Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Zaki Ardianto

072001600047
Tugas 5 Pemodelan Geostatistik

MEDAN VARIABEL SPASIAL


A. Variabel Lingkungan
Variabel Lingkungan adalah ukuran kuantitatif atau deskriptif dari fitur lingkungan
yang berbeda. Variable lingkungan dapat berasal dari domain yang berbeda, mulai dari biologi
(distribusi spesies dan ukuran keanekaragaman hayati), ilmu tanah (sifat dan jenis tanah), ilmu
vegetasi (spesies dan komunitas tanaman, tipe tutupan lahan), klimatologi (variabel iklim di
permukaan dan dibawahnya) hingga hidrologi (jumlah dan kondisi air) dan sejenisnya. Pada
umumnya dikumpulkan melalui pengambilan sampel lapangan (didukung oleh penginderaan
jauh); sampel lapangan kemudian digunakan untuk menghasilkan peta yang menunjukkan
distribusi di suatu daerah. Peta fitur lingkungan yang akurat dan terkini seperti itu, merupakan
input penting untuk perencanaan tata ruang, pengambilan keputusan, evaluasi lahan dan
penilaian degradasi lahan. Seperti misalnya, saat ini menurut Sanchez et al. (2009),
membutuhkan informasi lingkungan yang berkualitas tinggi, yang merupakan tantangan utama
bagi ketahanan pangan, perubahan iklim, degradasi lingkungan, kelangkaan air, dan
keanekaragaman hayati.
Oleh karena pengumpulan data lapangan seringkali merupakan bagian paling mahal
dari suatu survei, tim survei biasanya hanya mengunjungi sejumlah kecil lokasi pengambilan
sampel dan kemudian berdasarkan data sampel dan model statistic dan atau lingkungan,
menyimpulkan kondisi untuk seluruh bidang yang diminati. Sebagai akibatnya, peta variabel
lingkungan sering kali memiliki kualitas yang terbatas dan tidak konsisten dan biasanya terlalu
subjektif. Sampling lapangan secara bertahap, diganti dengan system penginderaan jauh dan
jaringan sensor. Sebagai contoh, ketinggian yang ditandai pada peta topografi, umumnya
dikumpulkan melalui survei tanah, yaitu dengan menggunakan unsur geodetic.
Dari perspektif pemetaan, ukuran kesamaan tanah atau air, misalnya pH. Menurut
definisi pH adalah eksponen negative dan konsentrasi ion H+. sering penting untuk dimengerti
arti dari variabel lingkungan : kita harus tahu bahwa nilainya sudah dalam skala log, sehingga
tidak ada transformasi lebih lanjut dari variabel yang diantisipasi. Dengan memetakan pH
diseluruh area yang diminati, kita akan menghasilkan peta kontinu dari nilai konsentrasi (medan
kontinu) ion H+.

B. Aspek- aspek Keragaman Variabel


Dalam distribusi spasial, pengertian stasioneritas digunakan untuk
mendapatkan replikasi yang diperlukan. Stasioneritas adalah asumsi yang sering masuk
akal untuk data spasial. Ada dua jenis stasioneritas, salah satunya adalah stasioneritas
rata-rata, dimana diasumsikan bahwa mean bersifat konstan antara sampel dan tidak
bergantung pada lokasi. Jenis stasioneritas kedua, adalah stasioneritas derajat kedua
untuk kovarians dan stasioneritas intrinsic untuk semivariogram. Stasioneritas derajat
kedua adalah asumsi bahwa kovarians adalah sama antara dua titik yang memiliki jarak
dan arah yang sama, tidak peduli dua titik mana yang kita pilih (untuk wilayah tertentu).
Kovarians tergantung pada jarak antara dua nilai dan bukan pada lokasi. Untuk
semivariogram, stasioneritas intrinsic adalah asumsi bahwa varians perbedaannya sama
antara dua titik yang memiliki jarak dan arah yang sama, tidak peduli dua titik mana
yang kita pilih (untuk wilayah tertentu). Orde kedua dan stasioneritas intrinsic adalah
asumsi yang diperlukan untuk mendapatkan replikasi untuk memperkirakan aturan
ketergantungan, yang memungkinkan kita untuk membuat prediksi dan nilai
ketidakpastian dalam prediksi.
Variabilitas spasial dari variabel lingkungan, umumnya merupakan hasil proses
kompleks yang bekerja pada waktu yang lama, lebih dari sekedar efek dari realisasi
factor tunggal. Untuk menjelaskan variasi variabel lingkungan tidak pernah menjadi hal
yang mudah. Banyak variabel lingkungan bervariasi, tidak hanya horizontal tetapi juga
dengan kedalaman seperti yang diutarakan di atas, serta bukan hanya terus menerus
tetapi juga secara tiba-tiba. Pengamatan di lapangan disisi lain, biasanya sangat mahal
dan kita sering dipaksa untuk membangun peta lengkap 100% dengan menggunakan
sampel kurang dari 1% seperti pada kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi, dimana
biaya pengeboran sumur sangatlah mahal.
Terdapat lima factor utama yang membentuk kondisi lingkungan bumi :
1. Faktor Abiotik (global)
Mencakup beberapa kekuatan alami yang secara luas membentuk planet ini.
Misalnya, gravitas bumi, siklus rotasi komposisi geologi, proses tektonik
dan lain lain. Karena factor abiotic relative konstan/sistematis dan tidak
dapat benar-benar dikontrol, hal tersebut dapat dianggap sebagai kondisi
tetap global.
2. Faktor Biotik
Faktor ini meliputi berbagai jenis organisme hidup, dari spesies
mikrobiologis hingga hewan dan tumbuhan. Terkadang organisme hidup
dapat menjadi factor utama yang membentuk kondisi lingkungan, bahkan
untuk area yang luas.
3. Faktor Antropogenik
Meliputi kegiatan industry dan pertanian, konsumsi makanan, air dan bahan,
pembangunan bendungan jalan dan sejenisnya. Contoh ekstrim adalah
kenaikan suhu global, hilangnya keanekaragaman hayati dan deforestasi.
4. Proses Transportasi dan difusi
Bekerja berdasarkan factor abiotic dan biotik lainnya dan membentuk
lanskap secara local. Hal ini bersifat non-linear dan stokastik.
5. Faktor ekstra terestial
Faktor yang mengendalikan iklim (missal radiasi matahari yang masuk,
factor yang mengendalikan zaman es dan lain-lain), proses tektonik
(meteor) dan sejenisnya.

RANGKUMAN
1. Variabel lingkungan adalah ukuran kuantitatif atau deskriptif dari fitur lingkungan yang
berbeda.
2. Variabilitas spasial dari variabel lingkungan umumnya merupakan hasil dari proses
kompleks yang bekerja pada waktu yang sama dan dalam jangka waktu yang lama,
lebih dari sekedar efek dari realitas factor tunggal. Untuk menjelaskan variasi variabel
lingkungan tidak pernah menjadi hal yang mudah.
3. Variabel lingkungan dapat dilihat sebagai proses sinyal yang terdiri dari tiga komponen
deterministic, komponen acak berspasial dan derau (noise).

Anda mungkin juga menyukai