Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KETERAMPILAN BERTANYA
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Dasar
Mengajar
Dosen Pengampu : Dr. Eko Setiawan S.Pd , M.Pd

Diajukan Oleh:
1. I’in Nadliroh (16160032)
2. Novia Zahroh (16160033)

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat,


inayah, taufik dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Keterampilan Bertanya”. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai memenuhi tugas
mata kuliah Keterampilan Dasar Mengajar dengan dosen pengampu
Bapak Dr. Eko Setiawan S.Pd, M.Pd.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini
tidak terlepas dari peran dan bantuan pemikiran dari banyak pihak.
Karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulis ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat.
Amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Malang, 01 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3
A. Pengertian Keterampilan Bertanya .............................................................................3
B. Jenis-jenis Keterampilan Bertanya..............................................................................3
C. Komponen Keterampilan Bertanya.............................................................................7
D. Batasan Pertanyaan.....................................................................................................14
BAB III PENUTUP .................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................................15
Daftar Pustaka .........................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah pondasi utama seorang insan. Seorang insan akan


menjadi bermutu, berwawasan dan berilmu karena pendidikan. Pendidikan
dikatakn bermutu apabila bisa mencetak generasi yang benar-benar
berpendidikan. Untuk mewujudkan pendidikan bermutu perlu diperhartikan
beberapa hal yang terlibat dalam proses mendidik. Pengajar atau pendidikan
merupakan hal utama dalam proses pendidikan, oleh karena itu perlu adanya
pendidikan yang benar-benar profesional.

Dalam mengajar dibutuhkan pendidikan yang professional, tidak hanya


dituntut untuk dapat mengajar saja tetapi juga menguasai kelas. Tak hanya itu
pendidik juga memiliki pengetahuan dan skill yang banyak sehingga dapat
menyemapaikan ilmu yang diajarkan dengan baik kepada peserta didik.

Ada banyak sekali skill atau keterampilan di dalam mengajar yang harus
dikuasai oleh sorang pendidik, namun pembahasan kali ini penulis akan
menguraikan tentang keterampilan bertanya yang harus dikuasai oleh seorang
pendidik agar peserta didik termotivasi di dalam pembelajarannya.

Pertanyaan untuk peserta didik adalah pertanyaan yang diharapkan dapat


memberi umpan balik yang positif bagi peserta didik. Dengan pertanyaan
yang diberikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran diharapkan peserta
didik dapat terpacu dan tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Oleh karena itu pendidik haruslah terampil dalam bertanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya?
2. Apa saja jenis-jenis pertanyaan?
3. Apa saja komponen keterampilan bertanya?
4. Apa saja batasan dari pertanya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari keterampilan bertanya.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pertanyaan.
3. Untuk mengetahui komponen keterampilan bertanya.
4. Untuk mengetahui batasan dari pertanya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ketrampilan Bertanya

Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu proses
komunaksi. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang
dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan
jawaban atau respon dari peserta didik. Memberi pertanyaan kepada siswa
merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar-
mengajar, karena pertanyaan yang diajukan kepada siswa pada dasarnya
dengan bertujuan untuk siswa agar lebih meningkatkan belajarnya dan berfikir
terhadap pokok pembahasan yang sedang dipelajari1.

Ketrampilan bertanya bagi seorang guru merupakan ketrampilan yang


sangat penting untuk di kuasai. Sebab dengan melalui ketrampilan ini guru
dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Namun demikian,
memberi pertanyaan kepada siswa agar berpengaruh positif tidaklah mudah,
banyak diantara guru yang melontarkan beberapa pertanyaan, justru siswa
menjadi bingung karena mungkin pertanyaan tidak sesuai topik atau
pembahasan yang sedang dibahas pada saat itu, bahkan mungkin guru
memberi pertanyaan karena merasa kurang siap dirinya terhadap bahan yang
akan disampaikan dan pada akhirnya guru bertanya seenaknya.

Memberi pertanyaan juga perlu adanya latihan dari guru secara rutin
sehingga diharapkan guru dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan
bertanya pada situasi yang tepat, sebab pemberian pertanyaan yang efektif dan
efisien akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku, baik dari guru
maupun dari murid.

B. Jenis-jenis Keterampilan Bertanya

Pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa akan menuntut proses


berfikir siswa, namun proses berfikir itu dapat bertingkat-tingkat. Ada yang

1
Soetomo, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya, 1993), Hlm: 77.
pertanyaan yang membutuhkan proses berfikir rendah dan ada pula pertanyaan
yang membutuhkan berfikir tinggi.

Jenis terdapat beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis pertanyaan


dalam buku ini terdiri atas jenis pertanyaan menurut maksudnya, jenis
pertanyaan menurut taksonomi Bloom dan jenis pertanyaan menurut luas
sempitnya, penjelasannya sebagai berikut2:

1. Jenis Pertanyaan Menurut Maksudnya


a. Pertanyaan Permintaan (Compliance Question)

Pertanyaan permintaan adalah pertanyaan yang mengharapkan


agar murid mematuhi perintah yang diucapkan dalam berntuk
pertanyaan.

b. Pertanyaan Retoris (Rhetorical Question)

Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak menghendaki


jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru.

c. Pertanyaan Mengarahkan Menuntut (Prompting Question)

Pertanyaan mengarah atau menuntut adalah pertanyaan yang


diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses
berfikirnya. Dalam proses belajar mengajar terkadang guru harus
mengajukan suatu pertanyaan yang akan membuat siswa
memperhatikan pembelajaran. Dari segi lain, apabila siswa salah
menjawab pertanyaan maka guru akan mengajukan pertanyaan
lanjutan yang akan mengarahkan atau menuntut proses berfikir
murid dan akhirnya murid dapat menemukan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan oleh gurunya.

d. Pertanyaan Menggali (Probing Question)

Pertanyaan menggali adalah pertanyaan lanjut yang akan


mendorong murid untuk lebih mendalami jawaban terhadap

2
Pedoman Keterampilan Dasar Mengajar (KDM), 2018: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan .
Hlm: 47-48.
pertanyaan sebelumnya. Dengan pertanyaan menggali ini akan
mendorong murid untuk meningkatkan kualitas ataupun kuantitas
dari jawaban yang telah diberikan pada pertanyaan sebelumnya.

2. Jenis Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom3.


a. Pertanyaan pengetahuan

Pertanyaan pengetahuan merupakan pertanyaan yang menuntun


siswa untuk mengingat dan mengatakan kembali fakta-fakta yang
telah dipelajari.

b. Pertanyaan pemahaman

Pertanyaan pemahaaman merupakan pertanyaan yang menuntut


jawaban anak untuk mengahadapi arti dari suatu pembahasan yang
telah dipelajari.

c. Pertanyaan penerapan

Pertanyaan penerapan merupakan pertanyaan yang menuntut


anak untuk memberi jawaban tunggal yang benar dengan cara
menerapkan pengetahuan, informasi, yang telah diterima atau juga
untuk memecahkan persoalan-persoalan baru.

d. Pertanyaan analisa

Pertanyaan analisa merupakan pertanyaan yang menuntut anak


untuk berfikir lebih kritis dan dalam dengan jalan memodifikasi
masalah yang ditampilkan, menganalisa kesimpulan, menarik
kesimpulan dari informasi yang di terima.

e. Pertanyaan sintesa

Pertanyaan sintesa merupakan pertanyaa pertanyaan yang


menuntut anak untuk mengembangkan daya kreasinya, dan cirinya
adalah jawaban yang benar dengan memecahkan masalah
berdasarkan imajinasinya.

3
Drs. Soetomo, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya, 1993), Hlm: 91.
f. Pertanyaan evaluasi

Pertanyaan evaluasi merupakan pertanyaan yang menghendaki


jawaban siswa dengan cara penilaian terhadap suatu pembahasan
tersebut.

3. Jenis Pertanyaan Menurut Luas Sempitnya4


a. Pertanyaan Sempit (Narrow Question)

Pertanyaan ini membutuhka jawaban yang tertutup yang


biasanya kunci jawabannya telah tersedia.

1) Pertanyaan sempit berinformasi langsung

Pertanyaan semacam ini menuntut murid untuk


mengingat atau menghafalkan informasi yang ada.
Pertanyaan ini sangat berguna bila kepada murid dituntut
menghafal hal-hal/informasi/rumus-rumus yang senantiasa
di gunakan didalam masyarakat secara hafal diluar kepala.

2) Pertanyaan sempit memusat

Pertanyaan ini menuntut murid agar mengembangkan


ide atau jeawabannya dengan cara menuntunnya melalui
oetunjuk tertentu. Pertanyaan ini bermanfaat bila guru
menghendaki murid membedakan, mengasosiasikan,
menjelaskan dan lain-lain masalah yang ditampilkan.

b. Pertanyaan Luas (Broad Question)

Ciri pertanyaan ini adalah jawabannya mungkin lebih dari satu,


sebab pertanyaan ini belum mempunyai jawaban yang spesifik,
sehingga masih diharapkan yang terbuka. Pertanyaan luas tebuka,
pertanyaan ini memberi kesempatan kepada murid untuk mencari
jawabannya menurut cara dan gaya masing-masing.

4
Pedoman Keterampilan Dasar Mengajar (KDM), 2018: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan .
Hlm: 50.
c. Pertanyaan Luas Menilai (Valuing Question)

Petanyaan ini meminta murid untuk mengadakan penilaian


terhadap aspek kognitif maupun sikap. Pertanyaan ini lebih efektif
bila guru menghendaki murid untuk merumuskan pendapat,
menentukan sikap, tukar menukar pendapat/perasaan terhadap
suatu isu yang ditampilkan.

C. Komponen Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh seorang pendidik,


Karena hampir semua kegiatan belajar guru selalu memberikan pertanyaan.
Pertanyaan tersebut “baik” ketika dilihat dari isinya, tetapi jika cara
menyajikannya kepada murid tidak tepat misalnya tidak jelas, akan
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu,
guru perlu memahami teknik pertanyaan agar dapat menggunakan pertanyaan
secara efektif dalam proses belajar mengajar. Teknik tersebut berupa
komponen-komponen sebagai berikut5:

1. Kejelasan dan kaitan pertanyaan

Usahakan agar pertanyaan yang dikemukakan itu jelas maksudnya,


serta Nampak benar kaiatannya antara jalan pikiran yang satu dengan
yang lainnya. Usahakan tidak diselingi dengan kata sisipan yang
bersifat mengganggu, contohnya ee, em, er, anu dan lain sebagainya

2. Kecepatan dan selang waktu (pause)

Kecepatan memberikan pertanyaan tergantung dari pertanyaan itu


sendiri. Berikut beberapa “resep” tata cara menyampaikan pertanyaan:

a. Usahakan dalam menyampaikan pertanyaan dengan ucapan


yang jelas serta tidak tergesa-gesa. Pertanyaan yang diucapkan
secara tergesa-gesa akan menimbulkan ketidakpahaman pada
murid.

5
Pedoman Keterampilan Dasar Mengajar (KDM), 2018: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan .
Hlm: 51-52.
b. Begitu pertanyaan selesai diucapkan, berhentilah sejenak untuk
memberikan kesempatan berfikir kepada murid, melihat
kondisi kelas kira-kira apakah sudah ada yang siap untuk
menjawab pertanyaan.
c. Murid yang siap menjawab pertanyaan biasanya gerak-
geriknya dapat dilihat. Misalnya menggeserkan duduknya agak
maju, mengadahkan wajah dengan pandangan yang agak lebar
dan mengacungkan tangan bahkan ada yang sampai berdiri.
3. Arah dan distribusi penunjukan (penyebaran)

Pertanyaan yang diajukan seharusnya kepada seluruh murid,


sehingga seluruh murid di dorong untuk berusaha menentukan
jawabannya. Misalnya untuk menarik pemusatan perhatian seorang
murid, guru bisa mengajukan pertanyaan langsung ditujukan kepada
murid tersebut. Setelah pertanyaan diajukan kepada seluruh murid
dikelas, serta memberikan waktu secukupnya untuk berfikir barulah
ditunjuk seorang murid untuk menjawabnya. Hal ini menyangkut
pemerataan distribusi kesempatan untuk menjawab pertanyaan.

4. Teknik penguatan

Pemakaian yang tepat dari teknik penguatan ini akan menimbulkan


sikap yang positif bagi murid serta meningkatkan pasrtisipasi murid
dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga memungkinkan pencapaian
prestasi belajar yang tinggi.

5. Teknik menuntun (promting)

Promting questions dapat digunakan sebagai teknik untuk


meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban murid. Pertanyaan ini
dimaksud untuk menuntun murid agar ia dapat menemukan
jawabannya dengan benar.

6. Teknik menggali (prabing question)

Prabing question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk


mendapatkan jawaban lebih lanjut dari murid guna mengembangkan
kualitas jawaban yang pertama, sehingga jawaban selanjutnya akan
lebih jelas, akurat serta lebih beralasan.

7. Pemusatan (focusing)

Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang ruang


lingkupnya luas, kemudian dilanjutkan ke pertanyaan yang lebih
khusus.

8. Pindah gilir (re-derecting)

Teknik pindah gilir digunakan untuk mengundang partisipasi


semua anak. Untuk teknik ini dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan ke seluruh kelas, kemudian memilih salah satu murid untuk
menjawab dan dilanjutkan ke murid yang lainnya.

D. Batasan Pertanyaan

Menurut Anderson dan Krathwohl dalam Suwarto (2013) dalam skripsi


Yullida (2017), tujuan pendidikan dideskripsikan menjadi 6 kategori proses,
yaitu: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan
menciptakan. Kategori mengingat sangat berhubungan dengan proses daya
ingat. Sedangkan kelima kategori yang lain berhubungan dengan proses
transfer6.

Adapun klasifikasi kemampuan berfikir tingkat tinggi menurut Anderson


dan Krathwohl dalam Suwarto (2013) dalam skripsi Yullida (2017), yaitu
sebagai berikut:

1. Mengingat

Mengingat merupakan kategori dimana terjadi kembali aktivas


pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang peserta didik.

6
Yullida Fery Anjani, Skripsi: “Analisis Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Menurut Teori
Anderson dan Krathwohl, Pada Peserta Didik Kelas XI Bilingual Class System MAN 2 Kudus
Pada Pokok Bahasan Program Linier” (Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
2017) Hlm. 21-25
2. Memahami

Peseta didik dikatakan mampu memahami jika peserta didik dapat


menarik makna dari suatu pesan atau petunjuk dalam soal/pertanyaan
yang dihadapinya. Peserta didik akan lebih mudah untuk memahami
suatu hal jika pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari
diintegrasikan dengan kejadian yang mereka kenali sebelumnya.

3. Menerapkan

Kategori ini meliputi penggunaan prosedur atau cara kerja


terntentu untuk mengerjakan suatu latihan atau menyelesaikan suatu
masalah.

4. Menganalisis

Kemampuan menganalisis adalah usaha menguarai suatu materi


menjadi bagian-bagain penyusunnya dan menentukan hubungan antara
bagian-bagian tersebut dengan materi secara keseluruhan.

5. Mengevalusai

Mengevaluasi adalah tindakan membuat suatu penilaian yang


didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria yang diguanakan
untuk mengevluasi adalah kualitas, efisien dan konsistensi.

6. Menciptakan

Proses menciptakan adalah proses mengumpulkan sejumlah


elemen tententu menjadi satu kesatuan yang serasi dan fungsional.

Keenam tahapan diatas kemudian dibagi oleh Anderson dan Krathwohl ke


dalam dua kategori, yaitu: kemampuan berfikir tingkat rendah (Lower Order
Thinking) dan kemampuan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Tinking).
Kemampuan yang termasuk LOT adalah kemampuan mengingat (remember),
memahami (understand), dan menerapkan (apply). Sedangkan HOT meliputi
analisis (analyse), mengevaluasi (evaluate) dan menciptakan (create).
Menurut sebuah tulisan LOT dan HOT termasuk kedalam golongan
dimensi proses kognitif. Dimensi proses kognitif merupakan klasifikasi proses-
proses kognitif siswa secara menyeluruh yang terdapat dalam tujuan-tujuan
bidang pendidikan. Untuk memudahkan setiap kategorinya akan dijelaskan
sebagai berikut7:

Dimensi proses kognitif

Kategori dan proses kognitif Nama-nama lain Definisi


Mengingat
a. Mengenali Mengidentifikasi Menempatkan
pengetahuan dalam
memori jangka panjang
yang sesuai dengan
pengetahuan tersebut.
b. Mengingat kembali Mengambil Mengambil
pengetahuan yang
relevan dari memori
jangka panjang.
Memahami
a. Menafsirkan Mengklarifiaksi, Mengubah satu bentuk
memparafraskan, gambaran menjadi
mempresentasi, bentuk lain.
menerjemahkan.
b. Mencontohkan Mengilustrasikan, Menemukan contoh
memberi contoh. atau ilustrasi tentang
konsep atau prinsip.
c. Mengklasifikasikan Mengkategorikan, Menentukan sesuatu
mengelompokkan. dalam satu kategori.
d. Merangkum Mengabstraksi, Mengabstraskikan tema
mengeneralisasi. umum atau poin-poin
pokok.
Menyarikan, Membuat kesimpulan

7
A. Surakhman, 2014, https://eprints.walisongo.ac.id/3972/3/093311003_bab2.taksonomi-bloom-
dua-dimensi/, 08 Maret 2019. Hlm: 25-28.
e. Menyimpulkan mengesktrapolasi, yang logis dari
mengiterpolasi, informasi yang
memprediksi. diterima.

Mengontraskan, Menentukan hubungan


f. Membandingkan memetakan, antara dua ide, dua
mencocokkan. objek dan
Membuat model. semacamnya.
g. Menjelaskan Membuat model sebab-
akibat dalam sebuah
sistem.
Mengaplikasikan
a. Mengeksekusi Melaksanakan Menerapkan suatu
prosedur pada tugas
yang familier.
b. Mengimplementasika Menggunakan Menerapkan suatu
n prosedur pada tugas
yang familier.
Menganalisis
a. Membedakan Menyendirikan, Membedakan materi
memilih, pelajaran mulai dari
memfokuskan, yang relevan ke tidak
memilih. relevan, dari bagian
yang penting ke tidak
penting.
b. Mengorganisasikan Menemukan, Menentukan
koherensi, bagaimana elemen-
memadukan, elemen bekerja atau
membuat, garis berfungsi dalam sebuah
besar, struktur.
mendeskripsikan
peran,
Menstrukturkan.
c. Mengatribusikan Mendekonstruksi
Menentukan sudut
pandang, bias, nilai
atau maksud dibalik
materi pelajaran.
Mengevaluasi
a. Memeriksa Mengoordinasi, Menemukan kesalahan
mendeteksi, dalam suatu proses atau
memonitor, produk dan
menguji. menemukan efektifitas
prosedur yang sedang
dipraktekkan.
b. Mengkritik Menilai Menemukan kesalahan
antara dua produk dan
kriteria eksternal dan
menemukan ketepatan
suatu prosedur untuk
menyelesaikan
masalah.
Mencipta
a. Merumuskan Membuat Membuat hipotesis
hipotesis. bedasarkan kriteria.
b. Merencanakan Mendesain Merencanakan
prosedur untuk
menyelesaikan suatu
tugas.
Mengkonstruksi Menciptakan suatu
c. Memproduksi
produk.

Kesimpulannya adalah kemampuan berfikir yang sudah dijelaskan diatas


tergolong ke dalam kemampuan berfikir tingkat tinggi. Kemampuan ini tidak
hanya sekedar menuntut peserta didik untuk menghafal dan menyampaikan
kembali informasi yang diperoleh dari gurunya. Kemampuan berfikir tingkat
tinggi menuntut peserta didik agar mampu menghubungkan pengalaman dan
pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya untuk membantu menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari secara logis dan sistematis.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kita


sebagai calon guru sudah sepatutnya memiliki keterampilan bertanya
secara optimal. Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam
suatu proses komunaksi. Ketrampilan bertanya merupakan ucapan atau
pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan
atau menumbuhkan jawaban atau respon dari peserta didik.

Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan keterampilan


yang sangat penting untuk di kuasai. Sebab dengan melalui keterampilan
ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Tidak
hanya itu keterampilan bertanya mempunyai jenis-jenis pertanyaan dalam
buku ini terdiri atas jenis pertanyaan menurut maksudnya, jenis pertanyaan
menurut taksonomi Bloom dan jenis pertanyaan menurut luas sempitnya.

B. Saran

Dari uraian di atas, saran yang dapat penulis sampaikan bahwa sebagai
calon guru kita tidak hanya belajar bagaimana “bertanya” yang baik dan
benar. Akan tetapi juga harus memahami bagaimana pengaruh setiap
bentuk dan jenis pertanyaan terhadap proses belajar siswa didalam kelas.
Dalam proses belajar mengajar tujuan pertanyaan yang diajukan guru
adalah agar peserta didik belajar memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan belajar dan berpikir siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Anjani, Yullida Fery, 2017. Skripsi: “Analisis Kemampuan Berfikir Tingkat
Tinggi Menurut Teori Anderson dan Krathwohl, Pada Peserta Didik
Kelas XI Bilingual Class System MAN 2 Kudus Pada Pokok
Bahasan Program Linier” Semarang: Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang.
Pedoman Keterampilan Dasar Mengajar (KDM), 2018: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan.
Soetomo, 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya.
Surakhman,A.2014.https://eprints.walisongo.ac.id/3972/3/093311003_bab2.t
aksonomi-bloom-dua-dimensi/, 08 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai