
Kasus Pada Petinju Profesional di
Indonesia).” Jurnal Pembaharuan
Hukum Vol. 4, No. 1 (April 15, 2017):
65. https://doi.org/10.26532/jph.
v4i1.1645.

Sanusi, M. Arsyad. “Transaksi Bisnis


dalam Electronic Commerce
(E-Commerce): Studi tentang
Permasalahan Hukum dan
Solusinya.” Jurnal Hukum Ius Quia
Iustum Vol. 8, No. 16 (October 16,
2001): 10–29. https://doi.org/10.20885/
iustum.vol8.iss16.art2.

Sari, Novi Ratna. “Komparasi Syarat


Sah nya Perjanjian Menurut
Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata dan Hukum Islam.” Jurnal
Repertorium Vol. 4, No. 2 (2017): 8.

Subekti. Hukum Keluarga Dan Hukum


Waris (Ringkasan). Bandung:
Intermasa, 1990.

216 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 2 | September 2019

Anda mungkin juga menyukai