Anda di halaman 1dari 3

4.

2 Pembahasan

Virgin coconut oil ( VCO ) merupakan bentuk olahan daging kelapa yang baru-baru
ini banyak diproduksi untuk dikompersilkan. Di beberapa daerah, VCO lebih
terkenal dengan nama minyak perawan, minyak sara, atau minyak kelapa murni
( Setiaji dan Prayugo, 2006 ). Virgin coconut oil atau minyak kelapa murni
mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh
tubuh sehingga mencegah penimbunan di dalam tubuh. Disamping itu ternyata
kandungan antioksidan di dalam VCO pun sangat tinggi seperti tokoferol dan
betakaroten. Antioksidan ini berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga
vitalitas tubuh (Setiaji dan Prayugo, 2006). Praktikum kali ini adalah pembuatan
VCO dengan menggunakan metode yang berbeda. Metode yang digunakan dalam
praktikum ini adalah metode pemanasan. Yang di uji kan pada minyak VCO adalah
warna,aroma,tekstur,rendemen dan densitas.

Perolehan VCO dengan metode pemanasan adalah dengan cara memanaskan krim
santan dengan suhu 80oC hingga terpisah Antara minyak blondo dan air, metode
pemanasan dapat memperpendek umur VCO.

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan minyak putih atau virgin coconut oil
(VCO) dengan dua perlakuan yang berbeda. Perbedaan perlakuan dilakukan untuk
mengetahui rendemen yang dihasilkan.

Perlakuan pertama Santan yang dibuat dengan air panas dimasukkan dalam beaker
glass dan di panaskan diatas hotplate juga di aduk menggunakan impeller
(menggunakan alat otomatis) hingga terbentuk minyak dan didapatkan rendemen
minyak sebesar 28,10%.

Perlakuan kedua dilakukan dengan penambahan air dingin saat proses penyarian
santan kelapa, santan yang terbentuk dimasukkan dalam corong pisah, ditunggu
hingga terbentuk 2 lapisan. Kemudian diambil lapisan atas dan masukkan dalam
beaker glass di panaskan diatas hotplate diaduk dengan magnetic stirrer dan batang
pengaduk, hingga terbentuk minyak dan dipapatkan rendemen sebesar 16,31%.

Pada hasil praktikum didapatkan %rendemen yang berbeda dari dua perlakuan,
nilai rendemen di perlakuan pertama lebih tinggi dibandingkan nilai remdemen di
perlakuan kedua.Hal ini disebabkan karena faktor pengadukan di perlakuan pertama
menggunakan pengadukan menggunakan alat sedangkan perlakuan kedua
mengerjakan manual.

Hasil densitas yang didapatkan pada perlakuan pertama dan kedua nilainya tidak
jauh berbeda yaitu : 0,88 dan 0,89. Nilai densitas tersebut belum memenuhi nilai
sandar densitas suatu VCO yang dihasilkan berdasarkan AFCC (Asian and Fasific
Coconut Community) adalah berkisar antara 0,915 – 0,920 gr/mL.

Gambar 4. Standar mutu VCO SNI

Pada hasil pengamatan sifat fisik dari minyak yang didapat kelompok 1 dengan air
panas dan pengadukan menggunakan alat menghasilkan rendemen lebih banyak,
tetapi warnanya yang dihasilkan kuning, karena pada proses pemanasan suhu
terlalu tinggi dan mengakibatkan bagian bawah gosong sehingga minyak yang
dihasilkan tidak berwarna putih bening. Tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi
dari minyak yang didapatakn karena minyak yang didapatkan beraroma khas kelapa
dan bertekstur seperti minyak. Hal ini menunjukkan hasil minyak memenuhi
stamdar mutu VCO SNI

Sedangkan hasil dari kelompok 2 warna minyak yang didapat yaitu putih bening,
tetapi rendemennya lebih sedikit karena selama proses pengadukan secara manual.
Saat santan belum mengental pengadukan dibantu dengan magnetic stirrer saat
santan mulai mengental pengadukan dilakukan secara manual dengan batang
pengaduk. Diduga selama proses pengadukan manual tidak maksimal sehingga
rendemen yang dihasikan sedikit. Minyak yang didapatkan beraroma khas kelapa
dan bertekstur seperti minyak. Hal ini menunjukkan hasil minyak memenuhi
stamdar mutu VCO SNI

Anda mungkin juga menyukai