Motor DC
Motor DC
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mesin listrik yang umum digunakan adalah motor DC. Motor DC merupakan alat
listrik yang sangat sering digunakan karena motor DC dapat mengubah energy listrik
menjadi energy mekanis yang berupa putaran. Motor DC terdiri dari 2 komponen
utama yaitu stator dan rotor. Stator merupakan bagian statis dari motor yang
menghasilkan medan magnet. Rotor merupakan bagian dari motor yang berotasi dan
mengalirkan arus listrik.
Prinsip kerja motor DC adalah apabila arus listrik dialirkan melalui sebuah konduktor
yang ditempatkan pada suatu medan magnet, maka akan timbul gaya mekanis yang
arahnya ditentukan oleh arah arus yang bertemu dengan medan magnet. Motor Dc
seringkali digunakan untuk peralatan yang membutuhkan torsi tinggi dengan
kecepatan putaran yang dapat dikontrol. Dalam dunia marine, motor DC umumnya
digunakan sebagai penggerak crane dan pada Kapal Selam masih menggunakan
mototr DC
Motor Listrik merupakan alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Motor DC dapat disebut sebagai motor arus searah. Motor DC memiliki dua terminal dan
memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya.
Motor DC memiliki beberapa jenis antara lain motor DC separately excited dan motor dc self
excited. Motor DC self excited terbagi menjadi beberapa tipe yaitu shunt, seri dan compound
(gabungan seri-paralel).
Rotor merupakan bagian dari motor listrik yang dililit dengan tembaga. Rotor
berfungsi sebagai output tenaga penggerak. Kecepatan yang dihasilkan oleh rotor akan
sebanding dengan jumlah lilitan kawat. Semakin banyak jumlah lilitan, maka akan
semakin besar juga putaran yang dihasilkan oleh motor.
2.3.3. Brush
Gambar 2.5 Komponen motor DC
Sumber : wikipedia
Brush merupakan jembatan bagi aliran arus ke lilitan jangkar. Brush ini berbahan
dasar karbon dengan tingkat kekerasan material yang bervariasi. Brush pada
umumnya harus memiliki kekuatan material yang lebih lunak dari komutator (bagian
dari motor arus searah). Tujuannya supaya gesekan yang terjadi antara komutator dan
brush tidak mengakibatkan komutator cepat aus. Motor DC yang menggunakan brush
merupakan motor DC brushed.
2.3.4. Komutator
Komutator berfungsi untuk membalikkan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator
juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya. Selain itu
komutator berfungsi untuk menyearahkan tegangan yang dihasilkan rotor menjadi
tegangan DC.
2.3.5. Rectifier
Rectifier atau disebut juga penyearah gelombang adalah sebuah bagian dari Power
Supply. Cara kerja rectifier adalah berfungsi untuk mengubah arus AC (Alternating
Current) menjadi arus DC (Direct Current). Pada umumnya, penyearah gelombang atau
Rectifier menggunakan dioda sebagai komponen utama. Hal ini
dikarenakan dioda memiliki karakteristik yang melewatkan arus listrik hanya ke satu
arah dan menghambat arus listrik dari arah yang sebaliknya. Rectifier memiliki 2 jenis
yaitu Half wave rectifier (penyearah setengah gelombang) dan Full wave rectifier
(penyearah gelombang penuh).
Gambar 2.4. full wave Rectifier
Sumber : www.CirquitsToday.com
Penyearah gelombang penuh atau full wave rectifier merupakan sistem
penyearah gelombang yang dapat menyearahkan semua siklus gelombang baik pada
fase positif maupun pada fase negatif. Secara umum penyearah gelombang penuh dapat
dilakukan atau dibuat dengan dua cara yaitu dengan menggunakan dua buah dioda atau
dengan menggunakan empat buah dioda. Penyearah gelombang penuh dengan
menggunakan dua buah dioda dapat dilakukan pada transformator CT (Center Tap)
sedangkan penyearah gelombang penuh dengan menggunakan 4 buah dioda dapat
dilakukan pada transformator non CT.
Penyearah gelombang penuh dengan dua buah diode
Fungsi dari transformator CT tersebut untuk menghasilkan dua buah
signal sinus dengan fase yang berkebalikan. Satu lilitan akan menghasilkan
fase yang sama dengan signal input dan satu lilitan lainnya akan
menghasilkan fase yang berkebalikan dengan signal input.
Dengan dua signal tegangan AC tersebut yang saling berbeda fase ini
maka kedua dioda masing-masing akan berfungsi sebagai penyearah setengah
gelombang dan bekerja secara bergantian. Satu dioda akan menyearahkan
siklus positif dari atas lilitasn dan satu dioda kemudian bergantian
menyearahkan siklus positif dari lilitan bawah yang merupakan kebalikan
fase dari siklus negatif signal input AC.
Penyearah gelombang penuh dengan empat buah diode
Pada transformator non CT terdapat tegangan pada sisi A dan pada sisi
B. Misalnya pada periode pertama pada sisi A adalah tegangan positif dan pada
sisi B adalah tegangan negatif maka dioda D1 dan D4 dapat menghantarkan
atau dilewati arus karena kedua dioda ini pada posisi forward bias (bias maju).
Sedangkan dioda D2 dan D3 akan berada pada posisi reverse bias (bias mundur)
sehingga tidak akan dapat dilewati arus.
Pada penyearah setengah gelombang ini akan memiliki banyak tegangan riak
atau ripple sehingga membutuhkan kapasitor dengan kapasitas yang lebih besar
untuk menghaluskan tegangan outputnya.
Motor ini dipasok dengan dua sumber arus d.c. yaitu V f dan Vt . Sumber untuk Kumparan
armatur ( armature winding ) terpisah dengan sumber untuk kumparan medan (field winding).
Untuk persamaan elektriknya dari motor ini dijelaskan dibawah ini :
V f =I f . R f
V t =Ea + I a . R a
Ea =C . n .Φ
Dimana :
Vf : Tegangan kumparan medan
If : Arus kumparan medan
Rf : Hambatan Kumparan medan
Vt : Tegangan kumparan armatur
Ea : e.m.f. balik kumparan armatur
Ia : Arus kumparan armatur
Ra : Hambatan kumparan armatur
C : Konstanta Armatur
n : Rotasi Armatur
Φ : Flux lilitan medan
2.5. Braking
Untuk mengerem motor d.c. dapat diselesaikan dengan :
- Metode mekanik dengan meggunakan shoe brake
- Metode elektrik
Pengereman Dinamik
Pengereman Regeneratif
Gambar 2.6.b Pengereman regeneratif
Sumber https://www.google.com/search?
q=rangkaian+pengereman+regeneratif&safe=strict&sxsrf=ALeKk03oQ1GUWedL8wDj9BS
whgA8kQUK8g:1583742628234&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjn3JWG_
YzoAhUP73MBHZ8NCTEQ_AUoAXoECA4QAw&biw=1366&bih=663#imgrc=ajd9fKAM
0rlk_M
Metode pengereman ini, rotasi energi dikembalikan ke sistem. Hal itu dapat terjadi
saat muatan motor turun dan kecepatan motor lebih besar daripada nilai rotasi, di
persamaan Ea > Vt atau motor tersebut akan berubah menjadi generator. Pengereman
ini hanya terjadi pada situasi tertentu dan juga hanya pada peralatan tertentu seperti ;
kereta listrik , crane , dan sebagainya.
B. Rugi-rugi magnetik
Pada rugi-rugi ini terdiri dari rugi-rugi Hysteresis dan rugi-rugi arus Eddy (Eddy current)
dan rugi-rugi ini mendekati konstan karena pada arus medan kurang lebih konstan.
C. Rugi-rugi Mekanik
Rugi-rugi ini terdiri dari :
- Rugi gesek pada bearing dan komutator
- Gesekan udara atau rugi angin yang bergerak (windage) dari perputaran armatur
Macam-macam tahapan dari perubahan energi didalam sebuah motor dan juga macam-
macam rugi-rugi yang terjadi didalam motor dijelaskan pada diagram dibawah ini :
c. Motor DC dicatu daya dari sumber DC (dari sumber AC yang telah melewati
penyearah arus) melalui voltage regulator.
d. Mengamati besarnya arus yang mengalir pada saat motor diberi tegangan yang
bervariasi (50,60,70,80,90 volt) mengamati besarnya arus yang mengalir dengan
menggunakan clampmeter dan juga besarnya putaran motor diamati menggunakan
tachometer
Tabel Pengamatan
Rsh = 1000 , merupakan tahanan medan
Ra = 5 , merupakan tahanan jangkar
Rs = 1
PERCOBAAN 1
A. Beban Nol Naik
PERCOBAAN 2
A. Berbeban Naik
No Tegangan Sumber Arus Eksitasi Arus IL RPM
1 60 V 5A 0.84 A 830
2 80 V 8.5 A 1.33A 938
3 100 V 10 A 1.81A 1078
B. Berbeban Turun
No Tegangan Sumber Arus Eksitasi Arus IL RPM
1 100 V 10 A 1.55A 1016
2 80 V 8.5 A 1.39 A 921
3 60 V 5A 0.87A 812
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Perhitungan
Dari hasil pengukuran tahanan masing – masing kumparan kita dapat menentukan yang mana
merupakan tahanan jangkar dan yang mana merupakan tahanan medan. Pada motor-motor listrik,
tahanan jangkar selalu jauh lebih kecil daripada tahanan medan. Sehingga dari hasil pengukuran tahanan
dapat kita ketahui : Rsh = 1000
Ra = 5
S=1
Kumparan medan lebih besar karena kumparan medan akan menghasilkan medan magnet.
Sedangkan Kumparan jangkar berfungsi untuk mengimbaskan ggl induksi pada konduktor yang terletak
pada alur-alur jangkar. Sehingga kumparan medan lebih besar dari pada kumparan jangkar.
Setelah diketahui besarnya tahanan medan dan tahanan jangkar, maka kita dapat menghitung arus
medan ( If ), arus jangkar ( Ia ), Arus masuk ( Im ), Daya masuk (P in), rugi tembaga ( W tembaga ) dan
rugi besi dan mekanis ( Wb+m ) sebagai berikut :
PADA BEBAN NOL / NAIK,
Untuk Vt = 100 Volt
Tabel VI.2 Perhitungan beban nol / turun
W
RP Pi (B+T
vt IL M If Ia n Wtem ) Wtot Ea Torsi
60 0, 961 0,0 0,3 24 60,578 4,8 65,378 58,3 0,196986
4 6 4
0, 0,0 0,4 70,924 67,8
70 5 1014 7 3 35 5 7 77,9245 5 0,274898
0, 0,0 0,5
80 6 1074 8 2 48 81,352 9,6 90,952 77,4 0,35804
0, 0,0 0,5 91,300 102,100 87,4
90 6 1130 9 1 54 5 10,8 5 5 0,377088
10 0,
0 6 1172 0,1 0,5 60 101,25 12 113,25 97,5 0,39741
W
RP Pi (B+T Effisiens
Vt Ie IL M If Ia n Wtem ) Wtot Ea Torsi Pout i
4, 0,0 4,9 25 182,01 232,41 35, 396,683 19,58 7,77063
60 5 2 824 6 4 2 8 50,4 8 3 3 2 5
8, 7, 0,0 8,4 58 434,48 116, 551,28 37, 417,657 32,71 5,60239
80 5 3 815 8 2 4 2 8 2 9 3 8 7
10 7, 77 50, 620,336
0 10 7 910 0,1 9,9 0 590,05 154 744,05 5 7 25,95 3,37013
BERBEBAN TURUN
Untuk perhitungan beban turun sama dengan perhitungan pada beban naik.
Tabel IV.4 Perhitungan Berbeban Turun
RP W
Vt Ie IL M If Ia Pin Wtem (B+T) Wtot Ea Torsi Pout Effisiensi
-
100 10 6,5 1066 0,1 9,9 650 590,05 130 720,05 50,5 734,8604 70,05 -10,7769
80 8,5 6,8 905 0,08 8,42 544 434,482 108,8 543,282 37,9 448,3674 0,718 0,131985
60 5 3,9 801 0,06 4,94 234 182,018 46,8 228,818 35,3 427,1975 5,182 2,21453
4.2. Grafik
RPM - TORSI
0.45
0.4
0.35
TORSI
0.3
0.25
0.2
0.15
900 950 1000 1050 1100 1150 1200
RPM
Ea . Ia
. dalam rumus tersebut kita ketahui bahwa memang putaran RPM berbanding
2 πn/60
terbalik dengan torsi. Pada grafik diatas terlihat nilai torsi berbanding lurus dengan
nilai RPM, hal tersebut dikarenakan pada masing – masing RPM motor diberi
tegangan sumber yang berbeda- beda sehingga tampak seperti berbanding lurus.
110
100
RPM
90
80
70
60
900 950 1000 1050 1100 1150 1200
W TOT
Pada Grafik tersebut dapat diketahui bahwa RPM berbanding lurus dengan W
total. Hal tersebut dipengaruhi oleh rugi daya total yang ada pada motor DC baik yang
bekerja pada jangkar, medan magnet, dan rangkaian seri. Berdasarkan losses daya
copper (Wcu) pada armature, field magnetic, dan series motor diketahui rumus losses
tersebut adalah Ia2 x Ra, Ish2 x Rsh, dan Is2 x Rs. Rumus kerugian W(b+m) adalah
20% dari nilai total daya losses yaitu daya losses akibat copper. Dimana rugi total
motor dc adalah Wcu ditambah dengan W(b+m).
1150
1100
RPM
1050
1000
950
50 60 70 80 90 100 110
VT
Pada Grafik tersebut dapat diketahui bahwa putaran motor dipengaruhi oleh
tegangan sumber yang bekerja, hal tersebut dibuktikan dengan rumus Rotation control
“ Eb = C . n . Ø” dan “Eb = Vt – Ia.Ra” maka dapat dijabarkan rumus menjadi “ n = (
Vt – Ia.Ra ) / C.Ø” sehingga tegangan sumber berbanding lurus dengan nilai putaran.
RPM - TORSI
0.45
0.4
0.35
TORSI
0.3
0.25
0.2
900 950 1000 1050 1100 1150 1200
RPM
Grafik 4. Torsi (Nm) terhadap Putaran Motor (rpm)
Pada grafik tersebut diketahui bahwa tegangan dengan torsi berbanding lurus,
namun seharusnya berbanding terbalik. Dilihat bahwa semakin tingginya RPM maka
akan semakin kecil dari torsi yang dihasilkan. Sesuai dengan rumus Torsi adalah T =
Ea . Ia
. dalam rumus tersebut kita ketahui bahwa memang putaran RPM berbanding
2 πn/60
terbalik dengan torsi. Pada grafik diatas terlihat nilai torsi berbanding lurus dengan
nilai RPM, hal tersebut dikarenakan pada masing – masing RPM motor diberi
tegangan sumber yang berbeda- beda sehingga menjadi berbanding lurus.
W TOT - RPM
120
110
100
W TOT
90
80
70
60
900 950 1000 1050 1100 1150 1200
RPM
Pada Grafik tersebut dapat diketahui bahwa RPM berbanding lurus dengan
Wtot rugi total. Namun, hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada karena RPM
dipengaruhi oleh rugi daya total yang ada pada motor DC baik yang bekerja pada
jangkar, medan magnet, dan rangkaian seri. Berdasarkan losses daya copper (Wcu)
pada armature, field magnetic, dan series motor diketahui rumus losses tersebut
adalah Ia2 x Ra, Ish2 x Rsh, dan Is2 x Rs. Rumus kerugian W(b+m) adalah 20% dari
nilai total daya losses yaitu daya losses akibat copper., dimana rugi total motor dc
adalah Wcu ditambah dengan W(b+m).
a. Grafik Tegangan sumber fungsi RPM
VT - RPM
1200
1150
1100
RPM
1050
1000
950
900
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105
VT
Ie - EFFISIENSI
9
7
EFISIENSI
3
4.5 5.5 6.5 7.5 8.5 9.5 10.5
Ie
Grafik 7. Efisiensi terhadap Eksitasi
Berdasarkan teorinya hubungan antara arus eksitasi dengan effisiensi
berbanding lurus. Dimana apabila arus eksitasi dinaikkan maka efisiensi juga akan
naik. begitupun sebaliknya. Untuk penjelasan dari teori hal ini sesuai dengan rumus η
= Pout/Pin x 100%.
b. Grafik Torsi terhadap RPM
TORSI - RPM
650
600
550
TORSI
500
450
400
350
800 820 840 860 880 900 920
RPM
Ea . Ia
yang dihasilkan. Sesuai dengan rumus Torsi adalah T = . dalam rumus
2 πn/60
tersebut kita ketahui bahwa memang putaran RPM berbanding terbalik dengan torsi.
c. Grafik Rugi total terhadap RPM
W TOT - RPM
800
700
600
W TOT
500
400
300
200
800 820 840 860 880 900 920
RPM
Pada Grafik tersebut dapat diketahui bahwa RPM berbanding terbalik dengan
Wtot rugi total. Hal tersebut dipengaruhi oleh rugi daya total yang ada pada motor DC
baik yang bekerja pada jangkar, medan magnet, dan rangkaian seri. Berdasarkan
losses daya copper (Wcu) pada armature, field magnetic, dan series motor diketahui
rumus losses tersebut adalah Ia2 x Ra, Ish2 x Rsh, dan Is2 x Rs. Rumus kerugian
W(b+m) adalah 20% dari nilai total daya losses yaitu daya losses akibat copper.
dimana rugi total motor dc adalah Wcu ditambah dengan W(b+m).
-6
-8
-10
-12
EFFISIENSI
RPM - TORSI
800
750
700
650
TORSI
600
550
500
450
400
750 800 850 900 950 1000 1050 1100
RPM
W TOT - RPM
800
700
600
W TOT
500
400
300
200
800 850 900 950 1000 1050 1100
RPM
Pada Grafik tersebut dapat diketahui bahwa RPM berbanding terbalik dengan
W(b+m) rugi besi dan mekanis. Hal tersebut dipengaruhi oleh rugi daya yang bekerja
pada jangkar, medan magnet, dan rangkaian seri dengan rumus kerugian W(b+m)
adalah 20% dari nilai total daya losses yaitu daya losses akibat copper. Berdasarkan
losses daya copper pada armature, field magnetic, dan series motor diketahui rumus
losses tersebut adalah Ia2 x Ra, Ish2 x Rsh, dan Is2 x Rs.
BAB V
KESIMPULAN
1. Dari grafik hubungan antara arus eksitasi dengan efisiensi motor pada beban naik
terlihat bahwa jika eksitasi semakin diperbesar, nilai efisiensi semakin berkurang.
Sama halnya pada beban turun, apabila eksitasi bertambah, nilai efisiensi akan
berkurang.
3. Jenis-jenis motor DC
Berdasarkan sumber arus penguat magnetnya, motor DC dapat dibedakan
atas:
Motor DC penguat terpisah
Motor DC pengiat sendiri
Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet terhadap lilitan jangkar motor
arus searah dengan penguat sendiri dapat dibedakan :
Motor DC Shunt
Motor DC komponArus eksitasi adalah arus yang mengalir pada kutub
magnet beban generator yang berasal dari sumber yang berbeda
dengan arus yang mengalir ke dalam motor.
4. Torsi berbanding terbalik dengan RPM. Semakin banyak jumlah putaran, torsi yang
dihasilkan lebih kecil, begitu pula sebaliknya semakin sedikit jumlah putaran, torsi
yang dihasilkan semakin besar.
5. Namun torsi berbanding lurus dengan jumlah arus eksitasi yang diberikan. Karena
semakin besar beban yang diberikan, motor akan bekerja lebih berat lagi dan
menimbulkan torsi yang semakin besar.