PERJANJIAN
KUH PERDATA
(Pasal 1233)
UNDANG-UNDANG
PERIKATAN
PUTUSAN
PENGADILAN
DI LUAR KUH
PERDATA
MORAL
PENGERTIAN PERJANJIAN
• Perjanjian atau kontrak merupakan salah satu sumber
perikatan. Atau perjanjian merupakan bagian dari hukum
perikatan.
• Pengaturan perjanjian: Bab II Buku III KUH Per. Sifat
pengaturannya terbuka (Pasal 1338 KUH Per)—sebagai
hukum pelengkap.
• Pasal 1313 KUH Perdata, perjanjian: suatu perbuatan dengan
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang atau lebih.
• Sudikno Mertokusumo, “perjanjian adalah hubungan hukum
antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
menimbulkan akibat hukum”. (Pengertian ini diterima secara
umum)
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN
• Syarat sahnya perjanjian diatur di dalam Pasal 1320
KUHPerdata.
• Ada 4 syarat sahnya perjanjian :
1. kesepakatan mereka yang mengikatkan diri;
2. kecakapan mereka yang membuat perjanjian;
3. suatu hal tertentu;
4. suatu sebab yang halal.
• Syarat 1 dan 2 disebut syarat subyektif, karena
menyangkut subyek pembuat perjanjian.
• Syarat 3 dan 4 disebut syarat obyektif, karena
menyangkut obyek perjanjian.
6
Syarat Sah Perjanjian (Lanjutan)
• Akibat hukum tdk dipenuhinya syarat
subyektif perjanjian DAPAT DIBATALKAN
(vernietigbaar), artinya akan dibatalkan atau
tdk terserah pihak yang berkepentingan,
sedang jika tidak dipenuhi syarat obyektif
maka perjanjian itu BATAL DEMI HUKUM,
artinya perjanjian itu sejak semula dianggap
tidak pernah ada.
7
UNSUR-UNSUR PERJANJIAN
• Essensialia: unsur yang mutlak harus ada bagi terjadinya
perjanjian tanpa unsur ini perjanjian tidak mungkin ada.
Contoh : causa yang halal ex Ps 1320 KUHPerdata, harga dan
barang yang disepakati dalam perjanjian jual beli.
• Naturalia: merupakan unsur yang telah diatur dalam undang-
undang sehingga apabila tdak diatur oleh para pihak dalam
perjanjian, undang-undang yang mengaturnya.
Contoh: jika dalam perjanjian diatur tentang cacat tersembunyi,
maka secara otomatis berlaku ketentuan dalam KUH Perdata,
bahwa penjual haris menanggung cacat tersembunyi.
• Accidentalia : unsur yang harus dimuat atau disebut secara tegas
atau diperjanjikan secara tegas dalam perjanjian.
Contoh: dalam perjanjian jual beli dengan angsuran apabila
pembeli lalai membayar utang atau angsurannya, maka dikenakan
denda 2 persen per bulan.
8
ASAS-ASAS PERJANJIAN
Ada 4 asas penting dalam suatu perjanjian atau
perjanjian: asas kebebasan berperjanjian, asas
konsensualisme, asas mengikatnya perjanjian atau
pacta sunt servanda, dan asas itikad baik.
9
Asas-asas perjanjian (Lanjutan)
• Dari kata “semua“ dapat disimpulkan bahwa: setiap orang
bebas:
- untuk mengadakan atau tidak mengadakan perjanjian
- dengan siapa mengadakan perjanjian
- untuk menentukan sendiri isi dan syarat-syarat
perjanjian
- menentukan bentuk perjanjian
- menundukkan diri kepada ketentuan hukum tertentu.
10
Asas-asas perjanjian (Lanjutan)
(2) ASAS KONSENSUALISME : perjanjian lahir, terjadi,
timbul, berlaku sejak saat tercapainya kata sepakat
diantara para pihak tanpa perlu adanya formalitas
tertentu. Asas ini disimpulkan dari kata “perjanjian
yang dibuat secara sah“ dalam Ps 1338 Ayat (1)
juncto Ps 1320 Angka (1) KUHPerdata.
12
Asas-asas perjanjian (Lanjutan)
(3) ASAS PACTA SUNT SERVANDA. Asas ini dapat disimpulkan dari
kata “berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya “ dalam Ps 1338 Ayat (1) KUHPerdata. Para pihak
harus mematuhi dan menghormati perjanjian yang dibuatnya
karena perjanjian tersebut merupakan undang-undang bagi kedua
belah pihak.
• Hal ini dikuatkan oleh Ps 1338 Ayat (2): perjanjian-perjanjian tidak
dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak
atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan
cukup untuk itu.
• Asas pacta sunt servanda berkaitan dengan akibat perjanjian.
Dengan asas ini tersimpul adanya larangan bagi hakim untuk
mencampuri isi perjanjian. Disinilah makna asas kepastian hukum
itu.
13
Asas-asas perjanjian (Lanjutan)
(4)ASAS ITIKAT BAIK = te goeder trouw = in good faith.
Diatur dalam Pasal 1338 Ayat (3) KUHPerdata,
“perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”.
Asas ini ada 2 : subyektif dan obyektif.