Anda di halaman 1dari 5

Nama : UTI NURLITA

NIM : 1802101010150

Kelas : 4 (Empat) Imunologi Veteriner

Dosen Pembimbing : drh. Erina Alamsyah, M. Sc

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Dimana imun respon humoral berperan!?Jelaskan

Imunitas humoral adalah imunitas dengan pembentukan antibodi oleh sel plasma
yang berasal dari limfosit B, sebagai akibat sitokin yang dilepaskan oleh limfosit
CD4+yang teraktivasi. Sitokin IL-2, BCGF (B cell growth factors) dan BCDF (B cell
differentiation factors) akan merangsang limfosit B tumbuh dan berdifferensiasi
menjadi sel Plasma. Dengan adanya antibody diharapkanakan meningkatkan daya
fagositosis dan daya bunuh sel makrofag dan neutrofil melalui proses opsonisasi (Pagaya dan
Que, 2017). Sel limfosit B dan antibodi merupakan elemen utama dari respon imun humoral
sebagai pertahanan tubuh terhadap berbagai patogen. Sel limfosit B (bursal atau bone
marrow) merupakan kumpulan populasi sel yang mengekspresikan berbagai reseptor
immunoglobulin (Ig) di permukaan sel nya untuk mengenali berbagai macam epitop spesifik
dari antigen (Levani, 2018).

2. Apa yg membedakan antara imun respon primer dan sekunder? jelaskan

Perbanyakan dan diferensiasi limfosit secara selektifterjadi saat pertama kali tubuh
terpapar ke suatu antigen disebut sebagai respon kekebalan primer (primary immune
response). Dalam respon primer sejak pemaparan awal ke antigen diperlukan waktu sekitar
10 sampai 17 hari bagi limfosi terseleksi untuk membangkitkan respon sel efektor yang
maksimum. Selama periode ini, sel B dan sel T terseleksi itu akan membangkitkan secara
berturut-turut sel efektor B yang menghasilkan antibodi yang disebut sel plasma dan sel
efektor T. Sementara sel-sel efektor ini sedang berkembang individu yang terserang bisa
menjadi sakit. Akhirnya gejala penyakit tersebut menjadi berkurang dan hilang ketika
antibodi dan sel efektor T membersihkan antigen itu dari tubuh. Jika individu tersebut
terpapar lagi ke antigen yang sama beberapa waktu kemudian respon akan menjadi lebih
cepat (hanya 2 sampai 7 hari) dengan besaran respon yang lebih hebat dan lebih lama inilah
yang disebut sebagai respon kekebalan sekunder (secondary imun response ). Pengukuran
konsentrasi antibodi dalam serum darah selama pembangkitan respon secara jelas
menunjukkan perbedaan antara respon kekebalan primer dan respon kekebalan sekunder
selain lebih banyak jumlahnya antibodi yang dihasilkan dalam respon sekunder cenderung
mempunyai afinitas yang lebih besar terhadap antigen dibandingkan dengan antibodi yang
dihasilkan selama respon primer. Kemampuan sistem kekebalan untuk membangkitkan
respon kekebalan sekunder merupakan dasar dari memori imunologis (Campbell et al., 2004).

3. Mengapa diperlukan persyaratan tertentu utk suatu antigen?! Jelaskan

Antigen adalah senyawa asing yang dapat memicu pembentukan senyawa antibodi
dan reaksi secara spesifik dengan antibodi yang telah dipicu pembentukannya antigen yang
masuk ke dalam tubuh belum tentu dapat memicu terjadinya respon imun oleh tubuh
(Syarifuddin, 2019). Beberapa syarat antigen adalah :

1. Keasingan, kebutuhan utama sebagai antigen adalah zat tersebut secara genetik
asing terhadap hospes

2. Sifat fisik (ukuran molekul), untuk menjadi suatu antigen suatu zat harus
mempunyai ukuran tertentu minimal mempunyai berat molekul >10.000

3. Kompleksitas struktur, faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas


imunogen meliputi baik sifat fisik maupun kimia molekul keadaan agregasi
molekul misalnya mempengaruhi imunogenitas.

4. Muatan/ conformation, polipeptida linier atau bercabang karbohidrat linear


atau bercabang serta protein globular semuanya mampu merangsang terjadinya
respon imun.

5. Kemampuan masuk, kemampuan masuk satu kelompok determinan pada sistem


pengenalan akan menentukan hasil respon imun
4. Bagaimana tahap tahap suatu antigen di singkirkan oleh tubuh!!Jelaskan

Mekanisme pertahanan tubuh dalam mengatasi agen yang berbahaya meliputi

Pertahanan fisik dan kimiawi, seperti kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat
melalui kelenjar keringat, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi air mata, air liur, urin, asam
lambung serta lisosom dalam air mata. Simbiosis dengan bakteri flora normal yang
memproduksi zat yang dapat mencegah invasi mikroorganisme. Innate immunity (mekanisme
non-spesifik), seperti sel polimorfonuklear (PMN) dan makrofag, aktivasi komplemen, sel
mast, protein fase akut, interferon, sel NK (natural killer) dan mediator eosinofil. Imunitas
spesifik, yang terdiri dari imunitas humoral dan seluler. Secara umum pengontrolan infeksi
intraselular seperti infeksi virus, protozoa, jamur dan beberapa bakteri intraselular fakultatif
terutama membutuhkan imunitas yang diperani oleh sel yang dinamakan imunitas selular,
sedangkan bakteri ekstraselular dan toksin membutuhkan imunitas yang diperani oleh
antibodi yang dinamakan imunitas humoral. Secara keseluruhan pertahanan imunologik dan
nonimunologik (nonspesifik) bertanggung jawab bersama dalam pengontrolan terjadinya
penyakit infeksi.

ketika patogen ingin menyusup masuk maka akan ada kelompok tentara dinamakan
sistem imun non spesifik yang akan menghancurkan setiap patogen yang datang tanpa
memperdulikan jenis patogen tersebut pertahanan garis depan pada tubuh manusia adalah

1. Kulit yang menjaga semua organ tetap berada dalam tubuh dan memastikan yang
diluar tubuh tidak bisa masuk ke dalam kulit sendiri merupakan organ terbesar
yang dimiliki manusia. kelenjar sebasea memproduksi sebum dan keringat yang
mampu melindungi kulit karena sebum dan keringat mengandung lisozim yaitu
enzim yang mampu merusak dinding sel bakteri

2. Cairan lambung lambung memproduksi cairan asam yang mempunyai derajat


keasaman PH = power of hidrogen 1-2 sehingga dapat membunuh patogen yang
ikut tertelan bersama makanan dan minuman yang kita konsumsi .

3. Mucus.

Garis ke-2 pertahanan tubuh terhadap patogen pada sistem imun non spesifik
adalah sistem inflammatory yang diperankan oleh sel sperma secara terus-
menerus mencari protein asing yang dimiliki oleh patogen yang masuk ke dalam
tubuh sel mas mempunyai kemampuan untuk melepaskan zat dinamakan histamin
yang akan memicu terjadinya reaksi inflamasi atau peradangan lokal pada area
yang mengalami masalah.

Pertahanan lapis ketiga dari sistem imun spesifik adalah leukosit yang disebut juga sel
darah putih leukosit terbuat dari sel punca atau stem sel yang berada pada sumsum tulang
leukosit memiliki berbagai macam jenis dengan tugas dan fungsinya masing-masing leukosit
secara rutin akan melakukan patroli berkeliling ke seluruh area tubuh manusia melalui
sirkulasi darah dan jaringan limfatik. Jenis leukosit yang dimiliki tubuh adalah 1 netrofil
merupakan jenis leukosit yang paling banyak beredar di dalam tubuh dan mempunyai fungsi
fagosit atau menelan setiap patogen yang ditemuinya.neutrofil mempunyai kemampuan untuk
menelan patogen kemudian menghancurkannya akan tetapi bersamaan dengan hancurnya
patogen yang telah ditelan maka neutrofil pun ikut menghancurkan diri nya sendiri dan kedua
jasad ini patogen dan neutrofil dapat ditemukan pada nanah atau pus. kedua makrofag
memiliki bentuk tubuh yang besar dan mempunyai fungsi yang sama seperti neutrofil yaitu
kemampuan melakukan fagositosis hanya saja tidak seperti netrofil makrofag tidak langsung
mati setelah menelan patogen makrofag masih bisa terus melakukan tugasnya dan
menghancurkan patogen lebih banyak lagi (Kristina, 2018).

5. Bagaimana pengaruh timektomi terhadap imun respon seluler, jelaskan!

Timektomi adalah prosedur bedah untuk mengangkat timus, yaitu kelenjar dengan
bentuksegitiga yang terletak di bagian dada dekat jantung imektomi sendiri adalah sebuah
tindakan medis yangdigunakan untuk mengatasi penyakit yang timbul pada kelenjar timus.
Kelenjar yang satu initerletak di dekat organ jantung. Fungsi dari kelenjar ini sendiri adalah
sebagai tempat penempatan sel T. Selain itu kelenjar timus ini sendiri juga menghasilkan
beberapa jenis hormonyang dapat merangsang bekerjanya sistem imun dalam tubuh manusia
(Widhie, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Levani, Y. (2018). Perkembangan sel limfosit b dan penandanya untuk


flowcytometry. Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan, 1(5): 57-50.

Pagaya, J., & Que, B. J. (2017). Respon imun seluler dan humoral terhadap infeksi
hiv. Molucca Medica, 11(2): 41-49.

Campbell, N.A., Reece, J.B. dan Mitchell, L.G. (2004) Biologi Edisi Kelima. Erlangga,
Jakarta

Syarifuddin. 2019. Imunologi dasar : prinsip dasar sistem kekebalan tubuh. Cendikia
Publisher, Jakarta

Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Bakteri. Indonesian Children (2010).


https://childrenallergyclinic.wordpress.com/2010/10/16/mekanisme-pertahanan-
tubuh-terhadap-bakteri/. Diakses pada 5 November 2020.

Kristina. (2018). Mudahnya Belajar Sistem Imun. Kaffa learning center, selawesi selatan

Widhie, S. (2018). Apa itu Timektomi-1. https://www.scribd.com/document/431890992/Apa-


sItu-Timektomi-1. Diakses pada tanggal 5 November 2020.

Anda mungkin juga menyukai