Pengusaha Kena Pajak, sering disebut PKP adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan
Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Sedangkan Pengusaha dapat didefinisikan sebagai orang pribadi atau badan dalam bentuk
apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,
mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari
luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
Pengusaha yang dikenakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai), wajib melaporkan usahanya pada
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi PKP.
Pengusaha Orang Pribadi atau Badan yang mempunyai tempat kegiatan usaha tersebar di
beberapa tempat, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP ke KPP yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, juga wajib mendaftarkan diri
ke KPP di tempat kegiatan usaha.
Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP wajib mengajukan pernyataan
tertulis untuk dikukuhkan sebagai PKP.
Pengusaha kecil yang tidak memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP tetapi sampai dengan suatu
masa pajak dalam suatu tahun buku seluruh nilai peredaran bruto telah melampaui batasan yang
ditentukan sebagai pengusaha kecil, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
paling lambat akhir Masa Pajak berikutnya.
Pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak,
apabila sampai dengan suatu bulan dalam tahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau
penerimaan brutonya melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
Dalam ketentuan tersebut diatas menjelaskan, jadi apabila pengusaha kecil sampai dengan suatu
masa pajak dalam suatu tahun buku dimana seluruh nilai peredaran bruto telah melebihi Rp. 4,8
miliyar wajib mendaftarkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketetentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007
(UU KUP), Pasal 2 ayat (4) menyebutkan bahwa “Direktur Jenderal Pajak (DJP) menerbitkan
NPWP dan/atau PKP secara jabatan apabila Wajib Pajak (WP) atau Pengusaha Kena Pajak
tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau ayat (2).”
Sedangkan Pasal 2 ayat (1) UU KUP sendiri berbunyi “Setiap WP yang telah memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor DJP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan NPWP.”
Dan Pasal 2 ayat (2) UU KUP berbunyi “Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai
pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya (UU
PPN), wajib melaporkan usahanya pada kantor DJP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk
dikukuhkan menjadi PKP.”
Jadi, bagi siapa saja yang telah memenuhi syarat untuk memiliki NPWP atau dikukuhkan sebagai
PKP namun tidak melaksanakan kewajibannya maka NPWP dan PKP nya dapat ditetapkan
secara jabatan oleh DJP.
Menurut ayat selanjutnya yaitu Pasal 2 ayat (4a), “Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak
yang diterbitkan NPWP dan/atau yang dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dimulai sejak saat Wajib Pajak memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, paling lama 5
(lima) tahun sebelum diterbitkannya NPWP dan/atau dikukuhkannya sebagai PKP.”
Sumber
https://hsiconsulting.co.id/memilih-mendaftarkan-diri-sebagai-pkp-atau-dikenakan-secara-
jabatan