I. Pendahuluan
Dalam literature yang berkaitan dengan Fraud Auditing kita dapat menemukan
berbagai pengertian atau definisi tentang Fraud. Fraud dapat didefinisikan sebagai “suatu
penyimpangan atau perbuatan melanggar hokum (Illegal Act) yang dilakukan dengan
sengaja, untuk tujuan tertentu – misalnya menipu atau memberikan gambaran yang keliru
(mislead) untuk keuntungan pribadi/kelompok secara tidak fair, baik secara langsung meupun
tidak langsung merugikan pihak lain”. Ada juga yang mendefinisikan fraud sebagai
“perbuatan curang yang dilakukan dengan berbagai cara secara licik dan bersifat menipu serta
sering tidak disadari oleh korban yang dirugikan”.
Pada umumnya fraud berupa pencurian (theft), penyembunyian (concealment) dan
pengalihan (conversion) barang curian daam bentuk lain. Hal ini sering disebut unsur fraud.
Di lingkungan profesi auditor, istilah fraud sudah tidak asing lagi, walaupun berasal dari
bahasa asing. Padanan dalam Bahasa Indonesianya, sekali lagi di lingkungan profesi auditor,
sering digunakan istilah “KECURANGAN”. Oleh karena itu, dalam modul ini kata
“Kecurangan” merupakan istilah yang dapat saling dipertukarkan dengan istilah “Fraud”.
Tidak ada organisasi yang terbebas dari fraud (kecurangan), karena pada dasarnya
permasalahan ini bersumber dan bermuara pada masalah manusia,“the man behind the
gun”. Apapun aturan dan prosedur diciptakan, sangat dipengaruhi oleh manusia yang
memegang kuasa untuk menjalankannya, karena tidak semua orang jujur dan beintegritas
tinggi. Kecurangan yang terjadi di lingkungan korporasi dipengaruhi 3 unsur factor
pndorong, yaitu : motivasi, kesempatan, dan rasionalisasi atau pembenaran. Dari ketiga unsur
tersebut yang dapat dikendalikan oleh perusahaan hanya satu factor, yaitu factor kesempatan.
Dalam kurun waktu 50 tahun terakhir peran internal auditor telah mengalami
kemajuan yang cukup signifikan, dan akan terus berkembang untuk mengakomodasi
perubahan lingkungan bisnis secara berkeesinambungan, dan semakin kompleks. Internal
auditor saat ini menjalankan penugasan audit pada smua tingkatan atas perintah Direksi
maupun permintaan Komite Audit. Lembaga internal audit saat ini juga telah dijadikan
tempat magang (merupakan wadah pelatihan) jabatan manajerial bagi mereka yang akan
menduduki posisi manajemen kunci, termasuk untuk menjadi anggota komite audit, namun
demikian tanggung jawab utama internal auditor adalah membantu manajemen pada semua
tingkatan untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam:
a. Menilai efisiensi dan efektivitas dan keekonomisan kinerja manajemen
b. Memberikan saran yang konstruktif untuk meningkatkan kinerja
c. Memonitor kualitas, intergritas dan keandalan proses pelaporan transaksi keuangan.