Resume Materi Bencana 23 Dan 24

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

23.

Pengurangan Risiko, Pencegahan Penyakit, dan Promosi Kesehatan

A. Pengurangan risiko akibat bencana

Risiko bencana diartikan sebagai besarnya potensi kerugian, baik langsung maupun tidak
langsung, jika suatu bencana terjadi. Pengurangan risiko bencana seperti :

1. Mitigasi
2. Kesiapsiagaan
3. Peringatan dini’
4. Sosialisasi
5. Budaya sadar bencana
6. Geladi
7. Mengenali lokasi rawan

Langkah mengurangi risiko bencana :

1. Mengenali lokasi bencana


a. Mengenali lokasi-lokasi yang rawan banjir dan rawan longsor di suatu wilayah
merupakan tahap paling awal untuk mengurangi risiko bencana alam
b. Kondisi lingkungan fisik perlu dipahami oleh masyarakat yang bertempat tinggal di
suatu kawasan
c. Identifikasi kawasan rawan banjir dan longsor memegang peran penting dalam
mengurangi risiko bencana
2. Mitigasi bencana
a. Mitigasi merupakan upaya jangka menengah dan jangka panjang untuk mengurangi dan
menghilangkan dampak bencana sebelum kejadian bencana
b. Mitigasi dapat dilakukan secara structural maupun non struktural
3. Siap mengantisipasi bencana dengan scenario kasus terburu
Untuk keperluan ini, analisis evaluasi risiko bencana dapat dilakukan dengan memadukan
informasi potensi bencana : banjir atau tanah longsor terbesar dan potensi dampak yang
dihasilkan.
B. Pencegahan penyakit
a. Akibat dari banyaknya bencana tersebut adalah banyaknya korban yang lukan yang
berisiko infeksi dan perubahan bentang alam sehingga berpotensi hidupnya vector
pembawa penyakit menular.
b. Upaya mitigasi kesehatan pada bencana tsunami bertujuan untuk mengurangi timbulnya
penyakit menular yang dapat dilakulan melalui penyadaran dan peningkatan
kemampuan sumber daya lesehatan maupun penyadaran korban bencana.

Tujuan pencegahan penyakit menular pada bencana adalah upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotive dan preventif uang ditujukan untuk menurunkan dan
menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi penulartan, serta
penyebaran penyakit agar tidak meluas antar daeran ataupun antar negara serta berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa/wabah.

C. Promosi kesehatan
Tujuan dilakukannya promosi kesehatan adalah :
1. Kesehatan dapat terjaga
2. Mengupayakan agar lingkungan tetap sehat
3. Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4. Anak dapat terlindungi dari kekerasan
5. Mengurangi stress

Promosi kesehatan dalam kondisi darurat untuk meningkatkan pemahaman keluarga dan
masyarakat untuk melakukan PHBS di pengungsian, yaitu :

1. ASI terus diberikan pada bayi


2. Biasakan cuci tangan memakai sabun
3. Menggunakan air bersih
4. Buang air besar dan kecil di jamban
5. Buang sampah pada tempatnya
6. Makan makanan bergizi.
7. bermain sambal belajar.
24. Komunikasi dan Penyebaran Informasi

Komunikasi dalam bencana tidak saja dibutuhkan dalam keadaan darurat bencana, tapi
juga penting pada saat dan pra bencana. Sebagaimana dikatakan bahwa komunikasi adalah cara
terbaik untuk kesuksesan mitigasi bencana, persiapan, respon, dan pemulihan situasi pada saat
bencana. Kemampuan untuk mengkomunikasikan pesan-pesan bencana kepada public,
pemerintah, media dan pemuka pendapat dapat mengurangi risiko, menyelamatkan kehidupan
dan dampak dari bencana. Salah satu titik yang menjadi perhatian terkait komunikasi dalam
bencana adalah masalah ketidakpastian. menurut Frank Dance, salah satu aspek penting dalam
komunikasi adalah konsep redukasi ketidakpastian. komunikasi itu sendiri muncul karena adanya
kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian, supaya dapat bertindak secara efektif demi
melindungi dam memperkuat ego yang bersangkutan dalam berinteraksi secara individual
maupun kelompok.

Penyebarluasan informasi terhadap masyarakat tentang bencana sangat diperlukan agar


masyarakat memahami bahaya yang akan mereka hadapi serta kesepakatan tanda bahaya, maka
diperlukan suatu institusi yang bertugas untuk menyebarluaskan informasi yang benar-benar
akurat dan dapat dipercaya oleh masyarakat.

Terdapat 5 landasan utama dalam membangun komunikasi bencana yang efektif, yaitu :

1. Costumer focus, yaitu memahami informasi apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat dan
relawan. Harus dibangun mekanisme komunikasi yang menjamin informasi disampaikann
dengan tepat dan akurat
2. Leadership commitment, pemimpin yang berperan dalam tanggap bencana harus memiliki
komitmen untuk melakukan komunikasi efektif dan terlihat aktid dalam proses komunikasi
3. Situation awareness, komunikasi efektif didasari oleh pengumpulan, analisis dan diseminasi
informasi yang terkendali terkait bencana. Prinsip komunikasi efektif seperti transparansi
dan dapat dipercayai menjadi kunci
4. Media partnership, media seperti televise, surat kabar, radio, dan lainnya adalah media yang
sangat penting untuk menyampaikan informasi secara tepat kepada publik.

Anda mungkin juga menyukai