Anda di halaman 1dari 13

BAB VII

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

Utilitas merupakan sekumpulan unit proses dalam suatu industri kimia yang
menunjang proses utama pabrik. Oleh karena itu, segala sarana dan pra-sarananya
harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin keberlangsungan operasi
dalam suatu pabrik. Sumber air diperoleh dari air laut yang ada di Berau, Kalimantan
Timur. Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan Tepung Maizena
adalah sebagai berikut:
1. Unit Penyedia Air Sanitasi
2. Unit Penyedia Steam
3. Unit Penyedia Air Pendingin
4. Unit Penyedia Listrik
5. Unit Penyedia Bahan Bakar

6.1 Unit Penyedia Air


6.1.1 Kebutuhan Air Sanitasi

Kebutuhan air untuk sanitasi diperkirakan sebagai berikut:


a. Air untuk karyawan, menurut Standar WHO, kebutuhan air sanitasi per orang
adalah 0,12 m3/ hari/ orang. Maka,untuk keperluan 129 karyawan diperkirakan
dibutuhkan air sebanyak = 0,12 x 129 =15,48 m3/hari.
b. Air untuk mushola, klinik kesehatan dan kantin =15% x 15,48 = 2,32 m3/hari
c. Kebutuhan air untuk laboratorium = 10% x 15,48 = 1,55 m3/hari.
d. Kebutuhan Air hydrant fire = 5% x 15,48 = 0,77 m3/hari.
e. Air untuk kebersihan, pertamanan dan lain-lain = 10% x 15,48 = 1,55 m3/hari.
f. Diperkirakan perumahan sebanyak 10 mess. Jika masing-masing dihuni rata-rata
2 orang, maka kebutuhan air untuk perumahan adalah sekitar = 10 x 2 x 0,12 2
m3/hari = 2,40 m3/hari. Maka, total air untuk sanitasi = 24,07 m3/hari.

50
6.1.2 Kebutuhan Steam

Steam banyak digunakan sebagai media pemanas dalam proses industri, karena
biayanya yang lebih rendah dengan laju perpindahan yang tinggi. Selain itu, kandungan
energinya yang besar, relatif lebih bersih dan sifatnya yang tidak terlalu korosif. Air
umpan boiler merupakan bahan baku pembuatan steam yang berfungsi sebagai media
pemanas. Air untuk keperluan umpan boiler harus memenuhi syarat-syarat agar air yang
digunakan tidak merusak boiler, antara lain:

a. Tidak membuih
Buih disebabakan oleh adanya kandungan kaustik yang tinggi, garam-garam
sodium dan kontaminasi senyawa organik. Adanya buih dapat mengakibatkan
percikan kuat yang menyebabkan adanya padatan-padatan yang menempel dan
terjadinya korosi dengan adanya pemanasan lebih lanjut.

b. Tidak membentuk kerak


Kerak yang terbentuk pada boiler akan menyebabkan:
1. Terhambatnya proses perpindahan panas
2. Kerak yang terbentuk dapat pecah-pecah sewaktu-waktu sehingga dapat
menimbulkan kebocoran karena adanya tekanan yang kuat dari boiler

c. Tidak menyebabkan korosi pada pipa


Korosi pada pipa boiler disebabkan oleh kandungan keasaman, minyak dan lemak,
bikarbonat, bahan-bahan organik serta gas-gas terlarut dalam air, seperti gas CO 2,
O2, H2S dan NH3.

Untuk memenuhi syarat tersebut guna mencegah kerusakan pada boiler, maka sebelum
digunakan air umpan boiler harus diolah melalui deaerator, untuk menghilangkan gas-
gas terlarut.

Tabel 6. 1 Kebutuhan Air sebagai Boiler Feed Water


Jumlah Steam
No Nama Alat
(kg/jam)

51
1. Steeping 1.681.742,0637
2. Heater 4.261,04
3. Evaporator 15.689.664,9
Total 11.920,96
Over design 10% dari kebutuhan air 13.113,06
Recovery 90%, sehingga make up water 1.311,31

6.1.3 Kebutuhan Air Proses

Air untuk kebutuhan proses (air proses) digunakan sebagai penunjang proses yang
terjadi pada unit pencampuran yaitu tangki pencampuran Sodium Metabisulfit ,
Hammer Mill dan Disk Mill. Jumlah kebutuhan air sebagai air proses dapat dilihat pada
Tabel 6.2.
Tabel 6. 2 Kebutuhan Air Proses

No Nama Alat Jumlah Air (kg/jam)


1. Tangki pencampur Sodium Metabisulfit 14.835,11
2. Hammer Mill 3.654,16
3. Disk Mill
Total 18.489,26
Over design 10% dari kebutuhan air 20.338,19
Recovery 90%, sehingga make up water 2.033,82

6.1.4 Kebutuhan Air Pendingin

Kebutuhan air sebagai air pendingin digunakan sebagai penunjang proses terutama pada
pertukaran panas seperti di Kondesor. Adapun kebutuhan air sebagai air pendingin
dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6. 3 Kebutuhan Air Pendingin

No Nama Alat Jumlah Air (kg/jam)


1 Kondesor 118.761,23
Total 118.761,23

6.1.5 Pengolahan Air

52
Sumber air untuk pabrik Tepung Maizena adalah air laut di daerah Kecamatan
Talisayan, Kabupaten Berau. Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di
lokasi pengambilan air dibangun fasilitas penampungan air (water intake) yang juga
merupakan tempat pengolahan awal air laut. Pengolahan ini meliputi penyaringan
sampah dan kotoran yang terbawa bersama air. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi
pabrik untuk diolah dan digunakan sesuai dengan keperluannya. Pengolahan air di
pabrik terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1. Tahap Penyaringan Awal
Pada tahap ini partikel padatan yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia.
Sedangkan partikel padatan yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju ke
pengolahan selanjutnya. Setelah melalui screening, air laut dipompa dan dimasukkan
kedalam tangki penampung air laut. Dari tangki penampung, air laut dipompa menuju
sand filter untuk menyaring sisa padatan yang tidak larut.

2. Tahap Desalinasi
Desalinasi bertujuan mengubah air laut menjadi air tawar dengan menghilangkan zat-zat
yang terlarut didalamnya dengan metode reverse osmosis. Reverse osmosis merupakan
proses dimana air melewatkan membran semi berpori dengan menggunakkan tekanan
yang tinggi sehingga materi dan zat-zat yang terlarut dalam air laut akan tertinggal. Air
dari sand filter diumpankan menuju reverse osmosis. Setelah air laut berubah menjadi
air tawar, kemudian dipompakan menuju tangki penampung. Dari tangki penampung,
air tersebut dipompa menuju kation exchanger untuk menghilangkan ion-ion positif
kemudian dipompakan menuju anion exchanger untuk menghilangkan ion-ion negatif.
Setelah itu air tawar dipompa menuju daerator untuk menghilangkan kandungan
oksigen sehingga tekanan pada boiler tidak berlebih. Dan air tersebut dipompa menuju
boiler yang kemudian diubah menjadi steam untuk keperluan proses.

6.1.6 Kebutuhan Bahan Bakar

Unit penyediaan bahan bakar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pada
generator set dan boiler. Jenis bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan

53
generator set dan boiler adalah diesel oil, karena diesel oil mempunyai nilai bakar yang
tinggi.

Untuk menjalankan generator dibutuhkan bahan bakar dengan spesifikasi:


a. Jenis bahan bakar : Diesel oil
b. Heating value : 1160,36 Btu/lb
c. Diesel oil : 54,3122 lb/ft3
d. Kebutuhan diesel oil :12042,25 liter/jam

6.1.7 Kebutuhan Listrik

Kebutuhan listrik pada pabrik Tepung Maizena ini digunakan untuk keperluan
penerangan dan proses. Kebutuhan listrik diperoleh dari Pembangkit Listrik Negara
(PLN) dan pembangkit listrik sendiri (generator set) sebagai cadangan. Kebutuhan
listrik meliputi area didalam bangunan, area diluar bangunan, area proses, area utilitas
dan lain-lain. Untuk area bangunan dan sekitarnya penerangan dapat dilihat pada
Tabel.6.4.

Tabel 6. 4 Kebutuhan Penerangan Area Bangunan dan Sekitarnya

Tingkat
Luas
Area Bangunan Pencahayaan Lumen
m2
(Lux)
Pos Keamanan 100 40 4.000
Gedung Administrasi 300 2.500 750.000
Mushola 200 100 20.000
Kantin 200 100 20.000
Perpustakaan 300 220 66.000
Jaminan Mutu 350 250 87.500
Control Room 300 600 180.000
Penyimpanan Bahan 100 450 45.000
Storage Produk 100 300 30.000
Bengkel 300 200 60.000
K3 300 100 30.000
Gedung Pemadam 300 250 75.000
Area Produksi 350 15.000 5.250.000

54
Area Utilitas 350 12.000 4.200.000
Area Perluasan 50 5.000 250.000
Parkiran Umum 50 600 30.000
Parkiran Truk 50 450 22.500
Taman 50 200 10.000
Total 3.750 38.360 11.130.000
(SNI 03-6575-2001)
Untuk area proses, kebutuhan listrik dapat dilihat pada tabel 6.5.

Tabel 6. 5 Kebutuhan Listrik Peralatan Proses

No Jumlah Daya Daya


Nama Alat
. (buah) (hp) (kW)

1 Mixing Na2S2O5 1
2 Steeping Tank 1
3 Hammer Mill 1
4 Evaporator 1
5 Hydrocyclon 1
6 Disk Mill 1
7 Centrifuge 1
8 Spray Dryer 1
9 Belt Conveyor Na2S2O5 1
10 Belt Conveyor Biji Jagung 1
11 Belt Conveyor Hammer Mill 1
12 Belt Conveyor Ampas 1
13 Belt Conveyor Ampas 1
14 Bucket Elevator Biji Jagung 1
15 Bucket Elevator Hydrocyclon 1
16 Bucket Elevator Spray Dryer 1
17 Bucket Elevator Bin 1
18 Screw Conveyor Hydrocyclon 1
19 Screw Conveyor Disk Mill 1
20 Screw Conveyor Screen 1
21 Screw Conveyor Centrifuge 1
22 Screw Conveyor Spray Dryer 1
23 Screw Conveyor Bin 1
24 Pompa Kondesor 1
25 Pompa Kondesat 1

55
26 Pompa Steeping 1
27 Pompa Evaporator 1
28 Pompa Ampas 1
29 Pompa Ampas 1
30 Blower Spray Dryer 1
31 Blower Hydrocyclon 1
32 Blower Udara 1
33 Heater 1
34 Mesin Pengemas 1
  Total   472,6 352,41

Untuk area utilitas, kebutuhan listrik dapat dilihat pada tabel 6.6.

Tabel 6. 4 Kebutuhan Listrik Peralatan Utilitas

No Jumlah Daya
Nama Alat Daya (kW)
. (buah) (hp)

1 Pompa 1 1 1 0,75
2 Pompa 2 1 1 0,75
3 Pompa 3 1 1 0,75
4 Pompa 4 1 1 0,75
5 Pompa 5 1 1 0,75
6 Pompa 6 1 1 0,75
7 Pompa 7 1 1 0,75
8 Pompa 8 1 1 0,75
9 Pompa 9 1 3 2,24
10 Pompa 10 1 1 0,75
11 Pompa 11 1 1 0,75
12 Pompa 12 1 4 2,98
13 Pompa 13 1 3 2,24
  Total     12,68

6.2 Pengolahan Limbah

56
Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau atmosfer,
karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat membahayakan
alam sekitar maupun manusia itu sendiri. Pengolahan limbah sangat penting pada setiap
proses di pabrik karena unit pengolahan limbah ini berperan untuk mengatur limbah-
limbah yang dihasilkan dari proses serta limbah-limbah domestik baik cair maupun
padat agar tidak mencemari dan membahayakan lingkungan disekitar pabrik.

Sumber-sumber limbah cair pabrik tepung maizena ini meliputi :


6.2.1 Limbah Cair
a. Limbah cair domestik
Limbah cair domestik berasal dari dapur, kantor, kantin, laundry, klinik dan
tempat umum. Limbah ini mengandung bahan organik sisa. Limbah cair dari
sanitasi tidak berbahaya untuk dibuang, hanya saja perlu pengaturan jumlah dan
kemana limbah tersebut harus dibuang. Limbah klinik memiliki kandungan
berbahaya seperti obat-obatan. Sedangkan untuk dapur, kantor, kantin, laundry
dan tempat umum akan dialirkan menuju ke septic tank dan juga selokan sekitar
pabrik.

b. Limbah laboratorium
Limbah ini mengandung bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisa
standar mutu produk yang dihasilkan, serta yang digunakan untuk penelitian dan
pengembangan produk pada proses pembuatan Tepung Maizena. Limbah
laboratorium termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) sehingga
dalam penanganannya harus dikirim ke pengumpul limbah B3 sesuai dengan
peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dalam Pengelolaan, limbah
B3 diserahkan ke pengumpul limbah B3 yang ada di Kalimantan Timur.

c. Limbah Proses
Untuk pengolahan limbah proses diserahkan kepada pengelolaan oleh pihak ke III.

6.2.2 Limbah Padatan

57
a. Limbah Padat Domestik
Limbah ini berasal dari dapur, kantor, perumahan kantin, laundry dan tempat umum.
Limbah padat pada sanitasi diolah di dalam sepic tank. Pengolahan limbah padatan
domestic seperti sampah organic dan non organic dilakukan diperusahaan dan
bekerja sama dengan masyarakat. Sampah organic diolah dengan metode composting
dan hasil pengolahannya menjadi pupuk untuk tanaman-tanaman hias dilingkungan
pabrik. Sampah non-organik seperti kertas, kaleng dan plastic diserahkan ke bak
sampah dan diolah menjadi barang yang memiliki nilai jual.

b. Limbah proses
Limbah yang dihasilkan berupa ampas yang kemudian diserahkan kepada
pengolahan limbah oleh pihak ke III.

6.3 Spesifikasi Alat Proses

6.3.1 Screening
Fungsi : Menyaring partikel partikel padat besar pada air laut
Jenis : Screen bar
Jumlah : 1 buah
Bahan Konstruksi : carbon steel
Jumlah Bar : 50 bar
Lebar Bar : 0,005 m

7.3.2 Sand Filter


Fungsi : Menghilangkan kotoran-kotoran yang masih terkandung
dalam air atau yang lolos dari screening
Bentuk : Silinder vertikal yang berisi media penyaring pasir dan
v
Bahan : Carbon Steel

Dimensi
- A : 25,73 m2

58
- Diameter : 225,31 in
- Tinggi : 4,86 m
Jumlah : 1 buah

7.3.3 Reverse Osmosis


Fungsi : Menghilangkan kandungan garam pada air laut
Tipe : Silinder horizontal yang berisi membran
Luas Membran : 2,6 m2
Laju alir umpan maks. : 200 m3/jam
Jumlah modul : 158 buah
Garam yang terbuang : 210 ppm

7.3.4 Cation Exchanger


Fungsi : Menghilangkan ion-ion positif yang terdapat pada air dan
menghilangkan kesadahan air
Tipe : Tangki Silinder Vertikal yang diisi dengan resin
Dimensi Resin
- Volume : 12,05 m3
- Tinggi : 10,22
- Resin : H2SO4
Head
- Tinggi : 16,62 in
- Tebal : 180 in

Shell
- Tinggi : 34,99 in
- Tebal : 3/16 in

7.3.5 Anion Exchanger


Fungsi : Menghilangkan ion-ion negative yang terdapat pada air dan menghilangkan
kesadahan air.
Tipe : Tangki Silinder Vertikal

59
Dimensi Resin
- Volume : 6,59m3
- A : 6851 in
- Resin : NaOH
Head
- Tinggi : 17,77 in
- Tebal : 3/16 in
Shell
- Tinggi : 23 in
- Tebal : 3/16 in

7.3.6 Daerator
Fungsi : Menghilangkan gas-gas yang terlarut di dalam air sebelum diumpankan
ke boiler agar tidak terjadi korosi dan timbulnya kerak boiler terutama
gas oksigen
Tipe : Tangki Silinder Horizontal
Daerator
- Diameter : 68 in
Head
- Tebal : 3/16 in
- Diameter : 192 in
Shell
- Bentuk : Tangki silinder Horizontal
- Tebal : 3/16 in

7.3.7 Cooling Tower


Fungsi : Mendinginkan air pendingin yang disirkulasi
Tipe : Induced draft cooling tower
Luas Menara : 19,42 m2
Panjang Menara : 4,41 m
Tinggi : 11,10 m
Jumlah : 1 buah

60
7.3.8 Bak Air Laut
Fungsi : Menampung air laut sebelum diumpankan ke sand filter
Tipe : Bak berbentuk persegi Panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Waktu Tinggal : 2 jam
Dimensi
- Panjang : 18,05 m
- Lebar : 12,04 m
- Tinggi : 6,02 m
Jumlah : 1 buah

7.3.9 Tangki Air Desalinasi


Fungsi : Menampung air tawar dari reserve osmosis
Tipe : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup torispherical
Shell
- Di : 165,43m
- Ts : 3/16
Head
H : 399,82 in

7.3.10 Tangki Air Dimineralisasi


Fungsi : Menampung air demineralisasi
Tipe : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup torispherical
Shell
- Di : 136,40 in
- Ts : 3/16
Head
H : 399,82 in

7.3.11 Bak Air Sanitasi


Fungsi : Menampung air utilitas untuk kepentingan sanitasi

61
Tipe : Bak terbuka
Bahan Konstruksi : beton
Dimensi
- Panjang : 1,78 m
- Lebar : 1,19 m
- Tinggi : 0,59 m
7.4 Spesifikasi Alat Penunjang Utilitas
7.4.1 Pompa Air Laut
Pompa yang digunakan berjenis centrifugal pump dengan bahan commercial steel.
Untuk spesifikasi pompa dapat dilihat pada tabel 7.7.

Tabel 7. 5 Perhitungan Pompa Utilitas

Di Opt OD Std ID STD A V Static Head ∑f


Kode 2
NRe Daya
(ft) (ft ) (ft/s) (ft.lbf/lbm) (ft.lbf/lbm)
L-111 0,63 1,67 1,60 2,02 0,20 15 122.976 0,01 1
0,01
L-121 0,63 1,67 1,60 2,02 0,20 15 122.976 1

L-131 0,91 1,33 1,27 1,27 0,28 15 134.690 0,02 1


L-141 0,10 0,09 0,07 0,53 0,81 20 21.087 0,22 1
L-142 0,85 1,33 1,27 1,27 0,28 15 134.690 0,02 1
L-151 0,85 1,33 1,27 1,27 0,28 15 134.690 0,02 1
L-161 0,59 1,33 1,27 1,27 0,28 15 134.690 0,02 3
L-163 0,54 0,72 0,66 0,35 0,81 15 203.547 0,19 1
L-171 0,52 1,50 1,44 1,62 0,16 15 87.997 0,01 1
L-191 0,59 1,33 1,27 1,27 0,28 15 134.690 0,02 4
L-192 0,81 1,83 1,77 2,47 0,29 15 193.483 0,02 3

62

Anda mungkin juga menyukai