Anda di halaman 1dari 36

KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA

Dosen Pembimbing :

Ferry  Efendi, S.Kep.Ns., M.Sc., PhD.

Disusun oleh :

1. Veny Widi Andara A 131711133002


2. Maftuhatul Maghfiroh 131711133036
3. Karunisa Ziyadatul Ilmi 131711133068
4. Indah Putri Pinanti 131711133108
5. Yulia Mariska Sari 131711133127
6. Advi Astika 131711133128

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN NERS FAKULTAS


KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga dengan materi Konsep Keluarga
dalam bentuk makalah. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh bapak
Ferry  Efendi, S.Kep.Ns., M.Sc., PhD.

Terima kasih kepada bapak Ferry Efendi, S.Kep.Ns., M.Sc., PhD sebagai dosen
pengampu yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Kami menyadari adanya kekurangan pada makalah ini. Untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini

Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi
pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca
dapat memakluminya. Sekian dan terima kasih.

Surabaya, 22 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................2

1.3. Tujuan........................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................3

2.1 Konsep keluarga........................................................................................................3

2.1.1. Definisi Keluarga.................................................................................................3

2.1.2. Karakteristik Pada Keluarga................................................................................3

2.1.3. Fungsi keluarga....................................................................................................4

2.1.4. Tahap Perkembangan Keluarga...........................................................................6

2.2. Konsep Keluarga Dengan Anak Dewasa.................................................................7

2.2.1. Definisi Keluarga Dengan Anak Dewasa............................................................7

2.2.2. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Dewasa.....................................10

2.2.3. Karakteristik Keluarga Dengan Anak Dewasa..................................................12

2.2.4. Peran Perawat Pada Keluarga Dengan Anak Dewasa........................................12

2.2.5. Masalah Kesehatan Pada Keluarga Dengan Anak Dewasa...............................13

BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................................18

3.2. Pengkajian Keperawatan Keluarga....................................................................18

3.3. Analisa Data.............................................................................................................25

3.4. Prioritas Diagnosa...................................................................................................26

3.5. Intervensi Keperawatan..........................................................................................26

BAB IV PENUTUPAN..........................................................................................................32

ii
4.1. Kesimpulan..............................................................................................................32

4.2. Saran.........................................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan


dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan
dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang
memiliki hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan
memberi dukungan yang disebabkan oleh kelahiran,adopsi,maupun perkawinan
(Stuart,2014).

Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah berkisar ke
angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana mempersiapkan masa depan, penentu
karier dan masa usia memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa
mempersiapkan punya keturunan dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan,
dan prestasi kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik,
masa kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .

Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan


masalahkesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat 
harusmengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian
keluarga dalammelakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan
keluarga dan tugas perkembangannya.Status sehat atau sakit dalam keluarga saling
mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh
keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan
anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan
keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada paraanggota
keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya
hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah,
merekatetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.Pada
keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau
keluarmeninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa

1
dimanaorang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari
rumah.Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga
itu sendiri.Dan perawat sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang
berkaitan dengankesehatan kepada keluarga.

Sudah umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada waktu orang
mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan sosial pada masa
dewasa awal. Selama manusia berkembang maka akan terjadi perubahan-perubahan
yakni perkembangan-perkembagan yang dialami oleh individu tersebut.

Perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan
berpikir, motif-motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta integrasi
masyarakat.  Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang bekurang harapan
hidupnyadisebut proses menjadi tua. Proses ini merupakan sebagian dari pada
keseluruhan proses menjadi tua. Proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
kehidupan bersama dan faktor pribadi orang itu sendiri, yaitu  regulasi diri sendiri.

Pada periode hidup yang dikategorikan dewasa biasanya


mengharapakan penghormatan dan penghargaan dari orang lain terutama keluarga. Se
lain itu, kaumdewasa untuk melalui periode stabilisasi dan konsolidasi diikuti oleh
perubahan dan pertumbuhan
dalam usaha pencapaian tujuan baru dan dalam menghadapi konfrontasikrisis
kehidupan memerlukan dukungan dari keluarga terutama orang tua. Hal
inimenyebabkan perasaan dan tingkah laku kelurga mengalami perubahan, ada
yang bahagia dengan perkembangan anak yang telah dewasa, ada juga kelurga yang
kurang bahgaia dengan perkembangan anak yang telah dewasa.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan anak


dewasa?

1.3. Tujuan
1. Untuk menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan
anak usia dewasa

2
2. Menganalisis prioritas masalah keperawatan serta penyelesaian masalah

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep keluarga


2.1.1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan
dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan
dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang
memiliki hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan
memberi dukungan yang disebabkan oleh kelahiran,adopsi,maupun perkawinan
(Stuart,2014).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
darah,hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga,berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,2010).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau
suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (UU No. 10
Tahun 1992). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016) mendefinisikan
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Pengertian keluarga menurut UU. No. 52 Tahun 2009
Bab 1 Pasal 1 ayat 6 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami istri, atau
suami, istri dan anaknya, atau ayah dengan anak (duda) atau ibu dengan anaknya
(janda).

2.1.2. Karakteristik Pada Keluarga


a. Karakteristik umum
Menurut Mac Iver dan Page karakteristik umum keluarga antara lain:
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan,
2) Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara,

3
3) Suatu sistem tata-nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan,
4) Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok
yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan ekonomi yang
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak
5) Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau
bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga
b. Karakteristik khusus keluarga
1) Kebersamaan; keluarga merupakan bentuk yang hampir paling universal
diantara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya. Hampir setiap keadaan
manusia mempunyai keanggotaan dari beberapa keluarga,
2) Dasar-dasar emosional; hal ini didasarkan pada suatu dorongan yang sangat
mendalam dari sifat organis manusia seperti perkawinan, menjadi ayah,
kesetiaan akan maternal dan perhatian orang tua;
3) Pengaruh perkembangan, hal ini merupakan lingkungan kemasyarakatan yang
paling awal dari semua bentuk kehidupan yang lebih tinggi, termasuk
manusia, dan pengaruh perkembangan yang paling besar dalam kesadaran
hidup yang merupakan sumbernya;
4) Ukuran yang terbatas, keluarga merupakan kelompok yang terbatas
ukurannya, yang dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis yang tidak dapat lebih
tanpa kehilangan identitasnya. Oleh sebab itu keluarga merupakan skala yang
paling kecil dari semua organisasi formal yang merupakan struktur sosial, dan
khususnya dalam masyarakat yang sudah beradab dan keluarga secara utuh
terpisah dari kelompok kekerabatan;
5) Tanggungjawab para anggota, keluarga memliki tuntutan-tuntutan yang lebih
besar dan kontinyu daripada yang biasa dilakukan oleh asosiasi-asosiasi
lainnya;
6) Aturan kemasyarakatan, hal ini khususnya terjaga dengan adanya hal-hal tabu
di dalam masyarakat dan aturan-aturan sah yang dengan kaku menentukan
kondisi-kondisinya;
7) Sifat kekekalan dan kesementaraannya, sebagai institusi, keluarga merupakan
suatu yang demikian permanen dan universal, dan sebagai asosiasi merupakan
organisasi yang paling bersifat sementara dan yang paling mudah berubah dari
seluruh organisasi-organisasi penting lainnya dalam masyarakat.
4
2.1.3. Fungsi keluarga
Friedman, (2010) mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga, yaitu
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Fungsi afektif berhubungan fungsi internal keluarga
diantaranya perlindungan psikososial dan dukungan terhadap anggotanya.
Sejumlah penelitian penting dilakukan untuk memastikan pengaruh positif
kepribadian yang sehat dan ikatan keluarga pada kesehatan serta kesejahteraan
individu.
b. Fungsi Sosialisasi dan Status Sosial
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai
anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota
keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan
untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi Ekonomi
Untuk memenuhi sandang, papan, pangan maka keluarga memerlukan sumber
keuangan. Fungsi ini sulit dijalankan pada keluarga dibawah garis kemiskinan.
Perawat bertanggung jawab mencari sumber-sumber masyarakat yang dapat
digunakan untuk meningkatkan status kesehatan klien.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Yaitu menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan. Fungsi keperawatan kesehatan bukan hanya fungsi esensial
dan dasar keluarga namun fungsi yang mengemban fokus sentral dalam keluarga
yang berfungsi dengan baik dan sehat. Akan tetapi, memenuhi fungsi perawatan
kesehatan bagi semua anggota keluarga dapat sulit akibat tantangan eksternal dan
internal.
Pratt (1976, 1982) menunjukan bahwa alasan keluarga mengalami kesulitan
memberikan perawatan keluarga bagi anggota mereka terletak pada:
(a) struktur keluarga,
(b) sistem pelayanan kesehatan.
5
Pratt menemukan bahwa saat keluarga memiliki asosiasi yang luas dengan
organisasi, terlibat dalam aktivitas umum, dan menggunakan sumber komunitas,
mereka memanfaatkan pelayanan perawatan kesehatan dengan lebih cepat. Selain
itu praktik kesehatan personal meningkat saat suami secara aktif terlibat dalam
urusan internal keluarga, termasuk masalah yang berkenaan dengan sistem
pelayanan kesehatan.

2.1.4. Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut Friedman (2010) Perkembangan keluarga terbagi menjadi beberapa
tahap dan perkembangan diantaranya yaitu:

a. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (berginning family).


Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami dan
istri yang membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing.
b. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family).
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun).
c. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).
Dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5
tahun.

d. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with schoolchildren).

Dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun.
e. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai
pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.
f. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching
centerfamilies).
Yaitu dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah..
g. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).
Dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Menurut Friedman (1998, hal
132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat terjadi pada keluarga dewasa

6
pertengahan yaitu : Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup,
kegiatan waktu luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program
olahraga yang tidak teratur, masalah-masalah hubungan perkawinan,
Komunikasi dan hubungan dengan anak- anak dan orang tua yang berusia
lanjut,masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan
orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri. Peran perawat dalam
menghadapi masalah kesehatan: memotivasi orang tua usia pertengahan untuk
mengatur pola makan, istirahat dan olahraga, menganjurkan mengatasi masalah
keluarga dengan cara berembug dengan anak-anaknya, memotivasi keluarga
untuk membantu perawatan orang tua yang lanjut usia.
h. Tahap VIII keluarga usia lanjut.
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal, sampai keduanya meninggal.

2.2. Konsep Keluarga Dengan Anak Dewasa


2.2.1. Definisi Keluarga Dengan Anak Dewasa
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah berkisar ke
angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana mempersiapkan masa depan, penentu
karier dan masa usia memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa
mempersiapkan punya keturunan dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan,
dan prestasi kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik,
masa kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .
Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut Prof.
Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase yaitu:
1. Fase dewasa awal
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas perkembangan pada
masa dewasa awal yaitu:
a. mereka mendapat pengawasan dari orang tua
b. mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan hubungan yang
intim di luar
c. mereka membentuk seperangkat nilai pribadi

7
d. mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
e. mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja
2. Fase Dewasa tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman
hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai
kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita
fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh
yang bagus dan sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang
dewasa mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan
melakukan hygiene yang baik.
a. Teori-teori tentang masa dewasa tengah
1) Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang
utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982).
Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang
lain. Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya
melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika
dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini
ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku
merusak anak-anaknya dan masyarakat.
2) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh
perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas
perkembangan tersebut meliputi:

a) Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa


b) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
d) Mengembangkan aktivitas luang
e) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f) Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia
pertengahan
g) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
a. Tahap-tahap perkembangan

8
1) Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun.
Perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai
mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama
masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal.
Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada
periode ini.
2) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi
kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari
keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti
program pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri
memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan.
3) Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi
kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa
perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini
mungkin mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh
tingkat kesehatan dewasa.
3. Fase dewasa akhir
Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses-sukses
berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat dicapai
kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.
Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:
a. Menurunnya keadaan jasmaniah
b. Perubahan susunan keluarga
c. Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang pekerjaan
atau perbaikan kesehatan yang lalu
d. Penurunan fungsi tubuh
Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai
menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS ( Post
Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada
perasaan down sindrom.

9
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas perkembangan
ini, individu mengalami PPS. Misalnya penghalangnya adalah:
1. Tingkat perkembangan yang mundur
2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan
3. Tidak ada motivasi
4. Kesehatan yang buruk
5. Cacat tubuh
6. Tingkat kecerdasan yang rendah
7. Tingkat adaptasi yang jelek
8. Tingkat kesejahteraan
Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasa tengah.
Pengkajian tersebut member arah untuk merencanakan asuhan keperawatan
dan berguna dalam mengevaluasi keefektifan intervensi keperawatan.

9. Membentuk kebiasaan sehat yang positif


Kebiasaan adalah sikap atau perilaku seseorang yang biasa
dilakukan. Pola perilaku ini didorong oleh seringnya pengulangan sehingga
menjadi cara perilaku individu yang biasa.

2.2.2. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Dewasa


Sudah umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada waktu
orang mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan sosial pada
masa dewasa awal. Selama manusia berkembang maka akan terjadi perubahan-
perubahan yakni perkembangan-perkembagan yang dialami oleh individu tersebut.
Perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan
berpikir, motif-motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta integrasi
masyarakat.  Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang bekurang harapan
hidupnyadisebut proses menjadi tua. Proses ini merupakan sebagian dari pada
keseluruhan proses menjadi tua. Proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
kehidupan bersama dan faktor pribadi orang itu sendiri, yaitu  regulasi diri sendiri.
Perkembangan dalam arti tumbuh, bertambah besar, mengalami diferensiasi,
yaitu sebagai proses perubahan yang dinamis pada  masa dewasa berjalan bersama
keadaan menjadi tua. Dalam hal ini ada tiga macam perubahan, yaitu dalam tubuh
orang yang menjadi tua, dalam kedudukan sosial, dan dalam pengalaman batinnya.

10
Berbagai perubahan ini terjadi selama hidup seseorang meskipun tidak harus
terkait pada usia tertentu secara eksak. Tempo dan bentuk akhir proses penuaan
berbeda-beda pada orang yang satu dengan orang yang lain.
Seperti halnya sulit untuk menentukan kapan dimulainya fase dewasa, begitu
pula dirasa sulit untuk menunjukkan kapan dimulainya proses menjadi tua. Hal itu
sebetulnya tidak terlalu penting bila pendapat mengenai orang lanjut usia tidak
diwarnai oelh gambaran citra yang negatif seperti yang ada pada masyarakat pada
umumnya. (F.J. Monks. 2006. 323-324)
Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa :
1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukakn hubungan seksual denga lawan jenisnya,
asalkan memnuhi persyaratan yang sah (perkawinan yang resmi). Untuk
sementara waktu, dorongan biolohid tersebut mungkin akan ditahan terlebih
dahulu.
Mereka akan beruapaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk
dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan
rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan,
pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai persyaratan pasangan hidupnya.
Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
2. Membina kehidupan rumah tangga
Sikap yang mandiri merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus
dijadikan sebagai persiapan untuk memaasuki kehidupan rumah tangga yang baru.
Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina,
danmengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat
mencapai kebahagiaan hidup.
3. Meniti karir dalam rangkan memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau
universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan
ilmu dan keahliannya, mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan
bakat yang dimiliki, sertamemberi jaminan masa depan keuangan yang baik.
4. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab

11
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan bahagia ditengah-tengah masyarakat. Syarat-syarat untuk
menjadi warga negara yang baik harus dipenuhi oleh seseorang, sesuai dengan
norma sosial budaya yang berlaku di masyarakat.

2.2.3. Karakteristik Keluarga Dengan Anak Dewasa


Menurut Hurlock (1991: 247-252), ciri-ciri umum perkembangan fase usia
dewasa awal sebagai berikut:
1. Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang mulai
menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa.
2. Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang paling produktif untuk
memiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka akan memiliki peran baru
sebagai orang tua.
3. Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul masalah-masalah baru
yang berbeda dengan masalah sebelumnya, diantaranya masalah pernikahan.
4. Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan masa yang memiliki
peluang terjadinya ketegangan emosional, karena pada masa itu seseorang berada
pada wilayah baru dengan harapan-harapan baru, dan kondisi lingkungan serta
permasalahan baru.
5. Masa keterasingan sosial, ketika pendidikan berakhir seseorang akan memasuki
dunia kerja dan kehidupan keluarga. Seiring dengan itu, hubungan dengan
kelompok teman sebaya semakin renggang.
6. Masa komitmen, pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan pola hidup
baru, dengan memikul tanggungjawab baru dan memuat komitmen-komitmen
baru dalam kehidupan.
7. Masa ketergantungan, meskipun telah mencapai status dewasa dan kemandirian,
ternyata masih banyak orang dewasa awal yang tergantung pada pihak lain.
8. Masa perubahan nilai, jika orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota
kelompok orang dewasa.
9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas.

2.2.4. Peran Perawat Pada Keluarga Dengan Anak Dewasa

12
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu
tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi
agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas
tugas perkembangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi
adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu
potensial atau aktual.
Tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain:
a. Nasehat meningkatkan hubungan antara anggota keluarga
b. Nasehat untuk hidup mandiri
c. Nasehat kepada anak dewasa yang akan memulai sebuah keluarga

2.2.5. Masalah Kesehatan Pada Keluarga Dengan Anak Dewasa


Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama
minimum. Akan tetapi gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka pada resiko
penyakit atau kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir. Dewasa awal
mungkin juga rentan secara genetik terhadap penyakit kronis tertentu seperti diabetes
mellitus dan hiperkolesterolemia keturunan ( Price dan Wilson, 1992). Penyakit
crohn, radang kronis pada usus halus lebih umum terjadi pada usia 15-35 tahun.
Insiden infertalitas juga meningkat pada masa sekarang yang mempengaruhi 15-20%
dewasa sehat lain, banyak klien infertile merupakan dewasa awal (Bobak dan Jensen,
1993)
1. Masalah Fisiologis
a. Faktor Resiko
Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya
hidup dan riwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai kategori sebagai
berikut ;
1) Kematian dan Cedera karena kekerasan
Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas dan morbilitas pada
populasi dewasa awal. Kematian dan cedera dapat terjadi karena serangan
fisik, kecelakaan kendaraan bermotor atau kecelakaan lain dan usaha
bunuh diri.
13
Pengkajian faktor yang mempredisposisi kekerasan yang
mengakibatkan cedera atau kematian, yaitu :
a. Kemiskinan
b. Keretakan keluarga
c. Penganiayaan
d. Pengabaian anak

Penting sekali bila seseorang perawat melakukan pengkajian


psikososial secara keseluruhan termasuk faktor seperti: pola perilaku,
riwayat penganiayaan fisik dan peyalahgunaan zat, pendidikan, riwayat
pekerjaan dan system pendukung sosial untuk mengetahui faktor risiko
terhadap kekerasan personal dan lingkungan.

2) Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat secara langsung maupun tidak langsung
berperan terhadap mortalitas dan morbilitas pada dewasa awal. Intoksikasi
pada dewasa awal dapat menyebabkan cedera berat dalam kecelakaan
kedaraan bermotor yang dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan
permanen. Penyalahgunan pada obat stimulan dan depresan yang
(“upper”) dapat menekan system kardiovaskuler dan persyarafan yang
dapat meluas sehingga menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan zat tidak selalu dapat didiagosa, khususnya pada
tahap awal. Informasi yang penting mungkin diperoleh dengan membuat
pertanyaan yang spesifik tentang masalah medis di masa lalu, perubahan
masukan makanan, pola tidur atau masalah labilitas emosi. Laporan
penangkapan karena mengemudi saat intoksikasi, penganiayaan istri dan
anak atau perilaku yang melanggar peraturan untuk memeriksa
kemungkinan penyalahgunaan obat secara cermat (Winger, Hofmam dan
Woods, 1992).
a. Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan yang tidak direncanakan meskipun lebih umum
terjadi pada masa remaja, sebanyak 55% kemamilan terjadi pada
wanita dewasa awal dan tengah (Alan Guttmacher Institute).
Kehamilan yang tidak direncanakan dapat mempunyai efek fisik dan
emosional jangka panjang pada masa awal dewasa. Kehamilan yang

14
tidak direncanakan adalah sumber stress yang berkelanjutan. Sering
kali dewasa awal yang mempunyai tujuan pendidikan, karier dan
mengutamakan perkembangan keluarganya. Gangguan pada tujuan
tersebut dapat mempengaruhi hubungan masa depan dan hubungan
orang tua-anak nantinya.
b. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual yaitu sifilis, klamidia, gonore, herpes
genital dan AIDS. Penyakit sekual menular mempunyai efek yang
cepat seperti keluarnya rabas, ketidaknyamanan dan infeksi. PMS juga
memicu gangguan kronis yang diakibatkan penyakit herpes genital,
infertilitas yang diakibatkan gonore atau bahkan kematian yang
disebabkan AIDS. Penyakit ini dapat terjadi pada orang yang aktif
secara seksual dan diperkirakan hampir dua pertiga kasus PMS terjadi
pada individu berusia antara 15-24 tahun (Killion,1994).
c. Faktor Lingkungan dan Pekerjaan
Faktor lingkungan dan pekerjaan yang umum yaitu : paparan
terhadap partikel udara yang dapat menyebabkan penyakit paru dan
kanker. Penyakit paru yang termasuk silikosis berasal dari inhalasi
bedak atau debu silikon dan emfisema karena  kanker disebabkan
paparan tentang pekarjaan dapat menyerang paru, hati, otak, darah atau
kulit. Pertanyaan tentang paparan pekerjaan terhadap bahan-bahan
berbahaya harus menjadi bagian rutin pengkajian perawat.
2. Gaya hidup
Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large dan higiene
personal yang buruk meningkatkan risiko penyakit di masa depan. Riwayat
penyakit dalam keluarga seperti kardiovaskular, ginjal, endokrin atau neoplastik
meningkatkan risiko penyakit juga. Peran perawat dalam meningkatkan kesehatan
yaitu mengidentifikasi faktor yang meningkatkan risiko masalah kesehatan pada
dewasa awal.
Merokok adalah faktor risiko penyakit paru, jantung dan vaskular yang
diketahui dengan baik pada perokok dan orang yang menghisap asap rokok.
Inhalasi polutan rokok meningkatkan risiko kanker paru-paru, emfisema dan
bronkhitis kronis. Nikotin pada tembakau adalah vasokontriktor yang bekerja pada
arteri koroner, darah meningkatkan risiko penyakit angina, infark miokard dan
15
arteri koroner. Nikotin juga menyebabkan penyempitan vasokonstriksi perifer dan
memicu masalah vaskular.
Stres lama meningkatkan wear and fear pada kapasitas adaptif tubuh. Pola
latihan dapat mempengaruhi status kesehatan. Latihan yang dilakukan terus-
menerus meningkatkan frekuensi nadi selama 15 sampai 20 menit 3 kali seminggu
meningkatkan fungsi kardiopulmonal dengan menurunkan rata-rata tekanan darah
dan denyut jantung. Selain itu latihan menurunkan kecenderungan mudah lelah
insomnia, ketegangan dan iritabilitas. Perawat harus melakukan pengkajian
muskuloskletal secara menyeluruh, termasuk mobilitas sendi dan tonus otot, dan
pengkajian psikososial untuk meningkatkan toleransi terhadap stres dalam
menentukan efek-efek latihan.
Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa awal
dapat menjadi faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan dengan seseorang
yang mempunyai penyakit yang mudah menular meningkatkan risiko penyakit.
Higiene gigi yang buruk meningkatkan risiko penyakit periodontal.
Riwayat penyakit dalam keluarga menempatkan dewasa awal pada risiko
berkembangnya penyakit pada masa dewasa tengah atau dewasa akhir.
Contohnya, seorang pria muda yang ayah dan kakek dari ayahnya yang
mempunyai infark miokard (serangan jantung), pada usia 50-an mempunyai risiko
infark miokard di masa depan. Adanya penyakit kronik tertentu dalam keluarga
meningkatkan risiko bagi anggota keluarga terhadap perkembangan penyakit itu.
Risiko penyakit keluarga jelas merupakan penyakit herediter. Kurangnya
kepatuhan untuk pemeriksaan skrining rutin dapat menempatkan klien pada risiko
penyakit berat karena kegagalan deteksi dini.
3. Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter pada pria, wanita
atau pasangan.

16
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1. Kasus
Nona F (21 Tahun) adalah anak pertama dari Bapak K (47 Tahun) dan Ibu N (46
Tahun). Nona F saat ini sedang berkuliah di salah satu universitas swasta di Surabaya.
Hal inilah yang membuat Nona F sekarang tinggal di rumah Mbah M (74 tahun) yang
berada di wisma permai Surabaya. Mbah M tinggal di rumah bersama anak keduanya
dan terkadang membantu anaknya untuk memasak pesanan kue. Sehari-hari Mbah M
masih aktif dalam beraktivitas seperti menjemur pakaian, membersihkan rumah,
memasak, dan di setiap hari minggu mengikuti senam lansia. Dalam hal komunikasi
antar keluarga masih berjalan dengan lancar. Komunikasi dilakukan dengan menelepon
dan bertatap muka setiap 2 minggu sekali. Nona F terkadang merasa Mbah M terlalu
protektif dalam menjaganya, ia memiliki batasan untuk keluar main sehingga Nona F
merasa terkekang. Namun Nona M tidak berani mengungkapkannya kepada Mbah M.
Sedangkan untuk masalah kesehatan, almarhuma Mbah kakung memiliki riwayat
penyakit diabetes. Namun diantara Bapak K, Nona F dan adik dari Nona F tidak
memiliki diabetes. Penyakit yang diderita Mbah M saat ini adalah hipertensi, kolestrol,
asam urat dan katarak pada mata kanannya. Penyakit yang diderita Bapak K dan Ibu N
adalah hipertensi dan kolestrol, sedangkan untuk Nona F semasa remaja pernah sakit
tifus. Mbah M mengaku selalu check kesehatan satu bulan sekali di puskesmas terdekat

17
3.2. Pengkajian Keperawatan Keluarga

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Puskesmas No. Register


Nama Perawat Tanggal Pengkajian 16 Maret 2020
A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Bapak K Bahasa sehari-hari Indonesia

Alamat Rumah & Telp Wisma Pemai IX Surabaya Yankes terdekat, Jarak Puskesmas, ±1km

Pekerjaan Pegawai kantor swasta Alat transportasi Motor dan mobil

Agama & Suku Islam/Jawa Status Kelas Sosial Diatas UMR >4.200.000

DATA ANGGOTA KELUARGA


No Nama Hub Umur JK Suku Pendidika Pekerjaan Status Gizi (TB, TTV Status
dgn n Terakhir Saat Ini BB, BMI) (TD, N, S, P) Imunisasi
KK Dasar
1. Mbah M Eyang 74 Jawa SMA Pembuat kue TB: 150cm, BB:45kg, TD: 140/90 mmHg, Lengkap
putri dari IMT:20 (Normal) N:78x/menit. S:36,2°C
ayah
2. Bapak K Suami 47 Jawa S1 Swasta TB: 165cm, BB:68kg, TD: 130/95 mmHg, Lengkap
IMT: 24.5 (Normal) N:75x/menit, S:36.2°C
3 Ibu N Istri 46 Jawa S1 Ibu rumah TB: 155 cm, BB:47Kg, TD: 130/90 mmHg, N: Lengkap
tangga IMT:19.5 9 (Kurus) 75x/menit, S:36,4°C
4 Nona F Anak 21 Jawa SMA mahasiswa TB:157cm, BB:42kg, TD:125/90mmHg, Lengkap
IMT:17,2 (kurus) N:70x/menit, S:36,2°C

LANJUTAN
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
Saat ini
1. Mbah M Tidak ada Sehat Hipertensi, Kolestrol, Asam Urat, katarak
2. Bapak K Tidak ada Sehat Hipertensi dan kolestrol
3 Ibu N Tidak ada Sehat Hipertensi dan kolestrol
4 Nona F Tidak ada Sehat Tifus

Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU : Keluarga memiliki risiko penyakit diabetes dari alm. mbah kakung

B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Perkembangan Klg Saat Ini Keluarga dengan anak dewasa

Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat dijalankan Tdk Dpt Dijalankan Bila


Tdk dijalankan, sebutkan : Tidak ada

C. STRUKTUR KELUARGA

18
Pola Komunikasi : Baik Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma KLg : Tdk ada konflik nilai Ada Konflik

Pengambilan keputusan dalam keluarga : Dominan pada Bp. K

D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi

Fungsi Sosial : Berfungsi Tdk Berfungsi

Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik

E. POLA KOPING KELUARGA


Mekanisme koping : Efektif Tidak Efektif
Stressor yg dihadapi keluarga : Sulit untuk menerapkan prinsip komunikasi terbuka
antar keluarga

DATA PENUNJANG KELUARGA

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga


 K ondisiRum ah  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Ya/ Tidak*
Type rumah: permanen/semi permanen* Lantai:  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/ Tidak*
tanah/plester/keramik,lainnya….

 jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :


Kepemilikan rumah : sendiri / sewa*
Ya/ Tidak* (tidak ada balita)
 Ventilasi :
 Menggunakan air bersih untuk makan &
minum: Ya/ Tidak*
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak* Jendela setiap hari dibuka:
ya/tidak* Menggunakan air dari galon

 Menggunakan air bersih untuk kebersihan


Pencahayaan Rumah :
diri: Ya/ Tidak*

Baik/ Tidak*  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :

 Saluran Buang Limbah : Tertutup/terbuka* Ya/ Tidak*

 Melakukan pembuangan sampah pada


Air Bersih : tempatnya : Ya/ Tidak*

Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-lain*,  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih


ya/tidak ket: Setiap pagi dan sore rumah
Kualitas air: Bersih dibersihkan

 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap


hari : Ya/ Tidak*
 Jamban Memenuhi Syarat :
Mbah M biasanya memasak lauk sendiri, apabila sedang lelah mbah
Kepemilikan jamban : ya/tidak* M membeli lauk

 Menggunakan jamban sehat :


Jenis jamban : leher angsa/cemplung*

Jarak septic tank dengan sumber air : 10 m Ya/ Tidak*

 Memberantas jentik di rumah sekali


seminggu : Ya/ Tidak* Ket: menguras etiap
 Tempat Sampah:
19seminggu sekali
 Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak

 Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak


Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak* Jenis : Tertutup/Terbuka *

Setiap 2 hari sekali ada tukang sampah yang mengambil sampah

 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah

Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak *

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA

1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:  Ada  Tidak karena
(dengan memberi obat dan menanyakan kepada petugas puskesmas)

2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
 Ya  Tidak , mencari informasi di internet dan bertanya pada petugas puskesmas

4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
 Ya  Tidak , mencari informasi di internet dan bertanya pada petugas puskesmas

5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
 Ya  Tidak , mencari informasi di internet dan bertanya pada petugas puskesmas

6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga , orang tua dan saudara

 Kader  Tenaga kesehatan, yaitu tenaga kesehatan puskesmas

7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:


 Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya

 Perlu berobat ke fasilitas yankes

 Tidak terpikir

8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan
upaya peningkatan kesehatan),

20
 Ya  Tidak, jelaskan : Mbah M rajin melakukan olahraga di pagi hari, Bp K dan Ibu N berusaha menghindari makanan yang
menyebabkan hipertensi maupun kolestrol

9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota keluarganya :
 Ya  Tidak , Jelaskan : mencari informasi di internet dan bertanya pada petugas puskesmas

10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya:  Ya  Tidak, jelaskan :
mencari informasi di internet dan bertanya pada petugas puskesmas
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Ya  Tidak

12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan :
 Ya  Tidak, jelaskan : rutin untuk membersihkan diri

13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya :
 Ya  Tidak

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

Genogram

Ket :
: laki-laki

: perempuan

21
: meninggal

: klien

: Penderita diabetes

Anggota Keluarga 1 2 3 4 5
Nyeri spesifik:
Lokasi Punggung Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tipe Akut Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Durasi 1 hari Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Intensitas 3 Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Status mental: 1 2 3 4 5
Bingung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Cemas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Disorientasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Depresi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Menarik diri Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Sistem integumen: 1 2 3 4 5
Cianosis Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Akral Dingin Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Diaporesis Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Jaundice Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Luka Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

22
Mukosa mulut kering Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kapiler refil time lebih 2 detik Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Sistem Pernafasan 1 2 3 4 5
Stridor Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Wheezing Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


Ronchi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Akumulasi sputum Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Sistem perkemihan: 1 2 3 4 5
Disuria Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Hematuria Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Frekuensi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Retensi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Inkontinensia Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Sistem 1 2 3 4 5
muskuloskeletal
Tonus otot kurang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Paralisis Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


Hemiparesis Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
ROM kurang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

23
Gangg.Keseimb Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Sistem pencernaan: 1 2 3 4 5
Intake cairan kurang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Mual/muntah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Nyeri perut Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Muntah darah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Flatus Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Distensi abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Colostomy Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Diare Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Konstipasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Bising usus Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Terpasang Sonde Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Sistem persyarafan: 1 2 3 4 5
Nyeri kepala Bila kelelahan Tidak ada Bila kelelahan Tidak ada
Pusing Bila kelelahan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tremor Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Reflek pupil anisokor Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Paralisis : Lengan kiri/ Lengan kanan/ Kaki Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kiri/

Kaki kanan

Anestesi daerah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
perifer
Riwayat 1 2 3 4 5
pengobatan
Alergi Obat Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Jenis obat yang Obat Tidak ada Tidak ada Tidak ada
antihipertensi
dikonsumsi

3.3. Analisa Data

No. Data Masalah Keperawatan


1. DS : Gangguan Proses Keluarga
 Nn. F mengatakan mudah sungkan kepada mbah (D.0120)

24
M

DO :
 Nn. F tidak mampu berkomunikasi secara terbuka
kepada mbah M
2. DS : Ketidakmampuan Koping
 Nn. F terkadang merasa Mbah M terlalu Keluarga (D.0093)
protektif dalam menjaganya

DO :
 Perilaku menolak mbah M dalam memberikan
izin keluar Nn. F sehingga Nn. F lebih sering
terlihat di rumah

Skoring

No. Data Kriteria Skor Nilai


1. Gangguan Proses Keluarga 1. Sifat masalah 2/3
2. Kemungkinan masalah
2
dapat diubah
3 4/3
3. Potensial masalah dapat
2/3
dicegah
4. Menonjolnya masalah 1
2. Ketidakmampuan Koping 1. Sifat masalah 1
Keluarga 2. Kemungkinan masalah
2
dapat diubah
4 2/3
3. Potensial masalah dapat
2/3
dicegah
4. Menonjolnya masalah 1

25
3.4. Prioritas Diagnosa

No. Masalah Keperawatan


1. Ketidakmampuan Koping Keluarga (D.0093) Total Scoring: 4 2/3
2. Gangguan Proses Keluarga (D.0120) Total Scoring: 3 4/3

3.5. INTERVENSI KEPERAWATAN

HARI/
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGA WAKTU INTERVENSI IMPLEMENTASI Evaluasi Formatif
(Tujuan, Kriteria Hasil)
L
Ketidakmampuan Koping Promosi Koping (I.09312) Promosi Koping (I.09312) S: Nn. F mengatakan
komunikasi antar
Sabtu, 14 13.00 Keluarga (D.0093). Setelah
1) Mengenali masalah 1) Mengenali masalah keluarga sudah
Maret dilakukan tindakan
Edukasi : Edukasi : membaik
2020
keperawatan 1x24 jam,
 Anjurkan  Menganjurkan
diharapkan:
mengungkapkan mengungkapkan O: Mbah M tampak
sudah tidak terlalu
Status Koping Keluarga perasaan dan perasaan dan persepsi protektif
(L.09088) persepsi 2) Keputusan tepat
1) Mengenali masalah 2) Keputusan tepat Observasi :
 Kekhawatiran anggota Observasi :
 Mengidentifikasi metode A: Masalah teratasi
keluarga menurun (5)
 Identifikasi penyelesaian masalah
2) Keputusan tepat metode  Mengidentifikasi dampak P: Intervensi
 Komunikasi antara penyelesaian situasi terhadap peran dihentikan
anggota keluarga masalah dan hubungan
meningkat (1)  Identifikasi 3) Merawat keluarga
3) Merawat keluarga dampak situasi Teraupetik :
 Perilaku overprotektif terhadap peran
 Mendiskusikan
menurun (5) dan hubungan
perubahan peran yang
4) Modifikasi lingkungan 3) Merawat keluarga
dialami
 Kemampuan Teraupetik :
Edukasi :
memenuhi kebutuhan
 Diskusikan
anggota keluarga  Menganjurkan menjalin
perubahan peran
meningkat (1) hubungan yang memiliki
yang dialami
5) Akses kesehatan kepentingan dan tujuan
Edukasi :
 Keterpaparan sama

informasi meningkat  Anjurkan 4) Modifikasi lingkungan

(5) menjalin Edukasi :


hubungan yang
 Menganjurkan keluarga
memiliki
terlibat

27
kepentingan dan 5) Akses kesehatan
tujuan sama Teraupetik :
4) Modifikasi lingkungan  Memfasilitasi dalam
Edukasi : memperoleh informasi
yang dibutuhkan
 Anjurkan
keluarga terlibat
5) Akses kesehatan
Teraupetik :

 Fasilitasi dalam
memperoleh
informasi yang
dibutuhkan

Gangguan Proses Keluarga Terapi Keluarga (I.09322) Terapi Keluarga (I.09322) S: Nn. F mengatakan
sudah dapat
Minggu, 13.00 (D.0120). Setelah dilakukan
1) Mengenali masalah 1) Mengenali masalah berkomunikasi secara
25 Maret tindakan keperawatan 1x24
Observasi : Observasi : terbuka kepada Mbah
2020
jam, diharapkan: M
 Identifikasi pola  Mengidentifikasi pola
Proses Keluarga (L.13123) komunikasi komunikasi keluarga
O: Nn. F tampak sudah
1) Mengenali masalah keluarga  Mengidentifikasi tidak sungkan kepada

28
 Adaptasi keluarga  Identifikasi kebutuhan dan harapan mbah M
terhadap situasi kebutuhan dan dalam keluarga
meningkat (5) harapan dalam 2) Keputusan tepat A: Masalah teratasi
2) Keputusan tepat keluarga Observasi :
 Kemampuan keluarga 2) Keputusan tepat
 Mengidentifikasi cara P: Intervensi
memenuhi kebutuhan Observasi :
keluarga memecahkan dihentikan
emosional anggota
 Identifikasi cara masalah
keluarga
keluarga 3) Merawat keluarga
3) Merawat keluarga memecahkan Teraupetik :
 Kemampuan keluarga masalah
 Mendiskusikan rencana
berkomunikasi secara 3) Merawat keluarga
terapi dengan keluarga
terbuka diantara Teraupetik :
Edukasi :
anggota keluarga
 Diskusikan
meningkat (5)  Menganjurkan
rencana terapi
4) Modifikasi lingkungan berkomunikasi lebih
dengan keluarga
 Adaptasi keluarga efektif
Edukasi :
terhadap perubahan 4) Modifikasi lingkungan
meningkat (5)  Anjurkan Edukasi :
5) Akses kesehatan berkomunikasi
 Menganjurkan semua
 Kemampuan keluarga lebih efektif
anggota keluarga
mencari bantuan 4) Modifikasi lingkungan beradaptasi dalam

29
secara tepat Edukasi : pekerjaan rumah tangga
meningkat (5) bersama-sama (mis.
 Anjurkan semua
makan bersama)
anggota keluarga
5) Akses kesehatan
beradaptasi dalam
Teraupetik :
pekerjaan rumah
tangga bersama-  Memfasilitasi diskusi

sama (mis. makan keluarga

bersama)
5) Akses kesehatan
Teraupetik :
 Fasilitasi diskusi
keluarga

30
BAB IV

PENUTUPAN

4.1. Kesimpulan

Keluarga akan mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu. Setiap


tahap perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan sumber masingmasing termasuk 
tugasyang perlu diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap berikutnya
dengansukses. Dengan asuhan keperawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan telah
membantukeluarga dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan lancar sesuai
dengantahap perkembangan keluarga dewasa awal (melepas anak sebagai dewasa) sehing
ga dapatmenciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik,
psikologis,dan sosial anggota keluarga.

4.2. Saran

Sebaiknya sebagai seorang calon perawat harus selalu memberikan pendidikan


kesehatan kepada keluarga dengan anak dewasa agar bisa menjalin hubungan keluarga
yang harmonis ke depannya nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Arifah Nur, Nurul Devi. 2019. Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tahap Perkembangan
Keluarga Dewasa. Di akses melalui http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/26/1/ABSTRAK
%20JUPE%20NASPUB%20REVISI%202.pdf pada tanggal 20 Maret 2020 jam 22.34
WIB

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-5.
Jakarta: EGC.

UU No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga


Sejahtera.

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika

32

Anda mungkin juga menyukai