Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH IPA TERPADU

KELANGSUNGAN HIDUP MAHKLUK HIDUP

OLEH
KELOMPOK 10

1. YOHANA GITA LUCYA LADJAR


2. WELYANA KORO
3. DOMINGGUS REKE WAHI
4. FANRY RAGALAWA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita ketahui bahwa tidak ada makhluk hidup di muka bumi ini
yang mampu bertahan hidup tanpa mengalami kematian, karena setiap
makhluk hidup memiliki waktu kehidupan atau umur yang terbatas.
Misalnya umur pohon kelapa jauh lebih lama daripada umur pohon
jagung. Bagaimanapun sempurnanya perawatan suatu tanaman, jika
tanaman tersebut telah mencapai batas usia maksimal maka akan mati.
Pada pohon pisang, setelah berbuah bisa dipastikan akan segera mati.
Namun, jika diamati dengan seksama, sebelum berbuah dan akhirnya
mati, pohon pisang tersebut menumbuhkan tunas baru pada bagian
bonggolnya, tumbuhnya tunas tersebut mengakibatkan tanaman pisang
tetap terjaga kelangsungan hidupnya, meskipun induk pohon pisang
telah mati.
Hal tersebut tentunya juga terjadi pada makhluk hidup lain
termasuk hewan dan manusia dimana setiap jenis makhluk hidup dapat
lestari jenisnya sampai saat ini karena berasal dari makhluk hidup
sebelumnya yang sejenis dapat bereproduksi dan berdaptasi dengan
lingkungan. Jika makhluk yang hidup pada zaman dulu tidak mampu
bertahan dalam kelangsungan hidupnya, maka jenis makhluk hidup itu
akan punah seperti dinosaurus. Kelangsungan hidup organisme
dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi terhadap lingkungan, seleksi
alam, dan perkembangbiakan.
Kelangsungan Hidup adalah kemampuan untuk mempertahankan
hidupnya mahluk hidup dan menjaga keturunannya supaya tetap lestari.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk
hidup yaitu adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan. Adaptasi
merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
Adapatasi morfologi, Adaptasi fisiologi, dan Adaptasi tingkah laku.
Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam terhadap
makhluk hidup yang ada didalamnya. Perkembangbiakan makhluk
hidup memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup makhluk
hidup, karena dapat dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan.
Karena bila tanpa perkembangbiakan, maka makhluk hidup akan
punah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian kelangsungan hidup
2. Jelaskan apa itu adaptasi
3. Jelaskan apa itu seleksi alam
4. Jelaskan apa itu perkembangbiakan

C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mengetahui pengertian dari kelangsungan hidup
2. Mampu memahami apa itu adaptasi
3. Mampu memahami apa itu seleksi alam
4. Mampu memahami apa itu perkembangbiakan
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kelangsungan Hidup

Kelangsungan Hidup adalah kemampuan untuk mempertahankan


hidupnya mahluk hidup dan menjaga keturunannya supaya tetap lestari.
Namun karena keserakahan makhluk hidup yang tingkatannya lebih
tinggi dan akibat ketidakpedulian manusia akan kelestarian
lingkungannya telah banyak merusak ekosistem yang ada, bahkan
sudah menjadi hukum alam bahwa yang lebih lemah akan dimangsa
makhluk hidup yang lebih kuat.

Jenis makhluk hidup akan lestari sampai saat ini karena makhluk
hidup sebelumnya dapat bereproduksi dan beradaptasi dengan
lingkungannya.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi kelangsungan hidup


makhluk hidup yaitu adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan.

2. Adaptasi

a. Pengertian Adaptasi
Adaptasi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ada beberapa cara
penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara
penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh,
dan tingkah laku dalam menanggapi perubahan lingkungan.

Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya


mampu untuk:
 Memperoleh nutrient
 Mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur,
cahaya, dan panas
 Mempertahankan hidup dari predatornya
 Bereproduksi
 Merespon perubahan yang terjadi disekitarnya

b. Jenis Jenis Adaptasi


Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu Adapatasi
morfologi, Adaptasi fisiologi, dan Adaptasi tingkah laku.

(a). Adapatasi Morfologi

Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui


perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk
kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan mudah
diamati karena tampak dari luar.
Adaptasi morfologi pada hewan berupa penyesuaian tubuh
seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan alat gerak hewan.
Gigi disesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan
pemakan daging berbeda dengan hewan pemakan tumbuhan. Penutup
tubuh seperti rambut, duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit
disesuaikan dengan kondisi lingkungannya sehingga dapat membantu
hewan untuk tetap bertahan hidup.
Contoh yang lain adalah variasi tulang belakang dan sirip pada
ikan pari disebabkan perbedaan suhu saat pertumbuhannya, jenis
kelamin kura-kura ditentukan oleh variasi temperatur saat inkubasi
(pengeraman), serta bentuk paruh dan kaki burung bervariasi sesuai
dengan jenis makanan dan habitatnya. Burung kolibri memiliki paruh
panjang dan runcing, paruh ini digunakan untuk menghisap madu.
Serangga juga beradaptasi dengan lingkungan melalui bentuk organ
tubuhnya, organ tubuh jangkrik dan belalang yang digunakan untuk
beradaptasi adalah mulut. Mulut kedua hewan tersebut mempunyai
rahang bawah dan atas yang kuat.

Selain hewan, tumbuhan juga beradaptasi dengan lingkungannya


melalui bentuk tubuhnya, yaitu:

1) Tumbuhan Xerofit
Tumbuhan xerofit memiliki struktur fisik yang sesuai untuk
bertahan hidup pada suhu yang ekstrim panas dan kekurangan air.
Contohnya adalah kaktus dan sukulen. Kaktus dapat bertahan hidup
dalam kondisi kering.

Bentuk adaptasinya yaitu daun tidak berbentuk lembaran


sebagaimana tumbuhan lainnya, tetapi mengalami modifikasi menjadi
duri atau sisik. Kaktus mampu menyimpan air pada batangnya. Seluruh
permukaannya dilapisi oleh lilin untuk mengurangi penguapan. Sistem
perakarannya panjang untuk mencapai tempat yang jauh yang
mengandung air.
2) Tumbuhan Hidrofit
Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Adaptasi
morfologi yang dilakukan antara lain memiliki rongga udara di antara
sel-sel tubuhnya sehingga dapat mengapung. Daunnya lebar dan
stomata terletak di permukaan atas. Contoh tumbuhan hidrofit adalah
kangkung, eceng gondok, dan teratai.

3) Tumbuhan Higrofit
Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan
lembab dan basah. Adaptasinya yaitu mempunyai daun yang tipis dan
lebar, dan juga memiliki banyak stomata pada permukaan daun
sehingga mempercepat penguapan.

(b). Adaptasi Fisiologi


Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh
makhluk hidup terhadap lingkungannya , adaptasi fisiologi sulit terlihat
karena adaptasi fisiologi menyangkut fungsi alat-alat tubuh yang
umumnya terletak dibagian dalam tubuh. Contohnya:
 Ikan air laut menghasilkan urine lebih pekat dibandingkan
dengan ikan sungai. Hal ini dikarenakan kadar garam air
laut lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar. Tingginya kadar
garam menyebabkan ikan kekurangan air sehingga ikan harus
banyak minum. Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi
tinggi sehingga untuk mengurangi kepekatan cairan dalam
tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang pekat. Ikan yang hidup
dilaut harus minum banyak namun membuang urinnya sedikit,
sedangkan ikan air tawar minum sedikit tapi buang urinenya
banyak.
 Kekebalan serangga terhadap insektisida akan meningkat
(menjadi kebal) karena penggunaan insektisida secara
terusmenerus.
 Hewan-hewan herbivor beradaptasi terhadap makanan secara
fisiologis. Sapi, kambing, kerbau, dan domba merupakan hewan
herbivor yang dapat mencerna zat makanan di dalam lambung.
Rayap dan Teredo navalis yang hidup di kayu galangan kapal
dapat mencerna kayu denganbantuan enzim selulose.Selain
hewan, manusia dan tumbuhan dapat beradaptasi dengan
lingkungannya secara fisiologi.
 Tubuh manusia mampu menambah jumlah sel darahmerah
apabila berada di pegunungan yang lebih tinggi. Hal tersebut
dapat mengikat oksigen lebih banyak untuk mencukupi
kebutuhan sel-sel tubuh.
 Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya
yang diterimanya. Ketika di tempat gelap, maka pupil kita akan
membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita
akan menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah
upaya untuk mengatur intensitas cahaya.
 Jumlah sel darah merah orang yang hidup di daerah pantai lebih
sedikit dibandingkan orang yang tinggal di daerah pegunungan.
Hal ini disebabkan karena tekanan parsial oksigen di daerah
pantai lebih besar dibandingkan daerah pegunungan. Jika tekanan
parsial oksigen rendah, maka dibutuhkan lebih banyak sel darah
merah untuk mengikat oksigen. Tekanan parsial oksigen adalah
perbandingan kadar oksigen di udara dibandingkan dengan kadar
gas lain di udara.
 Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya
serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga jenis ini
menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah
melekat. Akar dan daun pada tumbuhan tertentu dapat
menghasilkan zat kimia yang berbau khas yang dapat
menghambat tumbuhan lain di dekatnya. Contoh di atas termasuk
dalam adaptasi fisiologi.

(c). Adaptasi Tingkah Laku


Merupakan penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan
dengan tujuan untuk makan, menghindar dari musuh atau pemangsa,
dan mempertahankan hidup dari lingkungan ekstrim.
Ada dua macam tingkah laku, yaitu: tingkah laku sosial untuk
hewan yang hidup berkelompok, dan tingkah laku untuk perlindungan,
contohnya babi hutan akan menggali lubang persembunyian dengan
kukunya ketika melihat singa, trenggiling akan menggulung tubuhnya
bila bertemu musuh. Contoh lain adalah kamuflase, misalnya pada
bunglon dan gurita. Contoh - contoh lain adaptasi tingkah laku, yaitu:
 Cicak akan memutuskan ekornya pada saat berada dalam
ancaman
 Paus naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen
untuk pernapasannya
 Hewan rayap itu buta, untuk menemukan jalan dia membuat
terowongan dari tanah yang dapat menuntunnya menuju ke
tempat makanan atau sarangannya.
 Kucing mengincar mangsanya dengan cara mendekam. Ketika
mangsa mendekat dan lengah, maka kucing akan meloncat dan
menerkam mangsanya. Tingkah laku demikian untuk menghemat
energi.
 Hewan yang hidup di daerah kutub atau daerah yang mengalami
pergantian empat musim yang perbedaan suhunya ekstrim,
biasanya melakukan hibernasi. Hibernasi adalah tidur dalam
jangka waktu yang lama ketika suhu lingkungan rendah.
Aktivitas tubuh seperti denyut jantung dan napas sangat pelan
sehingga hanya memerlukan energi/makanan yang sedikit.
Contohnya kelelawar, ular, dan beruang kutub. Selama hibernasi
hewan menggunakan lemak dalam tubuh sebagai sumber energi.
 Migrasi juga merupakan bentuk adaptasi tingkah laku dengan
cara bergerak dari satu kawasan ke kawasan lain dan kemudian
kembali lagi. Hewan bermigrasi dengan berbagai alasan antara
lain memperoleh iklim yang baik, makanan yang cukup, tempat
yang lebih aman, dan kepentingan perkembangbiakan.
 Mimikri adalah kemampuan untuk meniru bentuk, suara, dan
tingkah laku seperti hewan lain sehingga akan dikira predator
atau hewan yang beracun atau berbahaya.
3. Seleksi Alam
Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam
terhadap makhluk hidup yang ada didalamnya.

 Akibat seleksi alam:


1. Punahnya suatu jenis organisme, disebabkan:
a. Persaingan, dalam memperoleh makanan, dan menghindar dari
pemangsa.
b. Tingkat reproduksi yang rendah
c. Ketahanan terhadap penyakit
d. Perubahan lingkungan, bencana alam
e. Gangguan manusia
2. Terbentuknya spesies baru

 Faktor penyeleksi alam


Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Suhu lingkungan
Di daerah dingin dijumpai hewan-hewan mamalia yang
berbulu tebal, sedangkan di daerah tropis hewan mamalianya berbulu
tipis. Dalam hal ini, yang menjadi faktor penyeleksi adalah suhu
lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis umumnya tidak
akan bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu sangat
rendah sehingga hewan tersebut akan tereliminasi dan punah. Beruang
kutub berbulu tebal untuk membuatnya tetap hangat. Selain bulunya,
beruang kutub juga mempunyai lapisan lemak yang digunakan untuk
menghangatkan tubuhnya.

b. Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah
kebutuhan primer makhluk hidup. Makanan akan menjadi faktor
penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang kuat
dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup,
sebaliknya hewan yang lemah dan tidak mampu bersaing dalam
perebutan makanan akan tereliminasi dan punah.

c. Cahaya matahari
Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan
tingkat tinggi yang berklorofil. Karena tumbuhan menggunakan cahaya
matahari untuk pembentukan makanan.

Saat ini, tingkah laku manusia banyak mempengaruhi proses


seleksi alam. Perburuan liar, penangkapan, perusakan habitat,
pencemaran lingkungan dapat mempercepat laju seleksi yang tidak
alami. Akibat rusaknya habitat, banyak hewan liar yang harus bermigrasi
ke daerah yang kurang sesuai dengan lingkungan alaminya. Mereka
harus berjalan berkilo-kilometer untuk memperoleh makanan yang
cukup.
Di Indonesia, terdapat banyak tumbuhan dan hewan yang hampir
punah. Contohnya adalah harimau jawa, badak bercula satu, badak
bercula dua, dan burung jalak bali. Hewan yang hampir punah tersebut
disebabkan karena kerusakan habitat oleh manusia, perburuan liar,
kemampuan adaptasinya rendah, serta tingkat reproduksi yang rendah.

4. Perkembangbiakan Makhluk Hidup


Perkembangbiakan makhluk hidup memegang peranan penting
dalam kelangsungan hidup makhluk hidup, karena dapat dipergunakan
untuk melangsungkan kehidupan. Karena bila tanpa perkembangbiakan,
maka makhluk hidup akan punah.
Misalkan pada suatu perkebunan terdapat populasi belalang yang
terkena radiasi, sehingga belalang jantan menjadi mandul dan tidak
dapat melakukan perkawinan dengan belalang betina. Ketidakmampuan
belalang untuk berkembang biak akan menyebabkan belalang di
perkebunan tersebut punah. Jadi, belalang tersebut tidak dapat menjaga
kelestarian jenisnya karena tidak mampu berkembang biak.
Makhluk hidup ada yang mempunyai daya berkembang biak
tinggi dan rendah. Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang
biak tinggi akan mudah menjaga kelestarian hidupnya. Misalnya tikus,
kucing, ilalang, dan enceng gondok.
Sedangkan Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang
biak rendah sangat sulit menjaga kelangsungan dan kelestarian jenisnya.
Misalnya gajah, hanya beranak sekali dalam dua tahun dan setiap kali
beranak hanya seekor. Demikian pula badak, komodo, kancil, burung
merak, jerapah, harimau, dan ikan paus biru yang hanya menghasilkan
dua anak dalam waktu 10 tahun. Hewan yang memiliki daya
berkembang biak rendah merupakan hewan-hewan yang terancam
kelestariannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelangsungan Hidup adalah kemampuan untuk mempertahankan
hidupnya mahluk hidup dan menjaga keturunannya supaya tetap lestari.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk
hidup yaitu adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan. Adaptasi
merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
Adapatasi morfologi, Adaptasi fisiologi, dan Adaptasi tingkah laku.
Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam terhadap
makhluk hidup yang ada didalamnya. Perkembangbiakan makhluk
hidup memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup makhluk
hidup, karena dapat dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan.
Karena bila tanpa perkembangbiakan, maka makhluk hidup akan
punah.

Anda mungkin juga menyukai