Anda di halaman 1dari 7

KONSEP PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU DAN

BERKELANJUTAN YANG BERBASIS MASYARAKAT

Muhamad Dio Fabianto*), Pieter Th Berhitu**)

Abstrak
Wilayah pesisir memiliki nilai strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan sekaligus merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap kerusakan dan
perusakan. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan yang bijaksana dengan menempatkan kepentingan
ekonomi secara proporsional dengan kepentingan lingkungan, baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang Konsep pengelolaan wilayah pesisir adalah fokus pada karakteristik wilayah dari
pesisir itu sendiri, dimana inti dari konsep pengelolaan pengelolaan wilayah adalah kombinasi dari
pembangunan adaptif, terintegrasi, lingkungan, ekonomi dan sistem sosial. Strategi dan kebijakan yang
diambil didasarkan pada karakteristik pantai, sumberdaya, dan kebutuhan pemanfaatannya. Oleh
karena itu dadalam proses perencanaan wilayah pesisir, dimungkinkan pengambilan keputusan
diarahkan pada pemeliharan untuk generasi yang akan dating (pembangunan berkelanjutan). Idealnya,
dalam sebuah proses pengelolaan kawasan pesisir yang meliputi perencanaan, implementasi dan
evaluasi, harua melibatkan minimal tiga unsur yaitu ilmuwan, pemerintah, dan masyarakat. Proses
alam lingkungan pesisir dan perubahan ekologi hanya dapat dipahami oleh ilmuan dan kemudian
pemahaman tersebut menjadi basis pertimbangan bagi pemerintah untuk melaksanakan program
pembangunan yang menempatkan masyarakat pesisir sebagai pelaku dan tujuan meningkatkan sosial
ekonomi kawasan
Key Word; Wilayah Pesisir, Berkelanjutan, Berbasis Masyarakat

I. PENDAHULUAN daratan. Wilayah pesisir memilikinilai ekonomi


Indonesia merupakan Negara Kepulauan tinggi, namun terancam keberlanjutannya.
dengan jumlah pulau yang mencapai 17.508 Dengan potensi yang unik dan bernilai
dan panjang garis pantai kurang lebih 81.000 ekonomi tadi maka wilayah pesisir dihadapkan
Km (DKP, 2008). Keadaan ini menyebabkan pada ancaman yang tinggi pula, maka
kawasan pesisir menjadi andalan sumber hendaknya wilayah pesisir ditangani secara
pendapatan masyarakat Indonesia. Secara khusus agar wilayah ini dapat dikelola secara
umum, wilayah pesisir dapat didefenisikan berkelanjutan.
sebagai wilayah pertemuan antara ekosistem Transisi antara daratan dan lautan di wilayah
darat, ekosistem laut dan ekosistem udara yang pesisir telah membentuk ekosistem yang
saling bertemu dalam suatu keseimbangan beragam dan sangat produktif serta
yang rentan (Beatly et al, 2002).
memberikan nilai ekonomi yang luar biasa
Menurut Kay dan Alder pesisir adalah wilayah
yang unik, karena dalam konteks bentang alam, terhadap manusia. Sejalan dengan pertambahan
wilayah pesisir merupakan tempat bertemunya penduduk dan peningkatan kegiatan
daratan dan lautan. Lebih jauh lagi, wilayah pembangunan sosial-ekonomi “nilai” wilayah
pesisir merupakan wilayah yang penting pesisir terus bertambah. Konsekuensi dari
ditinjau dari berbagai sudut pandang tekanan terhadap pesisir ini adalah masalah
perencanaan dan pengelolaan. Departemen pengelolaan yang timbul karena konflik
Kelauatan dan Perikanan dalam rancangan
pemanfaatan yang timbul akibat berbagai
Undang-undang Pengelolaan Wilayah Pesisir
Terpadu mendefenisikan wilayah pesisir kepentingan yang ada di wilayah pesisir
sebagai kawasan peralihan yang (Nurmalasari, 2001
menghubungkan ekosistem darat dan
ekosistem laut yang terletak antara batas II. KAJIAN PUSTAKA
sempadan kea rah darat sejauh pasang tertinggi
dan ke arah laut sejauh pengaruh aktivitas dari

*)
Muhamad Dio Fabianto; Alumni Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Pajajaran
*)Pieter Th berhitu; Dosen Fakultas Teknik Unpatti Ambon
Muhamad Dio Fabianto, Pieter Th Berhitu;Konsep Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu 2055
Dan Berkelanjutan Yang Berbasis Masyarakat

II.1 Pengertian Pengelolaan Pesisir Secara terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara
Terpadu Dan Berkelanjutan Yang dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi
Galala 2046
Berbasis Masyarakat kemakmuran rakyat. Ketentuan tersebut secara
tegas menginginkan agar pelaksanaan
2.1. 1 Pengelolaan Pesisir Terpadu penguasaan Negara atas sumber daya alam
Pesisir Terpadu (P2T) adalah proses yang khususnya sumber daya pesisir dan lautan
dinamis yang berjalan secara terus menerus, diarahkan kepada tercapainya manfaat yang
dalam membuat keputusan-keputusan tentang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat
pemanfaatan, pembangunan dan perlindungan banyak, dan juga harus mampu mewujudkan
wilayah dan sumberdaya pesisir dan lautan. keadilan dan pemerataan sekaligus
Bagian penting dalam pengelolaan terpadu memperbaiki kehidupan masyarakat pesisir
adalah perancangan proses kelembagaan untuk serta memajukan desa-desa pantai.
mencapai harmonisasi dalam cara yang dapat
diterima secara politis. II.2.Pemanfaatan Dan Pengelolaan Potensi
Pesisir Di Daerah
2.1.2. Pengelolaan Pesisir Secara
Berkelanjutan Secara alamiah potensi pesisir di daerah
Suatu kegiatan dikatakan keberlanjutan, dimanfaatkan langsung oleh masyarakat yang
apabila kegiatan pembangunan secara bertempat tinggal di kawasan tersebut yang
ekonomis, ekologis dan sosial politik bersifat pada umumnya terdiri dari nelayan. Nelayan di
berkelanjutan. Berkelanjutan secara ekonomi pesisir memanfaatkan kekayaan laut mulai dari
berarti bahwa suatu kegiatan pembangunan ikan, rumput laut, terumbu karang dan
harus dapat membuahkan pertumbuhan sebagainya untuk memenuhi kebutukan
ekonomi, pemeliharaan capital (capital hidupnya. Pada umumnya potensi pesisir dan
maintenance), dan penggunaan sumberdaya kelautan yang di manfaatkan oleh nelayan
serta investasi secara efisien. Berkelanjutan terbatas pada upaya pemenuhan kebutuhan
secara ekologis mengandung arti, bahwa hidup.
kegiatan dimaksud harus dapat Pemanfaatan potensi daerah pesisir secara
Terhadap Karakteristik Perpindahan Panas Konveksi Natural Pada Pelat Datar
mempertahankan integritas ekosistem, besar-besaran untuk mendapatkan keuntungan
memelihara daya dukung lingkungan, dan secara ekonomis dalam rangka peningkatan
konservasi sumber daya alam termasuk pertumbuhan perekonomian rakyat belum
keanekaragaman
Koefisien Konveksi Oven Rumah Tangga hayati (biodiversity), banyak dilakukan. Pemanfaatan pesisir untuk
sehingga diharapkan pemanfaatan sumberdaya usaha ekonomi dalam skala besar baru
dapat berkelanjutan. Sementara itu, dilakukan pada sebagian Kabupaten dan Kota
berkelanjutan secara sosial politik yang berada di daerah pesisir. Pada umumnya
mensyaratkan bahwa suatu kegiatan usaha ekonomi pemanfaatan daerah pesisir ini
pembangunan hendaknya dapat menciptakan bergerak disektor pariwisata. Sejalan dengan
pemerataan hasil pembangunan, mobilitas pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah
sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat, Daerah berupaya untuk memanfaatkan potensi
pemberdayaan masyarakat (dekratisasi), daerah pesisir ini untuk meningkatkan
identitas sosial, dan pengembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Disamping itu
kelembagaan. Pemerintah Daerah juga memanfaatkan potensi
daerah pesisir ini untuk meningkatkan
2.1.3. Pengelolaan Pesisir Berbasis pertumbuhan dan perekonomian masyarakat di
Masyarakat daerah.
Pengelolaan berbasisi masyarakat dapat Mengingat kewenangan daerah untuk
diartikan sebagai suatu system pengelolaan melakukan pengelolaan bidang kelautan ang
sumber daya alam disuatu tempat dimana termasuk juga daerah pesisir masih merupakan
masyarakat lokal ditempat tersebut terlibat kewenangan baru bagi daerah maka
secara aktif dalam proses pengelolaan sumber pemanfaatan potensi daerah pesisir ini belum
daya alam yang terkandung didalamnya sepenuhnya dilaksanakan oleh Daerah
(Nurmalasari, 2001). Di Indonesia pengelolaan Kabupaten atau kota yang berada di pesisir.
sumberdaya berbasis masyarakat sebenarnya Jadi belum semua Kabupaten dan Kota yang
telah ditetapkan dalam Pasal 33 Undang- memanfaatkan potensi daerah pesisir.
Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa
bumi dan air dan kekayaan alam yang
2056Jurnal TEKNOLOGI, Volume11 Nomor2, 2014; 2054 - 2058

II.3Permasalahan Pemanfaatan Dan  Adanya kesan bahwa sebagian daerah


Pengelolaan Pesisir melakukan pengkaplingan wilayah laut da
pantainya. Utuk itu perlu diterapkan oleh
Pemanfatan dan pengelolaan daerah pusat pedoman bagi pelaksanaan
pesisir yang dilakukan oleh masyarakat kewenangan daerah di bidang kelautan.
maupun daerah sebagian belum memenuhi
ketentuan pemanfaatan sumber daya alam  Pemanfaatan daearah terhadap daerah pesisir
secara lestari dan berkelanjutan. Hal ini akan sebagai suatu kesatuan ekosisitem yang
berpengaruh terhadap kondisi dan kelestarian tidak dibatasi oleh batas wilayah
pesisir dan lingkungannya. Penyebab degradasi administrative pemerintahan.
kondisi daerah pesisir secara tidak langsung  Pemanfaatan dan pengelolaan daerah pesisir
juga disebabkan oleh pengelolaan sumber daya secara alami dan berkelanjutan.
alam di hulu yang berpengaruh terhadap muara
di pesisir. Kebijakan reklamasi yang tidak
III.1 Kebijakan, Strategi Dan Perencanan
berdasarkan kepada analisa dampak
Pengelolaan Wilayah Pesisir
lingkungan pada beberapa daerah juga
berpengaruh terhadap ekosistem dipesisir. Menteri Kimpraswil dalam Seminar Umum
Perizinan pengembangan usaha bagi kelangan Dies Natalis ITS ke-34 menyatakan beberapa
dunia usaha selama ini sebagian besar menjadi kebijakan nasional yang terkait dengan
kewenangan pusat. Kadangkala dalam hal ini pengelolaan wilayah laut dan pesisir adalah
pemberian izin tersebut tanpa memperhatikan sebagai berikut :
kepentingan daerah dan masyarakat setempat. 1. Revitalisasi kawasan berfungsi lindung,
Jika kita perhatikan berbagai permasalahan mencakup kawasan-kawasan lindung yang
yang timbul dalam pemanfaatan dan terdapat di wilayah darat dan wilayah
pengelolaan daerah pesisir dapat disimpulkan laut/pesisir, daalm rangka menjaga kualitas
beberapa hal sebagai berikut : lingkungan hidup sekaligus mengamankan
 Pemanfaatan dan pengelolaan daerah belum kawasan pesisir dari ancaman bencana
diatur dengan peraturan perundang-ungan alam. Salah satu factor penyebab berbagai
yang jelas, seingga daerah mengalami permasalahan di wilayah laut dan pesisir
kesulitan dalam menetapkan sesuatu adalah hilangnya fungsi lindung kawasan-
kebijakan. kawasan yang seharusnya ditetapkan
sebagai kawasan lindung, termasuk
 Pemanfaatan dan pengelolaan daerah pesisir
kawasan lindung di wilayah daratan yang
cendrung bersifat sektoral, sehingga
mengakibatkan pendangkalan perairan
kadangkala melahirkan kebijakan yang
pesisir, kerusakan padang lamun, dan
tumpang tindih satu sama lain.
kerusakan terumbu karang (coral
 Pemanfatan dan pengelolaan daerah pesisir bleaching).
belum memperhatikan konsep daerah pesisir 2. Pengembangan ekonomi masyarakat pesisir
sebagai suatu kesatuan ekosistem yang tidak berbasis potensi dan kondisi sosial budaya
dibatasi oleh wilayah administratif setempat untuk meningkatkan kesejahteraan
pemerintahan, sehingga hal ini dapat masyarakat melalui pemanfaatan sumber
menimbulkan konflik kepentingan antar daya laut dan pesisir secara optimal dan
daerah berkelanjutan. Peningkatan tingkat
kesejahteraan masyarakat pesisir
 Kewenangan daerah dalam rangka otonomi merupakan salah satu kunci dalam
daerah belum dipahami secara komprehensif mengurangi tekanan terhadap ekosistem
oleh para stakeholders, sehingga pada setiap laut dan pesisir dari pemanfaatan sumber
daerah dan setiap sector timbul berbagai daya yang tidak terkendali.
pemahaman dan penafsiran yang berbeda 3. Peningkatan pelayanan jaingan prasarana
dalam pemanfaatan dan pengelolaan daerah wilayah untuk menunjang pengembangan
pesisir. ekonomi di wilayah laut dan pesisir.
Ketersediaan jaringan prasrana wilayah
Menurut APKASI isu-isu penting yang perlu yang memadai akan menunjang
segera diluruskan dalam pemanfaatan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan
pengelolaan daerah pesisir ke depan antara pesisir secara optimal serta menunjang
lain, yaitu :
Muhamad Dio Fabianto, Pieter Th Berhitu;Konsep Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu 2057
Dan Berkelanjutan Yang Berbasis Masyarakat

fungsi pesisir sebagai simpul koleksi- masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber
Galala 2046 distribusi produk kegiatan ekonomi daya alam dan wilayah pesisir dan laut adalah
masyarakat. dengan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kesadaran masyarakat untuk
Strategi pengembangan masyarakat ebrbuat sesuatu demi melindungi sumber daya
pesisir dapat dilakukan melalui dua pendekatan alam. Pengetahuan dan keterampilan tersebut
yaitu, yang bersifat struktural dan non tidak harus berkaitan langsung dengan upaya-
structural. Pendekatan structural dalah upaya penanggulangan maslah kerusakan
pendekatan makro yang menekankan pada sumber daya alam tetapi juga hal-hal yang
penataan sisitem dan struktur sosial politik. berkaitan dengan usaha ekonomi, terutama
Pendekatan ini mengutamakan peranan instansi dalam rangka membekali masyarakat dengan
yang berwenang atau organisasi yang dibentuk usaha ekonomi alternative sehingga tidak
untuk pengelolaan pesisir laut. Dalam hal ini merusak lingkungan, antara lain yaitu :
peranan masyarakat sangat penting tetapi akan Peningkatan pengetahuan dan wawasan
kurang kuat karena aspek struktural biasanya lingkungan
lebih efektif bila dilakukan oleh pihak-pihak  Pengembangan keterampilan masyarakat
yang mempunyai kewenangan, paling tidak  Pengembangan kapasitas masyarakat
pada tahap awal. Dilain pihak pendekatan non  Pengembangan kualitas diri
struktural adalah pendekatan yang subyektif.  Peningkatan motivasi masyarakat untuk
Pendekatan ini mengutamakan pemberdayaan berperan serta
masyarakat secara mental dalam rangka  Penggalian dan pengembangan nilai
meningkatkan kemampuan anggota masyarakat tradisional masyarakat.
untuk ikut serta dalam pengelolaan dan
persoalan pesisir laut. Kedua pendekatan Konsep pengelolaan wilayah pesisir adalah
tersebut harus saling melengkapi dan fokus pada karakteristik wilayah dari pesisir itu
dilaksanakan secara integratif. sendiri, dimana inti dari konsep pengelolaan
Sasaran utama pendekatan structural adalah pengelolaan wilayah adalah kombinasi dari
Terhadap Karakteristik Perpindahan
tertatanya Panas
struktur Konveksi
dan sistemNatural Pada Pelat
hubungan Datar pembangunan adaptif, terintegrasi, lingkungan,
antara
semua komponen dan system kehidupan, baik ekonomi dan sistem sosial. Strategi dan
di wilayah pesisir dan laut maupun komponen kebijakan yang diambil didasarkan pada
pendukung yang terkait, termasuk komponen karakteristik pantai, sumberdaya, dan
Koefisien Konveksi Oven Rumah
sosial, Tanggadan fisik. Dengan penataan
ekonomi kebutuhan pemanfaatannya. Oleh karena itu
aspek structural, diharapkan masyarakat dadalam proses perencanaan wilayah pesisir,
mendapatkan kesempatan lebih luas untuk dimungkinkan pengambilan keputusan
memanfaatkan sumber daya alam secara diarahkan pada pemeliharan untuk generasi
berkelanjutan. Selain itu penataan struktur dan yang akan dating (pembangunan
sisitem hubungan sosial dan ekonomi tersebut berkelanjutan). Idealnya, dalam sebuah proses
diharapkan dapat menciptakan peluang bagi pengelolaan kawasan pesisir yang meliputi
masyarakat untuk ikut serta melindungi sumber perencanaan, implementasi dan evaluasi, harua
daya alam dari ancaman yang dating baik dari melibatkan minimal tiga unsur yaitu ilmuwan,
dalam maupun dari luar. Langkah ini pemerintah, dan masyarakat. Proses alam
diharapkan dapat mengurangi bahkan lingkungan pesisir dan perubahan ekologi
menghilangkan masalah-masalah sosial dan hanya dapat dipahami oleh ilmuan dan
ekonomi yang utama yang selama ini secara kemudian pemahaman tersebut menjadi basis
terus-menerus menempatkan masyarakat pertimbangan bagi pemerintah untuk
(lokal) pada posisi yang sulit. melaksanakan program pembangunan yang
Pendekatan subyektif atau non-struktural menempatkan masyarakat pesisir sebagai
adalah pendekatan yang menempatkan manusia pelaku dan tujuan meningkatkan sosial
sebagai subyek yang mempunyai keleluasaan ekonomi kawasan. .
untuk berinisiatif dan berbuat menurut perencanaan pembangunan pesisir secara
kehendaknya. Pendekatan tersebut berasumsi terpadu harus memperhatikan tiga prinsip
bahwa masyarakat lokal dengan pengetahuan, pembnagunan berkelanjutan untuk pengelolaan
keterampilan dan kesadarannya dapat2058Jurnal TEKNOLOGI,
wilayah Volume11
pesisir yang dapatNomor2, 2014; sebagai
diuraikan 2054 - 2058
meningkatkan peranannya dalam perlindungan berikut ;
sumber daya alam sekitarnya. Karena itu, salah  Instrumen ekonomi lingkungan telah
satu upaya untuk meningkatkan peran menjadi bagian dari pengambilan
keputusan, yang memasukkan parameter dalam jangka pendek maupun jangka
lingkungan untuk melihat analisis biaya panjang.
manafaat (cost benefit analysis). Misalnya  Pengelolaan berbasis masyarakat dapat
pembangunan pabrik di wilayah pesisir diartikan sebagai suatu sistem pengelolaan
harus memperhitungkan tingkat sumber daya alam disuatu tempat dimana
pencemarannya terhadap laut, perlunya masyarakat lokal ditempat tersebut terlibat
pengelolaan limbah ikan di Tempat secara aktif dalam proses pengelolaan
Pelelangan Ikan, dan lain-lain. sumber daya alam yang terkandung di
dalamnya. Strategi pengembangan
 Isu lingkungan seperti konservasi masyarakat dapat dilakukan melalui dua
keanekaragaman hayati menjadi perhatian pendekatan yatu, yang bersifat struktural
utama dalam pengambilan keputusan. dan non-struktural.
 Konsep pengelolaan wilayah pesisir secara
 Pembangunan berkelanjutan sangat berkelanjutan berfokus pada karakteristik
memperhatikan kualitas hidup manusia ekositem pesisir yang bersangkutan, yan
pada saat sekarang dan masa yang akan dikelola dengan memperhatikan aspek
dating, termasuk didalamnya adalah sarana parameter lingkungan, konservasi, dan
pendidikan bagi masyarakat pesisir, kualitas hidup masyarakat, yang selanjutnya
penyediaan fasilitas kesehatan dan sanitasi diidentifikasi secara komprehensif dan
yang memadai, dan mitigasi bencana. terpadu melalui kerjasama masyarakat,
Strategi pengelolaan tersebut merupakan ilmuan da pemerintah, untuk menemukan
upaya-upaya pemecahan masalah-masalah strategi-strategi pengelolaan pesisir yang
wilayah pesisir yang yang harus dipecahkan tepat
melalui program-program pembangunan.
Lebih lanjut lagi dapat disimpulkan bahwa DAFTAR PUSTAKA
factor-faktor yang harus diperhatikan Akil, Sjarifuddin. 2002. Kebijakan
berkenaan dengan program-program Kimpraswil Dalam Rangka
pengelolaan sumberdaya pesisir yaitu; Percepatan Pembangunan Kelautan
 Pemerintah harus memiliki inisiatif dalam dan Perikanan. Makalah Rapat
menanggapi berbagai permasalahan Koordinasi Nasional Departemen
degradasi sumberdaya yang terjadi dan Kelautan dan perikanan Tahun 2002.
konflik yang melibatkan banyak Jakarta.
kepentingan. Nurmalasari, Y. Analisis Pengelolaan
 Batas wilayah hukum secara geografis Wilayah Pesisr Berbasis
harus ditetapkan (meliputi wilayah perairan Masyarakat. www. Stmik-
im.ac.id/userfiles/jurnal%20yessi.pdf.
dan wilayah darat)
Asosiasi Pemeritah Kabupaten Seluruh
 Dicirikan dengan integrasi dua atau lebih Indonesia (APAKASI). 2001.
sektor, didasarkan pada pengakuan alam Permasalahan dan Isu Pengelolaan
dan sistem pelayanan umum yang saling dan Pemanfaatan Pesisir Di Daerah.
berhubungan dalam penggunaan pesisir dan http://aplikasi.or.id/modules.php?name
lingkungan. =news&files=article&sid=106.
Biliana Cincin-Sain dan Robert W. Knecht.
III. KESIMPULAN 1998. Integrated Coastal and Ocean
Management Concepts dan
Practices. Island Press. Washington,
 Wilayah pesisir memiliki nilai strategis bagi DC.
pengembangan ekonomi nasional dan Coztanza, R. 1991. Ecological economics:
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan The Science and Management of
sekaligus merupakan wilayah yang sangat Sustainability. Columbia University
rentan terhadap kerusakan dan perusakan. Press. New York.
Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan Depatemen Kelautan dan Perikanan. Pokok-
yang bijaksana dengan menempatkan Pokok Pikiran Rancangan Undang-
kepentingan ekonomi secara proporsional Undang (RUU) Pengelolaan Wilayah
dengan kepentingan lingkungan, baik Pesisir (PWP).
Muhamad Dio Fabianto, Pieter Th Berhitu;Konsep Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu 2059
Dan Berkelanjutan Yang Berbasis Masyarakat

DKP. 2008. Urgensi RUU Pengelolaan


Galala 2046 Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil. Atrikel on-line Dinas Kelautan
dan Perikanan.
Haryandi. 2007. Pemberdayaan Masyarakat
Terhadap Pengelolaan Lahan Wilayah
Pesisir di Pantai Timur kabupaten
Lampung Selatan.
http://pustakailmiah.unila.ac.id./2009/0
7/06/pemberdayaan-
masyarakatterhadap-pengelolaan-
lahan-wilayah-pesisir-dipantaitimur-
kabupatenlampung-selatan
Timothy Beatly, David J. Bower, dan Anna
K.Schwab. 2002. An Introduction to
Coastal Zone Management. Island
Press. Washington, DC.
Kay, R. dan Alder, J. 1999. Coastal
Management and Planning. E & FN
SPON. New York.

Terhadap Karakteristik Perpindahan Panas Konveksi Natural Pada Pelat Datar

Koefisien Konveksi Oven Rumah Tangga


La, An. 2008. Perencanaan Pengelolaan
Wilayah Pesisir Dengan Memenfaatkan
Sistem Informasi Geografi dan Data
Penginderaan Jarak Jauh.
http://mbojo.wordpress.com.
Menteri Pemukiman dan Prasarana
Wilayah. 2003. Tinjauan Aspek
Penataan Ruang Dalam Pengelolaan
Wilayah Laut dan Pesisir. Seminar
Umum Dies Natalis ITS ke-34.
Surabaya.
http://www.penataanruang.net/taru/maka
lah/men_prlautpesisir-TTS43.pdf..
Muttaqiena, dkk. 2009. Makalah
Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara
Berkelanjutan Pasca Tsunami Desember
2004.
http://slideshare.net/abida/pengelolaan-
pesisir.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996
tentang Perairan Indonesia.
Wiyana, Adi. 2004. Faktor Berpengaruh
Terhadap Keberlanjutan Pengelolaan
Pesisir Terpadu (P2T).
http://rudyct.com/PPS702-
ipb/07134/afi_wiyana.htm

Kajian Pengelolaan Dan Pemodelan


Dinamik Kondisi Hidrologi Das Way Ruhu
Pada Kawasan Pesisir Desa Galala Kota
Ambon

Anda mungkin juga menyukai