NAMA : MARLINA
NIM : 51727
TUGAS 1 SEMESTER : 7
TUGAS : PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
2020
A. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang membuat individu tersebut bertindak atau
berbuat. Menurut (Hutahaean, 2019:4) “kata motif diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam diri subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh
faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.
Berikut beberapa pengertian motivasi yaitu sebagai berikut:
Menurut Sofyan (2015:4) motivasi yaitu suat perubahan energi pada diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.
Menurut Murti & Srimulyani (2013:11) Motivasi merupakan proses
pemberian motif (penggerak) bekerja kepada para pegawai sehingga mereka
mau bekerja demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
Pemberian motif terdapat dalam teori kebutuhan hierarki Maslow yang
meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,
kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.
Menurut Muhammad (2016:2) Motivasi merupakan salah satu faktor yang
sangat menentukan hasil belajar peserta didik, dalam hal ini yang menjadikan
perilaku untuk bekerja atau belajar dengan penuh inisiatif, kreatif dan terarah.
Motivasi adalah istilah yang paling sering dipakai untuk menjelaskan
keberhasilan atau kegagalan hampir semua tugas yang rumit. Hampir semua
pakar juga setuju bahwa suatu teori tentang motivasi berkenaan dengan
faktor-faktor yang mendorong tingkah laku dan memberikan arah kepada
tingkah laku itu, juga pada umumnya diterima bahwa motif seseorang untuk
terlibat dalam satu kegiatan tertentu didasarkan atas kebutuhan yang
THE LEARNER AND THEIR MOTIVES 6
SSS
mendasarinya.
Mc. Donald mendefinisikan bahwa motivasi adalah “suatu perubahan energi
dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan atau
reaksi untuk mencapai tujuan”
Menurut (Nasir & Hamzah, 2014) Motivasi pula ialah penggerak yang
melibatkan proses membangkit, mengekal dan mengawal minat. Motivasi
sangat penting dalam proses pengajaran dan pembelajaran kerana ia dapat
menentukan hala tuju dan keberkesanannya.
Motivasi dapat dirangsang oleh dua aspek yang meliputi motif dan insentif
(Nasir & Hamzah, 2014:4) . Insentif adalah galakan yang mendesak individu
berusaha untuk mendapatkan ganjaran seperti markah, gred, hadiah, sijil dan
sebagainya. Manakala motif pula terdiri daripada keperluan dan dorongan.
Motif timbul daripada dorongan semula jadi atau minat yang diperolehi
daripada kuasa dinamis yang mempengaruhi pemikiran, emosi dan tingkah
laku.
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar. Dalam psikologi, istilah motif sering dibedakan
dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan
motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari
kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. motif adalah tingkah laku
atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang. Motif adalah dorongan atau
kekuatan dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk
melakukan sesuatu. Adapun pengertian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada
diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu
perbuatan dengan tujuan tertentu. Motivasi adalah suatu perubahan yang
terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sebuah dorongan pada diri
sesorang untuk bangkit dalam melakukan segala hal untuk mencapai tujuan yang
THE LEARNER AND THEIR MOTIVES 6
SSS
menurut giliran akan memimpin tingkah laku dalam situasi yang khusus
(Prasetiya, 2019:4). Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan
bagi siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan
atau pengaruh orang lain.
Adanya kebutuhan, maka seseorang didorong untuk membca. Misalnya saja
seseorang anak ingin mengetahui isi cerita dari sebuah buku komik.
Keinginan untuk mengetahui isi cerita tersebut menjadi daya pendorong
yang kuat bagi anak untuk membaca.
Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri, apabila seseorang
mengetahui hasil atau prestasinya sendiri dari membaca, maka ia akan
terdorong untuk membaca lebih banyak lagi
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu
siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi
ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah
yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata
tertib sekolah, suri tauladan orangtua, guru dan lain-lain merupakan contoh
konkrit dari motivasi ekstrinsikyang dapat mendorong siswa untuk belajar. Perlu
ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting.
Motivasi eksternal meliputi kekuatan yang ada di luar diri individu seperti
halnya faktor pengendalian oleh manajer, juga meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaan seperti gaji/upah, kondisi kerja, kebijaksanaan organisasi dan
pekerjaan yang mengandung hal-hal penghargaan, pengembangan dan
tanggungjawab (Prasetiya, 2019:4). Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Jadi motivasi atau
tenaga pendorong yang berasal dari luar diri seseorang dengan kata lain
merupakan perangsang, hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi eksternal
tersebut adalah :
Hadiah, seseorang anak terdorong untuk melakukan sesuatu menjadi lebih
THE LEARNER AND THEIR MOTIVES 6
SSS
giat lagi. Bagi anak-anak yang memperoleh nilai baik akibat membaca,
akan mendorongnya untuk membaca lebih banyak lagi agar memperoleh
nilai yang lebih tinggi lagi.
Persaingan atau kompetisi, juga merupakan dorongan untuk memperoleh
kedudukan atau penghargaan. Kompetisi telah menjadi daya pendorong
bagi seseorang untuk membaca lebih banyak lagi.
Kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan
siswa itu dinamis berubah-ubah dan jugamungkin komponen-komponen lain dalam
proses belajar mengajar adayang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak
bersemangat dalammelakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di
rumah.Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, makamotivasi
ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat. Di dalam kegiatan
belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat
diperlukan. Adanya motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif
sehingga dapat mengarahkan danmemelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan
belajar.
C. Teori-Teori Motivasi
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan
terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja
maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki
daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan
dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Untuk
memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang
motivasi, antara lain :
(1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan);
(2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi);
(3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG);
(4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor);
(5) teori Keadilan;
(6) Teori penetapan tujuan;
THE LEARNER AND THEIR MOTIVES 6
SSS
berkonsultasi dan suka menolong orang lain yang dalam kesulitan dan lebih
menyenangi adanya hubungan persahabatan.
3. Kebutuhan Kekuasaan
Kebutuhan akan kekuasaan adalah hasrat untuk mempunyai dampak,
berpengaruh dan mengendalikan orang lain. Individu-individu dengan Pow
yang tinggi menikmati untuk dibebani, bergulat untuk dapat mempengaruhi
orang lain, lebih menyukai ditempatkan di dalam situasi kompetitif dan
berorientasi-status, dan cendrung lebih peduli akan prestise (gengsi) dan
memperoleh pengaruh terhadap orang lain dari pada kinerja yang efektif.
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high
achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu :
a. sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan
moderat;
b. menyukai situasi- situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya
mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran
misalnya; dan
c. menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka,
dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori
Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence
(kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan
pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama,
secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan
oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan
hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “Relatedness” senada dengan
hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth”
mengandung makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori
Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan
THE LEARNER AND THEIR MOTIVES 6
SSS
pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan
tampak bahwa :
Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan
untuk memuaskannya; Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi”
semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan; Sebaliknya,
semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar
keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar sistem imbalan yang
berlaku. Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah
memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam
kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik
5. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi
dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai
persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat
terjadi, yaitu : Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya
menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu : Harapannya tentang jumlah
imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti
pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya; Imbalan yang diterima
oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama
dengan yang bersangkutan sendiri; Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di
organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis; Peraturan
perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang
merupakan hak para pegawai
Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para
pejabat dan petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai
persepsi ketidakadilan timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila
THE LEARNER AND THEIR MOTIVES 6
SSS
sampai terjadi maka akan timbul berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti
ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam
penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat kesalahan dalam melaksanakan
pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke
organisasi lain.
6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat
macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b)
tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d)
tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan
berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang penetapan tujuan.
7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”
mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori
ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan
perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan
tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya
mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa
jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu
cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang
diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu
tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori
harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya
bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang
diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan
keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan
bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya,
THE LEARNER AND THEIR MOTIVES 6
SSS
DAFTAR PUSTAKA
Murti, H., & Srimulyani, V. A. (2013). Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai
Dengan Variabel Pemediasi Kepuasaan Kerja pada Pdam Kota Madiun. Jurnal
Riset Manajemen Dan Akuntansi, 1(1), 10–17.
Nasir, Z. M., & Hamzah, Z. A. (2014). Sikap dan motivasi pelajar terhadap
pembelajaran Bahasa Melayu. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 134,
408–415. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.04.263
https://doi.org/10.29240/belajea.v4iL
Trinova, Z., & Rasullu, E. (2019). Kontrol Diri dan motivasi Berprestasi Peserta
Didik. Jurnal Al-Taujih, 5(2), 125–132.