Ignorancy sendiri sebenarnya berakar dari ketiadaan atau minimnya pengetahuan. Teori dan definisi klasik itu
mungkin ada benarnya. Tapi jika dilihat dari banjirnya informasi tentang resiko virus ini, tidaklah mungkin
pengetahuan mereka sama sekali nol tentang pandemi ini. Namun jika dianalisis secara Sosiologis, Ignorancy ini
tidak hanya lahir dari minimnya informasi dan pengetahuan. Informasi dan pengetahuan yang cukup tidak serta-
merta ditindaklanjuti dengan tindakan rasional sesuai dengan fakta. Pengetahuan yang meluncur dari berbagai
media informasi akan menjadi tidak ada guna nya jika menjadi sebuah persepsi yang di konstruksi secara sosial
(social constructed). Informasi dan pengetahuan tersebut kemudian diterjemahkan kembali oleh individu atau
masyarakat dari sisi benar atau tidaknya berdasarkan konsensus yang di negosiasikan (negotiated social
consensus). Ketika informasi dan pengetahuan tersebut harus di reproduksi kembali, di negosiasikan kembali di
masyarakat, maka ia akan berubah menjadi persepsi. Dan sialnya, persepsi sangarlah relatif.
Jika sudah pada posisi ini, individu dan masyarakat akan menganggap pengetahuan bersifat reviseable yang
mendistorsi pengetahuan. Sebanyak apapun informasi dan pengetahuan yang dilepas ke masyarakat, maka akan
diterjemahkan dan direproduksi secara berbeda, bahkan dibumbui dengan sikap emosional yang cenderung
irrasional. Mungkin banyak masyarakat yang tidak merasakan ini ketika tidak mengambil sikap dan tindakan
berdiam diri di rumah beserta keluarga. Mereka menerjemahkan kembali informasi yang ada, me-negosiasikan dan
membangun konsensus antar sesama atas dasar kebutuhan, kepentingan, emosi dan faktor lain yang mereka
terjemahkan sendiri.
Tentu tak bisa menyalahkan total masyarakat hingga menjadi sangat ignorant. Mungkin sebelumnya mereka punya
pengalaman masa lalu yang menganggap sikap dan persepsi sendiri lebih dipercaya daripada yang mereka peroleh
dari berbagai media informasi. Pengambil kebijakan tentu tak bisa moderat terhadap sikap ignorant seperti itu,
karena ancaman yang ditimbulkan juga akan terjadi pada orang-orang yang sudah mengambil sikap rasional
dengan informasi dan pengetahuan yang mereka dapat. Mulai sekarang, jujurlah dalam memberi informasi agar
masyarakat tidak membangun konsensus sendiri atas pengetahuan dan informasi dan meminimalisir masyarakat
yang masuk kategori ignorant. Sedangkan dalam waktu yang pendek ini, mau tidak mau pemerintah harus lebih
tegas dan akurat dalam menyebarkan informasi, agar persepsi dan konsensus liar tidak semakin berkembang. (Tua
H)