Topografi wilayah Kabupaten Padang Pariaman termasuk iklim tropis besar yang memiliki
musim kering yang sangat pendek dan daerah lautan sangat dipengaruhi oleh angin laut. Suhu
udara terpanas jatuh pada bulan Mei, sedangkan suhu terendah terdapat pada bulan September.
Dilihat dari topografi wilayah, Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari wilayah daratan
pada daratan Pulau Sumatra dan 6 pulau-pulau kecil, dengan 40 % daratan rendah yaitu pada
bagian barat yang mengarah ke pantai. Daerah dataran rendah terdapat disebelah barat yang
terhampar sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 – 10 meter di atas permukaan laut, serta
60% daerah bagian timur yang merupakan daerah bergelombang sampai ke Bukit Barisan. Daerah
bukit bergelombang terdapat disebelah timur dengan ketinggian 10 – 1000 meter di atas
permukaan laut.
Gambar. Peta geologi regional (Kastowo Gerhard W. Leo, S Gafoer Dan T.C Amin, 1996)
Potensi Bencana Geologi
Berdasarkan pengamatan geologi regional wilayah Pariaman dan sekitarnya
berpontensi terjadi bencana geologi di karenakan merupakan wilayahyang terletak
di pesisir selatan pulau Sumatra yang berdekatan dengan zona subdaksi anatara
Lempang Indo-Australia dengn Lempeng Eurasia.
Setidaknya ada 3 jenis potensi bencana yang dapat di amati yaitu :
Pontensi bencana akibat Gempa dan Sunami.
Potensi bencana akibat gerakan tanah
Potensi bencana akibat proses vulkanisme atau letusan gunung api.
KOTA
PARIAMAN DAN
DAN
SEKITARNYA
Permukiman sebagai salah satu elemen berisiko bencana merupakan aset penting yang harus
dijaga. Permukiman di Kota Pariaman pada umumnya berada di dekat pantai karena pusat kotanya
yang hanya berjarak ±346meter dari pantai. Permukiman yang berada di pinggir pantai tersebut
tentunya dapat meningkatkan besarnya kemungkinan permukiman tersebut terpapar oleh tsunami.
Tingkat bahaya tsunami dapat ditentukan oleh beberapa parameter seperti jarak dari garis pantai,
wilayah ketinggian, wilayah lereng, serta jarak dari sungai. Berikut beberapa peta tematik
yang dapat di amati.
a b
Gambar. (a)Peta Jarak dari Garis Pantai dan (b) Peta Wilayah Ketinggian (Fakhri Hadi dan
Astrid Damayanti, 2017).
c d
Gambar. (c)Peta Wilaya Lereng dan (d) Peta jarak dari Sungai (Fakhri Hadi dan Astrid
Damayanti, 2017).
Keterangan Umum
Nama Lain : Tandikai, Tandike
Nama Kawah : A. B dan K
Lokasi
Geografi : 0°25'57" LS, 100°19'01,69" BT
Administrasi : Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam
Provinsi Sumatera Barat
Ketinggian : 2438 m dml, 1740 m dari Kota Padang
Kota Terdekat : Padang, Bukittinggi, Padang Panjang
Tipe Gunungapi : Strato Volcano
Pos Pengamatan : Desa Ganting, Kec.Sepuluh Koto, Kab. Tanah Datar,
Sumatera Barat.
Elevasi : 1247mdpl.
Geologi
G. Tandikat adalah gunungapi kembar dengan G. Singgalang, yang tumbuh diatas granit
tua, sekis dan batu gamping dari Bukit Barisan. Hasil letusan lampau dari gunung Kembar ini
menutupi daerah seluas 247 km2, dan 143 km2 adalah bahan letusan G. Tandikat (Neuman Van
Padang 1951). Bahan letusan yang dikeluarkan gunung Kembar menempati bidang datar seluas
210 km2, dan 120 km 2 hasil letusan G. Tandikat dan 90 km2 dari G. Singgalang, (Kemmerling
1921).
Endapan hasil letusan G. Tandikat ini tersebar ke arah selatan-baratdaya yaitu ke Dataran
Pariaman, dan ke arah timur terbatas sampai Batang Air Singgalang Kecil dan Batang Air Anai,
ke barat sampai Batang Air Mangui, sedangkan ke bagian utara terhalang oleh G. Singalang.
Kegiatan letusan berpindah-pindah kearah selatanbaratdaya. Di daerah puncaknya terdapat Kawah
A yang besar dengan diameter 1125 – 1250 m, kelilingnya 3925 m. Kawah ini terbuka kearah
Batang Air Paraman Sani dan Batang Air Singgalang kecil. Terdapatnya bukaan ini karena
pematang kawah tersebut roboh, dan yang terbesar kearah selatan dengan terbentuknya jurang
yang dalam. (Verbeek 1883). Didalam kawah besar ini tumbuh kerucut baru dengan kawah B agak
eksentris, berbentuk corong dengan garis tengah 405 – 365 m, kelilingnya 1209 m, dengan
kemiringan tebing kawah mencapai 40 –50 oC dengan kedalaman mencapai 150m. Selain Kawah
A dan B, terdapat pula 9 lubang bekas letusan kecil (buah dalam kawah B dan 6 buah pada lereng
kerucut B), dengan garis tengah antara 10 – 70 m dan kedalaman antara 4 – 30 m.
Morfologi
Morfologi G. Tandikat sangat dipengaruhi bukan hanya oleh aktivitas gunung apinya,
tetapi dipengaruhi pula oleh susunan batuan dan aktivitas gunungapi disekitarnya,seperti batuan
dasar tersier Tua, aktivitas vulkanik Maninjau dan gunungapi Singgalang.Didaerah G. Tandikat
ini terbagi menjadi beberapa kel ompok morfologi, yaitu :
Satuan Morfologi Perbukitan Tua
Satuan ini menempati daerah sekeliling G. Tandikat, yang dicirikan oleh bentukperbukitan
berelief kasar sampai sedang dengan lembah-lembah yang relatif dalam dan terjal, serta banyak
ditemui jeram-jeram dengan garis ketingian berkisar antara 200 –1200meter diatas muka laut.
Kelompok ini mempunyai beberapa pu ncak-puncak bukit antaralain : Bt. Karikih, Bt. Tjantjang
Baning, Bt. Birah Tingi, Bt. Up ang-upang, Bt. Djadjaran, Bt. Batu Barong, Bt. Ubang Badar, Bt.
Padang Satoempak, Bt. Tilaboeng. Pada bagian barat satuan ini terdapat sungai B. Air Manggu
yang berlembah sangat terjal dan dalam,tersusun oleh batuan lava, aliran piroklastik dan jatuhan
piroklastik tua produk Kaldera Maninjau. Seperti di bagaian tenggara terdapat Bt. Karikih yang
berrelief kasar dengan lereng yang sangat erjal. Daerah ini disusun oleh batuan beku granit dan
batuan metamorf yang mempunyai tingkat pelapukan relatif tingi yang dipengaruhi oleh sesar
normal, sehingga di sekitar lembah anai sering terjadi longsoran-longsoran. Sedangkan di bagian
timur–timurlaut terdapat Bt. Tilaboeng dan Bt. Padang Satoempak yang berelief kasar-sedang
dengan lereng relatif terjal. Satuan ini tersusun oleh lava, aliran piroklastik produk G. Singgalang.
Satuan Morfologi Kerucut G. Tandikat, terbagi menjadi 4 sub satuan yaitu :
Satuan Morfologi Puncak dan Kawah, terdapat di sekitar puncak
Satuan Morfologi Tubuh, terdapat pada tubuh G. Tandikat
Satuan Morfologi Lereng dan Kaki, terdapat pada bagian bawah kerucut
Satuan Morfologi Dataran, terdapat pada bagian kaki kerucut Tandikat.
G. TANDIKAT
Batuan Produk Kaldera Maninjau, merupakan satuan yang menyebar di sebelah barat dan
selatan. Satuan batuan disebelah barat membentuk tebing-tebing yang curam dan dalam,
merupakan dinding luar kaldera maninjau. Pada bagian selatan umumnya membentuk
bukit-bukit yang relatif terjal, seperti di sepanjang jalan raya Sitjintjin, Sungai Durian dan
Kampung Tandikat. Satuan batuan ini didominasi oleh aliran pikoklastik dan jatuhan
piroklastik, yang terdiri dari fragmen batu apung yang berukuran maksimum 20 cm,
serabut-serabut gelas, litik bertekstur andesitik berukuran pasir – kerikil, mineral mafik,
berwarna putih sampai kekuningan, dan lepas-lepas sampai agak kompak. Setempat-
setempat terdapat lapisan-lapisan batu pasir kasar yang kaya akan kuarsa. Batuan ini
mencerminkan produk suatu letusan ‘Besar” di masa lalu.
Struktur Kawah
Di daerah G. Tandikat terdapat minimal 11 buah kawah. Kawah A terdapat di puncak G. Tandikat
yang merupakan kawah paling besar dengan diameter 112.5 – 1250 meter, terbuka kearah selatan
(Hulu Batang Air Paraman Sari) dan ke arah timur (Hulu Batang Air Singgalang Katjil ). Didalam
Kawah A muncul Kawah B yang letaknya eksentrik berbentuk corong, berbaris tengah 365 – 405
meter, kedalamnan kawahnya sekitar 100 meter. Selain Kawah A dan Kawah B, terdapat pula 9
buah lubang bekas letusan kecil yaitu 3 buah di dalam Kawah B dan pada lereng bagian luarnya
sebanyak 6 buah, berdiameter 10-70 m dan kedalaman antara 4 – 30 m.
Kelurusan Vulkanik
Kelurusan vulkanik dijumpai di puncak G. Tandikat, bearah utara – selatan. Kemungkinan besar
aktifitas G. Singgalang dan G. Tandikat dikontrol oleh kelurusan vulkanik ini. Karena keduanya
merupakan gunungapi kembar dan berdekatan.
Daftar Pustaka
G. Suantika dkk, 1995, Pengamatan Visual dan Pemasangan Seismograf PS 2 dan pengamatan
seismik di G. Tandikat, Sumbar.
G Suantika dkk, 1998, Pengamatan Visual dan Seismik G. Tandikat. Zainuddin dkk, 1996.
Laporan Pemetaan Geologi G. Tandikat, Kab. Padang Pariaman Sumbar.
K. Kusumadinata 1979, Data Dasar Gunungapi, Direktorat Vulkanologi,
Bandung, hal 48 – 57
S. Hamidi. 1970, Laporan Pemeriksaan G. Tandikat dan Daerah Bahayanya Waziel Effendi dkk,
1995, Laporan Pemetaan Geologi Foto G. Tandikat dan Sekitarnya, Kab. Padang Pariaman,
Sumbar.
Gersanandi, Petrus Subardjo, dan Agus Nugroho DS. (2013). Analisa Spasial Kerentanan
Bencana Tsunami di Kabupaten dan Kota Pesisir Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Oseanografi,
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pariaman
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Padang_Pariaman