02 Bab
02 Bab
Daerah peninjauan terletak di daerah Kuaro, Lempesu, sekitar Sungai Kendilo dan
Perkebunan Tajati yang secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kuaro
dan Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Pasir, Propinsi Kalimantan Timur,
dengan luas areal 7.132,37 Ha.
Secara umum daerah peninjauan merupakan hutan - semak belukar dan perkebunan
kelapa sawit atau perladangan penduduk serta sebagian kecil : daerah pertinjauan
merupakan hutan produksi yang terletak di baratdaya daerah peninjauan (Gambar
2.3). Berdasarkan perhitungan secara kasar, tata guna lahan daerah peninjauan
adalah sebagai berikut :
Lebih kurang 70% daerah peninjauan dapat ditempuh melalui akses jalan dengan
morfologi perbukitan landai - pedataran. Kondisi jalan tersebut dapat digolongkan
lagi menjadi :
Daerah peninjauan dapat dicapai melalui jalur seperti yang bisa dilihat pada tabel
2.2.
Tabel 2.2. Perjalanan dan waktu kesampaian daerah
No. Jalur Jarak Angkutan Lama Perjalanan (±)
1 Jakarta - Balikpapan 1500 km Udara/Laut 2 jam/2 hari
2 Balikpapan-Penajam 20 km Laut (muara) 1-3 jam (antrian masuk feri)
; 1 jam penyebeRangan
3 Penajam Kuaro 130 km Darat
2.3 MORFOLOGI
Secara umum morfologi daerah peninjauan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) satuan
morfologi, pembagian tersebut didasarkan pada tingkat keterjalan yang dapat terlihat
jelas pada peta topografi. Adapun 3 (tiga) satuan morfologi tersebut adalah :
1. Satuan Morfologi Pedataran
2. Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Lemah - Sedang
3. Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Kuat
Satuan morfologi ini menempati sekitar 55% dari seluruh luas daerah peninjauan.
Satuan morfologi ini melampar dari utara ke selatan daerah peninjauan dengan di
beberapa tempat diselingi satuan morfologi pedataran dari sungai-sungai besar.
Satuan morfologi secara jelas dibatasi oleh suatu kelurusan berarah utara selatan
yang memisahkan antara daerah yang memiliki kerapatan kontur tinggi (sebelah
barat daerah peninjauan satuan morfologi perbukitan bergelombang kuat) dengan
daerah yang memiliki kerapatan kontur sedang - landai.
Litologi penyusun satuan morfologi ini terdiri dari batuan sedimen berupa batupasir,
batulempung, batugamping klastik.
Tataguna lahan di satuan morf ologi ini sebagian merupakan perkebunan kelapa
sawit yang dikelola oleh swasta dan sebagian lagi merupakan pertanian penduduk
yang ditanami dengan palawija, buah-buahan dan huma (padi ladang).
Satuan morfologi ini menempati sekitar 30% dari seluruh daerah peninjauan. Satuan
morfologi ini berkembang di bagian barat daerah peninjauan memanjang berarah
utara - selatan. Satuan morfologi ini merupakan daerah hulu sungai yang akan
mengalir ke arah timur dan bergabung dengan sungai-sungai utama yang bermuara
ke Selat Makasar.
Litologi penyusun satuan morfologi ini terdiri dari batuan beku dan melange berumur
Pra-Tersier (> 60 juta tahun y.l.) berupa batuan beku ultramafik, batuan beku
andesitik-basaltik, serpentinit, dll., yang termasuk dalam Formasi Pra-Tersier
(Gambar 2.3). Oleh k;arena itu satuan morfologi ini dianggap merupakan daerah
yang tidak memiliki prospek batubara sama sekali dan disarankan untuk dilepaskan .
Data iklim dan curah hujan diambil dari laporan Dinas Pertanian Kabupaten Dati II
Pasir dan Pasir dalam Angka tahun 1993. Komponen-komponen iklim yang diperoleh
adalah curah hujan, hari hujan, suhu udara, kelembaban nisbi dan penyinaran
matahari. Data curah dan hari hujan tahun 1993 dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Berdasarkan tabel 2.3 dapat disimpulkan bahwa daerah peninjauan beriklim tropis
basah yang dicirikan oleh curah hujan pertahun yang relatif tinggi yaitu antara 1846 -
2063 mm. Curah hujan tertinggi terjadi sekitar bulan April untuk Tanah Grogot,
Batusopang dan Kuaro, serta bulan Mei - Juni untuk daerah Pasir Belengkong,
sedangkan curah hujan terendah terjadi sekitar bulan Agustus untuk seluruh daerah.
Suhu udara sepanjang tahun bervariasi dari 27° C sampai 30° C. Kelembaban relatif
tinggi, yaitu rata-rata sekitar 80 % . Hal ini disebabkan karena tingginya curah hujan
dan rendahnya penyinaran matahari. Dalam hal ini penyinaran matahari rata-rata
kurang lebih 4,5 jam dan kemungkinan penyinaran 12 jam.
Jenis flora yang tumbuh di daerah peninjauan sebagian besar terdiri dari tumbuhan
hutan primer, sebagian lagi terdiri dari hutan belukar antara lain rotan, perkebunan
kelapa sawit dan ladang padi penduduk.
Jenis Fauna yang dijumpai selama peninjauan dan dari informasi penduduk sekitar
adalah kera, babi hutan, ular antara Iain jenis sanca dan kobra, rusa, berbagai jenis
burung antara lain burung Engang yang dilindungi, dan lain-lain. Adapun beruang
madu dan macan pohon masih terdapat di hutan belukar di selatan Sungai Kendilo.
Secara umum Kalimantan bagian timur dapat dibagi menjadi 3 cekungan besar dari
utara ke selatan yaitu Tarakan, Kutai dan Barito. Beberapa peneliti terdahulu
membagi cekungan di bagian tengah menjadi Cekungan Kutai dan Pasir.
Secara stratigrafis, batuan tertua sampai termuda di Lembar Balikpapan (Hidayat &
Urut-urutan formasi batuan (stratigrafi) dari batuan tertua sampai termuda pada Sub-
Cekungan Pasir adalah sebagai berikut :
Periode tektonik kedua terjadi pada awal Miosen Tengah atau Intra Miosen yang
menyebabkan cekungan terangkat menjadi lingkungan darat atau laut dangkal. Pada
periode ini diendapkan For~m.asi Warukin.