Anda di halaman 1dari 14

BUPATI SIDOARJO

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SIDOARJO


NOMOR 44 TAHUN 2020

TENTANG

PELAKSANAAN POLA HIDUP MASYARAKAT PADA MASA TRANSISI


MENUJU MASYARAKAT YANG SEHAT, DISIPLIN, DAN PRODUKTIF
DI TENGAH PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI KABUPATEN SIDOARJO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan evaluasi epidemiologi, sistem kesehatan,


surveilans kesehatan, situasi perekonomian, situasi sosial,
maka setelah pembatasan sosial berskala besar, perlu
dilanjutkan dengan penerapan masa transisi menuju
masyarakat yang sehat, disiplin dan produktif;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Pelaksanaan Pola Hidup Masyarakat pada Masa Transisi
Menuju Masyarakat yang Sehat, Disiplin, dan Produktif
di Tengah Pandemi Corona Virus Disease 2019 di Kabupaten
Sidoarjo;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur,
juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang
Perubahan batas wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah
Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2730);
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3273);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5234), sebagaimana telah
2

diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6398);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5601);
7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6236);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020
tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) di Lingkungan Pemerintah Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 249);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 10 Tahun 2013
tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
(Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2014 Nomor 5
Seri E);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 12 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
(Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2014 Nomor 6
Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo
Nomor 47);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PELAKSANAAN POLA HIDUP


MASYARAKAT PADA MASA TRANSISI MENUJU MASYARAKAT
YANG SEHAT, DISIPLIN, DAN PRODUKTIF DI TENGAH
PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI KABUPATEN
SIDOARJO.
3

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Bupati adalah Bupati Sidoarjo.
2. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
3. Masa Transisi Menuju masyarakat yang sehat, disiplin, dan produktif yang
selanjutnya disebut Masa Transisi adalah pelaksanaan penyesuaian berbagai
kegiatan/ aktivitas masyarakat berdasarkan indikator kajian epidemologi,
penilaian kondisi kesehatan publik dan penilaian kesiapan fasilitas kesehatan
dan kewajiban masyarakat menerapkan pola hidup masyarakat yang sehat,
disiplin, dan produktif ditengah pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
4. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
yang selanjutnya disebut Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sidoarjo adalah
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid -19)
yang dibentuk Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo untuk
tingkat Kabupaten.
5. Pembatasan Sosial Berskala Besar yang selanjutnya disingkat PSBB adalah
pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam satu wilayah yang diduga
terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sedemikian rupa untuk
mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai pedoman pelaksanaan masa transisi
bagi semua pemangku kepentingan dalam menerapkan protokol kesehatan secara
ketat menuju masyarakat yang sehat, disiplin, dan produktif.

Pasal 3
Peraturan Bupati ini bertujuan untuk :
a. meningkatkan partisipasi warga masyarakat dan pemangku kepentingan untuk
mencegah meningkatnya penularan dan penyebaran penyakit Covid-19
di Kabupaten Sidoarjo;
b. mendorong warga masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta memiliki kesadaran mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dalam upaya
mencegah penularan dan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo; dan
c. mendorong terciptanya pemulihan berbagai aspek kehidupan sosial dan
ekonomi warga masyarakat akibat pandemi Covid-19.

BAB III
PELAKSANAAN POLA HIDUP MASYARAKAT PADA MASA TRANSISI

Pasal 4
(1) Masyarakat harus melakukan pola hidup yang sehat, disiplin, dan produktif.
4

(2) Pola hidup masyarakat yang sehat, disiplin, dan produktif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diterapkan pada:
a. kegiatan pembelajaran di sekolah dan/atau institusi Pendidikan lainnya;
b. kegiatan keagamaan di rumah/ tempat ibadah;
c. kegiatan bekerja di tempat kerja;
d. kegiatan di tempat hiburan dan fasilitas umum;
e. kegiatan sosial dan budaya; dan
f. pergerakan orang dan barang menggunakan moda transportasi.
(3) Pola hidup yang sehat, disiplin, dan produktif, dilakukan di masa transisi
setelah berakhirnya masa PSBB.
(4) Untuk mendukung pelaksanaan pola hidup masyarakat pada masa transisi
diberlakukan jam malam mulai pukul 23.00 sampai dengan 04.00 WIB.
(5) Pemberlakuan Masa Transisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.

Pasal 5
Dalam pemberlakuan Masa Transisi, dilaksanakan:
a. penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19;
b. peningkatan penanganan kesehatan;
c. penyesuaian kegiatan/ aktivitas masyarakat; dan
d. pengendalian moda transportasi.

Pasal 6
Pemerintah Daerah melakukan koordinasi, pengerahan sumber daya dan
operasional dalam pelaksanaan Masa Transisi dengan Pemerintah Provinsi, Forum
Pimpinan Daerah dan pemangku kepentingan.

BAB IV
PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN PENCEGAHAN COVID-19

Pasal 7
(1) Penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf a, dilakukan untuk mencegah penularan dan penyebaran
Covid-19 melalui upaya peningkatan kualitas kesehatan diri dan lingkungan
tempat masyarakat beraktivitas/berkegiatan.
(2) Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterapkan pada:
a. rumah tangga;
b. sekolah dan/ atau institusi pendidikan;
c. rumah ibadah;
d. tempat kerja;
e. tempat hiburan dan fasilitas umum; dan
f. fasilitas transportasi publik.
(3) Setiap orang dalam berkegiatan wajib melaksanakan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (Germas) melalui penerapan protokol kesehatan pencegahan
Covid-19 dengan ketentuan sebagai berikut:
a. mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun atau
menggunakan hand sanitizer sebelum dan/ atau sesudah beraktivitas;
b. menggunakan masker apabila beraktivitas di luar rumah;
c. membersihkan secara rutin terhadap barang-barang yang digunakan secara
umum dengan desinfektan;
5

d. membatasi aktivitas ke luar rumah hanya untuk kegiatan yang penting dan
mendesak;
e. menjaga kesehatan diri dan tidak beraktivitas di luar rumah ketika merasa
tidak sehat;
f. membatasi aktivitas di luar rumah bagi mereka yang memiliki resiko tinggi
terpapar Covid-19;
g. melakukan pembatasan fisik (physical distancing) berjarak dalam rentang
paling sedikit 1 (satu) meter antara orang dalam berinteraksi kelompok;
h. membatasi diri untuk tidak berada dalam kerumunan orang;
i. menghindari penggunaan alat pribadi secara bersama; dan
j. memproteksi diri terhadap penggunaan barang/ fasilitas umum.
(4) Pimpinan/penanggung jawab tempat/ kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus:
a. menerapkan higiene dan sanitasi lingkungan;
b. menerapkan pembatasan jarak (physical distancing) paling sedikit 1 (satu)
meter antar orang untuk semua aktifitas;
c. melakukan pengukuran suhu tubuh di setiap titik masuk lingkungan;
d. menghindarkan terjadinya aktivitas kerja/kegiatan yang dapat menciptakan
kerumunan orang;
e. menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan
penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19;
f. memasang sarana komunikasi, informasi, dan edukasi dalam rangka
penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid- 19; dan
g. melakukan pengawasan dan pendisiplinan penerapan protokol kesehatan
pencegahan Covid-19 secara berkala.
(5) Pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d, merupakan bagian dan tanggung jawab yang harus
dipenuhi dalam penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
(6) Pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berpedoman pada peraturan perundang-undangan terkait
penerapan protokol kesehatan.

Pasal 8
(1) Setiap orang yang tidak melaksanakan kewajiban menggunakan masker pada
saat beraktivitas/ berkegiatan di luar rumah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (3) huruf b, dikenakan sanksi:
a. kerja sosial berupa membersihkan sarana fasilitas umum dengan
mengenakan rompi; atau
b. penyitaan Kartu Tanda Penduduk selama 14 (empat belas) hari kerja.
(2) Pengaturan dan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan dapat didampingi unsur
Kepolisian dan/ atau TNI.

BAB V
PENINGKATAN PENANGANAN KESEHATAN

Pasal 9
(1) Pemerintah Daerah melakukan upaya peningkatan penanganan kesehatan
melalui:
a. pelibatan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanganan Covid-19
melalui pembentukan kampung tangguh;
6

b. penyediaan dukungan tenaga kesehatan dan tenaga penunjang kesehatan;


c. pencegahan dan pengendalian Covid-19 melalui sosialisasi, pemantauan,
pembinaan dan pendampingan bagi tempat kerja/kegiatan dan masyarakat;
d. penyediaan sarana, prasarana, obat, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai bagi penanganan kasus Covid-19;
e. penyediaan sarana tempat Isolasi Mandiri/ Karantina Mandiri dan
pemberian pelayanan kesehatan bagi pasien yang terkena Covid-19;
f. pemeriksaan Covid-19;
g. penelusuran Kontak Erat dengan pasien yang berstatus konfirmasi positif
Covid-19;
h. penyediaan dukungan psikososial bagi pasien dan masyarakat; dan
i. penyediaan sarana dan prasarana bagi korban meninggal akibat Covid-19.
(2) Dalam upaya peningkatan penanganan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Pemerintah Daerah membangun dan memperkuat jejaring lintas
program, lintas sektor, serta melakukan kolaborasi dengan para pemangku
kepentingan.

Pasal 10
(1) Dalam hal ditemukan adanya pekerja dan/atau anggota masyarakat di tempat
kerja/tempat kegiatan yang menjadi OTG, ODP, PDP atau konfirmasi Covid-19,
maka pimpinan/penanggung jawab tempat kerja/tempat kegiatan wajib:
a. melaporkan dan berkoordinasi dengan Pusat Kesehatan Masyarakat atau
Dinas Kesehatan;
b. menghentikan sementara aktivitas pekerjaan di ruangan/ tempat kerja
secara selektif paling sedikit 14 (empat belas) hari kerja;
c. melakukan pembersihan semua area kerja pada permukaan yang sering
disentuh pekerja dengan cairan desinfektan;
d. melakukan disinfeksi pada seluruh tempat kerja/tempat kegiatan berikut
fasilitas dan peralatan kerja yang terkontaminasi pekerja sakit;
e. mengatur sirkulasi udara di tempat pekerja sakit; dan
f. memerintahkan pekerja yang bersangkutan melakukan isolasi
mandiri/Karantina Mandiri.
(2) Pekerja dan/atau anggota masyarakat di tempat kerja/ tempat kegiatan yang
memenuhi kriteria OTG dan/atau ODP wajib dilakukan pengambilan spesimen/
swab untuk pemeriksaan Reverse Transcript ase Polymerase Chain Reaction
(RT-PCR) dan/atau Rapid Diagnostic Test (RDT) oleh petugas kesehatan yang
terlatih/kompeten.
(3) Pekerja dan/atau anggota masyarakat di tempat kerja/ tempat kegiatan yang
memenuhi kriteria PDP wajib untuk:
a. segera dirujuk ke rumah sakit rujukan yang ditunjuk; dan
b. dilakukan tracing untuk menemukan Kontak Erat.
(4) Pekerja dan/atau anggota masyarakat yang diidentifikasi melakukan Kontak
Erat dengan PDP sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sesuai protokol
kesehatan dilakukan tracing.
(5) Pemulasaran bagi pasien Covid-19 yang meninggal dunia dapat dilakukan
di pemakaman umum milik Pemerintah Daerah atau pemakaman di masing-
masing desa setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Desa/ Kelurahan
dengan protokol penanganan jenazah Covid-19.
7

BAB VI
PENYESUAIAN KEGIATAN/ AKTIVITAS MASYARAKAT

Bagian Kesatu
Pembelajaran di Sekolah dan/atau Institusi Pendidikan Lainnya

Pasal 11
(1) Sekolah/ madrasah dan/ atau institusi pendidikan lainnya dapat
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sesuai ketentuan instansi yang
berwenang di bidang pendidikan dan kebudayaan.
(2) Pengurus dan/atau penanggung jawab sekolah/ madrasah dan/ atau institusi
pendidikan dan kebudayaan lainnya dalam menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar wajib mengedukasi dan menerapkan protokol kesehatan di area
sekolah/ madrasah dan/atau institusi pendidikan lainnya dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. menggunakan masker dan/ atau pelindung wajah (face shield);
b. melakukan pengukuran suhu tubuh bagi seluruh peserta didik dan tenaga
kependidikan;
c. mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun sebelum
dan/atau sesudah beraktivitas;
d. menerapkan jarak aman antar peserta didik dan tenaga kependidikan paling
sedikit 1 (satu) meter (physical distancing);
e. membersihkan area sekolah dan/atau institusi pendidikan lainnya dan
lingkungan sekitar; dan
f. melakukan disinfeksi pada ruangan dan permukaan benda/barang area
sekolah dan/atau institusi pendidikan lainnya secara berkala.
(3) Disamping protokol kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pengurus
dan/atau penanggung jawab sekolah dan/atau institusi pendidikan lainnya
wajib :
a. menerapkan kapasitas jumlah peserta didik paling banyak 50% (lima puluh
persen) dari jumlah maksimal rombongan belajar;
b. memasang spanduk yang berisikan kewajiban untuk memakai masker,
menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan air bersih yang mengalir
dan sabun;
c. membuat dan mengumumkan pakta integritas dan protokol pencegahan
Covid-19.
(4) Mewajibkan orang tua/ wali untuk menerapkan protokol kesehatan kepada
peserta didik saat berangkat dan pulang sekolah dan/atau institusi pendidikan
lainnya.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai protokol Kesehatan pencegahan Covid-19
di sekolah/ madrasah dan/atau institusi pendidikan lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan.
(6) Setiap pengurus dan/atau penanggung jawab sekolah/ madrasah atau institusi
pendidikan lainnya yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dikenakan sanksi administratif.
(7) Pengaturan dan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
8

Bagian Kedua
Kegiatan Keagamaan

Pasal 12
(1) Rumah ibadah dapat menyelenggarakan kegiatan keagamaan
di kawasan/ lingkungan RW yang tidak terdapat pasien konfirmasi positif
Covid-19.
(2) Kewajiban pengurus dan/atau penanggung jawab rumah ibadah yang
menyelenggarakan kegiatan keagamaan adalah sebagai berikut:
a. menyiapkan petugas untuk melakukan dan mengawasi penerapan protokol
kesehatan di area rumah ibadah;
b. melakukan pembersihan dan desinfeksi secara berkala di area rumah
ibadah;
c. membatasi jumlah pintu/jalur keluar masuk rumah ibadah guna
memudahkan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan;
d. menyediakan fasilitas cuci tangan/ sabun/ hand sanitizer di pintu masuk
dan pintu keluar rumah ibadah;
e. melakukan pengecekan suhu tubuh di pintu masuk bagi seluruh pengguna
rumah ibadah, jika ditemukan pengguna rumah ibadah dengan suhu
diatas 37,5'C (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), tidak
diperkenankan memasuki area rumah ibadah
f. menerapkan pembatasan jarak dengan memberikan tanda khusus
di lantai/kursi, minimal jarak l (satu) meter;
g. melakukan pengaturan jumlah jemaah/pengguna rumah ibadah yang
berkumpul dalam waktu bersamaan, untuk memudahkan pembatasan jaga
jarak;
h. mempersingkat waktu pelaksanaan ibadah tanpa mengurangi ketentuan
kesempurnaan beribadah;
i. memasang himbauan penerapan protokol kesehatan di area rumah ibadah
pada tempat-tempat yang mudah terlihat;
j. bersedia membuat surat pernyataan kesiapan menerapkan protokol
kesehatan yang telah ditentukan; dan
k. memberlakukan penerapan protokol kesehatan secara khusus bagi jemaah
tamu yang datang dari luar lingkungan rumah ibadah.
(3) Masyarakat yang akan melaksanakan ibadah di rumah ibadah wajib mematuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. jemaah dalam kondisi sehat;
b. menggunakan masker/ masker wajah sejak keluar rumah dan selama
berada di area rumah ibadah;
c. menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan menggunakan
air bersih yang mengalir dan sabun atau hand sanitizer;
d. menghindari kontak fisik, seperti bersalaman atau berpelukan;
e. menjaga jarak aman (physical distancing) antar jemaah minimal 1 (satu)
meter;
f. menghindari berdiam lama di rumah ibadah atau berkumpul di sekitar area
rumah ibadah, selain untuk kepentingan ibadah; dan
g. ikut perduli terhadap penerapan protokol kesehatan di rumah ibadah sesuai
dengan ketentuan.
(4) Dalam hal ditemukan transmisi lokal di tempat ibadah, pengurus wajib
melakukan penutupan sementara sampai dengan pelaksanaan sterilisasi
dinyatakan cukup, sesuai dengan protokol kesehatan.
9

Bagian Ketiga
Tempat Kerja

Pasal 13
(1) Tempat kerja/ Kantor dapat menyelenggarakan aktivitas bekerja di Masa
Transisi.
(2) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja yang menyelenggarakan
aktivitas wajib mengedukasi dan menerapkan protokol kesehatan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. mewajibkan pekerja menggunakan masker;
b. memastikan seluruh area kerja bersih dan higienis dengan melakukan
pembersihan secara berkala menggunakan pembersih dan disinfektan;
c. menerapkan pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk tempat kerja;
d. menyediakan hand sanitizer;
e. menyediakan sarana cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun;
f. menjaga jarak dalam semua aktivitas kerja, pengaturan jarak antar pekerja
paling sedikit 1 (satu) meter pada setiap aktivitas kerja (physical distancing);
(3) Disamping protokol kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pimpinan
dan/atau penanggung jawab tempat kerja wajib mematuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. membentuk Tim Penanganan Covid-19 di tempat kerja;
b. memastikan pekerja yang masuk kerja dalam kondisi sehat;
c. menghindari aktivitas kerja/kegiatan yang dapat menciptakan kerumunan
orang;
d. melakukan pemantauan kesehatan pekerja secara proaktif;
e. membuat dan mengumumkan pakta integritas dan protokol kesehatan
pencegahan Covid-19.
f. menerapkan batasan kapasitas jumlah orang paling banyak 50% (lima puluh
persen) yang berada dalam tempat kerja dalam waktu yang bersamaan;
g. melakukan pengaturan hari kerja, jam kerja, shift kerja dan sistem kerja;
h. dilarang memberhentikan pekerja dalam kondisi yang bersangkutan
melakukan isolasi Mandiri/Karantina Mandiri.
(4) Pimpinan dan/atau penanggung jawab kegiatan harus bertanggung jawab atas
pelaksanaan protokol kesehatan di tempat kerja.
(5) Pengawasan terhadap kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3)
dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan beserta Dinas Tenaga
Kerja atau Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata dan/atau instansi
terkait.
(6) Setiap pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja/ kantor yang tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dikenakan sanksi administratif.
(7) Pengaturan dan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan/ atau Satuan
Polisi Pamong Praja dan dapat didampingi oleh Perangkat Daerah terkait, unsur
Kepolisian dan/atau TNI.

Pasal 14
(1) Penerapan protokol kesehatan dan ketentuan pelaksanaan aktivitas kerja
di lingkungan ASN, berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Pengaturan dan pengawasan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah.
10

Pasal 15
(1) Rumah makan/ restoran/ usaha sejenis dapat menyelenggarakan kegiatan
dalam Masa Transisi dengan melayani jumlah pengunjung maksimal 50% (lima
puluh per seratus) dari kapasitas tempat usaha.
(2) Terhadap kegiatan penyediaan makanan dan minuman, penanggung jawab
restoran/rumah makan/usaha sejenis memiliki kewajiban untuk:
a. mewajibkan pengunjung memakai masker dan menjaga jarak (physical
distancing) paling sedikit 1 (satu) meter antar pengunjung;
b. menerapkan prinsip higiene sanitasi pangan dalam proses penanganan
pangan sesuai ketentuan;
c. menyediakan alat bantu seperti sarung tangan dan/atau penjepit makanan
untuk meminimalkan kontak langsung dengan makanan siap saji dalam
proses persiapan, pengolahan dan penyajian;
d. memastikan kecukupan proses pemanasan dalam pengolahan makanan
sesuai standar;
e. melakukan pembersihan area kerja, fasilitas dan peralatan, khususnya yang
memiliki permukaan yang bersentuhan langsung dengan makanan;
f. menyediakan tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan
sabun/ hand sanitizer bagi pelanggan dan karyawan;
g. melarang karyawan yang sakit atau menunjukkan gejala suhu tubuh di atas
37,5 derajat celcius, batuk, pilek, diare dan/ atau sesak nafas untuk bekerja;
dan
h. mengharuskan karyawan yang bertugas secara langsung dalam proses
penyiapan makanan/minuman menggunakan sarung tangan, masker,
penutup kepala dan pakaian kerja sesuai pedoman keselamatan dan
kesehatan kerja.
(3) Penanggung Jawab usaha/ kegiatan bertanggung jawab penuh terhadap
terjadinya transmisi lokal di tempat usaha.
(4) Penanggung Jawab usaha/ kegiatan yang melanggar kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dikenakan sanksi administratif.
(5) Pengaturan dan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), dilaksanakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata dan
dapat didampingi Satuan Polisi Pamong Praja dan unsur Kepolisian/ TNI.

Pasal 16
(1) Hotel dapat menyelenggarakan kegiatan dalam Masa Transisi dengan melayani
jumlah tamu maksimal 50% (lima puluh per seratus) dari kapasitas hotel.
(2) Terhadap kegiatan perhotelan, penanggung jawab hotel wajib untuk:
a. menyediakan peralatan untuk perlindungan diri berupa masker, pembersih
tangan (hand sanitizer), dan thermal gun;
b. menyediakan layanan khusus bagi tamu yang ingin melakukan isolasi
mandiri;
c. mewajibkan tamu memakai masker dan menjaga jarak (physical distancing)
paling sedikit 1 (satu) meter;
d. melarang tamu yang sakit atau menunjukkan gejala infeksi saluran nafas
yaitu suhu tubuh di atas 37,5 derajat celsius, demam, batuk, pilek, diare
dan/ atau sakit tenggorokan untuk masuk hotel;
e. melarang penggunaan fasilitas kolam renang;
f. dalam hal terdapat indikasi sebagaimana dimaksud pada huruf e, maka
pihak hotel melaporkan kepada pusat layanan kesehatan terdekat atau
Gugus Tugas COVID-19;
11

g. mengharuskan karyawan menggunakan masker, sarung tangan dan pakaian


kerja sesuai pedoman keselamatan dan kesehatan kerja; dan
h. mengharuskan cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
dan/atau pembersih tangan (hand sanitizer).
(3) Penanggung Jawab hotel bertanggung jawab penuh terhadap terjadinya
transmisi lokal di tempat usaha
(4) Penanggung Jawab hotel yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), dikenakan sanksi administratif.
(5) Pengaturan dan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), dilaksanakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata dan
dapat didampingi Satuan Polisi Pamong Praja dan unsur Kepolisian/ TNI.

Pasal 17
Ketentuan lebih lanjut mengenai protokol khusus pencegahan Covid-19 di tempat
kerja, kegiatan penyediaan makanan dan minuman, dan hotel sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13, 15, dan 16, ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Perangkat Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya sebagai berikut:
a. Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
b. Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja;
c. Keputusan Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata; dan
d. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan.

Bagian Keempat
Tempat Hiburan dan Fasilitas Umum

Pasal 18
(1) Tempat hiburan dan fasilitas umum dapat menyelenggarakan kegiatan dalam
Masa Transisi.
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu
karaoke dan kolam renang.
(3) Pengurus dan/atau penanggung jawab tempat hiburan dan fasilitas umum
yang menyelenggarakan kegiatan wajib mematuhi ketentuan sebagai berikut:
a. membatasi jumlah pengunjung paling banyak 50% (lima puluh persen) dari
kapasitas tempat hiburan dan fasilitas umum;
b. menyediakan sarana cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan
sabun;
c. mengatur waktu kunjungan;
d. mengatur jarak antar pengunjung (physical distancing) paling sedikit
1 (satu) meter;
e. menjaga kebersihan tempat hiburan dan fasilitas umum; dan
f. melakukan pembersihan dan disinfeksi di area tempat hiburan dan fasilitas
umum.
(4) Setiap pengunjung tempat hiburan dan fasilitas umum wajib menerapkan
protokol kesehatan yaitu :
a. menggunakan masker;
b. mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun dan/atau hand
sanitizer;
c. menjaga jarak pengunjung (physical distancing) paling sedikit 1 (satu) meter;
(5) Pemantauan kepatuhan penerapan protokol kesehatan pada tempat hiburan
dan fasilitas umum dilaksanakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan
Pariwisata dengan didampingi Satpol PP dan unsur Kepolisian/ TNI.
(6) Pengunjung tempat hiburan dan fasilitas umum yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenakan sanksi administratif.
(7) Pengaturan dan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) dilaksanakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata dan
dapat dan dapat didampingi Satuan Polisi Pamong Praja dan unsur Kepolisian/
TNI.
12

Bagian Kelima
Kegiatan Sosial dan Budaya

Pasal 19
(1) Kegiatan sosial dan budaya dapat diselenggarakan pada Masa Transisi.
(2) Pengurus dan/atau penanggung jawab kegiatan sosial dan budaya wajib
mematuhi ketentuan sebagai berikut:
a. melaksanakan protokol pencegahan Covid-19 saat pelaksanaan kegiatan
sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang;
b. jumlah pengunjung paling banyak 50% (lima puluh persen) dari kapasitas
tempat acara;
c. mewajibkan pengunjung menggunakan masker;
d. menerapkan pemeriksaan suhu tubuh;
e. memastikan pengunjung yang datang dalam kondisi tidak terjangkit
Covid-19;
f. menyediakan sarana cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan
sabun;
g. menyediakan hand sanitizer;
h. menjaga jarak paling sedikit 1 (satu) meter antar pengunjung (physical
distancing); dan
i. membuat dan mengumumkan pakta integritas dan protokol pencegahan
Covid-19.
(3) Pedoman protokol pencegahan Covid-19 untuk:
a. kegiatan politik, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik;
b. kegiatan olahraga dan hiburan, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas
Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata; dan
c. kegiatan budaya, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan.
(4) Setiap pengurus dan/atau penanggung jawab kegiatan sosial dan budaya yang
tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan
sanksi administratif.
(5) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dilaksanakan oleh
Perangkat Daerah sesuai dengan jenis kegiatan sosial budaya dimaksud dan
dapat didampingi Satuan Polisi Pamong Praja dan unsur Kepolisian/ TNI.

BAB VII
PENGENDALIAN MODA TRANSPORTASI

Pasal 20
(1) Pengendalian moda transportasi dilaksanakan pada Masa Transisi.
(2) Pengendalian moda transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kendaraaan bermotor pribadi berupa sepeda motor dan mobil beroperasi
dapat digunakan secara maksimal apabila penumpang dalam satu keluarga
inti;
b. kendaraaan bermotor pribadi berupa sepeda motor dan mobil apabila tidak
digunakan dalam satu keluarga inti diisi paling banyak 50% (lima puluh
persen) dari kapasitas kendaraan;
c. kendaraan umum diisi paling banyak 50% (lima puluh persen) dari kapasitas
kendaraan;
d. angkutan sewa khusus roda 4 yang beroperasi secara daring diisi paling
banyak 50% (lima puluh persen) dari kapasitas kendaraan; dan
e. angkutan roda 2 (ojek online/ ojek pangkalan) diperbolehkan mengangkut
penumpang dengan protokol kesehatan.
13

Pasal 21
(1) Selama Masa Transisi dilakukan penerapan protokol kesehatan pencegahan
Covid-19 terhadap semua jenis sarana transportasi yang digunakan untuk
mengangkut orang dan/ atau barang.
(2) Penerapan protokol pencegahan Covid-19 terhadap semua jenis sarana
transportasi yang digunakan untuk mengangkut orang dan/ atau barang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kewajiban bagi setiap petugas, pengguna dan/ atau awak sarana transportasi
umum untuk:
1. selalu menggunakan masker;
2. mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun setelah
menggunakan kendaraan;
3. melakukan pemeriksaan dan pemantauan suhu tubuh sebelum
memasuki sarana transportasi; dan
4. tidak melakukan perjalanan jika sedang mengalami suhu tubuh di atas
normal atau dalam keadaan sakit;
b. kewajiban bagi pengguna kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor
untuk:
1. selalu menggunakan masker; dan
2. tidak berkendara jika sedang mengalami suhu tubuh diatas 37,5 derajat
celcius atau dalam keadaan sakit.
(3) Pemantauan kepatuhan penerapan protokol kesehatan pada moda transportasi
dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan dan dapat didampingi Satuan Polisi
Pamong Praja dan unsur Kepolisian/ TNI.
(4) Setiap pengguna, pengelola, pemilik kendaraan bermotor yang tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikenakan
sanksi administratif.
(5) Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat
dikenakan sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan oleh institusi yang berwenang.
(6) Pengaturan dan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan dan dapat didampingi Satuan Polisi
Pamong Praja dan unsur Kepolisian/ TNI.

BAB VIII
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN

Pasal 22
(1) Gugus Tugas Covid-19 berwenang melakukan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan Pola Hidup Masyarakat pada Masa Transisi Menuju Masyarakat
yang Sehat, Disiplin, dan Produktif.
(2) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaporkan kepada Bupati.
(3) Bupati melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Gubernur Jawa
Timur.

BAB IX
PEMBIAYAAN

Pasal 23
Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan Peraturan Bupati ini dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/ atau sumber dana lainnya yang
sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
14

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sidoarjo.

Ditetapkan di Sidoarjo
pada tanggal 10 Juni 2020

WAKIL BUPATI SIDOARJO,

ttd

NUR AHMAD SYAIFUDDIN

Diundangkan di Sidoarjo
pada tanggal 10 Juni 2020

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SIDOARJO,

ttd

ACHMAD ZAINI

BERITA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2020 NOMOR 44

NOREG PERBUP : 44 Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai