Anda di halaman 1dari 7

Gangguan kecemasan umum adalah rasa cemas atau khawatir yang berlebihan dan tak

terkendali sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. Kondisi jangka panjang ini
bisa dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Gejala Gangguan Kecemasan Umum


Gangguan kecemasan umum memiliki gejala yang sangat beragam. Gejala dari kondisi
ini bisa memengaruhi penderitanya, baik secara psikologis maupun fisik. Beberapa
gejala yang berkaitan dengan psikologis di antaranya adalah:

 Senantiasa cemas, bahkan untuk hal sepele.

 Resah dan tidak bisa tenang.

 Ketakutan, terutama dalam memutuskan sesuatu.

 Selalu tegang.

 Uring-uringan.

 Sulit konsentrasi.

Sedangkan gejala yang berkaitan dengan kesehatan fisik meliputi:

 Kelelahan.

 Sakit kepala.

 Mual.
 Diare.
 Sakit perut.

 Otot-otot yang nyeri akibat selalu tegang.

 Detak jantung yang cepat.

 Gemetaran.

 Mulut kering.

 Napas pendek.

 Mudah terkejut.

 Keringat berlebihan.

 Insomnia.
Rasa cemas merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada semua orang. Namun apabila seseorang
selalu mengkhawatirkan segala sesuatu dan kecemasannya tidak kunjung hilang sampai
berdampak pada kehidupannya sehari-hari, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter agar dapat
ditangani dengan tepat.

Faktor Risiko Gangguan Kecemasan Umum


Penyebab di balik gangguan kecemasan umum belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Para
pakar menduga kondisi ini dapat terjadi akibat kombinasi dari sejumlah faktor, contohnya:

 Pernah mengalami trauma, misalnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) serta
perundungan (bullying).
 Adanya aktivitas berlebihan dari bagian otak yang mengendalikan emosi dan tingkah
laku.

 Senyawa serotonin dan noradrenalin yang tidak seimbang dalam otak penderita.

 Faktor keturunan. Orang yang memiliki kerabat dekat dengan gangguan kecemasan
umum memiliki risiko 5 kali lebih besar untuk mengalami kondisi sejenis.

 Jenis kelamin. Wanita juga dipercaya lebih rentan untuk menderita gangguan ini.

 Pernah menggunakan obat-obatan terlarang atau mengonsumsi minuman keras.

Diagnosis Gangguan Kecemasan Umum


Gangguan kecemasan umum biasanya sulit dikenali, terutama karena gejalanya yang cenderung
mirip dengan gangguan psikologis lain. Karena itu, banyak pakar menggunakan
kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) guna mendiagnosis
gangguan ini. Kriteria DSM-5 untuk gangguan kecemasan meliputi:
 Hampir setiap hari mengalami kecemasan berlebihan dalam jangka waktu setidaknya 6
bulan.

 Sulit mengendalikan perasaan cemas.

 Rasa cemas yang mendominasi dan memengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk


pekerjaan.

 Mengalami 3 gejala di antara uring-uringan, kelelahan, gelisah, otot tegang, atau


insomnia bagi orang dewasa, dan 1 di antara gejala-gejala tersebut bagi anak-anak.

 Kecemasan yang tidak berkaitan dengan kondisi psikologis lain (seperti PTSD atau
serangan panik), penyakit tertentu, maupun penggunaan obat-obatan terlarang.
Pengobatan Gangguan Kecemasan Umum
Terdapat 2 langkah utama dalam menangani gangguan kecemasan umum, yaitu melalui terapi
psikologis dan obat-obatan. Kedua langkah ini biasanya akan dikombinasikan sesuai dengan
kebutuhan pasien.

Terapi perilaku kognitif (CBT) merupakan metode yang paling efektif dalam menangani
gangguan kecemasan umum. Melalui terapi ini, penderita akan mengenali dan memahami
dampak masalah, perasaan, dan perilakunya terhadap satu sama lain. Teknik-teknik khusus untuk
mengatasi kecemasan juga akan diajarkan dalam CBT, misalnya teknik merelaksasikan otot yang
tegang dengan cepat saat berada dalam situasi pemicu kecemasan.

Di samping terapi, obat-obatan mungkin dianjurkan guna mengobati gangguan kecemasan


umum. Diskusikanlah dengan dokter mengenai jenis obat yang cocok untuk kondisi Anda,
contohnya durasi pengobatan yang akan dijalani serta efek sampingnya. Beberapa jenis obat
yang biasanya diberikan meliputi:

 Antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) atau serotonin and


noradrenaline reuptake inhibitor (SNRI). Ini merupakan obat yang paling umum dalam
pengobatan gangguan kecemasan umum.
 Pregabalin. Obat ini tergolong sebagai antikonvulsan yang biasanya digunakan untuk
menangani epilepsi.
 Benzodiazepine. Obat yang masuk ke dalam golongan sedatif ini sebaiknya dihindari
oleh pasien yang mengonsumsi minuman keras atau obat-obatan terlarang.
Selain dengan penanganan medis, penderita gangguan kecemasan umum bisa melakukan hal-hal
berikut secara mandiri untuk meringankan gejala yang dialaminya:

 Berolahraga dengan teratur.

 Melakukan teknik relaksasi, seperti yoga.

 Menghindari kafein, merokok, dan konsumsi minuman keras.


Gejala Gangguan Kecemasan Umum
Gangguan kecemasan umum memiliki gejala yang sangat beragam. Gejala dari kondisi ini bisa
memengaruhi penderitanya, baik secara psikologis maupun fisik. Beberapa gejala yang berkaitan
dengan psikologis di antaranya adalah:

 Senantiasa cemas, bahkan untuk hal sepele.

 Resah dan tidak bisa tenang.

 Ketakutan, terutama dalam memutuskan sesuatu.

 Selalu tegang.

 Uring-uringan.

 Sulit konsentrasi.

Sedangkan gejala yang berkaitan dengan kesehatan fisik meliputi:

 Kelelahan.

 Sakit kepala.

 Mual.
 Diare.
 Sakit perut.

 Otot-otot yang nyeri akibat selalu tegang.

 Detak jantung yang cepat.

 Gemetaran.

 Mulut kering.

 Napas pendek.

 Mudah terkejut.

 Keringat berlebihan.

 Insomnia.
Rasa cemas merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada semua orang. Namun apabila seseorang
selalu mengkhawatirkan segala sesuatu dan kecemasannya tidak kunjung hilang sampai
berdampak pada kehidupannya sehari-hari, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter agar dapat
ditangani dengan tepat.

Faktor Risiko Gangguan Kecemasan Umum


Penyebab di balik gangguan kecemasan umum belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Para
pakar menduga kondisi ini dapat terjadi akibat kombinasi dari sejumlah faktor, contohnya:

 Pernah mengalami trauma, misalnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) serta
perundungan (bullying).
 Adanya aktivitas berlebihan dari bagian otak yang mengendalikan emosi dan tingkah
laku.

 Senyawa serotonin dan noradrenalin yang tidak seimbang dalam otak penderita.

 Faktor keturunan. Orang yang memiliki kerabat dekat dengan gangguan kecemasan
umum memiliki risiko 5 kali lebih besar untuk mengalami kondisi sejenis.

 Jenis kelamin. Wanita juga dipercaya lebih rentan untuk menderita gangguan ini.

 Pernah menggunakan obat-obatan terlarang atau mengonsumsi minuman keras.

Diagnosis Gangguan Kecemasan Umum


Gangguan kecemasan umum biasanya sulit dikenali, terutama karena gejalanya yang cenderung
mirip dengan gangguan psikologis lain. Karena itu, banyak pakar menggunakan
kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) guna mendiagnosis
gangguan ini. Kriteria DSM-5 untuk gangguan kecemasan meliputi:
 Hampir setiap hari mengalami kecemasan berlebihan dalam jangka waktu setidaknya 6
bulan.

 Sulit mengendalikan perasaan cemas.

 Rasa cemas yang mendominasi dan memengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk


pekerjaan.

 Mengalami 3 gejala di antara uring-uringan, kelelahan, gelisah, otot tegang, atau


insomnia bagi orang dewasa, dan 1 di antara gejala-gejala tersebut bagi anak-anak.

 Kecemasan yang tidak berkaitan dengan kondisi psikologis lain (seperti PTSD atau
serangan panik), penyakit tertentu, maupun penggunaan obat-obatan terlarang.

Pengobatan Gangguan Kecemasan Umum


Terdapat 2 langkah utama dalam menangani gangguan kecemasan umum, yaitu melalui terapi
psikologis dan obat-obatan. Kedua langkah ini biasanya akan dikombinasikan sesuai dengan
kebutuhan pasien.

Terapi perilaku kognitif (CBT) merupakan metode yang paling efektif dalam menangani
gangguan kecemasan umum. Melalui terapi ini, penderita akan mengenali dan memahami
dampak masalah, perasaan, dan perilakunya terhadap satu sama lain. Teknik-teknik khusus untuk
mengatasi kecemasan juga akan diajarkan dalam CBT, misalnya teknik merelaksasikan otot yang
tegang dengan cepat saat berada dalam situasi pemicu kecemasan.

Di samping terapi, obat-obatan mungkin dianjurkan guna mengobati gangguan kecemasan


umum. Diskusikanlah dengan dokter mengenai jenis obat yang cocok untuk kondisi Anda,
contohnya durasi pengobatan yang akan dijalani serta efek sampingnya. Beberapa jenis obat
yang biasanya diberikan meliputi:

 Antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) atau serotonin and


noradrenaline reuptake inhibitor (SNRI). Ini merupakan obat yang paling umum dalam
pengobatan gangguan kecemasan umum.
 Pregabalin. Obat ini tergolong sebagai antikonvulsan yang biasanya digunakan untuk
menangani epilepsi.
 Benzodiazepine. Obat yang masuk ke dalam golongan sedatif ini sebaiknya dihindari
oleh pasien yang mengonsumsi minuman keras atau obat-obatan terlarang.
Selain dengan penanganan medis, penderita gangguan kecemasan umum bisa melakukan hal-hal
berikut secara mandiri untuk meringankan gejala yang dialaminya:

 Berolahraga dengan teratur.

 Melakukan teknik relaksasi, seperti yoga.

 Menghindari kafein, merokok, dan konsumsi minuman keras.


Efektivitas Metode Terapi Ego State dalam Mengatasi Kecemasan Berbicara di Depan Publik pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Luh Putu Suta Haryanthi Nia Tresniasari
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai