Anda di halaman 1dari 7

EKOSISTEM BENTOS DI EKSOSISTEM PANTAI KARANG SERANG

Jilan Nuriah Hasanati1* , Mardiansyah2, Khohirul Hidayah2, Aprilia


Firdausya3, Egi Maulana Silaturahim3
1
Mahasiswa Prodi Biologi, 2Dosen Pengampu, 3Asisten Laboratorium
Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
*
Corresponding author : jilan.hasanati18@mhs.uinjkt.ac.id

Abstrak

Benthos merupakan organisme yang mendiami dasar perairan dan tinggal didalam atau di
permukaan substrat dasar perairan. Organisme ini terdiri atas kelompok hewan (zoobenthos) dan
tumbuhan (fitobenthos). Bentos sebagai organisme dasar perairan yang memiliki habitat yang
relatif tetap. Dengan sifat yang demikian, perubahan kualitas air dan substrat tempat hidupnya
sangat mempengaruhi komposisi maupun kemelimpahannya. Komposisi maupun kemelimpahan
makroinvertebrata tergantung kepada toleransinya terhadap perubahan lingkungan. Tujuan
praktikum ini adalah Kita dapat mengetahui keberadan spesies bentos yang ada di Pantai Karang
Serang serta mengetahui hubungan kualitas pada kawasan tersebut. Metode pengamatan
dilakukan dengan membagi daerah pengamat menjadi 3 titik titik titik pertama jauh dari
mangrove, titik kedua pertengahan dari mangrove dan titik ke tiga dekat dengan mangrove.
Kemudian bentos yang ditemukan difoto sebagai data dan dokumentasi. Bentos yang ditemukan
yakni Littrorina sp dan L. scabra mereka berada di substrat bebatuan tepatnya berada batu
pemecah ombak. Jenis bentos yang ditemukan hanya sedikit yang memungkinkan bahwa
kawasan tersebut telah tercemar.

Kata Kunci : Bentos, Gastropoda, Kualitas perairan, Substrat bebatuan

PENDAHULUAN

Benthos merupakan organisme yang sifat yang demikian, perubahan kualitas air
mendiami dasar perairan dan tinggal dan substrat tempat hidupnya sangat
didalam atau di permukaan substrat dasar mempengaruhi komposisi maupun
perairan. Organisme ini terdiri atas kemelimpahannya. Komposisi maupun
kelompok hewan (zoobenthos) dan kemelimpahan makroinvertebrata tergantung
tumbuhan (fitobenthos). Hewan bentos atas kepada toleransinya terhadap perubahan
tiga golongan yaitu: Makrofauna atau lingkungan. Setiap komunitas memberikan
makrozoobentos yang merupakan 156 respon terhadap perubahan kualitas habitat
kelompok hewan bentos berukuran ≥ 0,5 dengan cara penyesuaian diri pada struktur
mm, mesofauna atau mesozoobentos yang komunitas (Ardian dkk.., 2018).
merupakan kelompok hewan bentos
berukuran 0,5 – 0,1 mm, mikrofauna atau Kawasan pesisir pantai dibentuk oleh
mikrozoobentos yang merupakan kelompok berbagai ekosistem yang dicirikan oleh sifat
hewan bentos berukuran < 0,1 mm. Bentos dan proses biotik dan abiotik yang jelas, satu
sebagai organisme dasar perairan yang sama lain tidak berdiri sendiri, bahkan saling
memiliki habitat yang relatif tetap. Dengan berkaitan (Nybakken, 1992). Menurut
Dahuri (2003) bahwa kawasan pesisir pantai sering di pantai tersebut di pasang pemecah
adalah unik, karena dipengaruhi oleh gelombang (breakwater). Hal ini terjadi di
berbagai aktifitas manusia dan proses alami Pantai Parang Serang. Kawasan tersebut
baik di kawasan bagian atas daratan (Uplan terlihat adanya batu pemecah gelombang
areas) maupun di lautan atau samudra (breakwater). Di pemecah gelombang
(ocean). Berbagai jenis ekosistem yang terdapat bentos berupa gastropoda yang
ditemukan di wilayah pesisir mulai dari setiap waktu mendapat tekanan, pengaruh
daerah pasang surut, hutan bakau, terumbu gelombang yang kuat dan akan senantiasa
karang, padang lamun, estuaria, dan salah untuk tetap bertahan hidup di tempat itu
satu hewan yang berinteraksi di dalam (Tamba dkk., 2014). Praktikum ini
wilayah ini adalah hewan yang termasuk bertujuan untuk mengetahui keberadan
dalam filum moluska atau yang sering spesies bentos yang ada di Pantai Karang
disebut hewan lunak. Air laut merupakan Serang serta mengetahui hubungan kualitas
komponen penting dalam komoditi pada kawasan tersebut.
lingkungan kawasan pesisir pantai. Aktivitas
manusia dengan adanya pertumbuhan dan METODE
populasi yang tinggi di kawasan pesisir
menimbulkan permasalahan bagi kelestarian Praktikum ini dilakukan di Pantai
lingkungan hidup. Kawasan pesisir pantai Karang Serang Tangerang pada tanggal 19
merupakan tempat bertemunya daratan dan November 2020 jam 06:00 WIB. Alat yang
air laut. Kawasan pesisir dan laut di digunakan dalam pengamatan kali ini adalah
Indonesia memegang peranan penting, kamera ponsel, prosedur pengamatan
kawasan pesisir memiliki nilai strategis dilakukan dengan membagi daerah
berupa potensi sumberdaya alam dan jasa- pengamat menjadi 3 titik .titik pertama jauh
jasa lingkungan yang disebut sumberdaya dari mangrove, titik kedua pertengahan dari
pesisir (Suyanto dkk, 2020). mangrove dan titik ke tiga dekat dengan
mangrove. Kemudian bentos yang
Kawasan pantai karang serang ditemukan difoto sebagai data dan
terdapat batu pemecah omabak. Suatu pantai dokumentasi.
menghadapi permasalahan abrasi maka

Gambar 1. Daerah Pengamatan


HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Bentos di Pantai Karang Serang

No. Titik Pengamatan Posisi dengan Keadaan Substrat Jenis


Makrozoobenthos Mangrove Batu Makrozoobenthos

1. Titik 1 Jauh dengan Terkena Ombak Littorina sp


mangrove
Tidak Terkena -
Ombak
2. Titik 2 Cukup dekat Terkena Ombak Littorina sp
dengan
mangrove Tidak Terkena Littoraria scabra dan
Ombak Littorina sp
3. Titik 3 Sangat dekat Terkena Ombak Littrorina sp
dengan
mangrove Tidak Terkena Littoraria scabra dan
Ombak Littorina sp

Terdapat bentos berupa gastropoda. adalah famili Littorinidae. siput


Gastropoda atau yang lebih dikenal dengan Littorinidae merupakan fauna umum
siput atau keong merupakan kelas yang supralittoral disebagian besar belahan
memiliki anggota terbanyak dalam filum dunia dan biasanya ditemukan pada
moluska. Gastropoda memiliki ciri utama substrat berbatu. Gastropoda Littorinidae
yakni cangkang tunggal, berulir, memiliki dapat beradaptasi dengan baik pada
kepala yang berkembang baik, serta kondisi intertidal kering yang tinggi,
dilengkapi dengan tentakel, mata, dan dimana faktor ketersediaan makanan,
radula. Gastropoda digunakan sebagai persaingan dan pemangsaan diperkirakan
bioindikator pada suatu ekosistem perairan. akan mengganggu kelangsungan hidup dan
Gastropoda merupakan biota air yang distribusinya di sepanjang pantai. Selain
umumnya tidak dapat bergerak cepat dan itu, Alfaro (2007) menambahkan
mudah terpengaruh oleh adanya bahan bahwa sebagian besar Littorinidae
pencemar kimiawi serta keberadaan lumpur, melakukan transisi yang hampir
pasir dan arus air. Pada perairan yang belum sempurna ke lingkungan terestrial,
tercemar sebaran organisme gastropoda ini kecuali ketergantungan mereka pada air
relatif merata begitu juga sebaliknya pada laut untuk perkembangan larva dan
perairan yang sudah tercemar akan ada memperbarui sumber makanan
spesies yang mendominasi. Perubahan mikroskopis pada permukaan mangrove
substrat dan penambahan bahan pencemar (Syahrial, 2018). Gastropoda yang
akan berpengaruh terhadap kepadatan, ditemukan di kawasan terseut yakni
komposisi dan tingkat keragaman gastropoda pengunjung, contohnya yaitu
zoobenthos (Angraini, 2019). Gastropoda spesies Littorina scabra
merupakan Gastropoda pengunjung dan
Berdadarkan Tabel 1.Dari ke tidak hidup menempel pada batu karang.
titik pengamat ditemukan gastropoda famili (Ayunda, 2011) menambahkan bahwa
Littorinidae. Salah satu gastropoda yang Littorina scabra merupakan kelompok
berasosiasi dengan hutan mangrove Gastropoda fakultatif, yaitu jenis – jenis
Gastropoda yang mempergunakan ekosistem batuan kerikil merupakan lingkungan hidup
lain sebagai salah satu tempat hidupnya. yang baik bagi hewan benthos. Perairan
Jenis – jenis Gastropoda tersebut memiliki yang berupa pasir merupakan lingkungan
frekuensi dan kepadatan tinggi hanya hidup yang kurang baik untuk hewan
apabila kondisi memungkinkan untuk benthos (Koesobiono, 1971). Gastropoda di
hidupnya (Sianu dkk., 2014). Tidak banyak pantai konservasi pariaman pada umumnya
jenis bentos yang ditemukan di kawasan menempel pada subsrat yang keras seperti
tersebut. Hanya ada 2 jenis yang ditemukan bebatuan di sepanjang pantai. Gastropoda
dalam keadaan utuh/hidup, dan memang tidak terdapat di dasar perairan yang
terlihat mendominasi. Ini mengindikasikan bersubstrat pasir karena butiran sedimen
bahwa kawasan tersebut kemungkinan besar yang halus. Pergerakan gastropoda yang
telah tercemar. Hal ini berdasarkan pada dipengaruhi oleh faktor lingkungan pada
perairan yang sudah tercemar akan ada umumnya disebabkan oleh adanya
spesies yang mendominasi dan Suatu perubahan pasang surut. Gastropoda yang
ekosistem yang masih alami dan belum menempel pada batu selalu bergerak
terganggu oleh aktifitas manusia biasanya mengikuti gerakan pasang surut permukaan
memiliki keanekaragaman jenis biota yang air laut misalnya berada di atas garis air
tinggi (Zein, 2019). Menurut Henni (2007) surut dan tidak terbenam oleh air. Dari
bahwa pencemaran laut pesisir pada beberapa jenis gastropoda yang ditemukan
umumnya terjadi karena adanya pemusatan di pantai tersebut ada gastropoda yang
penduduk, pariwisata dan industrialisasi di mampu bertahan terhadap hempasan arus
daerah pesisir dimana aktivitas-aktivitas dan gelombang, tetapi ada juga gastropoda
tersebut baik langsung maupun secara tidak yang beradaptasi dengan melindungi diri di
langsung (melalui limbah buangannya) balik bebatuan untuk menghindari arus dan
sering mengganggu di perairan laut daerah gelombang (Tamba dkk., 2014).
pesisir.Hal ini dapat dilihat dari daerah atau
kawasan tersebut, terlihat kotor, dan banyak KESIMPULAN
sampah. Perlu diketahui pula Jenis
Gastropoda L. scabra pernah digunakan Kita dapat mengetahui keberadan
dalam studi akumulasi logam berat pada spesies bentos yang ada di Pantai Karang
ekosistem oleh Wolf et al., 2001; Wolf dan Serang serta mengetahui hubungan kualitas
Rashid, 2008 dalam Zein, 2019). Hal ini pada kawasan tersebut. Bentos yang
semakin memperkuat kemungkinan bahwa ditemukan yakni Littrorina sp dan L. scabra
kawasan tersebut telah tercemar. mereka berada di substrat bebatuan tepatnya
berada batu pemecah ombak. Jenis bentos
Bentos yang telah ditemukan berada yang ditemukan hanya sedikit yang
di substrat batu pemecah ombak. Pergerakan memungkinkan bahwa kawasan tersebut
gastropoda di pemecah gelombang telah tercemar. pencemaran laut pesisir pada
tergantung kepada penyebabnya seperti umumnya terjadi karena adanya pemusatan
gerakan sesuatu yang mendekatinya penduduk, pariwisata dan industrialisasi di
(manusia dan biota lain), hempasan daerah pesisir dimana aktivitas-aktivitas
gelombang/ombak, faktor ter-exposed tersebut baik langsung maupun secara tidak
(terdedah) dan yang paling penting adlah langsung (melalui limbah buangannya)
ketersediaan makanan. Seperti yang sering mengganggu di perairan laut daerah
disampaikan oleh Odum (1971), substrat pesisir.
dasar yang merupakan batu-batu pipih dan
DAFTAR PUSTAKA Syahrial. 2018. Distribusi Spasial
Gastropoda Littoraria Scabra Di Hutan
Ardian, dkk. 2018. Struktur Komunitas Mangrove Pulau Tunda, Serang, Banten.
Benthos Di Perairan Pantai Nipah Journal Of Marine Research And
Gampong Rabo Pulau Aceh Kabupaten Technology. Vol.1 (1); 17-21.
Aceh Besar. Prosiding Seminar Nasional
Biotik 2018 ISBN: 978-602-60401-9. Sianu, dkk. 2014. Keanekaragaman dan
Asosiasi Gastropoda dengan Ekosistem
Suyanto, dkk. 2020. Analisis Struktur Lamun di Perairan Teluk Tomini. Jurnal
Komunitas Makrozoobenthos Pada Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol.
Mikroekosistem Tidepool Terhadap II(IV) ; 156-163.
Kualitas Perairan Pantai Tanjung Dewa.
Jurnal Akrab Juara. Vol. 5 (3): 198-208. Ayunda, R. 2011. Struktur Komunitas
Gastropoda pada Ekosistem Mangrove
Tamba, dkk. 2014. Life pattern of Di Gugus Pulai Pari, Kepulauan Seribu.
gastropods on breakwater and sandy Skripsi. Program S1 Biologi. Depok.
beach ecosystem in water conservation Universitas Indonesia.
area pariaman city west sumatra
province. Jurnal Online Mahasiswa. Zein, Alfin. 2019. Studi Keanekaragaman
Vol. 1 (1). Moluska (Gastropoda Dan Bivalvia)
Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan
Angraini, Tia. 2019. Analisis Status Di Pesisir Pulau Bawean, Kabupaten
Pencemaran Air dengan Gastropoda Gresik. [Skripsi]. Universitas Islam
Sebagai Bioindikator di Pantai Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Pandaratan Desa Jaring Halus
Kabupaten Langkat Sumatera Utara. LAMPIRAN
[Skripsi]. Universitas Sumatra Utara.

Titik 1

Gambar 2.1. Daerah kawasan pantai 1 Gambar 2.2. Bentos berada di substrat batu kena ombak
Gambar 2.3. Kawasan yg dipenuhi banyak sampah Gambar 2.4. bentos di substrat batu tidak kena ombak

Titik 2

Gambar 2.5 Bentos berada di substrat batu langsung kena ombak Gambar 2.6 Kawasan titik 2 pantai

Gambar 2.7 bentos di substrat batu tidak kenal ombak


Titik 3

Gambar 2.9 Substrat batu kena ombak

Gambar 2.8 daerah pengamat

Gambar 2.10. Substrat batu tidak kena ombak

Anda mungkin juga menyukai