102 - JIlan Nuriah Hasanati - 5C2
102 - JIlan Nuriah Hasanati - 5C2
PERAIRAN
Jilan Nuriah Hasanati1* , Mardiansyah2, Khohirul Hidayah2, Ahmad Zulfikar Wicaksono3,
Aprilia Firdausya3, Afianur Azmi Muhammad3
1
Mahasiswa Prodi Biologi, 2Dosen Pengampu, 3Asisten Laboratorium
Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
*Corresponding author : jilanhasanati12@gmail.com
Abstrak
Air mrupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkn oleh semua makhluk
hidup. Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak
mampu memenuhi memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestil yang
semakin menurun. Kegian industri, domestic, dan kegiatan manusia lainnya menurunkan kualitas air. Perubahan
kualitas air dapat diketahui dengan pemantauan kualitas air. Oleh sebab itu, pemantauan kualitas air dapat
digunakan untuk menjawab permasalahan yang spesifik terkait dengan pengelolaan daerah aliran sungai (Ponce,
1980 dalam Asdak, 1995). pemantauan kualitas air dilakukan dengan beberapa indicator atau parameter seperti
kimia, fisik, dan biologi, Indonesia sendiri memiliki standar kualitas perairan yang berdasarkan peraturan menurut
PP No. 20 Tahun 1990 dan PP. No. 82 Tahun 2001 yang membagi 4 golongan berdasarkan parameter kimia, fisik,
dan mikrobiologi. Praktikum ini bertujuan untuk memahami penggunaan alat kimia fisik perairan, dan
parameternya. Praktikum dilakukan di Sungai Semanggi wilayah Tangerang Selatan. Metode yang digunakan
adalah dengan mengukur sampel air secar insitu, dan penaalisis data berdasarkan standar Water Quality Index
(WQI) dan disuaikan dengan baku mutu air yang telah ditetapkan, dengan parameter pH, EC, TDS, suhu,
Salinitas, DO, dan kekeruhan air. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa standar kualitas air pada perairan Sungai
Semanggi memiliki kualitas yang sedang yaitu sebesar 67,27.
2
Nilai Klasifikasi
91-100 Sangat baik
71-90 Baik
51-70 sedang
26-50 Buruk
0-25 Sangat buruk
No Parameter Nilai
1. pH 7
2. T 28,5 ºC
3. TDS 170 mg/l
4. EC 450 µ/cm
5. TUR 46,63 FTU
6. DO 5,4 ppm
7. Salinitas 0 %/ Lit
Berdasarkan hasil diatas yakni suhu dikategorikan baik untuk kualitas air minum
untuk air kali senilai 28, 5 ºC. Menurut PP dan air bersih adalah pH 6,5 – 8,5. Sehingga,
No.82 Tahun 2001 (kelas II) kisaran suhu berdasarkan nilai derajat keasaman (pH)
untuk kegiatan budidaya air tawar adalah masih memenuhi syarat untuk
deviasi 3 sedangkan toleransi suhu perairan peruntukannya (Anggeraini, dkk. 2020).
yang baik untuk menunjang pertumbuhan Pengukuran TDS di dapatkan 170 mg/L.
optimal dari beberapa ikan budidaya air Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
tawar seperti mas dan nila adalah 28 ºC. Republik Indonesia Nomor :
Suhu mempunyai peranan penting dalam 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3
menentukan pertumbuhan ikan yang hidup September 1990, kadar maximum TDS yang
di air tersebut, kisaran yang baik untuk diperbolehkan yaitu 1.000 mg/L. Jadi,
menunjang pertumbuhan optimal adalah 28 darisampel tersebut masih memenuhi batas
ºC – 32 ºC (Rompas, dkk. 2013). Hal ini persyaratan kualitas air bersih.
menunjukkan bahwa keadaan suhu air di
Kemudian pengukuran DO
Kali semanggi masih layak dan bias
didapatkan 5,4 ppm. Kandungan oksigen
dikatakan normal.
terlarut atau Dissolved Oxygen (DO)
Kemudian pH air kali semanggi merupakan parameter yang penting karena
masih dikatakan normal yaitu 7 kisaran pH oksigen sangat dibutuhkan oleh biota akuatik
tersebut masih termasuk aman kerena baik untuk proses metabolisme maupun
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 respirasi. Kandungan oksigen terlarut
Tahun 2001 menyatakan bahwa derajat (Dissolved Oxygen/DO) dari hasil yang
keasaman (pH) yang dikategorikan baik diperoleh pada melewati ambang batas yang
untuksemua kelas yaitu pH 6-9. Hal tersebut ditetapkan yaitu minimal 4 ppm. Rendahnya
juga didukung oleh Peraturan Menteri kisaran DO tersebut merupakan indikasi kuat
Kesehatan Republik Indonesia yang telah terjadi pencemaran yang diduga
menyatakan derajat keasaman (pH) yang disebabkan limbah pemukiman dan
3
berpotensi menyebabkan pencemaran Selain itu ada salinitas dan EC. Daya
(Suryani, 2016). hantar listrik sangat erat kaitannya dengan
nilai salinitas suatu perairan. Semakin tinggi
Kemudian kekeruhan air didapatkan
nilai salinitas suatu perairan makan semakin
46,63 FTU. Dari penelitian lain yakni
tinggi pula nilai DHL karena banyaknya
pengukuran nilai kekeruhan sungai Sago
garam-garam terlarut yang dapat terionisas
berkisar antara 7.38-37.23 NTU peneliti
(Astuti, 2014). Nilai DHL senilai 450 µ/cm,
menyebutkan bahwa Nilai tersebut
lokasi sampling masih memenuhi baku mutu
kekeruhan yang masih berada dalam ambang
yang dipersyaratkan menurut klasifikasi
batas baku mutu. Maka dapat diiduga bahwa
DHL dan PP No. 82 Tahun 2001 untuk air
air semanggi tealh melampaui batas.
kelas II. Kemudian praktikum ini kami
kekeruhan air biasanya disebabkan oleh
menganalisis data dengan WQI
adanya zat padat tersuspensi baik bersifat
menggunakan parameter suhu, pH, DO,
organik maupun anorganik. Zat anorganik
TDS, EC, dan TUR yang diperoleh dari hasil
biasanya berasal dari lapukan batuan dan
pengukuran, dan menunjukkan kisaran nilai
logam, sedangkan yang organik berasal dari
indeks 67,27 dan termasuk dalam kategori
lapukan hewan dan tanaman. Kekeruhan
sedang.
tersebut akan mengurangi estetika (Suryani,
2016).
KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat ditarik kesimpulam bahwa penhukuran kualitas air kali di
daerah Semanggi yang menngunakan paramterer sifat fisik dan kimia air meliputi Ph, suhu,
DO, TDS, kekeruhan, EC, TUR menunjukkan kisaran nilai indeks 67,27 dan termasuk dalam
kategori sedang. Dan juga dilihat berdasarkan standar baku mutu Peraturan Pemerintah No 82
tahun 2001.
.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, 2014. Kualitas Air Irigasi Ditinjau Dari Parameter Dhl, Tds, Ph Pada Lahan Sawah Desa
Bulumanis Kidul Kecamatan Margoyoso. Jurnal Litbang. Vol.10 [1] : 35-42.
Suryani, 2016. Kualitas Parameter Fisik dan Kimia Perairan Sungai Sago Kota Pekanbaru Tahun
2016. Jurnal Katalisator. Vol. 4 [1] : 32-41
Noriko, dkk. 2018. Kualitas Air Situ Lebak Wangi Bogor Berdasarkan Analisa Fisika,Kimia dan
Biologi. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains Dan Teknologi, Vol. 3 [2].
Susilo, dkk. 2018. Kajian Penggunaan Metode Ip, Storet, Dan Ccme Wqi Dalam Menentukan
Status Kualitas Air. Jurnal SPATIAL Wahana Komunikasi Dan Informasi Geografi. Vol. 18(1):1-
13.
Effendi, 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
4
Anggeraini. 2020. Analisis Kualitas Air Sungai Ciliwung ditinjau dariParameter pH dan
Kekeruhan Air Berbasis Logger Pro. Prosiding Seminar Nasional Sains. Vol 1 (1): 29-38.
Rompas, dkk. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di Danau
Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa. Budidaya Perairan. Vol. 1 No. 2 : 8-19.
LAMPIRAN
WQI =
∑ CiPi = (100.1) + (60.4) + 90.2) + (100.1) + (30.2) / 1+1+4+2+1+2
∑ Pi
= 67,72 (sedang)
5
6