Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KADAR FOSFAT (PO43 -), AMMONIA (NH3-N), DAN NITRIT

(NO3-N) PADA BEBERAPA SAMPEL AIR


Jilan Nuriah Hasantai1* , Mardiansyah2, Remila Selvany2, Aprilia Firdausya3, Zulfikar
Wicaksono3
1
Mahasiswa Prodi Biologi, 2Dosen Pengampu, 3Asisten Laboratorium
Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
*
Corresponding author : jilanhasanati12@gmail.com

Abstrak
Ammonia, nitrat dan fosfat merupakan zat hara yang menunjang kesuburan perairan. Kesuburan
perairan dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang menunjang dalam penentuan kualitas suatu
perairan. Pengkayaan zat hara di lingkungan perairan memiliki dampak positif, namun pada tingkatan
tertentu juga dapat menimbulkan dampak negatif. Tujuan praktikum ini agar mahasiswa dapat menentukan
konsentrasi fosfat, amonia dan nitrit,dalam sampel air, dengan beberapa metode. Alat yang digunakan UV-
Vis Spektrofotometer, timbangan analitik, labu erlenmeyer 125 ml, labu ukur 100 ml, 250 ml, 1000ml,
gelas ukur 25 ml dan 50 ml, pipet ukur 10 ml, pipet volumetrik 2ml ; 5 ml ; 10 ml ; 25 ml ;, gelas piala
1000 ml, kuvet silica, labu ermeyer 100, 250 ml, pipet mikro 1000 µL, erlenmeyer 50 ml, gelas ukur 25 ml,
pipet volumetrik 1,0 ml ; 2,0 ,l ; 3,9 ml ; 4,0 ; 5,0 ml, gelas piala, pipet tetes. Bahan-bahan yang digunakan
adalah sampel air, larutan antimotil tartat, larutan asam sulfat 5N, larutan amonium molibdat, larutan asam
askorbat 0,1 M,, larutan indikator phenolphthalein (PP) 0,5 %, larutan baku fosfat, larutan fenol, natrium
nitroprusida, larutan alkalin sitrat, nantrium hipoklorit, lautan pengoksida, larutan standar amonia, air
suling bebas nitrit, larutan standar nitrit 250 mg/L, glasss wool, kertas saring bebas nitrit, larutan
sulfanilamide, larutan NED Dihidrokolrida,lauran natrium oksalat 0,05 N, larutan ferro amonium sulfat
(FAS) 0,05 N, Larutan 1,6 g KmnO4. Setiap pengukuran senyawa harus dilakukan beberapa tahap yakni
persiapan reaksi-reaksi kimianya, pembuatan larutan kurva standar, mengukur sampel, hasil dari praktikum
ini adalah menunjukkan hasil konsentrasi senyawa fosfat, amonia, dan nitrit yang berbeda-beda hal
ini dikarenakan perbedaan lokasi yang menunjukkan adanya perbedaan kondisi lingkungan yang
dapat mempengaruhi konsentrasi dari ketiga senyawa tersebut. Namun ada salah satu pengujian
yang menunjukkan hasil yang tidak sesuai yakni pada pengujian fosfat, nilai R yang didapatkan
untuk menghitung kadar fosfat menunjukkan hubungan yang lemah antara varaibel X dan Y

Kata Kunci : Ammonia ; Fosfat Kualitas perairan ; Nitrit

PENDAHULUAN lingkungan perairan memiliki dampak


Menurut Selanno dalam bahwa penambahan positif, namun pada tingkatan tertentu juga
konsentrasi limbah baik yang berasal dari dapat menimbulkan dampak negatif. Dampak
darat maupun dari aktivitas di laut akan positifnya adalah adanya peningkatan
berdampak terhadap perubahan komponen produksi fitoplankton dan total produksi
fisik, kimia dan biologis perairan secara ikan, sedangkan dampak negatifnya adalah
keseluruhan. Salah satu kondisi suatu terjadinya penurunan kandungan oksigen di
perairan dikatakan telah tercemar adalah perairan, penurunan biodiversitas dan
terdapatnya kandungan ammonia, nitrat dan terkadang memperbesar potensi muncul dan
fosfat di perairan dalam konsentrasi yang berkembangnya jenis fitoplankton berbahaya
sangat tinggi. Ammonia, nitrat dan fosfat yang lebih umum dikenal dengan istilah
merupakan zat hara yang menunjang Harmful Algal Blooms atau HABs dalam
kesuburan perairan. Kesuburan perairan Risamasu dan Prayitno. Oleh karena itu,
dapat dikatakan sebagai salah satu faktor konsentrasi ammonia, nitrat dan fosfat telah
yang menunjang dalam penentuan kualitas diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan
suatu perairan. Pengkayaan zat hara di Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Apabila
konsentrasinya di perairan telah melebihi alga dan tumbuhan air. Untuk nitrogen,
baku mutu yang telah ditentukan, maka beberapa yang dapat dimanfaatkan adalah
dipastikan akan mengakibatkan menurunnya nitrit dan nitrat, sementara untuk fosfor
kualitas perairan dan akan berdampak negatif berupa senyawa orto fosfat (Jones-L. Fosfat
bagi biota laut yang ada di perairan tersebut merupakan salah satu bentuk persenyawaan
(Hamuna dkk., 2018) fosfor yang dapat dijadikan sebagai faktor
penentu kualitas air. Menurut Hariyadi
Nitrogen dan fosfor di dalam sistem perairan (1991), fosfat terdapat di air alam atau air
ada dalam berbagai bentuk, namun hanya limbah sebagai senyawa polifosfat, fosfat
beberapa saja yang dapat dimanfaatkan oleh organik dan ortofosfat. Nitrit
(NO2) merupakan bentuk nitrogen yang Penentuan kadar fosfat dilakukan dengan
teroksidasi dengan bilangan oksidasi +3 dan metode spektrofotometer secara asam
banyak dijumpai pada instalasi pengolahan askorbat (SNI 06-6989.31-2005). Prinsip
air limbah, air sungai dan drainase. Amonia kerja metode ini adalah pembentukan
(NH3) merupakan salah satu nitrogen senyawa kompleks fosfomolibdat yang
anorganik yang larut dalam air). Senyawa ini berwarna biru, selanjutnya direduksi dengan
berasal dari nitrogen yang menjadi NH4 pada asam askorbat membentuk warna biru
pH rendah dan disebut amonium. Amonia kompleks Molybdenum. Intensitas warna
dalam air berasal dari air seni dan tinja, yang dihasilkan sebanding dengan
oksidasi zat organik secara mikrobiologis konsentrasi fosfor. Warna biru yang timbul
serta dari air buangan industri dan aktivitas diukur dengan spektrofotometer pada
masyarakat. nitrit umumnya merupakan panjang gelombang 700nm-880nm (Putri,
bentuk transisi antara amoniak dan nitrat dan 2019). Sedangkan Penentuan Kadar Nitrit
segera berubah menjadi bentuk yang lebih Penentuan kadar nitrit dilakukan dengan
stabil yakni nitrat. Meskipun demikian nitrit metode spektrofotometer (SNI 06- 6989.9-
merupakan salah satu parameter kunci dalam 2004). Dalam suasana asam (pH 2- 2,5),
penentuan kualitas air karena bersifat racun nitrit akan bereaksi dengan Sulfanilamid
ketika bereaksi dengan hemoglobin dalam (SA) dan N-(1-naphthyl) ethylene diamine
darah yang menyebabkan darah tidak dapat dihydrochloride (NED dihydrochloride)
mengangkut oksigen (Putri, 2019). membentuk senyawa azo yang berwarna
merah keunguan yang dapat diukur pada
Kandungan nitrogen dalam badan air panjang gelombang 543 nm. Dan untuk
baik dalam bentuk Amonia (NH3), Nitrat amonia Penentuan kadar amonia dilakukan
(NO3) dan Nitrit (NO2) sangat dengan metode spektrofotometer secara
berpengaruh terhadap kualitas suatu badan fenat (SNI 06-6989.30-2005) pada kisaran
air. Siklus-siklus nitrogen yang terjadi 0,1 mg/L sampai dengan 0,6 mg/L NH3-N
dalam suatu badan air terkadang dengan panjang gelombang 640 nm
mengkonsumsi paling banyak oksigen (Hendrawati, 2008)
terlarut dibandingkan dengan reaksi-reaksi
biokimia lain yang terjadi dalam air. parameter kimia yang mengganggu kualitas
Amonia adalah polutan paling penting pada perairan adalah nitrogen dan fosfat yang
air baku untuk sumber air minum, dapat ditemukan dalam kandungan pupuk
kehadirannya menurunkan efisiensi dengan dan limbah rumah tangga. Bahan kimia ini
chlor. Dalam bentuk NH3 dapat berpotensi mengalir ke sumber air terdekat
membahayakan makhluk hidup, dapat seperti air tanah, sungai dan badan air yang
menyebabkan keracunan bila dikonsumsi lebih besar. Hal tersebuti dapat merusak
antara 0,01 – 2,0 mg/l tergantung pada kadar gizi dalam air sehingga mempengaruhi
faktor-faktor lingkungan seperti pH dan kualitas air secara keseluruhan itu sendiri
temperatur (Aswadi, 2006)
(Bowden, dkk, 2015). Salah satu tantangan
yang harus dihadapi oleh negara
berkembang mengenai perairan saat ini
adalah pengelolaan domestik maupun harus menyiapkan dahulu pereaksi kimia
industri yang tidak tepat sehingga yakni larutan campuran antara lain larutan
mempengaruhi kadar kualitas dari perairan antimotil tartat, larutan asam sulfat , larutan
(Patricia dkk., 2018). Praktikum ini amonium molibdat, larutan asam askorbat
bertujuan agar mahasiswa dapat menentukan dari, kemudian pembuatan kurva kalibrasi,
konsentrasi fosfat, amonia dan nitrit,dalam yakni pembuatan larutan baku fosfat, dan
sampel air, dengan beberapa metode buat deret standa dengan memipet 0,1,2,4,5
karutan baku fosfat yg mengandung 10
METODE mg/L pindahkan masing-masing ke labu ukur
Waktu dan Tempat Penelitian 50 ml kemudia tera sampat batas tera.
Praktikum ini dilakukan dengan mengambil kemudian spektrofotometer dioptimalkan
sampel di beberapa lokasi, terdapat 4 sampel sesuai petunjuk penggunaan alat. Masing-
berdasarkan lokasinya yakni Air Puncak, Air masing larutan kerja fosfat dipipet sebanyak
Wudhu, Air Situ Kuru, Air Sungan 50 ml ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 1
Semanggi. Sampel-sampel tersebut tetes indikator PP, jika berwarna merah maka
kemudian dianalisa di Pusat laboratorium ditambahkan tetes demi tetes H2SO4 5N
Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sampai warna merah hilang. Selanjutnya
ditambahkan 8 ml larutan campuran dan
Alat dan Bahan aduk sampai homogen. Diukur
Alat-alat yang digunakan adalah UV-Vis absorbansinya pada panjang gelombang 880
Spektrofotometer, timbangan analitik, labu nm dalam kisaran waktu 10 sampai 30 menit,
erlenmeyer 125 ml, labu ukur 100 ml, 250 dicatat absorbansinya, dan ditentukan
ml, 1000ml, gelas ukur 25 ml dan 50 ml, persamaan atau kurva standar fosfat
pipet ukur 10 ml, pipet volumetrik 2ml ; 5 (konsentrasi fosfat sebagai sumbu x dan
ml ; 10 ml ; 25 ml ;, gelas piala 1000 ml, absorbansi sebagai sumbu y). Kemudian
kuvet silica, labu ermeyer 100, 250 ml, pipet sampel dapat diukur yakni pipet 50 ml
mikro 1000 µL, erlenmeyer 50 ml, gelas ukur sampel uji decara duplo dan masukkan
25 ml, pipet volumetrik 1,0 ml ; 2,0 ,l ; 3,9 masing-masing ke dalam erlenmeyer,
ml ; 4,0 ; 5,0 ml, gelas piala, pipet tetes. tambhakan 1 tetes indikator PP, jika
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel terbentuk warna merah muda, tambhakan
air, larutan antimotil tartat, larutan asam H2SO4 sampai warna hilang, tambhkan 8 ml
sulfat 5N, larutan amonium molibdat, larutan larutan campuran dan dihomogenkan, ukur
asam askorbat 0,1 M,, larutan indikator sampel dengan panjang gekombang 880 nm
phenolphthalein (PP) 0,5 %, larutan baku dalam kisaran waktu anatra 10-30 menit
fosfat, larutan fenol, natrium nitroprusida,
larutan alkalin sitrat, nantrium hipoklorit, Kadar fosfat = C x fp
lautan pengoksida, larutan standar amonia,
air suling bebas nitrit, larutan standar nitrit Ket : C = Kadar yang didapat dari hasil
250 mg/L, glasss wool, kertas saring bebas pengukuran
nitrit, larutan sulfanilamide, larutan NED Fp = faktor pengenceran
Dihidrokolrida,lauran natrium oksalat 0,05
N, larutan ferro amonium sulfat (FAS) 0,05 Prosedur Kerja Uji Amonia
N, Larutan 1,6 g KmnO4 Tahap pertama yakni kalibrasi larutan
amonia, Pipet 0 ml, 1 ml, 3 ml, 4ml, dan 5 ml
larutan baku ammonia 10 ppm di masukkan
kedalam labu ukur 50 ml, Air suling
ditambahkan hingga kadar ammonia 0,0 mg N/L;
0,4 mg N/L; 0,6 mg N/L; 0,8 mg N/L, dan 1,0
mg N/L, Spektrofotometer disiapkan untuk
Prosedur Kerja Uji fofat pengujian kadar ammonia, Ditambahkan 1 mL
larutan fenol dan natrium nitropusida, serta 2,5
Untuk Uji Fosfat mula-mula kita mL larutan pengoksida dihomogenkan,
Erlenmeyer ditutup dengan parafin dan dibiarkan ditambahkan dan dipanaskan hingga suhu
selama 1 jam untuk pembentukkan warna, 95oC, Dititrasi dengan larutan KMnO4
kemudian diukur nilai absorbansi. Kemudian hingga berwarna merah muda, Langkah 3
sampel diukur yakni pipet 25 ml sampel dan dan 4 dilakukan pada air suling sebagai
masukkan masing-masing ke dalam erlenmeyer blanko, hitung normalitas blanko, Tahap ke
25 m, tambahkan 1 ml larutan fenol,
tiga pembuatan larutan intermediet nitrit 50
homogenkan, 1 ml larutan natrium niprorupsida,
homogenkan, 2,5 ml larutan pengoksida, ml/L yakni Volume larutan induk nitrit
homogenkan, tutup erlenmeyer dengan parafilm, dihitung untuk 250 mL larutan intermediet,
biarkan selama 1 jam untuk pembentukan warna, 50 mg/L nitrit, Tahap keempat yakni
ukur absorbansi cahaya pada spektrofotometer pembuatan larutan baku nitrit yakni
dengan panjang gelombang 640 nm Diencerkan 10 mL larutan intermediet
dengan air suling sampai volume 1000 mL,
Kadar amonia = C x fp tahap ke lima yakni pembuatan larutan kerja
niirit yakni 0,1,2,5,10, 15 mL larutan baku
C = kadar yang didapatkan dari hasil nitrit dipipet dan dimasukkan ke dalam labu
pengukuran (mgL) ukur 50 ml tambahkan air suling sampai
Fp : (Faktor pebgenceran (jika ada ) tanda tera, tahapan ke enam pembuatan
kurva kalibrasi yakni 50 mL larutan kerja
Prosedur Kerja Uji Nitrit nitrit dimasukkan kedalam gelas piala 200
Tahap pertama pembuatan larutan mL, 1 mL larutan sulfanilamide ditambahkan
nitrit yakni 50 mL larutan KMnO4 0,05 N kemudian dikocok, Ditambahkan 1 mL
dimasukkan ke erlenmeyer 250 mL NEDH, kocok dan biarkan 10 menit
tambahkan 5 mL H2SO4, 50 mL larutan kemudian dibaca nilai absorbansinya pada
induk dimasukkan kedalam larutan KMnO4 gelombang 543 nm, kemudian tahap terakhir
dan dihomogenkan serta dipanaskan pada terakhir uji sampel yakni 50 mL larutan
suhu 70-80oC, Ditambahkan larutan natrium sampel uji dimasukkan kedalam gelas piala
oksalat 0,05 N dengan penambahan bertahap 200 mL, Ditambahkan 1 mL larutan
sebanyak 10 mL sulfanilamide, kocok dan biarkan 2-8 menit,
Ditambahkan 1 mL NEDH, kocok
Dihitung kandungan nitrit dengan rumus danbiarkan 10 menit kemudian dibaca nilai
berikut: absorbansinya pada gelombang 543 nm

C = V1 x N1 − V2 x N2 x 7 / V3
Kadar amonia = C x fp
Tahap ke dua pembakuan larutan KmnO4
0,05 N, yakni 200 mg Na2C2O4 ditimbang C = kadar yang didapatkan dari hasil
dan dimasukkan kedalam gelas piala 100 pengukuran (mgL)
mL, 100 mL air suling ditambahkan Fp : (Faktor pebgenceran (jika ada )
sekaligus dihomogenkan, 1 ml H2SO4 1:1

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengukuran fosfat, amonia, dan nitri di dapatkan dalam bentuk tabel

Tabel 1. Hasil uji fosfat


Konsentrasi Absorbansi Hasil Faktor Kadar
No Standar Standar Kelompok Pengukuran Pengenceran Phosphate
(mg/L) (mg/L) (mg/L) C fp (PO4-P)
1 0 0.266 1 1.928 1 32, 95
2 0,2 0.175 2 2.215 1 38,38
3 0,4 0.079 3 2.135 1 36,86
4 0,8 0.281 4 1.606 1 26,86
5 1 0.249 5 2.075 1 35,73

Gambar 1. Kurva standar larutan baku fosfat

Kurva Kalibrasi Standar Phosphate


0.35
0.3 y = 0.0529x + 0.1846
R² = 0.0686
0.25
0.2 Y-Values
0.15 Linear (Y-Values)
0.1 Linear (Y-Values)
0.05
0
0 0.5 1 1.5

Fosfat (PO4-P) merupakan salah satu dibandingkan dengan baku mutu PP RI No.
unsur esensial bagi metabolisme dan 82 Tahun 2001. Kadar ini sudah melewati
pembentukan protein. Fosfat yang batas maksimun baik kelas 1 maupun kelas
merupakan salah satu senyawa nutrien yang 3. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan
sangat penting di laut. Menurut Thomas kadar fosfat tinggi di perairan adalah karena
(1955) dalam Kadim et al. (2017), fosfat adanya limbah domestik yang mengandung
menjadi faktor pembatas yang sangat penting detergen. Deterjen dapat meningkatkan kadar
di perairan produktif dan tidak produktif, fosfat karena ion fosfat merupakan salah satu
fosfor memainkan peranan penting dalam komposisi penyusun deterjen (Tungka dkk,
determinasi jumlah fitoplankton. Di perairan, 2016), atau konsentrasi phosfat besar dapat
unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk terjadi karena suatu proses ekresi oleh ikan
bebas sebagai elemen, melainkan dalam dalam bentuk feces, sehingga fosfor dalam
bentuk senyawa anorganik yang terlarut bentuk ini dapat mengendap di dasar perairan
(ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa dan terakumulasi di sedimen. Atau limbah
organik yang berupa. Fosfat dapat ditemukan yang masuk kedalam tambak dan bercampur
sebagai ion bebas dalam sistem air. dengan pupuk yang mengandung unsur
Kandungan fosfat dalam perairan tidak fosfor biasanya digunakan oleh petambak
berdampak langsung kepada manusia atapun adalah faktor yang mempengaruhi kadar
hewan, tetapi jika dikonsumsi terus menerus phosfat pada tambak tersebut. Hal ini sesuai
akan berdampak kepada masalah pencernaan dengan pendapat Hutagalung dan Rozak
(Patricia, 2018) (1997) bahwa keberadaan fosfat yang tinggi
disebabkan oleh masuknya limbah domestik,
Berdasarkan hasil pengukuran kadar pertanian, industri dan perikanan yang
fosfat yang mana secara berurutan nomor 1-4 mengandung fosfat ( Hendrawati, 2008).
adalah Air Puncak, Air Situ Kuru, Air Sungai Kemudia untuk sampel 2 yaiti air Situ Kuru
Semanggi, Air Wudhu, sampel pertama kadar konsentrasi fosfat yaitu 38,38 hasil ini
yaitu air puncak konsentrasi fosfat yang juga mengindikasikan kadar fosfat yang
didapatkan adalah 32, 95 mg/L. Jika sangat tinggi dan melebihi baku mutu PP RI
No. 82 Tahun 2001, begitu pun untuk sampel konsentrasi dan absorbansi. konsentrasi
3 dan 4, rata-rat semua sampel memiliki analit dalam sampel (Harmita, 2004), ini
kadar fosfat yang yang telah melebihi baku mungkin terjadi kesalahan di dalam penentu.
mutu berdasarkan PP RI No. 82 Tahun Kurva kalibrasi diperoleh dari suatu
2001. persamaa garis linier yaitu y = 0.0529x +
0.1846. Persamaan tersebut memiliki
Kemudian kita bisa melihat bahwa kurva koefisien korelasi (r) yang tidak mendekati 1
standar tidak membentut linear, kita tau yakni = 0.0686 menunjukan lemahnya
bahwa Linearitas adalah kemampuan metode korelasi hubungan antara X (konsentrasi) dan
analisis yang memberikan respon secara Y (absorbansi) (Emawati, dkk. 2017).
langsung atau adanya hubungan antara

Tabel 1.2 Hasil Uji Amonia (N-NH3)

Kadar
Ammonia
Konsentrasi 640 λ Kelompok Abs (NH3-N)
dalam
mg/L
0 0 1 0.013 0,01708

0.2 0.261 2 0.673 0,53660

0.4 0.452 3 0.113 0,09579

0.6 0.743 4 0.164 0,13594

Gambar 1.2 Kurva kalibrasi larutan baku amonia

Ammonia
1.4
1.2 y = 1.2704x - 0.0087
1 R² = 0.9942
0.8
Abs

0.6
0.4
. 0.2
0
-0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi

Berdasarkan hasil yang diperoleh peraturan PP RI No. 82 Tahun 2001, yakni


yakni pengukuran kadar amonia pada sampel kadar amonia yang dipebolehkana adalah 0,5
yang pertama dan ketiga yakni air puncak mg/L Syarat baku mutu kelas I ialah air yang
dan air sungai semanggi adalah 0,01708 peruntukannya untuk air baku air minum dan
mg/L dan 0,095 mg/L hasil tersebut masih atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
berada pada batas baku mutu berdasarkan mutu air sama dengan kegunaan tersebut
(Azizah dkk., 2015). Pada sampel nomor dua 0,02 mg/L.sehingga jika ini melebihi 0,02
dan empat yakni sampel air situ kuru dan air mg/L ikan tidak dapat bertahan hidup pada
wudhu mendapatkan hasil kadar amonia air sungai . Menurut Fawel, et al (1996)
yang melebihi batas baku mutu berdasarkan amonia dapat bersifat racun pada manusia
peraturan PP RI No. 82 Tahun 2001. jika jumlah yang masuk ke dalam tubuh
Menurut Apriyanti (2013), hal melebihi jumlah yang dapat didetoksifikasi
tersebut karena banyaknya kandungan urea oleh tubuh yakni tidak lebih dari 100 mg/kg
dan proses amonifikasi yang berasal dari setiap hari (33,7 mg ion ammonium per kg
dekomposisi bahan organik oleh mikroba. berat badan per hari) yang dapat
Selain itu, daerah pemukiman yang sebagian mempengaruhi metabolisme dengan
besar penduduknya masih melakukan mengubah kesetimbangan asam-basa dalam
aktivitas sehari-hari pada air sungai. Ada tubuh. Selain itu ammonia dengan
beberapa masyarakat yang menggunakan konsentrasi 130-200 ppm dalam bentuk gas
pupuk urea untuk pertanian sehingga bersifat mengiritasi kulit, mata dan saluran
limpasan dari daratan yang mengandung urea pernafasan. Pada konsentrasi yang lebih
relatif besar,air limbah domestik dan limbah tinggi yaitu 400-700 ppm dapat
industri yang mengalir ke sungai Cileungsi mengakibatkan kerusakan permanen akibat
mempengaruhi kadar amonia perairan iritasi pada organ mata dan pernafasan
tersebut. Berdasarkan baku mutu PP No. 82 (Azizah dkk., 2015)
Tahun 2001 untuk perikanan, kadar amonia <

Tabel Hasil Uji nitrit

Konsentrasi 543 λ Kelompok Abs Kadar


Nitrit
(NO3-N)
0 0 1 0.090 -0,0024

0.2 0.574 2 0.115 0,0084

0.4 1.072 3 0.020 0,0328

0.6 1.553 4 -0.070 -0,0720

Gambar 1.3 Kurva kalibrasi larutan baku nitrit

Nitrit
3
2.5 y = 2.2994x + 0.0956
R² = 0.9884
2
Abs

1.5
1
0.5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi
Menurut siklusnya, bakteri akan SK/VII/2002 yaitu kurang dari 3 ppm
mengubah nitrogen menjadi nitrat yang sehingga tidak membahayakan kesehatan dan
kemudian digunakan oleh tumbuh-tumbuhan. dapat dikonsumsi oleh masyarakat.
Hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan konsentrasi nitrit yang terukur jauh lebih
kemudian menggunakan nitrat untuk kecil. Hal ini sesuai dengan Effendi (2003)
menghasilkan protein di dalam tubuh. yang menyatakan bahwa di perairan alami,
Setelah itu, nitrat akan dikeluarkan kembali nitrit umumnya ditemukan dalam jumlah
ke lingkungan dari kotoran hewan tersebut. yang sangat sedikit karena sifatnya yang
Mikroba pengurai kemudian mengubah nitrat tidak stabil akibat keberadaan oksigen.
yang terdapat dalam bentuk amoniak menjadi Sebagaimana kita ketahui bahwa nitrit
nitrit. Setelah itu bakteri di lingkungan akan umumnya merupakan bentuk transisi antara
mengubah nitrit menjadi nitrogen kembali. amoniak dan nitrat dan segera berubah
Dengan adanya siklus tersebut maka air menjadi bentuk yang lebih stabil yakni nitrat.
didalam tanah tidak dicemari oleh nitrit yang Meskipun demikian nitrit merupakan salah
bersifat toksik bagi tubuh (Nuradi, 2019) satu parameter kunci dalam penentuan
Berdasarkan hasil analisis kadar nitrit kualitas air karena bersifat racun ketika
dalam ke empat sampel air dinyatakan bereaksi dengan hemoglobin dalam darah
memenuhi syarat standar air bersih yang yang menyebabkan darah tidak dapat
ditetapkan dalam Peraturan Menteri mengangkut oksigen (Putri, 2019)
Kesehatan RI No.907/MENKES/

KESIMPULAN Jurnal Nusa Sylva. Vol. 15 (1) : 47-54.


Dari hasil pengukuran sifat kimia air
antara lain fosfat, amonia dan nitrit dari Bowden, C;Konovalske, M; Allen, J;Curran,
keempat sampel tersebut yakni air puncak, K; Touslee, S, 2015, Water Quality
situ kurung, air sungai semanggi, dan air Assessment: The Effects Of Land Use
wudhu, menunjukkan hasil konsentrasi yang And Land Cover In Urban And
berbeda-beda hal ini dikarenakan perbedaan Agricultural Land, Kansas State
lokasi yang menunjukkan adanya perbedaan University, Manhattan.
kondisi lingkungan yang dapat
mempengaruhi konsentrasi dari ketiga Emawati, Dkk. 2017. Analisis Kandungan
senyawa tersebut. Namun ada salah satu Fosfor (P) Dalam Dua Varietas Kubis
pengujian yang menunjukkan hasil yang (Brassica Oleracea) Di Daerah Lembang
tidak sesuai yakni pada pengujian fosfat, Bandung. Supplement Vol.1(1) : 8-14.
nilai R yang didapatkan untuk menghitung
kadar fosfat menunjukkan hubungan yang Hamuna, Dkk. 2018. Konsentrasi Amoniak,
lemah antara varaibel X dan Y Nitrat Dan Fosfat Di Perairan Distrik
Depapre, Kabupaten Jayapura.
Enviroscienteae. Vol. 14 (1) : 8-15

Hendrawati. 2008. Analisis Kadar Phosfat


DAFTAR PUSTAKA Dan N-Nitrogen (Amonia, Nitrat, Nitrit)
Pada Tambak Air Payau Akibat
Aswadi. 2006. Pemodelan Fluktuasi Rembesan Lumpur Lapindo Di Sidoarjo,
Nitrogen (Nitrit) Pada Aliran Sungai Palu Jawa Timur. Jurnal Kimia Valensi. Vol.
Muhammad Aswadi. Jurnal Smartek. 1 (3) : 135-143.
Vol. 4 (2) : 112-125
Kadim, M. K., Pasisingi, N., & Paramata, A.
R. (2017). Kajian Kualitas Perairan
Aziza, Dkk. 2015. Analisis Kadar Amonia Teluk Gorontalo Dengan Menggunakan
(Nh3) Dalam Air Sungai Cileungsi. Metode Storet. Depik Jurnal Ilmu-Ilmu
Perairan, Pesisir Dan Perikanan, 6(3), Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan
235-241. Tropis. Vol. 11(1) : 65-74.

Nuradi, 2019. Analisis Kadar Nitrit (No2) Tungka. 2016. Konsentrasi Nitrat Dan
Pada Air Sumur Bor Di Daerah Ortofosfat Di Muara Sungai Banjir
Persawahan Desa To’e Kecamatan Kanal Barat Dan Kaitannya Dengan
Tiroang Kabupaten Pinrang. Jurnal Kelimpahan Fitoplankton Harmful
Media Analis Kesehatan, Vol. 10(1), : Alga Blooms (Habs) Concentration Of
44-49. Nitrate And Orthophosphate At Banjir
Kanal Barat Estuary And Their
Patricia. 2018. Kandungan Nitrat Dan Fosfat Relationship With The Abundance Of
Di Sungai Ciliwung. Seminar Nasional Harmful Algae Blooms. Ndonesian
Cendekiawan Ke 4 Tahun 2018 Issn (P) Journal Of Fisheries Science And
: 2460 - 8696 Buku 1: ”Teknik, Technology. Vol. 12 (1) : 40-46.
Kedokteran Hewan, Kesehatan,
Lingkungan Dan Lansk.

Putri, Wike. 2019. Kondisi Nitrat, Nitrit,


Amonia, Fosfat Dan Bod Di Muara
Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan.

LAMPIRAN

Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai