Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan YME, atas rahmat dan ridhoNYA, penyusunan
Laporan Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat Tahun Anggaran 2016 ini dapat
diselesaikan.
Laporan Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat ini merupakan perwujudan dan
pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian tugas, fungsi, tujuan, dan sasaran Sekretariat
Komisi Informasi Pusat Tahun Anggaran 2016. Laporan Kinerja ini merupakan media untuk
menginformasikan segala pertanggungjawaban upaya-upaya yang telah dilakukan dalam
rangka pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja.
Kinerja diukur berdasarkan penilaian indikator kinerja yang merupakan indikator keberhasilan
pencapaian sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra dan dilaksanakan
dalam bentuk Penetapan Kinerja.
Dengan demikian Laporan Kinerja ini memiliki beberapa fungsi, yaitu : sebagai alat penilaian
capaian kinerja secara kuantitatif; sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada
masyarakat; sebagai alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unsur organisasi
di lingkungan Komisi Informasi Pusat.
Berdasarkan analisis dan evaluasi Laporan Kinerja, diharapkan semoga laporan ini bermanfaat
dan digunakan sebagai bahan peningkatan dan perbaikan kinerja seluruh jajaran pejabat dan
staf pelaksana di lingkungan Komisi Informasi Pusat, seperti : optimalisasi peran kelembagaan
dan peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja.
Selamatta Sembiring
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat ini menyajikan berbagai keberhasilan atau
capaian strategis Sekretariat Komisi Informasi Pusat selama tahun 2016 dan beberapa hal yang
perlu perbaikan. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian indikator kinerja
kegiatan (IKK) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran yang didasarkan pada
target kinerja yang telah ditetapkan pada RPJMN 2015-2019, Renstra Kemenkominfo 2015-
2019, RKP, dan Penetapan Kinerja.
Capaian kinerja (performance result) tahun 2016 tersebut dibandingkan dengan penetapan
kinerja (performance agreement) tahun 2016 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kerja ini akan dapat memungkinkan
diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) untuk perbaikan kinerja dimasa
yang akan datang.
Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran
dan realisasi. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan
untuk menunjukan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga
salah satu keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat
dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk dapat memberikan penilaian yang lebih independen
melalui indikator outcome atau minimal output dari kegiatan yang terkait langsung dengan
sasaran yang diinginkan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
c. Struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai
- Acuan KepMenKominfo Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi
- Dukungan Pegawai:
Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan dan Laki-laki, Pendidikan, PNS dan Non
PNS.
BAB II RENCANA KINERJA DAN TARGET KINERJA
a. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
b. Kinerja Lainnya
- PSI
- ASE
- Kelembagaan
c. Renstra Komisi Informasi Pusat Tahun 2014 – 2019
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
a. Capaian Kinerja Organisasi
- Capaian Perjanjian Kinerja Sekretariat
b. Capaian Kinerja Substansi
- PSI
- ASE
- Kelembagaan
c. Capaian Kinerja Anggaran
BAB IV EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA
- Membandingkan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun Ini dengan Tahun
Sebelumnya.
- Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja
Serta Alternatif Solusi.
BAB V PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14
tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). KI Pusat merupakan
lembaga mandiri berfungsi menjalankan UU KIP dan peraturan pelaksanaannya,
menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan
sengketa informasi publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi Nonlitigasi.
Komisi Informasi Pusat terbentuk pada tahun 2009, melalui Keputusan Presiden Nomor
48/P tentang Pengangkatan Anggota KI Pusat Periode 2009 – 2013, dan Periode
2013 – 2017 kedua ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 85/P. Anggota KI
Pusat dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melalui uji kepatuhan
dan kelayakan yang selanjutnya diangkat oleh Presiden Republik Indonesia.
Dukungan administrasi, keuangan, dan tata kelola Komisi Informasi Pusat dilaksanakan
oleh Pemerintah yang tugas dan fungsinya di bidang komunikasi dan informatika dalam
hal ini adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Kelembagaan Sekretariat KI Pusat diatur berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi
dan Informatika Nomor 11/PERM/M.KOMINFO/03/2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat (Permen Kominfo No.11 Tahun 2011).
Berdasarkan UU KIP juncto Permen Kominfo No. 11 Tahun 2011, Sekretariat KI Pusat
dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara operasional (tata kelola)
bertanggungjawab kepada Ketua Komisi Informasi Pusat dan secara administratif
bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan
Informatika.
Pelaksanaan program dan kegiatan KI Pusat dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) dan berkewajiban untuk menerapkan prinsip good governance dalam
mengelola sumber daya organisasi dan melaksanakan kewenangannya. Lima pilar good
governance yaitu akuntabilitas, keterbukaan dan transparansi, ketaatan pada hukum,
partisipasi masyarakat dan komitmen mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
Hasil evaluasi tersebut kemudian dituangkan dalam dokumen Laporan Kinerja Komisi
Informasi Pusat yang disusun setiap tahun sebagai bentuk kewajiban Komisi Informasi
Pusat dalam mempertanggungjawabkan tujuan dan sasaran serta rencana kinerja yang
telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019, Rencana Kinerja Tahun
2016, dan Penetapan Kinerja Tahun 2016.
LAKIP yang tersusun ini sebagai bentuk akuntabilitas dan laporan capaian atas kinerja
yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun
2015-2019 yang disebutkan bahwa sasaran strategis Sekretariat Komisi Informasi Pusat
adalah Tersedianya Dukungan Teknis dan Manajemen dalam rangka Kelancaran
Pelaksanaan Tugas Komisi Informasi Pusat dan Terlaksananya Ketentuan UU No.
14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Pusat.
Sejalan dengan itu, Laporan Kinerja ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian
kinerja Sekretariat KIP selama Tahun Anggaran 2016. Capaian kinerja (performance
results) di Tahun 2016 diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance
agreement) Tahun 2016 sebagai tolak ukur dan gambaran tingkat keberhasilan
pencapaian kinerja KIP selama 1 tahun. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana
target kinerja digunakan sebagai ukuran yang memberikan hasil guna perbaikan dan
peningkatan kinerja.
Dalam Laporan Kinerja dapat diketahui penyebab tinggi atau rendahnya capaian dari
indikator-indikator kinerja yang ada, sehingga Laporan Kinerja ini dapat menjadi
parameter dalam meningkatkan dan memperbaiki kinerja Komisi Informasi Pusat di
masa mendatang.
Sekretaris KIP
Kelompok Jabatan
Fungsional
Adapun tugas dan fungsi Sekretariat Komisi Informasi Pusat adalah sebagai berikut :
1. Tugas
Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
11/Per/M.Kominfo/03/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Informasi
Pusat, tugas Sekretariat Komisi Informasi Pusat adalah melaksanakan dukungan teknis dan
administratif kepada Komisi Informasi Pusat dalam menyelenggarakan tugas, fungsi, dan
kewenangannya.
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Komisi Informasi Pusat memiliki beberapa
fungsi sebagai berikut:
a. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan program
b. Penyediaan dukungan administratif pelayanan pengaduan dan penyelesaian
sengketa informasi publik
c. Pelaksanaan tugas ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan
kerumahtanggaan, dan
d. Penyiapan bahan dokumentasi dan kepustakaan
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Sekretariat Komisi Informasi Pusat didukung Sumber
Daya Manusia (SDM) yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Non Pegawai
Negeri Sipil (Non PNS) sebanyak 75 Pegawai yang terdiri dari laki-laki sebanyak 50 orang
dan perempuan sebanyak 25 orang.
Gambar 1.2 Komposisi Pegawai Sekretariat Komisi Informasi Pusat Berdasarkan Jenis
Kelamin Per 31 Desember 2016
25%
Laki-laki
50%
Perempuan
Gambar 1.3 Komposisi Pegawai Sekretariat Komisi Informasi Pusat Berdasarkan
Pendidikan Per 31 Desember 2016
S3 1
S2 12
S1 14
D3 1
SMA 24
SMP 3
SD 1
0 5 10 15 20 25 30
70%
60%
50%
40% 70%
30%
20% 30%
10%
0%
PNS NON PNS
BAB II
PERENCANAAN KINERJA DAN TARGET KINERJA
Adapun Kinerja secara ringkas dapat dijelaskan sebagai gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran ataupun tujuan berbasis kinerja, yaitu hasil-hasil yang akan dicapai
oleh instansi pemerintah dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya.
Dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat Tahun 2016 yang
ditetapkan menjadi acuan dan tolok ukur bagi pencapaian kinerja melalui sasaran-sasaran
strategis, adapun sasaran strategis indikator kinerja Komisi Informasi Pusat, sebagai
berikut:
B. Kinerja Lainnya
1. Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi
Salah satu tugas, fungsi dan wewenang Komisi Informasi sesuai amanah UU No. 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah menerima, memeriksa dan memutus
permohonan penyelesaian sengketa Informasi publik. Penyelesaian sengketa tersebut dapat
ditempuh melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi ataupun melalui penarikan
permohonan, penghentian atau permohonan yang ditolak.
Selama Tahun 2016, jumlah permohonan penyelesaian sengketa informasi yang masuk
sebanyak 2684 kasus. Dari jumlah tersebut yang dapat diselesaikan sebanyak 870 kasus
atau 32,41%. Bila dikonversi dengan target kinerja sebesar 60% maka capaian target
kinerja sebesar 54,02%.
Khusus untuk Tahun 2016, dari 64 permohonan sengketa, yang dapat diselesaikan
sebanyak 54 kasus permohonan atau 84,37%.
Selama Tahun 2016, kegiatan yang berhubungan dengan sosialisasi, edukasi dan advokasi
berjumlah 9 Laporan. Dari 9 laporan tersebut yang dapat dicapai sebanyak 7 laporan.
sedangkan 2 laporan yg tidak terealisasi dikarenakan adanya self blocking.
3. Bidang Kelembagaan
Berdasarkan ketentuan UU Keterbukaan Informasi Publik No.14 Tahun 2008, badan
publik diwajibkan untuk : (1) Membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
atau PPID; (2) Memiliki SOP Layanan Informasi Publik; (3) Menyediakan, memberikan
dan atau menerbitkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya kepada
pemohon informasi publik.
Dengan demikian badan Publik dianggap sudah melaksanakan ketentuan UU No. 14 tahun
2008 apabila sudah memenuhi kewajiban tersebut. Dalam hal ini Komisi Informasi Pusat
belum memiliki instrument atau mekanisme untuk mengetahui apakah suatu badan publik
sudah atau belum melaksanakan ketiga kewajiban tersebut. Oleh karena itu data yang
digunakan adalah data tentang jumlah PPID.
Peran atau kontribusi Komisi Informasi Pusat terkait PPID adalah memberikan bimbingan
teknis dan penyuluhan kepada badan publik/PPID serta memberikan edukasi dan advokasi
kepada anggota/kelompok masyarakat sebagai pengguna dan pemohon informasi agar
menyadari haknya atas akses informasi publik. Selain itu putusan Komisi Informasi dalam
penyelesaian sengketa informasi dapat juga menjadi faktor pendorong bagi badan publik
untuk membentuk dan meningkatkan kapasitas PPID serta melakukan penataan dan
pembenahan SOP Standar Layanan Informasi Publik.
Selama Tahun 2016 jumlah PPID yang sudah terbentuk dari 584 jumlah badan publik yang
dapat diintervensi adalah sebanyak 402 PPID atau 73,36%. Bila dikonversi dengan target
kinerja sebesar 65% maka capaian target kinerja menjadi 112,86%. Namun capaian ini
masih dapat diperdebatkan.
Parameter lain yang dapat dijadikan acuan adalah kegiatan Monev Badan Publik Dalam
Penerapan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2016. Dalam kegiatan ini, Komisi
Informasi Pusat mengirimkan SAQ (Self Asessment Quesionare) sebanyak 393 kepada 393
Badan Publik. Namun yang mengembalikan hanya 198 atau 50,28%. Bila dikonversi
dengan target sebesar 65%, maka capaian kinerja menjadi 77,51%.
Target
Sasaran Indikator Keterangan
2015 2016 2017 2018 2019
Tersedianya Persentase 100% 100% 100% 100% 100%
Dukungan (%) Layanan
Teknis dan Administrasi
Manajemen dan
dalam Rangka Dukungan
Kelancaran Teknis
Pelaksanaan Pelaksanaan
Tugas Komisi Tugas dan
Informasi Pusat Fungsi
Komisi
Informasi
Terlaksananya Presentase 55% 60% 65% 65% 65%
Ketentuan (%)
Undang-Undang Penyelesaian
No. 14 Tahun Sengketa
2008 tentang Informasi
Keterbukaan Publik
Informasi Publik
(KIP)
Persentase 60% 65% 70% 75% 80%
(%) Badan
Publik yang
melaksanaka
n Ketentuan
Keterbukaan
Informasi
Publik
Persentase 80% 100% - - -
(%) Fasilitasi
Pembentukan
Komisi
Informasi
Provinsi
Berdasarkan tujuan atau sasaran strategis tersebut, Komisi Informasi Pusat dapat secara
tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi 1 s/d 5 tahun kedepan
dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu
perumusan tujuan atau sasaran juga memungkinkan Komisi Informasi Pusat untuk
mengukur sejauh mana visi dan misi organisasi.
Adapun Renstra Komisi Informasi Pusat Tahun 2016 berdasarkan Renstra 2013 – 2017
adalah sebagai berikut :
Tahun Misi Indikator Capaian
2016 Memperkuat kelembagaan menuju komisi Semua program sudah mengacu
informasi yang mandiri dan kredibel pada substansi dari visi dan misi
Terinternalisasinya value/corporate
culture khas KI.
Memperkuat penanganan sengketa dan PSI terselesaikan 90% dari total
penegakan hukum terhadap pelanggaran hak atas register.
informasi
Terbetuknya kepaniteraan PSI yang
berdiri sendiri tidak dirangkap oleh
sekretariat.
Tersusun KI Prudensi.
Permutakhiran pendokumentasian
arsip PSI.
Mengarusutamakan keterbukaan informasi dalam Tersusun dan terdiseminasinya dua
setiap kebijakan penyelenggaraan negara telaah dan pendapat hukum terhadap
berbagai kebijakan negara.
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Target Kinerja Capaian Kinerja
Kegiatan
1 Tersedianya Jumlah Dokume 2 Dok B03: B01:
Dukungan Perencanaan 1. Tersusunnya Draft B02:
Teknis dan Program dan Renja 2017 B03:
Manajemen Anggaran 2. Tersusunnya Pagu B04: Draft Renja Tahun 2017
dalam Rangka Anggaran Indikatif B05: ADIK Tahun 2017, RAB
Kelancaran 2017 Pagu Anggaran Tahun 2017
Pelaksanaan B06: Renja Tahun 2017, Pagu
Tugas Komisi Alokasi Anggaran Tahun 2017,
Informasi Pusat TOR KIP Tahun 2017
B06: B07:
1. Tersusunnya B08:
Dokumen B09: Tersusunnya Dokumen
Perencanaan Program Anggaran (RKA-K/L) Tahun
(Renja) Tahun 2017 2017
2. Tersusunnya ADIK B10:
Tahun 2017 B11:
3. Tersusunnya Pagu B12: Tersusunnya DIPA Tahun
Alokasi Anggaran 2017
Tahun 2017
B09:
1. Tersusunnya RAB
Pagu Anggaran Tahun
2017
2. Tersusunnya TOR
KIP Tahun 2017
3. Tersusunnya
Dokumen Anggaran
(RKA-K/L) Tahun
2017
B12:
1. Tersusunnya DIPA
tahun 2017
Jumlah Laporan B03: B01: LAKIP Sekretariat KI
Monev dan 6 Dok 1. Tersusunnya LAKIP Pusat Tahun 2015
Kinerja yang Sekretariat KI Pusat B02: Laporan Tahunan Komisi
diselesaikan tepat Tahun 2015 Informasi Pusat Tahun 2015
waktu dan sesuai 2. Tersusunnya Laporan B03:
peraturan Triwulan I Monev dan B04: Laporan Triwulan I
perundang- Kinerja Tahun 2016 Monev dan Kinerja Tahun
undangan 3. Tersusunnya Laporan 2016
Tahunan Komisi B05:
Informasi Pusat Tahun B06:
2015 B07: Laporan Semester I
B06: Monev dan Kinerja Tahun
Tersusunnya Laporan 2016
Salah satu jenis informasi publik yang dapat dikecualikan oleh Badan Publik
berdasarkan Pasal 17 huruf b Undang-Undang No 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) adalah informasi yang apabila dibuka
dan diberikan kepada Pemohon informasi dapat mengganggu kepentingan
perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan persaingan usaha tidak sehat.
UU KIP dalam penjelasannya tidak memberikan uraian lebih lanjut perihal apa
dan bagaimana informasi “dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak
atas kekayaan intelektual dan persaingan usaha tidak sehat” tersebut selain hanya
tulisan frasa “cukup jelas”. Dalam praktik frasa “cukup jelas” tersebut menjadi
tidak jelas.
Output yang dihasilkan adalah (1) tercapainya 36 orang peserta Komisioner yang
memahami penyelesaian sengketa informasi, (2) terbentuknya persepsi administrasi
penyelesaian sengketa dan kesamaan persepsi.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya bagi pelaksanaan proses penyelesaian
sengketa informasi secara baik dan benar sekaligus upaya percepatan penyelesaian
sengketa informasi. Melalui kegiatan ini dapat dihasilkan (1) memahami tentang
Penataan Administrasi dan Case Management Penyelesaian Sengketa Informasi, (2)
memiliki kemampuan dalam mengelola dan mendokumentasikan berkas sengketa
secara baik dan benar.
Kegiatan penanganan sengketa pasca putusan berjalan selama 1 (satu) tahun kalender.
Sepanjang Tahun 2016 Komisi Informasi menangani sengketa pasca putusan yaitu
sebanyak 8 register yang terbagi menjadi keberatan yang diajukan di Pengadilan
Negeri dan Pengadilan Tata Usaha Negara.
Sosialisasi yang telah dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat selama tahun 2016 sebagai
berikut:
1. Forum Diskusi Dalam Rangka Hari Keterbukaan Informasi Nasional Tahun 2016
Forum diskusi yang bertujuan untuk mensosialisasikan dan mengadvokasi Badan Publik
untuk mengimplementasikan UU KIP secara optimal, menguatkan komitmen bersama
akan pelaksanaan UU KIP agar pemerintah (Badan Publik) konsisten dalam
melaksanakan penyelenggaraan negara yang baik, transparan dan akuntabel. Kegiatan
dilaksanakan di Jakarta dengan menghadirkan Narasumber Menteri Desa Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Wakil Bupati Soppeng Supriansa, Ketua Komisi
Informasi Provinsi Jawa Timur Ketty Tri Setyorini, Sekretaris Jenderal Seknas Fitra
Yenny Sucipto dan Deputi Komunikasi Publik KSP Eko Sulistyo serta dihadiri 150
orang peserta.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya akan hak
kebebasan memperoleh informasi di kalangan media dan organisasi masyarakat sipil.
Kegiatan ini dilakukan di tiga lokasi yakni Bandar Lampung, Palangkaraya dan Bangka
Belitung dengan jumlah total keseluruhan peserta 104 orang.
b.Sosialisasi layanan Informasi Badan Publik di sektor pendidikan dan keuangan. Untuk
sektor Pendidikan kegiatan dilaksanakan di Mataram, Lombok dengan tema
“Lokakarya Standardisasi Standar Layanan Informasi Publik di Sektor Pendidikan”.
Narasumber kegiatan ini adalah Sekjen Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi dan Komisioner KI Pusat. Peserta yang hadir pada kegiatan ini
terdiri dari PPID Kemenristek, PPID Kemendikbud, PPID Kemenag, PPID
Perguruan Tinggi Badan Hukum, PPID Perguruan Tinggi Negeri, Komisi Nasional
Pendidikan Indonesia, PGRI, BAN-PT serta NGO Lokal NTB. Melalui kegiatan ini
dihasilkan satu persepsi yang sama tentang standardisasi layanan informasi pada
sektor pendidikan. Kegiatan Sosialisasi Standar Layanan Informasi Badan Publik
pada Sektor Keuangan dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2016 di Batam.
Narasumber adalah Henny S Widyaningsih (Komisioner KI Pusat), Rumadi Ahmad
(Komisioner KI Pusat), dan N.E Fatmawati (PPID Kementerian Keuangan). Peserta
berjumlah 58 orang yang terdiri dari Kementerian/Lembaga Tingkat Pusat, BUMN,
SKPD Pemprov Kepri, KI Prov Kepri, dan Pemkot Batam
6. Pemantauan Media Cetak dan Online tentang Keterbukaan Infromasi Publik
Kegiatan Pemantauan Media Cetak dan Online tentang Keterbukaan Informasi Publik
sudah dilakukan dari bulan Februari – Desember 2016. Kegiatan ini melibatkan
Komisioner, Tenaga Ahli, Asisten Ahli, serta pejabat dari Pusat Informasi Humas
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Media yang dipantau adalah media cetak
dan media online. Media Cetak; Kompas, Koran Tempo, Majalah Gatra, Media
Indonesia, Seputar Indonesia, Majalah Tempo, Republika, Rakyat Merdeka, Suara
Pembaruan, dan Sindo. Sedangkan untuk media online; detik, kompas.com,
beritasatu, tempo.co, rmonline, hukumonline, liputan6.com, vivanews, okezone.com,
dll.
Hasil dalam kegiatan ini adalah berupa klipingan rekapitulasi berita dan analisis
tentang suatu berita atau isu yang sedang ramai dibicarakan untuk dijadikan bahan
kebijakan atau pers release.
C.Bidang Kelembagaan
Pembentukan PPID berada di luar jangkauan kendali Komisi Informasi Pusat dan
sepenuhnya sangat tergantung kepada kemauan dan kemampuan Badan Publik. Namun
peran yang sudah dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat tidak dapat diabaikan begitu
saja, yaitu dalam memberikan Penyuluhan dan Bimtek serta pembelajaran edukasi
melalui putusan-putusan sengketa informasi yang mewajibkan Badan Publik memberikan
informasi yang diminta masyarakat sebagai pengguna dan pemohon informasi.
Sampai dengan akhir tahun 2016 jumlah Badan Publik yang sudah membentuk PPID
sesuai amanat UU Keterbukaan Informasi Publik mencapai 402 PPID (73,36%) dari 584
Badan Publik yang dapat diintervensi, dengan rincian sebagai berikut :
1. Kementerian 34 34 100,00%
3. Provinsi 34 32 94,12%
4. Kabupaten 416 283 68,03%
5. Kota 98 85 86,73%
Berdasarkan parameter tersebut, yang bisa dijadikan pembuktian kepatuhan Badan Publik
terhadap UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah kegiatan
Monev Badan Publik Dalam Penerapan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2016. Dalam
kegiatan ini, Komisi Informasi Pusat mengirimkan SAQ (Self Asessment Quesionnaire)
sebanyak 393 kepada 393 Badan Publik. Namun yang mengembalikan hanya 198 atau 50,38%
sesuai tabel dibawah ini :
1 Kementerian 34 24 70,59
Dari 198 Badan Publik yang mengembalikan SAQ menunjukkan partisipasi Badan Publik
yang bersedia untuk dinilai kepatuhannya terhadap ketentuan yang ada dalam UU No 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
A. Capaian Kinerja Anggaran
Realisasi Capaian Kinerja Anggaran Komisi Informasi Pusat mencapai 74,07% atau
mengalami penurunan sebesar 4,37% dibanding tahun 2015 yang mencapai 79,07%.
Adapun rincian Realisasi Anggaran per output adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Laporan Kinerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat Tahun 2016 menyajikan berbagai
capaian strategis yang tercermin dalam capaian indikator kinerja kegiatan. Berbagai
keberhasilan dan kegagalan yang sudah dicapai sepanjang ditentukan oleh adanya
komitmen dan dukungan pimpinan. Selain itu dukungan kemampuan personil yang
memadai juga menjadi salah satu penentu keberhasilan pencapaian kinerja tahun 2016.