DOSEN:
Ikhram Hardi S, S.KM. M.Kes
Disusun oleh:
Siti Nurhalizah ( 14120190010 )
Miscasari Pratiwi ( 14120190022 )
Nur Afifa Ramadhani Yuslan ( 14120190032 )
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1.1
Rumusan Masalah 1.2
Tujuan Penulisan 1.3
Manfaat Penulisan 1.4
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Kecelakaan Kerja 2.1
Klasifikasi Kecelakaan Kerja 2.2
Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja 2.3
Teori Penyebab Kecelakaan Kerja 2.4
Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja 2.5
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja 2.6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 3.1
Saran 3.2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap pekerjaan selalu mengandung potensi resiko bahaya dalam bentuk kecelakaan
kerja. Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis
produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan
bangunan serta kualitas manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana (Simanjuntak,
2003:163)
Tenaga Kerja menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 menyebutkan
bahwa setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau
jasa baik untuk mengetahui kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dalam setiap
pekerjaan memiliki risiko kecelakaan kerja. Hal ini terbukti dengan masih terdapat
kecelakaan kerja.
Menurut data International Labour Organization tahun 2013 ada 1,2 juta pekerja
meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Tercatat oleh BPJS
Ketenagakerjaan, hingga akhir 2015 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105.182
kasus di Indonesia. Sementara itu, untuk kasus kecelakaan berat yang mengakibatkan
kematian tercatat sebanyak 2.375 kasus (2,3%) dari total jumlah kecelakaan kerja (BPJS,
2015).
Menurut ILO, di Indonesia rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja.
Berdasarkan jumlah itu, sekitar 70% berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur
hidup. Kebutuhan pekerja atau karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya perlu
mendapat perlindungan dengan adanya lingkungan kerja yang aman, nyaman dan tentram
karena akan menimbulkan keinginan untuk bekerja dengan baik. Semakin tersediannya
fasilitas keselamatan kerjaatau APD semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja. Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja
dari bahaya di tempat kerja (Depnaker, 2006).
Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja
di perusahaan. Kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena faktor dari pekerja itu sendiri
dan lingkungan kerja yang dalam hal ini adalah dari pihak pengusaha. Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian
keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik,
daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan
kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang
tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada
faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi (Hadiguna,2009).Produktivitas
pekerja yang tinggi sangat diharapkan oleh pihak perusahaan karena hal tersebut
berpengaruh dan dibutuhkan dalam menjaga kelancaran proses produksi di perusahaan.
Dengan itu, perlu diterapkan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang
menjamin hak pekerja untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerjanya. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja akan meningkatkan
produktivitas dan selanjutnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena
kelancaran proses produksinya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kecelakaan kerja?
2. Apa klasifikasi kecelakaan kerja?
3. Apa faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja?
4. Apa saja teori penyebab kecelakaan kerja?
5. Apa saja kerugian akibat kecelakaan kerja?
6. Apa upaya pencegahan kecelakaan kerja?
Kecelakaan kerja dapat menimbulkan korban jiwa (manusia). Kecelakaan kerja dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1) Kecelakaan kerja ringan
2) Kecelakaan kerja sedang
3) Kecelakaan kerja berat
Selain itu, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja menurut Bennet dan Rumondang
(1985) pada umumnya selalu diartikan sebagai “kejadian yang tidak dapat diduga“.
Sebenarnya, setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau diduga dari semula jika
perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan. Oleh karena itu kewajiban berbuat secara
selamat dan mengatur peralatan serta perlengkapan produksi sesuai dengan standar yang
diwajibkan. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat memiliki
porsi 80 % dan kondisi yang tidak selamat sebayak 20%. Perbuatan berbahaya biasanya
disebabkan oleh:
a) Sikap dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap
b) Keletihan
c) Gangguan psikologis
Apabila terdapat suatu kesalahan manusia, maka akan tercipta tindakan dan kondisi
tidak aman serta kecelakaan serta kerugian akan timbul. Konsep dasar pada model ini adalah:
Kecelakaan adalah sebagai suatu hasil dari serangkaian kejadian yang berurutan.
Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya.
Penyebabnya adalah faktor manusia dan faktor fisik.
Kecelakaan tergantung kepada lingkungan fisik dan sosial kerja.
Kecelakaan terjadi karena kesalahan manusia.
b) Teori Bird & Loftus
Kunci kejadian masih tetap sama seperti yang dikatakan oleh Heinrich, yaitu
adanya tindakan dan kondisi tidak aman. Bird dan Loftus tidak lagi melihat kesalahan
terjadi pada manusia/pekerja semata, melainkan lebih menyoroti pada bagaimana
manajemen lebih mengambil peran dalam melakukan pengendalian agar tidak terjadi
kecelakaan.
c) Teori Swiss Cheese
Kecelakaan terjadi ketika terjadi kegagalan interaksi pada setiap komponen
yang terlibat dalam suatu sistem produksi. Kegagalan suatu proses dapat dilukiskan
sebagai “lubang” dalam setiap lapisan sistem yang berbeda. Dengan demikian
menjelaskan apa dari tahapan suatu proses produksi tersebut yang gagal.
Sebab-sebab suatu kecelakan dapat dibagi menjadi Direct Cause dan Latent
Cause. Direct Cause sangat dekat hubungannya dengan kejadian kecelakaan yang
menimbulkan kerugian atau cidera pada saat kecelakaan tersebut terjadi. Kebanyakan
proses investigasi lebih konsentrasi kepada penyebab langsung terjadinya suatu
kecelakaan dan bagaimana mencegah penyebab langsung tersebut. Tetapi ada hal lain
yang lebih penting yang perlu di identifikasi yakni “Latent Cause”. Latent cause
adalah suatu kondisi yang sudah terlihat jelas sebelumnya dimana suatu kondisi
menunggu terjadinya suatu kecelakaan.
3.2 Saran
Kecelakaan akibat kerja suatu kejadian yang tidak diinginkan dan menyebabkan kerugian
pada manusia baik langsung maupun tidak langsung, untuk itu upaya yang dilakukan
meningkatkan efektifitas dari kecelakaan dan kerugian akibat kerja, yaitu :
1. Memberikan pemahaman tentang pentingnya program K3 untuk dilakukan pada saat
bekerja
2. Setiap pekerjaan wajib atau harus mempunyai program K3 demi keselamatan pekerja
3. Memberikan sanksi pada pekerja yang tidak menaati aturan
4. Memberikan pengarahan agar selalu berhati-hati saat bekerja
Dengan upaya yang ada, diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan dan kerugian
akibat kerja pada manusia. Dan menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan terjadinya
kecelakaan akibat kerja.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id/997/3/BAB%20II.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572389/pendidikan/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-
kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdf
http://eprints.polsri.ac.id/744/8/PROPOSAL%20%20LA.pdf