Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL TES WARTEGG

Laporn ini Disusun


Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
“Psikodiagnostik 3”

Dosen pengampu:
Imron Muzakki, M.Psi

Disusun oleh :
SUDRAJAT
9. 334. 021. 07

JURUSAN ILMU SOSIAL-PRODI PSIKOLOGI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2010
A. Pendahuluan.
Latar belakang munculnya Wartegg Zeihen Test (WZT) berdasar pada gestalt
Psychologie yang lebih tepat dikatakan sebagai Genzheit Psychologie dan
dikembangkan pada Univercity of Leipzig dibawah pimpinan F. Krueger dan F.
Sander. Sesuai dengan Genzheit Psychologie diasumsikan tidak hanya objek
pengalaman tetapi juga subjek yang mengalami harus dilihat sebagai struktur. Struktur
ini disusun sebagai suatu set organisasi dan disposisi yang mempunyai sifat khas dan
dinamis dan cenderung pada “pemberian bentuk”, yaitu menuju pengorganisasian
sesuatu melalui pengalaman. Hubungan utama dan faktor yang meliputi dalam struktur
tersebut adalah emosi : yang menguasai tiap moment konfigurasi dari berbagai
kecenderungan untuk memberikan bentuk dan menentukan setting atau signifikansi tiap
elemen dari pengalaman. Pengalaman dibentuk oleh struktur individual, artinya
pengalaman harus mengandung ciri-ciri struktur tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari
jejak struktur kepribadian dan pengalamn yang dinyatakan dalam berbagai kegiatan
harus disesuaikan dengan standard yang ditentukan dan objektif. Tetapi dalam situasi
dimana kecenderungan pemberian bentuk dibebaskan dari faktor yang membatasi yang
lekat pada bahan atau tujuan yang harus dicapai, maka ciri-ciri kegiatan dapat
mengungkapkan ciri-ciri struktur psikis.
Dengan prinsip-prinsip tersebut, Sander menciptakan teknik yang disebut
Phantasie Test . Pada tes ini subjek dihadapkan pada meteri yang menggunakan DCT, yang
mengandung sejumlah garis yang tidak teratur dan harus diatur secara bebas. Hasilnya
memunculkan perbedaan-perbedaan nyata yang mencerminkan sifat-sifat struktural yang
khas dari para subjek. Keberhasilan Sander mendorong Ehrig Wartegg yang juga
berasal dari Mazhab Leipzig untuk melanjutkan penelitian tersebut. Akhirnya dikenal
WZT yang sekarang ini.
Wartegg Zeihen Test (WZT) adalah sebuah tes proyeksi sederhana yang berupa
setengah kertas ukuran A4 dengan delapan buah kotak yang dibatasi garis tebal.
Dalam setiap kotak terdapat rangsang-rangsang tertentu yang masing-masing kotaknya
akan memberikan kesan spesifik yang berbeda-beda dan tentu saja reaksi yang
berbeda pula sesuai dengan kepribadian orang yang tengah diperiksa. Pada tes ini orang
yang diperiksa diminta untuk menggambar, dengan cara meneruskan rangsang yang ada
pada tiap kotak agar dapat menjadi gambar yang bermakna.
Dari penelitian yang terus menerus diperoleh keterangan bahwa masing-masing
rangsang memiliki karakter tertentu sebagai berikut (seperti dijelaskan oleh Saifuddin
Azwar, 1998 berdasarkan Marian Kinget):
1. Rangsang 1: Titik, memiliki karakteristik kecil, ringan, bundar, dan sentral.
Sendirian, rangsang ini tidak menonjol dan mudah terlewatkan oleh subjek
yang kurang perseptif atau kurang sensitif. Akan tetapi, letaknya yang persis

1
ditengah-tengah menyebabkannya begitu penting dan tidak dapat diabaikan.
Dengan begitu, muncullah ketegangan antara imajinasi dan pemikiran
disebabkan rangsang ini secara materi tidak berarti, tetapi fungsinya sangatlah
penting dalam mewujudkan suatu gambar.
2. Rangsang 2: Garis kecil bergelombang, mensugestikan sesuatu yang hidup,
bergerak, bebas, menggelepar, tumbuh, dan mengalir. Kualitas rangsang ini
menolak perlakuan seadanya atau menggunakan cara-cara tekhnikal, tetapi
menghendaki suatu integrasi ke dalam sesuatu yang hidup dan dinamik.
3. Rangsang 3: Tiga garis vertikal yang menaik secara teratur, mengekspresikan
kualitas kekakuan, kekerasan, keteraturan, dan kemajuan. Kualitas-kualitas ini
berbaur dan menimbulkan kesan rumit mengenai organisasi yang dinamik,
berkembang bertingkat, konstruksi metodik, dan semacamnya.
4. Rangsang 4: Segiempat hitam, tampak berat, utuh, padat, menyudut, dan statik,
mengesankan materi yang keras. Sekalipun rangsang 3 memiliki karakteristik
mekanik - tetap memperlihatkan sesuatu yang bertumbuh dan dinamik, rangsang
4 ini sama sekali diam dan tidak hidup. Rangsang ini juga tampil suram, sehingga
mudah diasosiasikan dengan suatu yang depresif, bahkan sesuatu yang
mengancam.
5. Rangsang 5: Dua garis miring yang berhadapan, sangat kuat mengesankan
gagasan mengenai konflik dan dinamika. Posisi garis yang lebih panjang
menggambarkan sesuatu yang langsung mengarah ke atas berhadapan dengan garis
pendek yang menghadangnya. Kekakuan garis-garis ini dan posisinyA yang
saling tegak lurus mensugestikan konstruksi dan pemakaian yang bersifat
teknikal.
6. Rangsang 6: Garis-garis horisontal dan vertikal, sangat apa adanya, kaku,
bersahaja, tidak menarik, dan tidak memancing inspirasi. Sekilas tampaknya
hanya cocok untuk dijadikan pola-pola geometrik atau objek dasar. Namun,
pengalaman telah menunjukkan bahwa rangsang ini dapat dibuat menjadi
berbagai kombinasi yang menarik. Posisinya yang tidak ditengah menyebabkan
penyelesaiannya untuk menjadi sesuatu yang berimbang merupakan tugas yang
sulit dan memerlukan perencanaan yang sungguh-sungguh.
7. Rangsang 7: Titik-titik membentuk setengah lingkaran, mengesankan sesuatu yang
sangat halus, (setengah) bundaran yang mungil dan lentur. Menarik hati sekaligus
mendatangkan teka teki disebabkan strukturnya yang kompleks seperti manik-
manik. Aspek stimulus ini yang berstruktur jelas disertai letaknya yang agak
tanggung memaksa subjek untuk bekerja berhati-hati dan tidak bertindak asal-
asalan.
8. Rangsang 8: Garis lengkung besar, memiliki kualitas kebundaran dan

2
fleksibilitas yang hidup sebagaimana rangsang 7. Akan tetapi, tidak seperti
rangsang 7 yang agak mengganggu disebabkan kecil dan rumitnya, rangsang 8
tampak tenang, besar dan mudah dihadapi. Lengkungan yang halus mendorong
penyelesaian ke bentuk benda hidup sedangkan arah lengkungnya yang
menghadap ke bawah serta letaknya dalam segiempat mengesankan gagasan
sebagai suatu penutup, pelindung, atau tempat berteduh. Dimensinya yang
relatif besar juga menggambarkan perluasan dan kebesaran sebagaimana terlihat
pada hasil gambar yang kebanyakan berupa fenomena alam seperti pelangi atau
matahari terbenam.
Rangsang-rangsang ini kemudian dapat digolongkan ke dalam 2 kelompok, sesuai
dengan sifat organis (rangsang 1, 2, 7 dan 8) atau sifat teknik konstruktif/mekanik
(rangsang 3, 4, 5, dan 6). Kelompok-kelompok ini juga disebut kelompok feminin dan
maskulin. Pengelompokan ini tidaklah menunjukkan simbolik analitik tetapi hanya
afinitas lebih besar terhadap bidang organis-emosional pada wanita dan pada pria
terhadap hal-hal material teknis. Penggunaan diagnostik dari rangsang terdiri dari :
pemeriksaan gambar-gambar sebagai respon terhadap sifat-sifat khas dari rangsang dan
menarik kesimpulan tentatif mengenai afinitas atau ketidakmampuan merasakan
(insensibility) sifat-sifat ini. Dasar lain untuk memeriksa kemampuan menerima sifat-
sifat yang diekspresikan rangsang adalah urutan subjek membuat gambar. Karena subjek
bebas untuk menyelesaikan rangsang sesuai kesenangannya, maka urutan gambar-
gambar dapat dianggap sebagai petunjuk kepekaan terhadap fisiognomi khusus dari
rangsang.

B. Identitas
Nama : XXX
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : Nganjuk, 03 November 1989
Usia : 20 Th
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan :-
Status perkawinan : Belum nikah
Orang tua : XXX
Alamat : XXX
Tanggal tes : Senin, 17 Mei 2010
Waktu : 20. 30 – 21. 00
Tester : Sudrajat

3
C. Data hasil tes
Gambar 1 : Adekuat (+)
Dalam hal ini, testee menggambar dengan adekuat. Yang mana pada gambar yang
adekuat dapat diinterpretasikan bahwa testee mengalami perasaan yang memegang
peranan, perasaan menguasai dirinya, lemah lembut, hubungan dengan lingkungan yang
intensif, keseimbangan perasaan dan kontak dengan lingkungan yang terkendali.
Gambar 2 : Adekuat (+)
Pada respon ke dua testee menggambar dengan yang adekuat. Maka dari itu, testee
merupakan individu yang mampu menguasai diri dan mampu berhubungan dengan
lingkungan yang intensif.
Gambar 3 : Adekuat (+)
Pada respon ini testee menggambar dengan adekuat. Yang mana gambar tersebut dapat
diinterpretasikan dengan mempunyai ambisi yang tinggi dan penuh percaya iri.
Gambar 4 : Adekuat (+)
Melihat dari hasil menggambar testee yang adekuat, maka gambar tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa testee merupakan individu yang kurang mampu dalam
menenukan sikap dan kecenderungan menyandarkan pada ingkungan.
Gambar 5 : Adekuat (+)
Dengan asil gambar testee yang adekuat, maka testee merupakan individu yang
mempunyai vitalitas yang kuat, dapat dikuasai ole nafsu dan juga oposional.
Gambar 6 : Adekuat (+)
Pada gambar dari respon ini, testee menggambar dengan cukup adekuat. Dari gambar
ini dapat didinterpretasikn bahwa testee adalah seseorang yang mempunyai keinginan
untuk berprestasi.
Gambar 7 : Tidak adekuat (-)
Pada respon ini juga testee menggambar dengan tidak adekuat. Yang mana respon ini
dapat diinterpretasikan bahwa testee merupakan individu yang rasional / realismus,
tidak ada hubungan erotis ddan penekanan-penekanan hubungan erotis seksual.
Gambar 8 : Adekuat (+)
Pada respon yag terakhir testee menggambar cukup adekuat. maka dari itu gambar
tersebut dapat diinterpretasikan bahwa testee mengalami adanya masalah dalam kontak
sosial.

D. Interpretasi fragmebtal dikorelasikan


Respon 1 dan 8 : Adekuat
Pada respon satu dan delapan testee menggambarkan yang kurang adekuat. Maka dari
itu sesuai kriteria respon satu, maka testee kurang baik dalam hal menyesuaikan diri.
Sedangkan sesuai respon delapan yang kurang adekuat, maka testee kurang mampu
dalam berhubungan sosial, sehingga mudah dipengaruhi oleh lingkungan.

4
Respon 2 dan 7 : Tidak adekuat
Pada respon dua dan tujuh, testee menggambar dengan tidak adekuat, yang mana pada
respon dua yaitu respon untuk penyesuaian perasaan. Karena gambar testee adekuat,
maka testee cukup mampu dalam menyesuaikan perasaannya. Sedangkan pada respon
ke tujuh testee menggambar dengan tidak adekuat, maka pada kehidupan persaannya,
testee tidak mampu mengendalikan perasaannya yang berhubungan dengan dirinya
sendiri.
Respon 3 dan 5 : Adekuat
Adekuat pada respon tiga dan lima, yang artinya testee mampu dalam mengatur ambisi
atau memproyeksikan ambisinya secara perlahan tapi pasti. Testee juga mempunyai
kemampuan kognitif yang cukup.
Respon 4 dan 6 : Cukup adekuat
Pada respon empat dan enam testee menggambar dengan cukup adekuat, sehingga
testee merupakan anak yang mampu atau berani dalam menghadapi masalah secara
serius. Pada respon enam yang cukup adekuat juga, testee merupakan individu yang
cukup berani dalam bertindak sesuai dengan dinamikanya.

E. Dinamika kepribadian
1. Keurutan gambar : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 (tipe Linier)
Dari hasil tes Wartegg ini, testee masuk pada tipe Linier dalam menyelesaikan
gambar dari delapan respon tersebut. Maka dari itu testee merupakan individu yang
memiliki penghayatan / tingkah laku yang terhambat, pengendalian kuat dan
cenderung kaku dalam bertingkah laku..
2. Kepenuhan gambar
Respon 1 : Dari respon ini, testee menggambar dengan penuh dan disertai
dengan tekanan kuat. Ini menunjukkan dorongan kuat dan agresivitas.
Respon 2 : Pada respon ini testee mengambar penuh dan adekuat. Yang mana
dapat diinterpretasikan testee terbuka dan kaya akan ide serta vitalitas yang kuat.
Respon 3 : Dari gambar ini, testee menggambar dengan cukup penuh juga.
Sehingga dapat diinterpretasikn testee mempunyai keterbukaan dan kaya akan ide.
Respon 4 : Dari respon ini testee menggabar dengan penuh dan adekuat.
Gambar in dapat menunjukkan bahwa testee mempunyai vitalitas yang kuat dan
spontanitas.
Respon 5 : Dari respon ini, testee menggambar cukup penuh dan adekuat juga
terletak di tengah. Yang mana dapat diinterpretasikan bahwa testee mempunyai
vitalitas yang cukup kuat dan penyesuaian yang cukup baik.
Respon 6 : gambar pada respon ini cukup penuh dan cukup adekuat. Maka dari
itu dapt diinterpretasikan bahwa testee merupakan individu yang spontanitas.

5
Respon 6 : gambar pada respon ini cukup penuh. Maka dari itu dapt
diinterpretasikan bahwa testee memiliki keterbukaan dan kaya akan ide
Respon 8 : Gambar yang masuk pada kriteria penuh dan adekuat, sehingga
testee memiliki vitalitas yang kuat dan spontanitas.
3. Coretan, tekanan dan lebar garis :
Dalam menggambar testee lebih didominasi oleh gambar yang bergaris lurus
dengan penekanan yang cenderung kuat, yang mana dari gambar-gambar tersebut
dapat diinterpretasikan bahwa testee merupakan individu yang mempunyai integrasi
yang cukup harmonis antara mekanisme mental dan dorongan vital. Yang mana
vitalitas testee termasuk sedang, dan dinterpretasikan bahwa testee adalah seorang
yang kurang asertif dan cenderung sensitif.

F. Interpretasi Kepribadian
1. Emosi
Testee termasuk individu yang seclusive, yakni kurang berorientasi pada
lingkungan di luar dirinya, perhatiannya lebih terarah pada dirinya sendiri, cenderung
melihat sesuatu dari sudut pandang dan sikap pribadi, sangat sensitif dan mudah
menjadi terlalu sensitif dan depresi.
2. Imajinasi
Testee termasuk individu yang memiliki imajinasi kreatif, yakni ditandai oleh
kurangnya hubungan dengan reolitas. Individu lebih menyukai hal-hal yang abstrak
atau simbol-simbol emosional, fisiolofis atau mistik. Kalau berlebihan imajinasi ini
akan merupakan hambatan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.
3. Intelektual
Testee termasuk individu yang memiliki intelektual yang spekulatif, yakni
mengutamakan prinsip-prinsip, penalaran, teori lebih dari pada fakta, observasi dan hal
yang praktikal.
4. Aktifitas
Testee termasuk individu yang memiliki aktifitas controlled, yakni ditandai oleh
konsistensi bertingkah laku dan kemampuan mengambil keputusan secara tegas.
Individu biasanya membuat perencanaan sebelum bertindak. Perhatiannya terpusat,
mereka menyukai ketenangan dan keteraturan. Tingkah lakunya tampak konsisten dan
tenang. Kalau berlebihan mungkin akan berkembang menjadi fiksasi, terlambat dan
kompulsif.

6
G. Kesimpulan
Dari hasil tes Wartegg yang telah dilakukan pada testee secara individual. Secara
keseluruhan dan dari hasil interpretasi yang telah dilakukan. Maka testee merupakan
individu yang memiliki Emosi yang seclusive, yakni introvert sehingga tidak mudah
berhubungan dengan lingkunga. Imajinasi yang kreatif, yakni ditandai oleh kurangnya
hubungan dengan reolitas. Individu lebih menyukai hal-hal yang abstrak atau simbol-
simbol emosional, fisiolofis atau mistik. Kalau berlebihan imajinasi ini akan merupakan
hambatan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Intelektual yang
spekulatif, yakni dalam memikirkan sesuatu testee terlalu gegabah dan tidak
memikirkannya secara panjang. Aktivitas yang kontroled, yakni dalam berhubungan
dengan team testee cenderung menginginkan untuk memberi tugas-tugas kepada
kelompoknya.
Selain itu juga testee cukup mampu untuk memanfaatkan dorongan dalam
menghadapi kesulitan, walaupun terdapat masalah dengan hubungan sosialnya.

Anda mungkin juga menyukai