Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR KECELAKAAN AKIBAT KERJA

DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

DOSEN:
Ikhram Hardi S, S.KM. M.Kes

Disusun oleh:
Siti Nurhalizah ( 14120190010 )
Miscasari Pratiwi ( 14120190022 )
Nur Afifa Ramadhani Yuslan ( 14120190032 )

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN MASYARAKAT
MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat dan karunia-
Nya yang tak ternilai dan tak dapat dihitung sehingga kami dapat menyelesaikan dan
menyusun makalah ini yang berjudul “Konsep Dasar Kecelakaan Kerja” untuk memenuhi
tugas mata kuliah Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja kelas B1.
Makalah ini berisikan mengenai konsep dasar kecelakaan kerja di Indonesia. Adapun,
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kami memohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami pun berharap dosen dan teman-teman dapat
memberikan kritik dan saran kepada kami agar dikemudian hari kami bisa membuat makalah
yang lebih sempurna lagi.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat diterima dan
bermanfaatkan dengan baik.
Makassar, 9 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1.1
Rumusan Masalah 1.2
Tujuan Penulisan 1.3
Manfaat Penulisan 1.4
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Kecelakaan Kerja 2.1
Klasifikasi Kecelakaan Kerja 2.2
Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja 2.3
Teori Penyebab Kecelakaan Kerja 2.4
Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja 2.5
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja 2.6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 3.1
Saran 3.2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap pekerjaan selalu mengandung potensi resiko bahaya dalam bentuk kecelakaan
kerja. Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis
produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan
bangunan serta kualitas manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana (Simanjuntak,
2003:163)
Tenaga Kerja menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 menyebutkan
bahwa setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau
jasa baik untuk mengetahui kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dalam setiap
pekerjaan memiliki risiko kecelakaan kerja. Hal ini terbukti dengan masih terdapat
kecelakaan kerja.
Menurut data International Labour Organization tahun 2013 ada 1,2 juta pekerja
meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Tercatat oleh BPJS
Ketenagakerjaan, hingga akhir 2015 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105.182
kasus di Indonesia. Sementara itu, untuk kasus kecelakaan berat yang mengakibatkan
kematian tercatat sebanyak 2.375 kasus (2,3%) dari total jumlah kecelakaan kerja (BPJS,
2015).
Menurut ILO, di Indonesia rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja.
Berdasarkan jumlah itu, sekitar 70% berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur
hidup. Kebutuhan pekerja atau karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya perlu
mendapat perlindungan dengan adanya lingkungan kerja yang aman, nyaman dan tentram
karena akan menimbulkan keinginan untuk bekerja dengan baik. Semakin tersediannya
fasilitas keselamatan kerjaatau APD semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja. Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja
dari bahaya di tempat kerja (Depnaker, 2006).
Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja
di perusahaan. Kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena faktor dari pekerja itu sendiri
dan lingkungan kerja yang dalam hal ini adalah dari pihak pengusaha. Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian
keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik,
daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan
kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang
tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada
faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi (Hadiguna,2009).Produktivitas
pekerja yang tinggi sangat diharapkan oleh pihak perusahaan karena hal tersebut
berpengaruh dan dibutuhkan dalam menjaga kelancaran proses produksi di perusahaan.
Dengan itu, perlu diterapkan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang
menjamin hak pekerja untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerjanya. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja akan meningkatkan
produktivitas dan selanjutnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena
kelancaran proses produksinya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kecelakaan kerja?
2. Apa klasifikasi kecelakaan kerja?
3. Apa faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja?
4. Apa saja teori penyebab kecelakaan kerja?
5. Apa saja kerugian akibat kecelakaan kerja?
6. Apa upaya pencegahan kecelakaan kerja?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui pengertian dari kecelakaan kerja
2. Mengetahui klasifikasi kecelakaan kerja
3. Mengetahui faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja
4. Untuk mengetahui teori penyebab terjadinya kecelakaan kerja
5. Untuk mengetahui kerugian yang diakibatkan kecelakaan kerja
6. Mengetahui upaya pencegahan keelakaan kerja

1.4 MANFAAT PENULISAN


1. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan tentang dasar kecelakaan dalam bekerja.
2. Kita dapat menambah pengetahuan dan menerapkannya di tempat kerja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja


Kecelakaan adalah suatu kejadian tidak terduga dan tidak dikehendaki yang
mengganggu suatu aktivitas atau pekerjaan yang telah diatur. Kecelakaan kerja adalah suatu
kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian baik
waktu, harta benda atau property maupun korban jiwa.
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan, karena
dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, apalagi dalam bentuk perencanaan.
Kecelakaan adalah suatu kejadian tidak diinginkan, datang secara langsung dan tidak terduga,
yang dapat menyebabkan kerugian pada manusia, perusahaan, masyarakat dan linkungan.
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi dan menyebabkan
kerugian pada manusia dan harta benda, dimana ada tiga jenis tingkatan kecelakaan
berdasarkan efek yang ditimbulkan, yaitu :
a) Accident adalah kejadian yang tidak diinginkan yang bisa menimbulkan kerugian baik
manusia, maupun terhadap harta benda
b) Incident adalah kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan kerugian
c) Near miss adalah kecelakaan yang hampir celaka, atau kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident ataupun accident.

Kecelakaan kerja menurut beberapa sumber, diantaranya :


a) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/Men/98 adalah suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan
atau harta benda.
b) OHSAS 18001:2007 menyatakan bahwa kecelakaan kerja didefinisikan sebagai
kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau
kesakitan (tergantung dari keparahannya), kejadian kematian, atau kejadian yang
dapat menyebabkan kematian.
c) Kejadian yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau yang berpontensi
menyebabkan merusak lingkungan. Selain itu, kecelakaan kerja atau kecelakaan
akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat
dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek, bahan, orang, atau radiasi yang
mengakibatkan cidera atau kemungkinan akibat lainnya (Heinrich et al., 1980).
d) Menurut AS/NZS 4801: 2001, kecelakaan adalah semua kejadian yang tidak
direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan,
kerusakan atau kerugian lainnya
e) Kecelakaan yang terjadi ditempat kerja atau dikenal dengan kecelakaan industri kerja.
Kecelakaan industri ini dapat diartikan suatu kejadian yang tidak diduga semula dan
tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang diatur dari suatu aktifitas (Husni,
2003).
f) Menurut Pemerintah Departemen Tenaga Kerja RI, arti kecelakaan kerja adalah suatu
kejadian yang tiba-tiba atau yang tidak disangka-sangka dan tidak terjadi dengan
sendirinya akan tetapi ada penyebabnya.
g) Sesuatu yang tidak terencana, tidak terkendali, dan tidak diinginkan yang
mengacaukan fungsi fungsi normal dari seseorang dan dapat mengakibatkan luka
pada pada seseorang (Hinze, 1997)
h) Kejadian yang tidak terencana, dan terkontrol yang dapat menyebabkan atau
mengakibatkan luka-luka pekerja, kerusakan pada peralatan dan kerugian lainya
(Rowislon dalam Endroyo, 2007)

2.2 Klasifikasi Kecelakaan Kerja


Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Internasional Labour Organization (ILO)
adalah sebagai berikut :
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
Klasifikasi kecelakaan menurut jenisnya, yaitu seperti terjatuh, tertimpa benda jatuh,
tertumbuk atau terkena berbagai jenis benda, terkecuali benda jatuh, terjepit oleh
benda, gerakan yang melebihi kemampuan, pengaruh suhu tinggi, terkena arus listrik,
kontak dengan bahan yang berbahaya atau radiasi dan berbagai jenis lainnya.
b. Klasifikasi menurut penyebab
Klasifikasi kecelakaan kerja menurut penyebabnya, yaitu mesin, alat angkut dan alat
angkat, peralatan lain, berbagai jenis bahan, zat dan radiasi, dan lingkungan kerja
c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan
Klasifikasi kecelakaan menurut sifat luka atau kelainan seperti patah tulang, diskolasi
atau keseleo, rengang otot atau urat, memar luka dalam, amputasi, jenis luka lainnya,
luka dipermukaan, gegar dan remuk, luka bakar, berbagai macam keracunan
mendadak (akut) , mati lemas, pengaruh arus listrik, pengaruh radiasi.
d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh
Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh seperti dibagian kepala, leher,
badan, anggota atas, anggota bawah

Kecelakaan kerja dapat menimbulkan korban jiwa (manusia). Kecelakaan kerja dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1) Kecelakaan kerja ringan
2) Kecelakaan kerja sedang
3) Kecelakaan kerja berat

2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja


Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja ada beberapa pendapat. Faktor yang
merupakan penyebab terjadinya kecelakaan pada umumnya dapat diakibatkan oleh 4 faktor
penyebab utama (Husni:2003) yaitu :
a) Faktor manusia yang dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
b) Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan kesehatan atau keselamatan
pekerja.
c) Faktor sumber bahaya yaitu : Perbuatan berbahaya, hal ini terjadi misalnya karena
metode kerja yang salah, keletihan/kecapekan, sikap kerja yang tidak sesuai dan
sebagainya; Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan yang tidak aman dari keberadaan
mesin atau peralatan, lingkungan, proses, sifat pekerjaan
d) Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya pemeliharaan/perawatan mesin/peralatan
sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna

Selain itu, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja menurut Bennet dan Rumondang
(1985) pada umumnya selalu diartikan sebagai “kejadian yang tidak dapat diduga“.
Sebenarnya, setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau diduga dari semula jika
perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan. Oleh karena itu kewajiban berbuat secara
selamat dan mengatur peralatan serta perlengkapan produksi sesuai dengan standar yang
diwajibkan. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat memiliki
porsi 80 % dan kondisi yang tidak selamat sebayak 20%. Perbuatan berbahaya biasanya
disebabkan oleh:
a) Sikap dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap
b) Keletihan
c) Gangguan psikologis

2.4 Teori Penyebab Kecelakaan Kerja


a) Teori domino
Teori ini diperkenalkan oleh H.W. Heinrich pada tahun 1931. Menurut
Heinrich, 88% kecelakaan disebabkan oleh perbuatan/tindakan tidak aman dari
manusia (unsafe act), sedangkan sisanya disebabkan oleh hal-hal yang tidak berkaitan
dengan kesalahan manusia, yaitu 10 % disebabkan kondisi yang tidak aman (unsafe
condition) dan 2% disebabkan takdir Tuhan. Heinrich menekankan bahwa kecelakaan
lebih banyak disebabkan oleh kekeliruan atau kesalahan yang dilakukan oleh
manusia. Menurutnya, tindakan dan kondisi yang tidak aman akan terjadi bila
manusia berbuat suatu kekeliruan. Hal ini lebih jauh disebabkan karena faktor
karakteristik manusia itu sendiri yang dipengaruhi oleh keturunan (ancestry) dan
lingkungannya (environment).

Apabila terdapat suatu kesalahan manusia, maka akan tercipta tindakan dan kondisi
tidak aman serta kecelakaan serta kerugian akan timbul. Konsep dasar pada model ini adalah:
 Kecelakaan adalah sebagai suatu hasil dari serangkaian kejadian yang berurutan.
Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya.
 Penyebabnya adalah faktor manusia dan faktor fisik.
 Kecelakaan tergantung kepada lingkungan fisik dan sosial kerja.
 Kecelakaan terjadi karena kesalahan manusia.
b) Teori Bird & Loftus
Kunci kejadian masih tetap sama seperti yang dikatakan oleh Heinrich, yaitu
adanya tindakan dan kondisi tidak aman. Bird dan Loftus tidak lagi melihat kesalahan
terjadi pada manusia/pekerja semata, melainkan lebih menyoroti pada bagaimana
manajemen lebih mengambil peran dalam melakukan pengendalian agar tidak terjadi
kecelakaan.
c) Teori Swiss Cheese
Kecelakaan terjadi ketika terjadi kegagalan interaksi pada setiap komponen
yang terlibat dalam suatu sistem produksi. Kegagalan suatu proses dapat dilukiskan
sebagai “lubang” dalam setiap lapisan sistem yang berbeda. Dengan demikian
menjelaskan apa dari tahapan suatu proses produksi tersebut yang gagal.

Sebab-sebab suatu kecelakan dapat dibagi menjadi Direct Cause dan Latent
Cause. Direct Cause sangat dekat hubungannya dengan kejadian kecelakaan yang
menimbulkan kerugian atau cidera pada saat kecelakaan tersebut terjadi. Kebanyakan
proses investigasi lebih konsentrasi kepada penyebab langsung terjadinya suatu
kecelakaan dan bagaimana mencegah penyebab langsung tersebut. Tetapi ada hal lain
yang lebih penting yang perlu di identifikasi yakni “Latent Cause”. Latent cause
adalah suatu kondisi yang sudah terlihat jelas sebelumnya dimana suatu kondisi
menunggu terjadinya suatu kecelakaan.

2.5 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja


Kerugian kecelakaan dikategorikan menjadi dua yaitu kerugian langsung (direct cost)
dan kerugian tidak langsung (indirect cost). Kerugian langsung misalnya cidera pada tenaga
kerja dan kerusakan pada sarana produksi. Kerugian tidak langsung adalah kerugian yang
tidak terlihat sehingga sering disebut juga sebagai kerugian tersembunyi (hidden cost)
misalnya kerugian akibat terhentinya proses produksi, klaim atau ganti rugi, dampak sosial,
citra dan kepercayaan konsumen.
a) Kerugian atau biaya langsung (direct cost)
Kerugian atau biaya langsung, yaitu suatu kerugian yang dapat dihitung secara
langsung dari mulai peristiwa sampai dengan tahap rehabilitasi, misalnya :
penderitaan tenaga kerja yang mendapat kecelakaan dan keluarganya, biaya
pertolongan pertama pada kecelakaan, biaya pengobatan dan perawatan, biaya angkut
dan biaya rumah sakit, biaya kompensasi pembayaran asuransi kecelakaan, upah
selama tidak bekerja, biaya perbaikan peralatan yang rusak.
1) Biaya pengobatan dan kompensasi
Kecelakaan mengakibatkan cidera, baik cidera ringan, berat, cacat atau
menimbulkan kematian. Cidera ini akan mengakibatkan tidak mampu
menjalankan tugas dengan baik sehingga mempengaruhi produktivitas. Jika terjadi
kecelakaan perusahaan harus mengeluakan biaya pengobatan dan tunjangan
kecelakaan sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Kerusakan sarana produksi
Kerugian langsung lainnya adalah kerusakan sarana produksi akibat
kecelakaan, seperti kebakaran, peledakan, dan kerusakan. Prusahaan harus
mengeluarkan biaya untuk perbaikan kerusakan, banyak perusahaan yang terlena
dengan adanya jaminan asuransi terhadap asset organisasinya. Pada kenyataannya,
asuransi tidak akan membayar seluruh kerugian yang terjadi, karena ada hal yang
tidak termasuk dalam lingkup asuransi, seperti kerugian terhentinya produksi,
hilannya kesempatan pasar atau pelanggan.

b) Kerugian atau biaya tidak langsung atau terselubung (indirect cost)


Biaya tidak langsung atau terselubung, yaitu kerugian berupa biaya yang
dikeluarkan dan meliputi suatu yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa waktu
setelah terjadinya kecelakaan. Kerugian tidak langsung antara lain :
1) Kerugian jam kerja
2) Kerugian produksi
3) Kerugian sosial
4) Citra dan kepercayaan konsumen
2.6 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
Beberapa upaya-upaya pencegahan kecelakaan juga dapat dilakukan dengan berbagai
cara, diantaranya adalah:
1) Memberikan penanda dan isyarat keselamatan kerja
Penanda dan isyarat digunakan agar karyawan lebih mengetahui apa saja yang
menjadi bahaya ditempat kerja. Menurut Ridley (2006:98), untuk mencegah
terjadinya kecelakaan maka perusahaan perlu memberikan penanda dan isyarat
keselamatan kerja. Penggunaan papan penanda keselamatan yang benar di tempat
kerja dapat:
a) Menggalakkan instruksi-instruksi dan aturan-aturan keselamatan kerja.
b) Memberikan informasi atas resiko dan tindakan pencegahan yang harus diambil.
2) Memberikan pemahaman kepada karyawan untuk selalu berhati-hati dalam bekerja
Perusahaan harus memberikan pemahaman kepada karyawan bahwa pentingnya
bekerja dengan hati-hati agar dapat mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja.
Menurut Sedarmayanti (2011:125), untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya
keselamatan kerja yaitu selalu berhatihati dalam bekerja dapat dilakukan dalam
beberapa cara yaitu:
a) Pengarahan singkat yang dilakukan oleh pihak perusahaan setiap hari sebelum
bekerja.
b) Memberi pengertian kepada karyawan mengenai cara bagaimana mereka harus
bekerja dengan benar, (tepat, cepat dan selamat).
c) Meyakinkan karyawan bahwa keselamatan kerja mempunyai dasar yang sama
pentingnya dengan kualitas/ mutu dan target.
d) Member pengertian kepada karyawan tentang cara pelaksanaan pengamanan kerja
tanpa disertai suatu peraturan.
e) Menginsyafkan diri sendiri beserta staf, bahwa kecelakaan kerja yang mungkin
dan telah terjadi, sebenarnya dapat dihindarkan. Jika karyawan lebih dahulu
mengetahuinya dan mau mencegah segera.
f) Perlu ditekankan bahwa cara kerja yang baik dan aman merupakan kebiasaan dan
dapat dikembangkan dengan kesadaran untuk selalu berhati-hati dalam bekerja.
3) Memberikan sanksi kepada karyawan yang melanggar peraturan keselamatan dalam
bekerja
Sanksi diberikan kepada karyawan yang melanggar peraturan yang telah
dibuat dan disahkan perusahaan. Menurut Ridley (2006:74), beberapa langkah sanksi
yang diberikan kepada karyawan yang melanggar peraturan mengenai keselaman
kerja diantaranya adalah:
a) Memberikan peringatan lisan kepada pekerja dengan memberi kesempatan untuk
memperbaiki kesalahan, menawarkan pelatihan tambahan jika dipandang perlu.
Selain itu, berilah kesempatan pula kepada karyawan untuk mengemukakan
argumentasinya atau keluhannya.
b) Jika tidak ada perubahan dalam diri pekerja, perusahaan berhak mengeluarkan
surat peringatan pertama berikut pernyataan kemungkinan konsekuensinya jika
tidak diikuti, misalnya pemecatan.
c) Memberikan surat peringatan kedua yang mengulangi pernyataan yang diberikan
pada surat peringatan pertama.
d) Memberikan surat peringatan terakhir beserta pernyataan tentang kemungkinan
pemecatan.
e) Jika tidak juga ada perubahan, perusahaan dapat melakukan pemecatan langsung
kepada karyawan tersebut.
4) Memberikan pemahaman agar karyawan mematuhi standar prosedur keselamatan
kerja
Perusahaan perlu memberikan pemahaman kepada karyawan agar karyawan dapat
lebih mengetahui dan memahami bahwa pentingnya mengikuti standar prosedur
keselamatan kerja agar dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. UU No. 1 Tahun
1970 Bab VIII pasal 13 tentang Kewajiban dan Hak Kerja yang salah satunya berbunyi:
bahwa karyawan harus memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan.
5) Memberikan perhatian lebih kepada karyawan yang kondisi tubuhnya melemah
Perusahaan harus melindungi karyawannya dari masalah kondisi tubuh
karyawan, karena apabila karyawan kondisi tubuhnya sehat maka dapat bekerja
dengan baik.
Menurut Sedarmayanti (2011:165), masalah kesehatan karyawan ada beraneka
ragam jenis dan sulit dihindari. Masalah tersebut dapat berkisar dari keadaan sakit
kecil sampai keadaan sakit serius berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.
Beberapa karyawan memiliki masalah kesehatan emosional, masalah alcohol/narkoba,
masalah kronis, masalah yang tidak permanen, tetapi semua masalah yang
mempengaruhi operasi organisasional dan produktivitas karyawan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian tidak terduga dan tidak dikehendaki
yang mengganggu suatu aktivitas atau pekerjaan yang telah diatur. Setiap pekerjaan akan
memiliki risiko dan potensi bahaya pada masing-masing pekerjaan yang dialaminya
tergantung dari jenis pekerjaan, lingkungan pekerjaan, suasana pekerjaan dll. Dengan
kecelakaan akibat kerja akan memiliki kerugiaan baik langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu dilakukan upaya pencegahan agar mencegah kecelakaan akibat kerja, seperti
melakukan K3, memberikan pemahaman karyawan untuk mematuhi standar prosedur
keselamatan kerja, memberikan perhatian kepada karyawan saat kondisi tubuhnya melelah,
dll.

3.2 Saran
Kecelakaan akibat kerja suatu kejadian yang tidak diinginkan dan menyebabkan kerugian
pada manusia baik langsung maupun tidak langsung, untuk itu upaya yang dilakukan
meningkatkan efektifitas dari kecelakaan dan kerugian akibat kerja, yaitu :
1. Memberikan pemahaman tentang pentingnya program K3 untuk dilakukan pada saat
bekerja
2. Setiap pekerjaan wajib atau harus mempunyai program K3 demi keselamatan pekerja
3. Memberikan sanksi pada pekerja yang tidak menaati aturan
4. Memberikan pengarahan agar selalu berhati-hati saat bekerja
Dengan upaya yang ada, diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan dan kerugian
akibat kerja pada manusia. Dan menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan terjadinya
kecelakaan akibat kerja.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/997/3/BAB%20II.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572389/pendidikan/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-
kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdf
http://eprints.polsri.ac.id/744/8/PROPOSAL%20%20LA.pdf

Anda mungkin juga menyukai