Anda di halaman 1dari 12

Nama : Jilan Nuriah Hasanati Nama Dosen : - Remila Selvany, M.

Si
NIM : 11180950000102 - Mardiansyah, M. Si
Kelas : 5C-2 Nama Asisten : -Aprilia Firdausya
Mata Kuliah : Praktikum Kimia Lingkungan - Ahmad Zulfikar
Tanggal Praktikum : 16 September, 2020 -Muhammad Mulyana

PRAKTIKUM KE-1
INSTRUMENTASI

I. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mengenal instrumen (peralatan) sampling kualitas udara dan
air serta instrument analisa di laboratorium.
b. Mahasiswa memahami cara kerja instrument sampling dan analisa.
c. Mahasiswa dapat mengoperasikan instrument anemometer, sound level
mater, pH meter, dan water quality checker

II. Hasil Pengamatan

Tabel 2.1 Hasil Pengukuran Sampel


No Sampel Parameter
pH EC TDS T Salinitas DO Kekeruhan
(mS/cm) (mg/l) (ºC) (%/lit) (ppm) (FTU)
1. Air Kali 7 450 170 28.5 0 5.4 46.63
2. Air Kran Rumah 5.4 580 220 30.3 0 7.4 5.69
3. Air Masjid 7.3 550 280 31.4 0 6.1 34.46
4. Air Wudhu 7.7 430 210 30.1 0 11.6 34.46
III. Pembahasan
Praktikum ini kami melakukan pengukuran kualitas air secara fisik dan
kimianya, dan menggunakan beberapa instrumen untuk pengukuran tersebut.
Instrument tersebut antara lain adalah DO meter untuk mengukur oksigen terlarut ,
refraktofotometer untuk mengukut salinitas, turbidimeter untuk mengukur
kekeruhan, water quality checker (Hanna instrument) alat ini digunakan untuk
mengukur nilai pH, EC (Electrical conductivity, dan TDS (Total dissolved solids.
Pengkuran kualitas air dilakukan dengan beberapa parameter yaitu DO, pH, EC,
kekeruhan air, salinitas, suhu, dan TDS. Semua sampel air diambil menggunakan
water bottle sample setelah itu air dimasukkan ke dalam botol winkler dan kemudian
diukur menggunakan alat.
Pengukuran oksigen terlarut dapat menggunakan DO meter. Oksigen terlarut
(DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme
atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan
pembiakan. Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan,
karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik
dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan khan biologis yang dilakukan
oleh organisme aerobik atau anaerobik.Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen
adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil akhirnya
adalah nutrien yang pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan. Dalam
kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa kimia
menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. Karena proses oksidasi dan
reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu
mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun secara perlakuan
aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga.
Selain itu oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan.
Organisme tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan
senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan tidak
beracun. Penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan
salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap
akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter. Penentuan oksigen terlarut harus
dilakukan berkali – kali di berbagai lokasi, pada tingkat kedalaman yang berbeda pada
waktu yang tidak sama (Sastrawijaya. Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat yang
digital, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan
pengalaman di lapangan, penentuan oksigen terlarut dengan cara titrasi lebih dianjurkan
untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat
penentuannya hanya bersifat kisaran (Harjanto, dkk. 2017).
Pengukuran pH pada praktikum ini dilakukan dengan menggunakan alat water quality
checker. Parameter fisika-kimia yang dapat diukur dengan alat Water Quality Checker yaitu
suhu air, derajat keasaman (pH dan pHmV), potensial oksidasi reduksi, turbiditas, oksigen
terlarut, total dissolved dan salinitas. Sebelum digunakan untuk pengukuran sampel, alat
yang digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu untuk menjamin keakuratan data
pengamatan. Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan di bawah kondisi tertentu untuk
menetapkan hubungan antara nilai yang ditunjukkan alat ukur atau sistem pengukuran atau
nilai yang dimiliki oleh bahan ukur atau bahan pembanding dengan nilai yang diberikan
oleh standar. Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai serangkai kegiatan
membandingkan hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai untuk
menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta ketidakpastiannya (Sukamto, dkk.
2015). Nilai derajat keasaman (pH) suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam
dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. pH
sangat penting sebagai parameter kualitas air karena pH mengontrol tipe dan laju kecepatan
reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu organisme akuatik dapat bertahan hidup pada
kisaran ph tertentu. Fluktuasi pH sangat ditentukan oleh alkalinitas air tersebut. Suatu
perairan yang produktif dan mendukung kelangsungan hidup organisme akuatik terutama
ikan menurut PP No. 82 Tahun 2001 yaitu berkisar 6-9 (lubis, dkk. 2020).
Pengukuran EC (electrical konduktivitas) dapat diukur menggunakan alat water
quality checker dengan merk Hanna Instrumen. Kemampuan air sebagai penghantar listrik
dipengaruhi oleh jumlah ion atau garam yang terlarut di dalam air. Semakin banyak garam
yang terlarut semakin tinggi daya hantar listrik yang terjadi. DHL merupakan pengukuran
tidak langsung terhadap konsentrasi garam yang dapat digunakan untuk menentukan secara
umum kesesuaian air untuk budidaya tanaman dan untuk memonitor konsentrasi larutan
hara. Pengukuran DHL dapat digunakan untuk mempertahankan target konsentrasi hara di
zona perakaran yang merupakan alat untuk menentukan pemberian larutan hara kepada
tanaman. Satuan pengukuran DHL adalah millimhos per centimeter (mmhos/cm),
millisiemens per centimeter (mS/cm) atau microsiemens per centimeter (Astuti, 2014).
Kemudian ada salinitas air dapat diukur menggunakan refraktofotometer, Refraktometer
atau refractometer adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur kadar/
konsentrasi bahan atau zat terlarut. Misalnya gula (“Brix”), garam (“Baume”), protein, dsb.
Metode kerja dari refraktometer ini dengan memanfaatkan teori refraksi cahaya. Prinsip
kerja refraktometer ialah dengan menggunakan cahaya polikromatis dari sinar lampu
menyinari day light plate. Kemudian sampel diteteskan 2-3 tetes yang diletakkan di atas
prisma. Sampel terkena cahaya polikromatis yang diteruskan ke prisma. Cahaya poliromatis
diubah menjadi cahaya monokromatis. Terjadi pemfokusan pada lensa dan diteruskan ke
biomaterial skip, sehingga tertera dalam bentuk skala (Nurul, 2016). Daya hantar listrik
sangat erat kaitannya dengan nilai salinitas suatu perairan. Semakin tinggi nilai salinitas
suatu perairan makan semakin tinggi pula nilai DHL karena banyaknya garam-garam
terlarut yang dapat terionisasi.
Pengukuran TDS (Total dissolved solid) pada air juga dapat menggunakan alat water
quality checker. Parameter fisika-kimia yang dapat diukur dengan alat Water Quality
Checker yaitu suhu air, derajat keasaman (pH dan pHmV), potensial oksidasi reduksi,
turbiditas, oksigen terlarut, total dissolved solid dan salinitas, jadi memang alat ini bisa
mengukur beberapa parameter fisik dan kimia pada air termasuk TDS, Namun perlu
diingatkan bahwa sebelum melakukan pengukuran harus melakukan kalibrasi terlebih
dahulu. Total padatan terlarut (TDS) adalah mineral dan kotoran dari garam yang dilarutkan
dalam air dan diukur. Padatan organik kecil (micromolecules) juga dapat menjadi bagian
dari TDS, tetapi gula, alkohol, pestisida, dan padatan organik besar (makromolekul) tidak
termasuk sebagai total padatan terlarut. Hal tersebut dikarenakan makromolekul dapat
mempengaruhi air rasa air (Nurul, 2016).
Pengukuran selanjutnya yaitu mengukur kekeruhan yang menggunakan alat
turbidimeter. Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk menguji kekeruhan pada
sampel berupa cairan misalnya air dengan satuan NTU (Nephelometric Turbidity Unit).
Salah satu parameter yang harus diuji adalah kekeruhan yang kadang-kadang diabaikan
karena dianggap sudah cukup dilihat saja atau alat pengujiannya tidak ada. Metode yang
digunakan untuk mengukur kekeruhan suatu larutan adalah Turbidimetri. Dasar dari analisis
Turbidimetri adalah pengukuran intensitas cahaya yang ditransmisikan mengenai partikel
padat, maka sebagian cahaya akan mengalami pemantulan dan sisanya akan ditransmisikan
(Syabani, dkk. 2019). Kekeruhan sebagai intensitas kegelapan di dalam air yang disebabkan
oleh bahan-bahan yang melayang. Kekeruhan perairan umumnya disebabkan oleh adanya
partikel-partikel suspensi seperti tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik terlarut, bakteri,
plankton dan organisme lainnya. Nilai kekeruhan juga dapat menyulitkan usaha penyaringan
dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air. Kekeruhan erat
kaitannya dengan nilai TDS dalam air. Semakin tinggi nilai TDS dalam air maka akan
semakin tinggi pula nilai kekeruhan dalam air. Kekeruhan menyebabkan cahaya matahari
tidak dapat masuk kedalam air sehingga proses fotosintesis terganggu yang menybabkan
adanya gangguan pada vegetasi lain dalam air (Mukarromah, 2016).
Berdasarkan hasil pengukuran yakni pada air kali semanggi PH rata-rata semua
sampel air masih bisa dikatakan normal dikarenakan suatu perairan yang produktif dan
mendukung kelangsungan hidup organisme akuatik terutama ikan berdasarkan PP No. 82
Tahun 2001 yaitu berkisar 6-9 (lubis, dkk. 2020), kecuali pada air keran rumah, pH terlihat
cenderung asam, Nilai pH yang rendah akan menyebabkan air bersifat asam, sehingga
dalam kadar tertentu tidak ada makhluk yang dapat hidup dalam perairan tersebut. Nila pH
yang rendah juga akan menyebakan korosi pada pipa saluran air berbahan logam, sehingga
air yang melewati pipa tersebut akan mengandung logam terlarut. Selain itu, nilai pH rendah
juga akan menyebabkan gangguan pencernaan bahkan kematian pada manusia dan hewan
yang mengkonsumsi air tersebut, Perubahan pH air ini dipengaruhi oleh perubahan
temperatur dan tekanan yang dapat menyebabkan perubahan kandungan CO2 di dalam air.
Sementara itu, keasaman air pada umumnya disebabkan karena adanya gas karbondioksida
yang larut dalam air menjadi asam karbonat (H2CO3) (Mukarromah, 2016).
Kemudian ada DO meter untuk mengukur oksigen terlarut Oksigen terlarut
menunjukkan volume oksigen yang terkandung di dalam air. Oksigen masuk ke perairan
dapat melalui fotosintesis dan difusi dari udara. Rata-rata semua sampel nampkanya meiliki
konsentrasi oksigen yang tinggi. Perairan mengalir cenderung memiliki kandungan oksigen
terlarut yang tinggi dibandingkan dengan perairan tergenang, karena pergerakan air
memberikan peluang terjadinya difusi oksigen dari udara ke air. Haryono (2004)
mengemukakan kandungan oksigen >6 ppm, pH >6, dan kisaran suhu antara 25 oC sampai
30 oC secara umum masih baik untuk mendukung kehidupan ikan. Pada air kali okesigen
terlarutnya 5 ppm cenderung di bawah 6 ppm, namun dari beberapa sumber lain menyatakan
bahwa Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan
tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini
sudah cukup mendukung kehidupan organisme, Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak
boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan
sebesar 70 % (Huet, 1970). KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5
ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut (Harjanto, dkk. 2017).
Kemudian kekeruhan air rata-rata semua sampel memiliki nilai kekeruhan yang
cukup tinggi, kecuali pada smapel air keran rumah. Dari beberapa penelitian lain yakni
pengukuran nilai kekeruhan sungai Sago berkisar antara 7.38-37.23 NTU peneliti
menyebutkan bahwa Nilai tersebut kekeruhan yang masih berada dalam ambang batas baku
mutu. Pada semua sampel kecuali sampel air keran rumah, menunjukkan sudah melebihi
Baku Mutu Air Kelas II, PP. No. 82. Tahun 2001.
Kemudian pengukuran EC dan TDS, menurut (Leonore et al., 1998) nilai TDS 100-
500 masih tergolong air yang bersih (fresh water). Sedangkan nilai EC masih bisa
digolongkan kategori air yang baik hal ini berdarkan dari beberapa literature di dalam
( Fitriyah, 2012) yakni Klasifikasi Air Irigasi Berdasarkan Daya Hantar Listrik (DHL).
Selain itu ada suhu rata-rata semua sampel memiliki kisaran yang baik, untuk menunjang
pertumbuhan optimal adalah 28 oC – 32 oC (Rompas, dkk. 2013). Hal ini menunjukkan
bahwa keadaan suhu rata-rata sampel air di masih layak dan bisa dikatakan normal.
Kemudian pada pengukuran salinitas semua sampel didapatkan 0 %/l, Salinitas merupakan
banyaknya atau berat kadar garam dari golongan halogen yang terdapat dalam satu kilogram
air, sifat paling penting dari salinitas yang menyangkut organisme akuatik adalah
mempengaruhi tekanan osmotik air. Semakin banyak kadar garam yang larut maka semakin
besar salinitas air dan semakin tinggi tekanan osmotiknya.
IV. Kesimpulan
Dari praktikum ini mahasiswa mampu mengenal, memahami dan,
mengoperasikan instrumen (peralatan) sampling air serta instrument analisa di
laboratorium. Pengkuran kualitas air dilakukan dengan parameter sifat fisik dan
kimianya yaitu DO, pH, EC, kekeruhan air, salinitas, suhu, dan TDS. Semua sampel
air diambil menggunakan water bottle sample setelah itu air dimasukkan ke dalam
botol winkler dan kemudian diukur menggunakan alat. .Peralatan tersebut antara lain
refraktofotometer alat untuk mengukur kadar salinitas air, DO meteruntuk mengukur
oksigen terlarut, turbidimeter untuk mengukur kekeruhan air, water quality checker
(Hanna instrument) alat ini digunakan untuk mengukur nilai pH, EC (Electrical
conductivity, dan TDS (Total dissolved solids.

DAFTAR PUSTAKA
Harjanto, dkk. 2017. Studi Peningkatan Kadar Dissolved Oksigen Air, Setelah Di Injeksi
Dengan Aerator Kincir Angin Savonius Arreus, Menggunakan Do Meter Type Lutron
Do-5510. Jurnal Ilmiah Teknosains. Vol. 3(2) : 114-122.
Lubis, dkk. 2020. Penurunan Kualitas Air Batang Ayumi Kota Pangsidimpuan. Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran MIPA. Vol. 5 (2) : .116-121.
Sukamto, dkk. 2015. Pengukuran Salinitas, Total Dissolved Solid (Tds) Dan Turbiditas Di
Wilayah Pesisir Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. BTL. Vo. 13 (1) : 43-49.
Astuti, 2014. Kualitas Air Irigasi Ditinjau Dari Parameter DHL, TDS, pH Pada Lahan Sawah
Desa Bulumanis Kidul Kecamatan Margoyoso. Jurnal Litbang. Vol.10 [1] : 35- 42.
Nurul, Saskia. 2016. Hubungan antara Pengukuran Salinitas terhadap Kualitas Air Bersih
Sungai Gambir, Semarang-Jawa Tengah dengan menggunakan Alat Hand
Refractometer. [Thesis]. Universitas Diponegoro Semarang.
Syabani, dkk. 2019. Portable Turbidimeter Dilengkapi Penyimpanan Data Berbasis Arduino.
Jurnal Teknik Elektromedik Indonesia. Vol .1 (1) : 13-18.
Mukarromah, Rosyidah. 2016. Analisis Sifat Fisis Dalam Studi Kualitas Air Di M
ata Air Sumber Asem Dusun Kalijeruk, Desa Siwuran, Kecamatan Garung, Kabupaten
Wonosobo. [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang.
Leonore, S.C, Egreenberg, A., & D.E. Andrew. 1998. Standart MethodsForTheExamination
of Waterand Wastewater. Edisi 20 th. USA : APHA AWWAWEF.
Rompas, dkk. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di Danau
Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa. Budidaya Perairan. Vol. 1 No. 2 : 8-19.
V. Lampiran
Tabel 1.1 Alat-alat Sampling
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1. DO meter untuk mengukur kadar
oksigen yang terlarut
dalam air
1.1 DO meter
(Sumber: Dok.Pribadi, 2020)
2. Refraktometer Mengukur salinitas pada
air

2.1 Refraktometer
(Sumber: Dok. Pribadi, 2020)
3. Hanna Mengukur TDS, dan ECm
instrumen pH, dan lain lain

3.1 TDS EC
(Sumber: Dok. Pribadi, 2020)
4. Turbidimeter Mengukur kekeruhan
pada air

4.1 Turbidimeter
(Sumber: Dok. Pribadi, 2020)

Tabel 1.2 Pengelompokkan instrument


No Jenis Instrumen Nama Alat Fungsi
1. Instrumen Horizontal water sampler Alat ini berfungsi untuk pengambilan sampel di
Sampling Air perairan dangkal atau perairan mendalam. Pada
bagian tertentu alat ini berbentuk botol. botol ini
disebut “horisontal” karena mereka turun sejajar
dengan bagian bawah.

Vertical water sampler Alat ini berfungsi untuk pengambilan sampel di


perairan dangkal atau perairan mendalam. Pada
bagian tertentu alat ini berbentuk botol dengan sistem
pengambilan vertikal

Bottle water sampler untuk mempermudah mengambil contoh air di suatu


badan air.

Plankton net peralatan yang digunakan untuk mengumpulkan


sampel plankton di genangan air. 

Eijkman grab  alat yang digunakan untuk mengambil sampel dari


dasar perairan. Prinsip kerja alat ini adalah
menggunakan dua skop yang digerakkan secara
manual, kawat pengait dan pegas.

Jala surber Untuk mengambil sampel bentos diperairan dangkal


yang berarus kuat dan dasar perairan yang berpasir
halus (sedikit berlumpu

Filter apparatus Untuk menyaring


2. Instrumen Impinger Untuk menetapkan kadar gas-gas berbahaya secara
Sampling udara konvensional, 

Low volume air sampler  untuk mengukur kadar kontaminan debu di udara.
yaitu debu total, debu PM 1o, maupun Debu PM 2,5
secara bersamaan. 

Vakum pump sebuah alat untuk mengeluarkan molekul-molekul


gas dari dalam sebuah ruangan tertutup untuk
mencapai tekanan vakum

flow meter  alat yang digunakan untuk engetahui adanya suatu


aliran matrial ( liquid, gas, powder ) dalam suatu jalur
aliran, dengan segala aspek aliran itu sendiri, yang
meliputi kecepatan aliran atau flow rate dan total
massa atau volume dari matrial yang mengalair
dalam jangka waktu tertentu

3. Instrumen Analisis Secci disk instrument alat sederhana yang digunakan untuk
mengukur transparansi air di lautan dan danau. 

Hygrometer thermometer mengukur kelembapan dan suhu udara.


Sound level meter untuk mengukur kebisingan antara 30-130 dB dalam
satuan dBA dari frekuensi antara 20-20.000Hz.

Anemometer mengukur kecepatan angin dan juga dapat


menentukan arah mata angin, pengamatan cuaca dan
meteorologi

Stopwatch untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan


dalam kegiatan. Stopwatch secara khas dirancang
untuk memulai dengan menekan tombol diatas dan
berhenti sehingga suatu waktu detik ditampilkan
sebagai waktu yang berlalu.

Hand tally counter  alat penghitung berupa angka yang dapat bertambah
secara otomatis jika anda menekan tombol yang
tersedia pada bagian hand tally counter. 

pH meter untuk mengukur nilai pH dari larutan untuk pH


meter air, dan mengukur nilai pH dari tanah untuk pH
meter tanah

Neraca analitik dirancang untuk mengukur massa kecil dalam rentang


sub-miligram

Oven  memamaskan atau mengeringkan alat-alat


laboratorium atau objek-objek lainnya., Biasanya
digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas
laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik.

Tanur perangkat yang digunakan untuk pemanasan.


Centrifuge alat yang digunakan untuk memutar sampel pada
kecepatan tinggi, memaksa partikel yang lebih berat
terkumpul ke dasar tabung

Ion selective meter salah satu jenis elektrode (half-cell) yang digunakan


dalam potensiometri untuk mengukur
jumlah ion terlarut dalam suatu larutan

Water quality checker utama sebagai alat ukur kualitas air, diantaranya
untuk mengukur suhu, kekeruhan air, oksigen
terlarut, konduktivitas, pH, potensial reduksi-oksidasi
(ORP), kedalaman air dan sebagai GPS.

Turbidimeter alat pengujian kekeruan dengan sifat optik akibat


dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai
perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap
cahaya yang datang

Conductivity meter  untuk mengukur nilai konduktivitas listrik


(specific/electric conductivity) suatu larutan atau
cairan

DO/BOD meter

Mengukur kandungan oksigen yang terlarut didalam


air sebagai parameter untuk mengukur kualitas air.
Dan mengukur jumlah oksigen terlarut yang
diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengurai
bahan organik didalam air.

BOD incubator plikasi pengukuran Biological Oxygen Demand


(BOD) dimana dibutuhkan inkubasi sampel dengan
suhu tertentu secara konstan dan stabil
(COD) Thermoeactor Menstabilkan reaksi pada suhu konstant pada
pengukuran COD Menganalisis banyak oksigen yang
dibutuhkan untuk mendestruksi bahan organik secara
kimi

Uv vis spektrofotmeter Mengukur absorbansi

AAS Absorbsi atom adalah spektroskopi atom yang


pertama kali dapat diandalkan untuk menganalisa
adanya logam dalam sampel yang berasal dari
lingkunga

TCLP analisis kimia yang digunakan sebagai metode


analitik untuk
mensimulasikan pencucian melalui TPA . Metodologi
pengujian digunakan untuk menentukan apakah suatu
limbah secara karakteristik berbahaya, 

Anda mungkin juga menyukai