Anda di halaman 1dari 19

A.

METODE KESEIMBANGAN TITIK SIMPUL

Pada suatu konstruksi rangka, konstruksi tersebut keseluruhannya harus


dalam keadaan seimbang, demikian juga halnya pada setiap titik simpul harus juga
dalam keadaan seimbang. Titik simpul yang satu dengan lainnya dapat dipisahkan,
dan tiap-tiap titik simpul tersebut dalam keadaan seimbang akibat gaya luar dan gaya
dalam (gaya batang) yang bekerja pada titik simpul.
Gaya luar dan gaya batang itu berpotongan dititik simpul yang belum
diketahui dapat dihitung menggunakan dalil Σ H = 0 (secara horizontal) dan Σ V = 0
(secara vertikal) sedangkan untuk ΣM=0 (momen) diabaikan.
Dari ketentuan di atas ada 2 persamaan. Setiap titik simpul yang akan dicari
gaya batangnya harus hanya 2 (atau 1) batang yang belum diketahui gaya batangnya.
Setiap titik simpul dapat dicari keseimbangannya satu demi satu sehingga seluruh
konstruksi dapat diketahui gaya batangnya.
Dalam penyelesaian persoalan tersebut methode yang digunakan ada 2
macam yaitu:
a. Methode Analitis.
b. Methode Grafis.
Sebagai contoh konstuksi rangka batang seperti tergambar di bawah ini,
akan dicari gaya-gaya batangnya. Pertama-tama harus dicari reaksi-reaksi
perletakannya (seluruh konstruksi harus dalam keadaan seimbang). Kemudian dicari
gaya-gaya batangnya satu demi satu.

a) Secara Analitis:
Σ MA = 0 RB . l = 2P
RB . 2 = 2P
B = P ton (ke atas)
Σ MB = 0 RA . l = 2P
RA . 2 = 2P
A = P ton (ke atas)
1. Sekarang kita tinjau pada Simpul A, dimisalkan gaya batang 4 dalah S4 dan
arahnya menuju simpul A, sedangkan S1 meninggalkan simpul A.
Σ V = 0 S4 sin 30° = A
S4 . ½ = P jadi S4 = 2P

Tanda S4 adalah positif, berarti arah yang dimisalkan menuju titik simpul telah
betul. Tetapi dalam mekanika teknik batang tekan (menuju titik simpul) mempunyai
tanda negatif. Jadi S4 = - 2P ton ΣH=0
S4 cos 30° = S1
2P . ½ √3 = S1 jadi S1 = P√3

Tanda S4 adalah positif, berarti arah yang dimisalkan meninggalkan titik simpul telah
betul. Tetapi dalam mekanika teknik batang tarik (meninggalkan titik simpul)
mempunyai tanda positif. Jadi S1=P√3 ton

2. Sekarang kita tinjau pada Simpul D, arah S4 telah diketahui yaitu menuju simpul
(S4 batang tekan) yang belum diketahi adalah batang 3 dan batang 5.
ΣH=0 S4 cos 30° = S3 cos 30°
S4 = S3 jadi S3 = 2P
Arah S3 yang dimisalkan sudah betul karena S3 bertanda positif, tetapi S3 menuju
simpul. Jadi S3 adalah batang tekan, maka S3 = - 2P ton
Σ V = 0 S4 sin 30° + S3 cos 30° = S5
2P . ½ + 2P . ½ = S5 jadi S5 = 2P

Tanda S5 adalah positif jadi arah yang kita misalkan sudah betul, S5 meninggalkan
titik simpul merupakan batang tarik. Jadi S5 = 2P

b) Secara Grafis:
Simpul A dalam keadaan seimbang oleh gaya A, S1 dan S4 dan juga telah diketahui
besar gaya masing-masing batang, maka dapat dibuat segitiga gaya A – S4 – S1
Simpul B dalam keadaan seimbang oleh gaya B, S2 dan S3 dan juga telah diketahui
besar gaya masing-masing batang, maka dapat dibuat segitiga gaya B – S2 – S3
Simpul C dalam keadaan seimbang oleh gaya 2P, S1, S2 dan S5 dan juga telah
diketahui besar gaya masing-masing batang, maka dapat dibuat segitiga gaya 2P – S1
– S2 – S5
Simpul D dalam keadaan seimbang oleh gaya S3, S4 dan S5 dan juga telah diketahui
besar gaya masing-masing batang, maka dapat dibuat segitiga gaya S5 – S4 – S3
Arah dari segitiga gaya itu sesuai dengan putaran jarum jam atau berlawanan dengan
putaran jarum jam
CATATAN:
1. Batang tekan bertanda negative, arah gaya menuju titik simpul.
2. Batang tarik bertanda positif, arah gaya meninggalkan titik simpul.
3. Perhitungan dimulai dari 2 batang yang belum diketahui, jadi dari simpul A – D –
C – B atau A – C – D – B.
4. Sebaiknya seluruh simpul dicari gaya-gaya batangnya agar dapat mengecek
apakah ada kekeliruan perhitungan atau tidak.
Analisis Rangka Batang (Truss) Sederhana

Bentuk struktur rangka batang (truss) dipilih karena mampu menerima beban
struktur relatif besar dan dapat melayani kebutuhan bentang struktur yang panjang.
Bentuk struktur ini dimaksudkan menghindari lenturan pada batang struktur seperti
terjadi pada balok. Pada struktur rangka batang ini batang struktur dimaksudkan hanya
menerima beban normal baik tarikan maupun beban tekan. Bentuk paling sederhana dari
struktur ini adalah rangkaian batang yang dirangkai membentuk bangun segitiga
(Gambar 3.41). Struktur ini dapat dijumpai pada rangka atap maupun jembatan.

Titik
rangkai disebut
sebagai simpul/
buhul atau titik
sambung. Struktur rangka statis umumnya memiliki dua dudukan yang prinsipnya sama
dengan dudukan pada struktur balok, yakni dudukan sendi dan dudukan gelinding atau
gelincir. Gambar
3.42

menunjukkan struktur rangka batang yang tersusun dari rangkaian bangun segitiga yang
merupakan bentuk dasar yang memiliki sifat stabil. Persyaratan yang harus dipenuhi
untuk kestabilan rangka batang dapat dituliskan sebagai berikut.
Rangka batang tersebut terdiri dari 9 batang struktur (member) dan 6 titik
sambung atau simpul (A-F). Sebagaimana dikemukakan pada bagian balok, bahwa
dudukan sendi A dapat menerima 2 arah komponen reaksi, RV dan RH. Sedangkan
dudukan gelinding B dapat menerima komponen reaksi RV. Sehingga terdapat 3
komponen reaksi dudukan. Berdasarkan persyaratan tersebut kestabilan rangka batang
dapat ditulis:

n=2J–R
9 = 2*6 – 3
9 = 12 – 3 (ok)

Untuk dapat menentukan gaya dengan prinsip perhitungan gaya sesuai hukum
Newton, persyaratan kestabilan tersebut harus dipenuhi lebih dahulu. Jika suatu struktur
rangka tidak memenuhi persyaratan kestabilan tersebut, struktur rangka tersebut disebut
sebagai struktur rangka statis tak tentu. Struktur statis tak tentu ini memerlukan
persamaan dan asumsi cukup rumit dan merupakan materi untuk pendidikan tinggi.
Metode yang banyak digunakan dalam perhitungan rangka sederhana adalah metode
kesetimbangan titik simpul dan metode potongan (Ritter).

1. Kesetimbangan Titik Simpul (Buhul).


Metode ini menggunakan prinsip bahwa jika stabilitas dalam titik simpul
terpenuhi, berlaku hukum bahwa jumlah komponen reaksi ???? R harus sama dengan
nol, ???? Rh = 0, ???? RV = 0, ???? RM = 0. Dengan begitu gaya batang pada titik
simpul tersebut dapat ditentukan besarnya. Metode ini meliputi dua cara yakni secara
analitis dan grafis.
Tahapan yang perlu dilakukan untuk menentukan gaya batang pada struktur
rangka batang adalah sebagai berikut.
a. Memeriksa syarat kestabilan struktur rangka batang
b. Menentukan besar gaya reaksi dudukan
c. Menentukan gaya batang di tiap simpul dimulai dari simpul pada salah satu
dudukan.
d. Membuat daftar gaya batang
Secara grafis, skala lukisan gaya harus ditentukan lebih dahulu baru
kemudian melukis gaya yang bersesuaian secara berurutan. Urutan melukis dimaksud
dapat searah dengan jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.
Membuat daftar gaya batang
Contoh persoalan struktur di atas merupakan bentuk rangka batang simetris dengan yang
simetris pula. Gaya batang yang bersesuaian akan memiliki besaran yang sama. Daftar
gaya batang dapat ditunjukkan seperti pada tabel berikut.

2. Metode Ritter
Metode ini sering disebut metode potongan. Metode ini tidak memerlukan
penentuan gaya batang secara berurutan seperti pada metode titik simpul. Prinsipnya
adalah bahwa di titik manapun yang ditinjau, berlaku kestabilan ???? M = 0 terhadap
potongan struktur yang kita tinjau. Dengan persamaan kestabilan tersebut gaya
batang terpotong dapat kita cari besarnya. Dengan mengambil contoh soal terdahulu,
penentuan besar gaya batang melalui metode pemotongan adalah sebagai berikut
(gambar 3.44).
Perhitungan dengan metode Ritter menunjukkan bahwa tanpa lebih dahulu menemukan
besar gaya batang S6, gaya batang S5, S1 dan S7 dapat ditentukan. Untuk menentukan
besar gaya batang S6 dapat dilakukan dengan pemotongan seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.25.

Menentukan Gaya Batang S5

Untuk menentukan besar gaya batang S5, tinjau titik simpul C. Seperti halnya mencari
gaya S1, perhatikan potongan sebelah kiri pada gambar 3.45.

B.
METODE CREMONA
Diagram Cremona adalah metode grafik yang digunakan dalam statika
dari gulungan untuk menentukan kekuatan di anggota ( statika grafis ). Metode ini
diciptakan oleh matematikawan Italia Luigi Cremona . (Dalam metode Cremona,
pertama kekuatan eksternal dan reaksi tertarik (untuk skala ) membentuk garis
vertikal di sisi kanan bawah gambar. Ini adalah jumlah semua gaya vektor dan sama
dengan nol karena ada kesetimbangan mekanis.
Karena kesetimbangan berlaku untuk kekuatan eksternal pada konstruksi
rangka keseluruhan, hal itu juga berlaku untuk gaya dalam yang bekerja pada setiap
sendi. Untuk bersama untuk berada di sisa jumlah pasukan pada sendi juga harus
sama dengan nol. Mulai Aorda bersama, kekuatan internal dapat ditemukan dengan
menggambar garis dalam diagram Cremona mewakili kekuatan di anggota 1 dan 4,
akan searah jarum jam; V A (naik) load di A turun), kekuatan (dalam anggota 1 ( turun
/ kiri), anggota 4 (naik / kanan) dan menutup dengan V A. Sebagai kekuatan dalam
anggota 1 adalah terhadap bersama, anggota berada di bawah kompresi, kekuatan
dalam anggota 4 jauh dari sendi sehingga anggota 4 berada di bawah ketegangan.
Panjang garis bagi anggota 1 dan 4 dalam diagram, dikalikan dengan skala yang
dipilih faktor adalah besarnya gaya dalam anggota 1 dan 4.
Sekarang, dengan cara yang sama kekuatan di anggota 2 dan 6 dapat
ditemukan untuk C bersama; berlaku di anggota 1 (naik / kanan), berlaku di C turun,
berlaku di 2 (turun / kiri), berlaku di 6 (naik / kiri) dan menutup dengan kekuatan
dalam 1 anggota.
Langkah-langkah yang sama dapat diambil untuk sendi D, H dan E
mengakibatkan diagram Cremona lengkap dimana kekuatan-kekuatan internal pada
semua anggota dikenal.
Dalam fase selanjutnya kekuatan yang disebabkan oleh angin harus
dipertimbangkan. Angin akan menyebabkan tekanan pada sisi melawan angin dari
atap (dan rangka) dan suction pada sisi melawan arah angin. Ini akan diterjemahkan
menjadi beban asimetris tetapi metode Cremona adalah sama. kekuatan angin dapat
memperkenalkan kekuatan yang lebih besar dalam anggota truss individu daripada
beban vertikal statis.

DEFINISI TRUSS
Truss jembatan untuk kereta api rel tunggal, dikonversi untuk menggunakan
pejalan kaki dan dukungan pipa. Anggota Luar vertikal dalam ketegangan, anggota
horisontal lebih rendah dalam ketegangan, geser dan lentur, anggota diagonal dan atas di
kompresi. Anggota vertikal pusat menstabilkan anggota kompresi atas, mencegah dari
tekuk. Jika anggota atas cukup kaku maka elemen vertikal dapat dihilangkan. Jika chord
lebih rendah cukup tahan terhadap lentur dan geser, unsur vertikal luar dapat dihilangkan.
Dimasukkannya unsur yang ditampilkan adalah sebagian besar keputusan berdasarkan
rekayasa ekonomi, menjadi keseimbangan antara biaya bahan baku, fabrikasi off-site,
transportasi komponen, ereksi di tempat, ketersediaan mesin dan biaya tenaga kerja.
Dalam kasus lain tampilan struktur dapat mengambil kepentingan yang lebih besar
sehingga mempengaruhi keputusan desain yang melampaui urusan ekonomi semata.
Bahan modern seperti pasca-stres dan metode fabrikasi beton, seperti pengelasan
otomatis, mempunyai pengaruh signifikan terhadap desain modern jembatan .
Dalam arsitektur dan rekayasa struktural , truss adalah suatu struktur yang terdiri
dari anggota ramping lurus (struts) yang terhubung pada sendi.
Statika dari gulungan
Dalam rangka untuk rangka yang akan kaku, harus seluruhnya terdiri dari
segitiga. Dalam istilah matematika, kita memiliki kondisi berikut untuk tepat stabilitas
(yang truss tidak akan runtuh):
m=2·j-3m=2j·-3
dimana m adalah jumlah anggota truss dan j adalah jumlah sendi.
gulungan tersebut statis tentu, karena stres di masing-masing dan setiap anggota dapat
sepenuhnya ditentukan, setelah kita mengetahui beban eksternal dan geometri truss.
Mengingat sejumlah sendi, ini adalah jumlah minimum anggota, dalam arti bahwa jika
setiap anggota diambil keluar (atau gagal), maka truss secara keseluruhan gagal.
Beberapa struktur yang dibangun dengan lebih dari jumlah minimum anggota
truss. Mereka struktur bisa bertahan bahkan ketika beberapa anggota gagal. Mereka
disebut statis tak tentu struktur, karena mereka dapat menyimpan "ketegangan internal"
dan "kompresi internal" yang tidak mungkin untuk menentukan dari beban eksternal dan
geometri truss.

Vierendeel truss
Sebuah truss khusus adalah rangka Vierendeel, dinamai Belgia insinyur A.
Vierendeel. Truss ini telah kaku atas dan bawah balok, dihubungkan dengan balok
vertikal. The joints are also rigid. Sendi juga kaku. Dalam rangka statis tak tentu, semua
anggota tunduk pada bending momen . Gulungan jenis ini digunakan dalam jembatan ,
dan juga digunakan dalam frame dari 'Twin Towers' World Trade Center .

Analisis rangka batang


diagram Cremona untuk pesawat rangka

Analisa mengasumsikan bahwa


beban diterapkan pada sendi saja, bukan
kepada anggota. Estimasi bobot bar baik
dihilangkan atau, jika diperlukan, mereka
diterapkan pada sendi (setengah berat
untuk masing-masing sendi bar). Selama
beban diterapkan hanya pada sendi-sendi
truss, dan sendi bertindak seperti " engsel
", setiap anggota truss berada dalam
murni kompresi atau murni ketegangan -
geser , lentur momen , dan yang lebih kompleks lainnya menekankan semua praktis nol.
Hal ini membuat gulungan lebih mudah untuk menganalisa. Hal ini juga membuat
gulungan secara fisik lebih kuat dibanding cara lain untuk menyusun materi - karena
hampir setiap bahan dapat menahan beban yang jauh lebih besar dalam ketegangan dan
kompresi daripada di geser atau tekukan atau torsi atau jenis lain stres.

Pasukan pada anggota


Di sebelah kanan adalah sederhana, statis tentu rangka batang datar dengan 9
sendi dan (2 x 9-3 =) 15 anggota. Eksternal beban terkonsentrasi di luar sendi. Karena ini
adalah simetris rangka dengan beban vertikal simetris, jelas untuk melihat bahwa reaksi
pada A dan B adalah sama, vertikal dan setengah beban total. Internal kekuatan dalam
anggota truss dapat dihitung dalam berbagai cara termasuk metode grafis:
 Cremona diagram
 Culmann diagram (yang dibuat oleh Carl Culmann )
 atau metode Ritter analitis.
Dalam metode Cremona, pertama kekuatan eksternal dan reaksi tertarik (untuk
skala ) membentuk garis vertikal di sisi kanan bawah gambar. Ini adalah jumlah semua
gaya vektor dan sama dengan nol karena ada kesetimbangan mekanis.
Karena kesetimbangan berlaku untuk kekuatan eksternal pada konstruksi rangka
keseluruhan, hal itu juga berlaku untuk gaya dalam yang bekerja pada setiap sendi. Untuk
bersama untuk berada di sisa jumlah pasukan pada sendi juga harus sama dengan nol.
Mulai di A bersama, kekuatan internal dapat ditemukan dengan menggambar garis dalam
diagram Cremona mewakili kekuatan di anggota 1 dan 4, akan searah jarum jam; V A </

sup> (akan naik) load di A turun), gaya ( di anggota 1 (turun / kiri), anggota 4 (naik /
kanan) dan menutup dengan V A </ sup>. Sebagai kekuatan dalam anggota 1 adalah terhadap
bersama, anggota berada di bawah kompresi, kekuatan dalam anggota 4 jauh dari sendi
sehingga anggota 4 berada di bawah ketegangan. Panjang garis bagi anggota 1 dan 4
dalam diagram, dikalikan dengan skala yang dipilih faktor adalah besarnya gaya dalam
anggota 1 dan 4.
Sekarang, dengan cara yang sama kekuatan di anggota 2 dan 6 dapat ditemukan
untuk C bersama; berlaku di anggota 1 (naik / kanan), berlaku di C turun, berlaku di 2
(turun / kiri), berlaku di 6 (naik / kiri) dan menutup dengan kekuatan dalam 1 anggota.
Langkah-langkah yang sama dapat diambil untuk sendi D, H dan E mengakibatkan
diagram Cremona lengkap dimana kekuatan-kekuatan internal pada semua anggota
dikenal.
Dalam fase selanjutnya kekuatan yang disebabkan oleh angin harus
dipertimbangkan. Angin akan menyebabkan tekanan pada sisi melawan angin dari atap
(dan rangka) dan suction pada sisi melawan arah angin. Ini akan diterjemahkan menjadi
beban asimetris tetapi metode Cremona adalah sama. Kekuatan angin dapat
memperkenalkan kekuatan yang lebih besar dalam anggota truss individu daripada beban
vertikal statis.
Desain anggota
Setelah gaya pada setiap anggota diketahui, langkah berikutnya adalah untuk
menentukan penampang anggota truss individu. Untuk anggota di bawah ketegangan-
sectional luas penampang A dapat ditemukan menggunakan A F × γ / σ y =, di mana F
adalah gaya di anggota, γ adalah faktor keamanan (biasanya 1,5 tetapi tergantung pada
kode bangunan ) dan σ y adalah yang menghasilkan kekuatan tarik baja yang digunakan
(biasanya 240 MPa ).
Para anggota dan kompresi juga harus dirancang untuk menjadi aman terhadap
tekuk .
Berat anggota truss tergantung langsung pada bagian silang - sebagian berat menentukan
seberapa kuat yang lain dari anggota truss perlu. Bahwa Memberikan satu anggota
penampang lebih besar dari pada iterasi sebelumnya membutuhkan memberikan anggota
lain penampang yang lebih besar juga, untuk menahan berat lebih besar dari anggota
pertama - salah satu kebutuhan untuk pergi melalui iterasi lain untuk menemukan secara
tepat berapa besar anggota lain perlu ". yang Kadang-kadang beberapa desainer berjalan
melalui iterasi desain proses untuk berkumpul di kanan bagian "silang bagi setiap
anggotanya. Di sisi lain, mengurangi ukuran satu anggota dari iterasi sebelumnya hanya
membuat anggota lain memiliki faktor (dan lebih mahal) lebih besar dari keselamatan
secara teknis diperlukan, tetapi tidak memerlukan iterasi lain untuk menemukan rangka
buildable. Pengaruh dari berat anggota truss individu dalam rangka besar, seperti
jembatan , biasanya tidak signifikan dibandingkan dengan kekuatan beban eksternal.

Desain sendi
Setelah menentukan penampang minimum anggota, langkah terakhir dalam
desain sebuah rangka akan merinci dari sendi melesat , misalnya melibatkan geser dari
sambungan baut yang digunakan dalam sendi, lihat juga tegangan geser .
Lille Belt truss jembatan , Denmark

C. METODE BEBAN SATUAN / UNIT LOAD


DEFLEKSI BALOK
Sehingga:

Rotasi
Sumber:

Ariestadi, Dian, 2008, Teknik Struktur Bangunan Jilid 2 untuk SMK, Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, h. 169 – 175.
http://www.google.com/titik-sumpul-analisa-struktur.html
http://www.google.com/metode-cremona.html
http://www.wikipedia.org/metode-cremona.html
http://www.google.com/metode-unit -load.html/download/

Anda mungkin juga menyukai