Kerusakan dan kehancuran yang diakibatkan bencana tentu sesuatu yang harus dipulihkan kembali,
agar masyarakat terkena dampak secara perlahan memenuhi kebutuhan dasar. Namun pada
saatnya, pemulihan akan menyentuh normalisasi penghidupan, terutama melalui kegiatan ekonomi
masyarakat. Pemulihan kegiatan ekonomi tentu tidak hanya terkait dengan skill dan pengetahuan
masyarakat dan produktivitas, namun juga bagaimana kegiatan ekonomi yang dibangun bisa
menjawab atau mengatasi resiko yang kemungkinan diakibatkan oleh bencana di masa yang akan
datang.
Salah satu aspek yang butuh pembenahan dalam bidang ekonomi adalah melakukan pemulihan
kegiatan-kegiatan usaha matapencaharian. Tentu saja hal ini tidak mudah, karena pemulihan
matapencaharian masyarakat terdampak bencana tidak hanya ditentukan oleh skill dan
pengetahuan yang terkait dengan produktivitas, namun juga sangat ditentukan oleh jenis dan
karakteristik produk, kalender musim, pelaku pasar, kebijakan dan mekanisme pasar.
Tentu saja, proses pemulihan paling awal yang biasanya dilakukan oleh para pendamping adalah
bagaimana masyarakat terkena dampak bencana kembali produktif. Sebahagian mungkin kembali
menekuni kegiatan usaha sebelumnya. Namun ada juga yang beralih pekerjaan pada bidang usaha
lain, dan sebahagian kemungkinan mengkombinasikan beberapa jenis usaha matapencaharian.
Namun dari semua jenis mata pencaharian atau usaha tersebut, umumnya akan ditentukan oleh
pasar. Jenis produk atau komoditas yang laku atau diserap oleh pasar secara rutin, dalam volume
yang bisa dipenuhi dan harga yang menguntungkan akan berkontribusi lebih besar pada pemulihan
ekonomi masyarakat. Sedangkan yang produk atau komoditas yang sulit diterima pasar, bersifat
musiman, kurang menguntungkan dan bernilai rendah tidak akan menjadi pilihan yang akan
dibudidayakan atau diproduksi oleh masyarakat.
Kajian yang akan dilakukan oleh Mercy Corps melalui Proyek Pengelolaan Resiko Melalui
Pembangunan Ekonomi di Indonesia (MRED Indonesia) di Kecamatan Dolo Selatan dan Kulawi
adalah salah satu strategi untuk menjawab kebutuhan pemulihan ekonomi masyarakat di dua
Kecamatan wilayah proyek. Melalui kajian ini diharapkan upaya-upaya pengembangan usaha
masyarakat akan efektif dijalankan karena telah didasari oleh informasi yang dibutuhkan untuk
pemasaran produk komunitas dampingan. Melalui analisis rantai nilai dan pemetaan stakeholder
kajian ini juga akan sangat bermanfaat untuk tidak hanya kelayakan dari beberapa usaha yang
dijalankan oleh masyarakat, namun juga peluang-peluang yang bisa dilakukan untuk mendorong
usaha agar lebih berjalan secara efektif dan menguntungkan bagi pelaku usaha. Ketika dua informasi
di atas diperoleh, maka pemetaan stakeholder dan informasi iklim dan cuaca akan menjadi faktor
yang menentukan usaha masyarakat berkembang lebih berkesinambungan.
Tujuan
Tujuan dari kajian ini adalah;
- Melakukan pemetaan komoditas potensial yang telah berjalan maupun komoditas potensial
lain yang memungkinkan untuk dikembangkan
- Melakukan Pemetaan pasar atas komoditi-komoditi potensial masyarakat di tingkat lokal
(kabupaten dan provinsi)
- Melakukan Analisis Rantai Nilai komoditas potensial masyarakat
- Melakukan Kajian dampak bencana terhadap perubahan matapencaharian masyarakat
- Melakukan Pemetaan multi stakeholder yang berhubungan secara langsung dengan
pengembangan matapencaharian dan akses pasar komoditas masyarakat
- Melakukan identifikasi dan analisis menfaat Informasi layanan cuaca/iklim terhadap kegiatan
usaha masyarakat
- Adanya data dan informasi mengenai pasar yang revelan, permintaan & segmen pasar, dan
tingkat persaingan pasar.
- Adanya data dan informasi tentang permintaan dan penawaran pasar, mekanisme
penjadwalan harga, faktor penentu pasar, rantai pasokan, dan mekanisme pengaturan dan
kontrol pasar pemerintah
- Terkumpulnya data dan informasi mengenai peluang, tantangan, kekuatan dan kelemahan
dari jenis produk usaha.
- Adanya rekomendasi tentang startegi untuk pengembangan usaha berkelanjutan
- Adanya rekomendasi dan strategi adaptasi mata pencaharian terhadap ancaman bencana
banjir dan longsor.
- Laporan Kajian.
Metode
Kajian ini menggunakan metode kualitatif, yang mengkombinasikan beberapa pendekatan. Metode
kualitatif dianggap lebih tepat digunakan dalam proses kajian, karena informasi yang diperoleh
diharapkan bersifat spesifik dan mendalam, sehingga data dan informasi yang diperoleh difokuskan
penerima manfaat project (beneficiaries). Walaupun demikian, metode ini nantinya dalam proses
analisis akan dikombinasikan dengan modeling antar variabel, sehingga data dan informasi yang
diperoleh bisa dimanfaatkan oleh pelaksana project dalam melakukan intervensi lanjutan. Adapun
beberapa pendekatan yang dilakukan dalam metode ini adalah;
- Interview
Interview dilakukan pada key informan, diantaranya adalah; Individu sebagai produsen,
pedagang (trader) dan pengepul lokal (middle man), pelaku distribusi atau transportasi
(transporter), penjual atau pengecer (retailer), maupun konsumen. Selain itu, wawancara
mendalam juga dilakukan pada pemangku kepentingan, seperti staff Dinas Perdagangan dan
Perindustrian, Staff Dinas Pertanian dan penyuluh pertanian.
- Focus Group
Focus Group Discussion dilakukan dengan melibatkan produsen dan pelaku pasar lainnya
sehingga diperoleh informasi yang lebih akurat, terutama untuk mendapatkan informasi
tentang pola dan mekanisme perdagangan yang dilakukan antara produsen dan pelaku
perdagangan yang terlibat dalam market chain komoditas masyarakat dampingan.
- Observasi
Pengamatan dilakukan secara langsung di level lokasi produksi/budidaya dilakukan di
masyarakat dan juga di level pasar. Untuk memperoleh peta distribusi/transportasi, maka
pengamatan dilakukan untuk mendapatkan jalur-jalur penjualan yang dilakukan oleh mobile
retailer maupun retailer di pasar-pasar utama.
- Etnografis
Studi etnografis dilakukan untuk memperoleh informasi tentang relasi antara komoditas
dengan pelaku usaha, kebiasaan dan value yang dipegang dan mempengaruhi masyarakat
dalam berperilaku dalam proses produksi.
- Studi Dokumentasi
Data dan dokumen baik dalam bentuk laporan kegiatan, database project, laporan kajian
dan sebagainya dari yang tersedia oleh project dan lembaga (MRED), pemerintah maupun
masyarakat nantinya ditelusuri untuk dijadikan bahan analisis.
1. Pendalaman indikator variabel project dilakukan melalui diskusi mendalam dengan team
pelaksana project untuk menghasilkan skala pengukuran setiap indikator setiap variabel.
Skala pengukuran indikator ini nantinya akan digunakan sebagai bahan pendalaman
informasi dari lapangan dan juga penyusunan model.
2. Pemetaan komoditas dilakukan sesuai metode kajian untuk menghasilkan jenis-jenis
komoditas yang diproduksi oleh komunitas, berikut tantangan, kekuatan, peluang dan
kelemahan. Setelah mendapatkan data komoditas, kemudian dilanjutkan dengan;
3. Melakukan pengamatan, wawancara dan diskusi untuk merangkai jalur dan rantai
pemasaran rantai nilai untuk setiap komoditi/produk, khususnya dari titik produksi sampai di
level Provinsi
4. Melakukan diskusi dan wawancara untuk melihat peran atau pengaruh stakeholder dalam
hal rantai pasar dan nilai, dan juga peluang-peluang peran stakeholder dalam membangun
strategi adaptasi.
5. Melakukan desk study dalam rangka analisis pengembangan, keberlanjutan dan penyusunan
strategi adaptasi
6. Analisis data dan pembuatan laporan
- Produk
o Informasi umum produk/komoditas
Tipe kegiatan usaha/jenis usaha
Jenis produk/komoditas
Keahlian/pengetahuan dalam memproduksi
Ketersediaan sumberdaya
Kesesuaian proses produksi dengan perilaku usaha
Kesesuaian dengan iklim
Kesesuaian dengan perilaku konsumsi
o Kapasitas
Luas, unit siklus per satuan waktu
Jumlah pelaku/pekerja
Jenis pekerjaan lain/mata pencaharian lain diluar matapencaharian utama
Rutinitas produksi
Volume hasil (per komoditas/produk)
Lama waktu produksi (dari awal sampai penjualan)
Durability produk/komoditas (daya tahan)
Kalender produksi
o Analisis usaha per produk/komoditas
Analisa pendapatan usaha
Harga pokok produksi (HPP)
Permodalan
Harga jual
Margin
- Pasar
o Analisa rantai pasar tiap produk
Jumlah level
Jumlah pelaku di tiap level di sepanjang rantai nilai
o Karakteristik pelaku rantai pasar
Tempat tinggal pelaku pasar
Rutinitas pembelian dari produsen
Sistem pembelian dan pembayaran (antar, jemput, penggunaan transporter)
Sistem sortasi
o Relasi antara produsen dengan tiap pelaku rantai pasar
Hubungan permodalan dengan pelaku rantai pasar
Hubungan patronase dengan pelaku rantai pasar
Independensi produsen
o Analisa rantai nilai (value Chain)
Rantai nilai per komoditas/produk
Laba di tiap pelaku pasar (level) untuk masing-masing
produk/komoditi
Biaya per pelaku pasar
Volume pembelian per pelaku pasar (daya serap)
Analisa perilaku pasar
Tingkat persaingan antar wilayah produksi
Bentuk-bentuk pembayaran
Bentuk-bentuk pembelian
Faktor-faktor pengaruh perilaku pasar (permintaan dan penawaran)
o Kebijakan harga komoditas/produk (kontrol harga dan ketersediaan)
Faktor penentu adanya kebijakan harga
Lembaga/pihak penentu harga
Bentuk kebijakan kontrol harga
Compliance pelaku pasar terhadap kebijakan harga
- Sustainability
o Ketergantungan pada input non lokal
o Kelembagaan/kelompok usaha masyarakat
o Akses permodalan
o Savings
o Teknik budidaya
o Praktek-praktek lainnya
- Strategi adaptasi matapencaharian terhadap ancaman bencana
o Jumlah keluarga yang memiliki lebih dari satu jenis mata pencaharian
o Jenis-jenis coping strategi yang digunakan oleh masyarakat saat terjadi bencana
o Skill dan pengetahuan pengelolaan dan pemanfaat lahan sempit
Analisis Data
Proses analisis data dilakukan melalui 3 tahapan.
Analisis Deskriptif
Pada tahapan awal, seluruh data dan informasi yang diperoleh dari beberapa proses pengumpulan
data di deskripsikan secara detail. Pendeskripsian data dan temuan tersebut ditampilkan sesuai
dengan masing-masing variabel dan atribut, sehingga memudahkan dalam memahami temuan.
Adapun data dan informasi yang akan dijabarkan pada bagian ini adalah;
Ada beberapa variabel dan atribut yang diasumsikan berhubungan satu sama lain, seperti yang
terlihat pada gambar di bawah. Namun hubungan tersebut akan ditentukan saat proses
pengumpulan data dan informasi di lapangan dan analisis deskriptif.
Seluruh variabel kunci yang telah ditetapkan kemudian dianalisis menggunakan Weighted Score
Matrix (WSM). Matrix ini digunakan dengan tujuan untuk melihat bobot masing-masing produk atau
komoditas berdasarkan beberapa faktor atau requirements yang merupakan turunan dari variabel-
variabel kunci yang telah disepakati.
1. Menentukan tujuan dari penggunaan WSM, dalam hal ini terutama diarahkan pada
menjawab kepentingan kajian. Diantaranya adalah menentukan komoditas yang berpeluang
untuk dikembangkan atau dijalankan oleh masyarakat berdasarkan faktor atau kriteria
tertentu.
2. Menentukan requirements, kriteria atau faktor penentu. Kriteria atau faktor tersebut
merupakan atribut atau indikator turunan dari variabel. Misalnya; Modal usaha. Faktor
penentu modal usaha adalah; a. Bersumber dari modal sendiri; b. Jumlahnya tidak besar; c.
Dapat dengan cepat di akses.
3. Menentukan skala bobot (weight) dari masing-masing requirements atau kriteria.
4. Penentuan score masing-masing requirements
5. Penentuan hasil score setelah diberi bobot (perkalian antara skala bobot dengan angka score
yang telah di isi)
6. Analisis
Setelah analisis menggunakan WSX dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis.
Analisis bisa dilakukan per kriteria maupun mengikuti arah komoditas atau produk. Analisis ke
samping dilakukan untuk melihat kelayakan dari sebuah kriteria untuk seluruh jenis komoditas atau
produk. Artinya, kriteria atau requirements tersebut secara umum sangat menentukan
pengembangan produk. Contoh; Jika Bobot atau score total dari “Modal Kecil” lebih besar dari
“Margin”, maka ada baiknya team project atau masyarakat bisa memfokuskan diri untuk
memfokuskan diri pada kegiatan-kegiatan yang bisa mendorong aspek permodalan sebagai strategi.
Jika analisis dilakukan ke bawah (berdasarkan komoditas), maka kesimpulan atau rekomendasi bisa
disematkan pada jenis komoditas atau produk yang paling berpeluang untuk dikembangkan oleh
masyarakat. Misalnya; jika weighted score tanaman cengkeh lebih besar dibandingkan sayuran,
maka fokus strategi pengembangan bisa dilakukan untuk komoditas cengkeh.
Analisis juga bisa dilakukan secara parsial. Beberapa requirements atau kriteria akan dibagi dalam
beberapa variabel. Variabel pasar akan berisi beberapa kriteria, begitu juga variabel pasar. Ketika
total weighted score pada tanaman sayuran untuk variabel pasar lebih besar dibandingkan dengan
weighted score tanaman sayuran untuk variabel adaptasi iklim, maka dapat diambil kesimpulan
bahwasannya tanaman sayuran sangat potensial dikembangkan dalam kondisi normal, namun
kurang mendukung adaptasi iklim atau pada saat terjadi bencana.
Workplan
Kegiatan Lokasi Waktu Remarks
Week 1 Week 2 Week 3 Week 4 Week 4 Week 5 Week 6 Week 7 Week 8
Studi dokumen Palu
Diskusi dengan team project YMCI office
Penyusunan atribut awal variabel YMCI office
Kajian produk dan komoditas
Wawancara Lokasi project
FGD Lokasi project
Studi Market chain & Value Chain
Wawancara Lokasi project, Pasar di
Observasi sekitar jalur
FGD pemasaran
Studi Peran Stakeholder
Wawancara Palu, Sigi Biromaru,
Studi Sustainability & Strategi adaptasi Lokasi Project
Wawancara dan FGD
Analisis dan Penulisan Laporan
Analisis Palu
Penulisan Laporan Lokasi Project
Presentasi awal Palu
Penyerahan laporan dan presentasi final
Budget
No Kegiatan Deskripsi qty unit Freq unit Unit cost Total
1 Keberangkatan dan kepulangan team Lokal transport 3 orang 2 pp 250.000 1.500.000
1.1. Perjalanan Medan-Palu 1 orang 2 pp 4.500.000 9.000.000
1.2 Perjalanan Bogor-Palu 1 orang 2 pp 3.200.000 6.400.000
Hotel Palu 2 room 2 day 500.000 2.000.000
1.3 Guest house Palu 2 room 5 day 150.000 1.500.000
2.1 Studi dokumen dan Diskusi dengan team project Snacks & Lunch 5 orang 1 meeting 75.000 375.000
3 Kajian Produk dan Komoditas Rent Car 1 car 2 day 1.000.000 2.000.000
3.1 Rent motorbike 2 motorbike 5 day 250.000 2.500.000
3.2 Snack & Lunch FGD 10 person 2 meeting 75.000 1.500.000
3.3 Community House 3 person 7 day 100.000 2.100.000
4 Studi Market & Value Chain Rent motorbike 2 motorbike 5 days 250.000 2.500.000
4.1 FGD 10 person 2 meeting 75.000 1.500.000
4.2 Community house 3 person 7 day 100.000 2.100.000
5 Study peran stakeholder Rent motorbike 2 motorbike 5 day 250.000 2.500.000
5.1 Community house 3 person 5 day 100.000 1.500.000
6 Studi sustainability and Strategi adaptasi Snack and lunch FGD 10 person 2 meeting 75.000 1.500.000
6.1 Rent motorbike 2 motorbike 5 day 250.000 2.500.000
6.2 Community house 2 person 7 day 100.000 1.400.000
7 Analisis dan Penulisan Laporan Guest house Palu 2 room 21 day 100.000 4.200.000
Presentasi 10 person 2 meeting 75.000 1.500.000
Fee Team leader 1 person 42 day 1.000.000 42.000.000
Anggota team 1 1 person 42 day 650.000 27.300.000
Anggota team 2 1 person 42 day 450.000 18.900.000
Perdiem 3 person 42 day 250.000 31.500.000
Total 169.775.000
Curriculum Vitae Team
Team Leader
Personal Summary
More than 17 years of experienced in community development at local and International Non-
Government Organizations at Sumatera, Aceh, West Nusa Tenggara, and South Sulawesi Province.
Highly motivated working on environmental issue, Community Based Natural Resources
Management and sustainable production. Also xperienced on restoration and conservation program,
and has capabilities on program management and monitoring and evaluation.
Education
Magister Science (M.Si) in Environmental Science
University of North Sumatera, Social and Political Faculty, North Sumatera, Indonesia 1999.
Professional Experiences
- Support YNLM team to develop Project Proposal to Digni, Norwegian Lutheran Mission
and Sykepleiernes Misjons Ring.
- Capacity Building YNLM Staffs on Community Organizing and Livelihoods or SME’s
development strategy for Project Implementation.
Program Monitoring Evaluation and Learning (Consultant)
- Develop, lead and reporting Midterm Evaluation tools Relief Project in Palu (Central
Sulawesi)
- Support Program team to develop tools for Monitoring, Evaluation and Learning System on
several Project in Indonesia
- Develop manual/module of Lot Quality Assurance Sampling (LQAS) as main tools for
Midterm Evaluation for CFCT Project in Indonesia.
Program Monitoring, Learning and Evaluation Specialist
- Increase economic security, community resiliencies and food security for isolated community
post Tsunami and Earthquake disaster through Agriculture Based livelihoods, strengthening
market access, farmer groups capacity building, improving community access to clean water
facility and sanitation and access to health facility.
- Improving skills and knowledge 350 farmers on 14 hamlets on agriculture to increase farming
productivity.
- Improving community access on clean water through construction and renovation on clean
water facilities, strengthening water committee, and maintaining system/mechanism.
- Improving community health status through community access on health services, decreasing
stunting, capacity building for Kader Posyandu, Bidan/Nakes, Head of Hamlet and
Puskesmas.
Regional Program Manager
- Coordinates 4 Project Officers (PO) and 39 Field Facilitators to Strengthening 5.577 cocoa
farmer at 9 district (Lampung and West Sumatera Province) on Good Agriculture
Practices, Good Environmental Practices, Good Financial Practices, Good Business Practices
and Commodity certification.
- Build and linking trained 2000 farmers at 4 district farmer to value chain partner and
connected selected farmer to certification process.
- Develop capacity of Smallholder cocoa farmers at Lampung and West Sumatera Province
- Influences 9 districts government, including Official Instructure (PPL) to train farmer and
integrating Project activities with district and province government development plan.
Project Coordinator West Sumatera Province
Cocoa Life Project (Save The Children), May 2016- March 2017
- Increase community income on 4 districts (56 SME’s) at South Sulawesi Province, especially
vulnerable women and man at Coastal Area through Community Based Coastal Resources
Management (CBCRM)
- Support coastal community resiliencies by developing seaweed farm and other sustainable
alternative livelihoods and develop community capability to implement climate change
adaptation (CCA) strategies to improving economic and food security at Coastal Area.
- Develop community capability on resiliencies and sustainable livelihoods through
Collaboration with 4 district government on developing and strengthening local policy on
poverty reduction and sustainable development.
- Develop, implement and sharing appropriate techniques and community best practices on
sustainable resources management as resiliency and climate change adaptation (CCA)
strategies.
- Supporting project partners to implement activities, including develop activity plan,
monitoring, evaluation, and capacity building partner staffs.
- Create collaboration with districts government to develop participative and community based
sustainable natural resources management policies
- Collaborate with local government to create entrepreneurship on community livelihoods at
coastal area.
- Advocacy on integrated and collaborated plan and implementation in economic potential,
sustainable agriculture and fisheries.
- Conservation and rehabilitating mangrove ecosystem (400 ha) and restore 2000 Ha intertidal
ecosystem at small islands and coastal area.
Project Officer
- Develop collaboration with district government to revitalize northern central lombok area to
create Participative and integrated natural resources management.
- Capacity building communities and village government staffs on Participative and integrated
natural resources management at village development plan
Lecturer
- Research on women contract labor, Labor Wage System, Agrarian Conflict and other labor
issues in Medan and big plantation at North Sumatera Province.
- Coordinator at Research and Organizing Department to develop and increase capacity of
Labor Union at North Sumatera Province.
- Strengthening Labor Union to have capability to support labor rights.
Field Facilitator
Computer Skills
MS Word, Excel, Power Point, SPSS, Visio
CURICULLUM VITAE
NPWP : 46.621.548.0-807.000
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENGALAMAN ORGANISASI
PENGALAMAN KERJA
3. Environment Staff MAP, RCL Project – Oxfam GB, Sulawesi Selatan tahun
2010-2012.
Tugas danTanggung jawab :
Melakukan koordinasi dengan aparat pemerintah baik desa maupun tingkat
yang lebih tinggi di lokasi program
Mensosialisasikan program yang akan dilaksanakan kepada masyarakat
desa lokasi
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sekolah Lapang Pertanian
Organik di wilayah kerja Kabupaten Pangkep.
Mendampingi masyarakat dalam pelaksanaan program khususnya
pelaksanaan Sekolah Lapang Pertanian Organik dan pengadaan demoplot
sebagai sarana praktek bagi siswa sekolah lapang pertanian organik.
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan
Membantu fasilitator dan konsultan dalam pelaksanaan kegiatan
Mendokumentasi kegiatan baik secara tertulis maupun dalam bentuk foto
Mendampingi masyarakat dalam merancang dan menyusun rencana tindak
lanjut kegiatan
Pendampingan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi
mangrove dengan metode EMR
7. Koordinator Field Facilitator RCL Project - Oxfam, Juni 2014 – Agustus 2015
Tugas dan tanggung jawab :
Melakukan sosialisasi kepada kelompok-kelompok dampingan atas peran dan fungsi
fasilitator lapangan
Mengkoordinir fasilitator lapangan dalam melakukan pertemuan dengan kelompok-
kelompok dampingan.
Memberikan informasi yang diperlukan oleh field fasilitator terkait dengan informasi
masing-masing kelompok dampingan dan arahan pendampingan kelompok-
kelompok sesuai dengan kondisi masing-masing kelompok dampingan dan jenis
usaha yang dijalankan oleh kelompok dampingan
PELATIHAN-PELATIHAN
1. Kunjungan Belajar Mina Padi dan Pengelolaan Koperasi Simpan Pinjam Petani di DI
Yogyakarta, 2018
2. Pelatihan Good Finance Practise, EQSI Project-Yayasan Kalla, 2017
3. Pelatihan Good Agriculture Practise, EQSI Project-Yayasan Kalla, 2016
4. Pelatihan Pendampingan Masyarakat, EQSI Project-Yayasan Kalla, 2016
5. Pelatihan Business Plan bagi kelompok Ekonomi Masyarakat, OXFAM GB, 2015
6. Pelatihan Fasilitator Masyarakat, Yayasan Satunama-Yogyakarta, 2014
7. Pelatihan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Yayasan Hutan Biru, Aceh, 2012
8. Pelatihan Manajemen Pengadaan Barang, OXFAM GB, 2011
Anggota team 2
Curriculum Vitae
Personal Data
Name : Ridho Sunelju Haholongan. S, S.S
Place, date of birth : Rimba Jaya, June, 11st 1989
Address : Berkat Baru Kecamatan Sikakap
Kabupaten Kepulauan Mentawai
Sumatera Barat 25391
Phone : 081270614489
E-mail : ridhosunelju@gmail.com
Formal Educations
- 2010-2014 Faculty of Letters, major in English Literature Christian
University of Indonesia, East Jakarta
- 2004-2007 SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan, Sikakap, Mentawai
- 2001-2004 SMP Negeri 1 Pagai Utara Selatan, Sikakap, Mentawai
- 1996-2001 SDK. St. Vincentius, Sikakap, Mentawai
Work Experiences
- 2017- Work in Yayasan Fondasi Hidup as:
a. Community Development Facilitator August 2017-
December 2017
b. Co-Cluster Coordinator January 2018-June 2018
c. Cluster Coordinator July 2018-2020