SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2014
Proses penerimaan bahan baku berupa kain di bagian ini di mulai dengan proses
pengiriman bahan baku kain dari gudang bahan baku yang berada di bagian terpisah.
Setelah menerima barang dari gudang tersebut, akan dilakukan beberapa tahapan proses
diantaranya:
a. Spreading (gelarsusun kain): kain di gelar dan disusun secara manual atau dengan alat
bantu berdasarkan karakteristik kain. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat gelar
susun kain adalah:
Kerataan sisi tumpukan kain
Arah lapisan kain
Tegangan kain
Menghindari cacat kain
Memperhatikan jumlah tumpukan (disesuaikan dengan tinggipisau potong)
b. Cutting (pemotongan): kain dipotong sesuai dengan pola menjadi beberapa komponen.
Hal-hal yang harus di perhatikan pada proses pemotongan yaitu:
Keakuratan dalam pemotongan
Pemotongan harus akurat sesuai dengan pola yang telah digambar pada marker agar pada
waktu perakitannya dapat menghasilkan pakaian dengan bentuk yang sesuai dengan
model pakaian.
Kebersihan hasil pemotongan
Kebersihan untuk setiap hasil pemotongan harus selalu dijaga,sehingga tidak menggangu
proses berikutnya.
Ketajaman alat potong
Kondisi ketajaman alat potong yang baik, tentunya akan memperlancar dalam proses
pemotongan komponen kain yang akan di potong.
c. Repinning: menyusun kembali komponen yang sudah dipotong kedalam beberapa blok,
perlakuan ini dikhususkan untuk kain dengan corak bergaris atau kotak.
d. Numbering: penomoran atau pemberian kode pada setiap komponen, dengan tujuan
untuk menghindari permasalahan pada proses penjahitan,misalnya:jika dijumpai warna
belang.
e. Bundling (penyerian): melakukan proses pengelompokan komponen bedasarkan tipe kain,
ukuran, warna dan jumlah dengan tujuan untuk mengontrol masing-masing komponen
pada saat dijahit.
f. Fusing: merekatkan interlining pada komponen. Tujuannya adalah untuk memperkuat
daya rekat interlining terhadap komponen.
g. Embroidery (pembordiran): secara umum pembordiran dilakukan untuk merek atau label
dari buyer yang direkatkan pada panel.
h. Pengiriman ke bagian penjahitan: mengirim potongan komponen ke bagian penjahitan.
2.2. CUTTING MACHINE
Sebelum memotong kain perlu mengetahui alat-alat dan mesin yang diperlukan
dalam memotong kain, sehingga dalam memotong kain akan dihasilkan komponen-
komponen pakaian yang sesuai dengan standar kualitas order dan mempunyai
ukuran dan bentuk komponen yang tepat .
2.2.1 Menyiapkan mesin dan peralatan pemotongan kain
Mesin potong yang digunakan pada industri garmen ada 5, yaitu :
A. Mesin potong dengan pisau lurus atau vertikal ( Straight Cutter )
Yaitu mesin potong yang mempunyai mata pisau berbentuk satu lembar plat
baja lurus dan pada waktu memotong mata pisau tersebut bergerak naik turun ( dua
arah ) . Ukuran panjang mata pisau antara 5 – 14 inci.Digunakan untuk memotong
susunan kain yang cukup tinggi. Ketinggian susunan kain disesuaikan dengan
panjang pisau dan kapasitas mesin potong.
B. Mesin potong dengan pisau bundar ( Rotary /Round Cutter )
Yaitu mesin potong yang mempunyai mata pisau berbentuk piringan, pada waktu
memotong mata pisa bergerak memutar pada as ke satu arah ( ke depan ). Ukuran
diameter pisau potong adalah 2,5 – 10 inci digunakan untuk memotong kain dengan
tumpukan yang tidak tinggi karena terbatas dengan ukuran diameter pisau potong,
maksimum tinggi tumpukan kain adalah setengah dari diameter pisai yang dipakai.
C. Mesin potong dengan pisau pita atau lembaran ( Band Knife )
Yaitu mesin potong yang mempunyai mata pisau berbentuk pipih / pita pada
kedua ujungnya menyambung / melingkar,sehingga gerak mata pisau waktu
memotong adalah melingkar kesatu arah , dan untuk menggerakkan mata pisau
tersebut dikontrol oleh beberapa roda penggerak yang juga berfungsi untuk menjaga
ketegangan lembaran mata pisau.Jadi mata pisaunya bergerak statis satu
arah,sehingga proses pemotongan terlaksana dengan mendorong kain yang akan
dipotong kearah mata pisau yang terus berputar, kita tinggal menggerakkan
tumpukan kain sesuai bentuk pola / marker yang akan dipotong. Digunakan untuk
memotong bagian – bagian yang sulit dan banyak lengkungan.
D. Mesin potong cetak ( Die Cutting Press )
Yaitu mesin potong yang mempunyai mata pisau berbentuk pola komponen
yang akan dipotong dan degerakkan secara hidrolik. Digunakan untuk
memotong komponen tertentu yang memerlukan ketelitian tinggi. Misalnya kerah,
kantong, klep, manset, dan sebagainya.
E. Laser Knife :
Yaitu mesin potong automatic generasi terbaru yang sistem dan cara kerjanya
adalah:
Pola / marker garmrn yang akan diproduksi terlebih dulu direkam dengan sistem
CAD / CAM.
Hasil rekaman marker dipindahkan ke mesin potong yang telah diletakkan diatas
meja potong dengan posisi kain siap untuk dipotong.
Mesin potong secara automatis akan bergerak sesuai dengan marker yang telah
diprogram dengan sistem CAD / CAM.
Mesin ini memancarkan sinar laser yang besarnya 0,1 mm dengan hasil
pemotongan kain dijamin akurat sesuai bentuk dan ukuran pola. Pada proses
pemotongan dengan sinar laser ini sama sekali tidak terjadi pergeseran atau tekanan
pada bidang- bidang kain seperti bila menggunakan mesin potong konvensional.
Setelah kita memperhatikan kelima jenis mesin potong tersebut diatas, maka
untuk pemilihan atau pemakaian mesin potong yang akan digunakan dalam proses
produksi harus pula memperhatikan jenis, bentuk, sifat, dan konstruksi bahan tekstil
serta besar / kecilnya komponen dari marker yang akan dipotong.
Bahan-bahan
1. Kain
IV. Cara Kerja
1. Gelar susun kain (spreading)
2. Membuat Pola
3. Memotong kain yang sesuai dengan pola pada meja potong menggunakan vertikal
knife