Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 1


BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................2
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 2
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
1.3. Tujuan Program...................................................................................................... 3
1.4. Luaran Yang Diharapkan ....................................................................................... 3
1.5. Kegunaan Program..................................................................................................4
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ................................... 5
2.1. Kondisi Masyarakat Sasaran ................................................................................. 5
2.2 Kondisi dan Potensi Wilayah ................................................................................ 5
2.3. Aspek Fisik ........................................................................................................... 5
2.4. Aspek Sosial Ekonomi .......................................................................................... 5
2.5. Aspek Lingkungan ................................................................................................ 5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN .......................................................................... 6
3.1 Tahap Persiapan Awal......................................................................................... 7
3.2 Tahap Implementasi/Pelaksanaan ....................................................................... 7
3.3 Tahap Monitoring Dan Evaluasi ......................................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................................ 9
4.1 Anggaran Biaya................................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................ .12

1
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa 1 lanjut usia (lansia) atau menua merupakan tahap paling akhir dari siklus
kehidupan seseorang yang sudah lanjut usia menjadi empat golongan, yaitu usia
pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua
(old) 75–90 tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. (Menurut Setyonegoro
Efendi 2009) lanjut usia (getriatric age) dibagi menjadi 3 batasan umur, yaitu young
old (usia 70-75 tahun), old (usia 75-80 tahun), dan very old (usia > 80 tahun).
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lansia merupakan
seseorang yang berusia di atas 60 tahun. Menurut World Health Organization (WHO)
pada tahun 2013, proporsi populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7
% dari total populasi dunia dan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan usia
harapan hidup. Jumlah lansia tahun 2009 telah mencapai 737 juta jiwa dan sekitar dua
pertiga dari jumlah lansia tersebut tinggal di negara-negara berkembang seperti
Indonesia.
Dalam perspektif perkembangan, lansia akan mengalami kemunduran dalam
berbagai kemampuan yang pernah mereka miliki dan mengalami beberapa perubahan
fisik seperti memutihnya rambut, munculnya kerutan di wajah, berkurangnya
ketajaman penglihatan dan daya ingat yang menurun, serta beberapa masalah kesehatan
fisik lainnya (Wong,2008). Lansia juga kerap mengalami masalah sosial, berupa
keterasingan dari masyarakat karena penurunan fungsi fisik yang dialami, misalnya
berkurangnya kepekaan pendengaran, maupun cara bicara yang kadang sudah tidak
dapat dimengerti. Para lansia juga menghadapi masalah psikologis, yaitu munculnya
kecemasan dalam menghadapi kematian pada lanjut usia (Azizah,2011). Lansia
merupakan salah satu kelompok atau populasi beresiko (population at risk) yang
semakin meningkat jumlahnya. (Allender,Rector,danWarner2014) mengatakan bahwa
populasi beresiko (population at risk) adalah kumpulan orang-orang yang masalah
kesehatannya memiliki kemungkinan akan berkembang lebih buruk karena adanya
faktor-faktor resiko yang mempengaruhi para lansia.
Lansia identik dengan berbagai penurunan status kesehatan terutama status
kesehatan fisik. Berbagai teori tentang proses menua menunjukkan hal yang sama.
Status kesehatan lansia yang menurun seiring dengan bertambahnya usia akan
memengaruhi kualitas hidup lansia. Bertambahnya usia akan diiringi dengan timbulnya
berbagai penyakit, penurunan fungsi tubuh, keseimbangan tubuh dan risiko jatuh.
Menurunnya status kesehatan lansia ini berlawanan dengan keinginan para lansia agar

2
tetap sehat, mandiri dan dapat beraktivitas seperti biasa misalnya mandi, berpakaian,
berpindah secara mandiri. Kehilangan kehidupan atau kematian merupakan
penghentian secara permanen semua fungsi tubuh yang vital atau akhir dari kehidupan
manusia. Peningkatan kesadaran mengenai kematian timbul saat individu beranjak tua,
yang biasanya meningkat pada masa dewasa menengah, yang menandakan bahwa usia
paruh baya merupakan saat orang dewasa mulai berpikir lebih jauh mengenai berapa
waktu yang tersisa dalam hidup mereka, rasa cemas terhadap kematian dapat
disebabkan oleh kematian itu sendiri dan apa yang akan terjadi sesudah kematian,
sanak dan keluarga yang ditinggalkan, atau merasa bahwa tempat yang akan dikunjungi
setelah kematian sangat buruk.
Kecemasan dalam menghadapi kematian akan semakin membuat para lansia
tidak siap dalam menghadapi kematian. Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi yang
membuat seseorang siap untuk memberi respon terhadap suatu situasi. Keadaan lansia
yang telah siap untuk menghadapi dan menerima kematian tidak menimbulkan
penyesalan maupun ketakutan apapun ketika kematian terjadi. Namun, lansia memiliki
persepsi yang berbeda-beda ketika menghadapi kematian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Sanggar Peduli Lansia dapat mencegah angka kematian yang
disebabkan oleh bunuh diri ?
2. Bagaimana agar Sanggar Peduli Lansia dapat diterima di desa setempat ?
3. Seberapa besar simpati anak muda milineal terhadap lansia?

1.3 Tujuan Program


1. Mendirikan Sanggar Peduli Lansia sebagai tempat efektivitas para lansia
2. Agar masyarakat lebih memperhatikan lansia yang ada disekitarnya

1.4 Luaran Yang Diharapkan

Kegiatan program ini yang nantinya diharapkan mendapat respon yang positif
dari masyarakat dengan diadakannya sanggar peduli lansia. Dimana sebagai tempat
yang efektif bagi para lansia untuk diberikan edukasi mengenai pola pikir kehidupan
yang sehat agar terhindar dari kematian yang disebabkan oleh bunuh diri, Serta adanya
kesadaran diri oleh anak-anak muda milineal terhadap lansia.

3
1.5 Kegunaan Program
1. Adanya penyuluhan kepedulian terhadap lansia dimata masyarakat.
2. Menghindari adanya tindak kekerasan terhadap lansia.
3. Memberikan kegiatan-kegiatan yang nantinya dapat menambah wawasan bagi
lansia.

4
BAB II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1. Kondisi Masyarakat Sasaran

Masyarakat yang dijadikan sasaran Pengabdian Masyarakat ini adalah


masyarakat dengan terdapat banyaknya lansia berada di Desa Sambeng V RT. 03 RW.
05, Sambirejo, Ngawen, Gunung Kidul, Yogyakarta. Daerah tersebut kurang
kepedulian terhadap lansia sehingga menjadikan lansia tidak produktif dalam
menjalankan kehidupannya, dimana daerah tersebut banyak memiliki lansia yang
kurang diperhatikan baik dari keluarganya maupun masyarakat sekitarnya. Daerah
tersebut banyak membutuhkan kepedulian tentang lansia agar memiliki pola hidup
yang sehat dan sejahtera. Edukasi tentang pentingnya memberikan gambaran tentang
psikologis terhadap lansia, memberika pelayanan kesehatan terhadap lansia, dan
memberikan pekerjaan yang kreatif bagi lansia.

2.2. Kondisi Dan Potensi Wilayah

5
Kehidupan lansia yang terdapat di Desa Sambeng, Kecamatan Ngawen, Gunung
Kidul, banyaknya para lansia yang melakukan pekerjaan yang terbilang berat bagi
seorang lansia dimana seorang lansia tersebut sudah memiliki tubuh yang sangat rentan
terhadap berbagai penyakit. Selain itu kesehatan terhadap lansia juga menurun apabila
tidak diperhatikan dalam pola makan sehari – hari dan juga sering ditemui para lansia
yang masih merokok pada usianya yang rentan terhadap kematian. Kesadaran
masyarakat disekitar lansia sangat penting untuk memberikan kepedulian terhadap
lansia yang masih kurang diperhatikan.
Sehingga dalam program pengabdian masyarakat, tim memilih mengarahkan
program ini dengan bantuan pemuda karang taruna yang berada di Desa Sambeng
tersebut. Objek sasaran ini sangat berpotensi karena para pemuda Karang Taruna
memiliki rasa semangat yang tinggi serta memiliki lebih banyak waktu luang. Kegiatan
ini diharapkan dapat meningkatkan minat kepedulian terhadap lansia yang disekitarnya
baik dalam keluarga maupun yang bukan dalam keluarga dan meningkatkan pola
kehidupan sehat dan sejahtera.

6
BAB III. METODE PELAKSANAAN
Sanggar peduli lansia merupakan program yang ditujukan untuk mengatasi
permasalahan memudarnya simpati anak muda milineal terhadap lansia yang berada di
sekitarnya akibat dari pergaulan yang kurang baik pada jaman yang sudah modern.
Permasalahan tersebut juga termasuk permasalahan dalam mengurangi pola pemikiran
yang tidak sehat bagi para lansia, pola kehidupan yang dapat merugikan lansia baik
secara segi jasmani maupun rohani. Sanggar peduli lansia sendiri adalah gabungan
metode pembentukan karakter dan serangkaian kegiatan menyenangkan bagi lansia
yang kurang mendapat perhatian dari keluarga maupun masyarakat sekitarnya.
Sehubungan dengan ini, tim telah menyusun metode pelaksanaannya sebagai berikut:

Observasi
Tahap Persiapan
Administrasi

Penyediaan Alat & Bahan

Pelatihan
Tahap Implementasi
Pelaksanaan
Pembentukan
Komunitas

Menjaga keharmonisan
hubungan antara masyarakat
Tahap Monitoring sekitar terhadap lansia
dan Evaluasi Artikel

LUARAN

Gambar 1. Alur Pelaksanaan Program Sanggar Peduli Lansia

3.1 Tahap Persiapan Awal


a. Kegiatan Observasi

7
Observasi dilakukan dengan melakukan survei pada lokasi yang akan
dijadikan program pengabdian masyarakat yakni Desa Sambeng, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakrata. Survei di
Desa Sambeng dilaksanakan sebanyak 1 (satu) kali untuk menentukan titik
yang tepat yang akan dijadikan sebagai sanggar untuk lansia.
b. Proses Administrasi
Dalam tahap persiapan ini dilakukan dengan mengurus perizinan dan
koordinasi dengan pihak terkait. Pihak tersebut antara lain:
1. Ketua Pokgiat / RW Semoyan
2. Ketua RT Desa Sambeng
3. Karang Taruna Desa Sambeng
4. Kepala Desa Sambeng
Selain itu, persiapan lain yang dilakukan adalah permohonan pemateri
yang berasal dari 1 (satu) lembaga yakni Kampus Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Jl. Babarsari, Tambak Bayan,
Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman.
c. Penyediaan Alat dan Bahan
Penyediaan alat dan bahan ini dilakukan dengan membuat modul yang
akan digunakan dalam pelatihan, spanduk, dan snack. Selain itu peralatan yang
dipergunakan dalam pelatihan juga dipersiapkan pada tahap ini antara lain
tempat pelatihan, bangku atau tikar, sound system, laptop dan LCD Proyektor.

3.2 Tahap Implementasi / Pelaksanaan

a. Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan di halaman salah satu anggota Karang Taruna
Sambeng. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 23 Desember
2019 pada pukul 09.00 WIB.
b. Pembentukan Pengurus Komunitas Peduli Lansia
Pengurus Komunitas peduli lansia ini beranggotakan pemuda-pemudi
Dusun Sambeng yang merupakan bagian divisi dari Karang Taruna Sambeng.
Pengurus Komunitas Peduli Lansia ini dibentuk sebagai pelaksana kegiatan
sekaligus menjaga keberlangsungan program membuat Sanggar Peduli Lansia
di bawah pendampingan Tim PKMM dalam hal menjaga kerukunan dan
simpati anak muda disekitar Desa Sambeng terhadap lansia. melalui program

8
ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi para lansia di desa
tersebut.

3.3 Tahap Monitoring dan Evaluasi

a. Monitoring
Kegiatan monitoring yang dilakukan untuk memantau atau melihat
kinerja dari kominitas setelah kegiatan pelatihan. Kegiatan yang telah
dilakukan seperti test kesehatan, psikolog, hiburan, yang dilaksanakan oleh
pemuda – pemudi Karang Taruna Desa Sambeng, Ngawen, Gunung Kidul dan
TIM PKM-Pengabdian Masyarakat.
b. Evaluasi

Tahap evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan pengimplementasian


program usai. Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan dengan koordinasi antar
anggota TIM PKM Pengabdian Masyarakat untuk mengetahui kekurangan
baik dari internal TIM maupun dari mitra selama kegiatan bimbingan para
lansia berlangsung.

9
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang : spanduk acara, sewa sound 3.975.000


system, cetak banner + stand, sewa tenda

2 Bahan habis pakai : konsumsi lansia, mahasiswa, 3.191.000


pembicara, alat kerajinan tangan, pakaian layak
untuk lansia, bibit tanaman

3 Perjalanan : perjalanan ke desa binaan untuk 2.250.000


menjalankan program

4 Lain-lain : administrasi 150.000

Jumlah 9.416.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Tahap Persiapan :
a. Wawancara
b. Penyusunan Materi Penyuluhan
c. Publikasi
d. Live in

10
2 Tahap Pelaksanaan
a. Gaya Hidup Sehat
a.1. Senam Lansia
a. 2. Latihan Memori dan Permainan
a. 3. Penyuluhan Kesehatan Lansia
a. 4. Penyuluhan Gizi Lansia
b. Tanaman Herbal
b.1. Penyuluhan Pentingnya Tanaman
Herbal
b. 2. Praktek Menanam Tanaman Herbal
c. Mental Spiritual
3 Tahap Penyusunan Laporan

11
DAFTAR PUSTAKA

Sahar, Junaiti. 2018. PENINGKATAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA (LANSIA)


DI KOTA DEPOK DENGAN LATIHAN KESEIMBANGAN. Depok:
Universitas Indonesia file:///C:/Users/HP%201000/Downloads/584-3078-3-
PB%20(1).pdf.
Naftali, Ananda Ruth. 2017. Salatiga: Universitas Kesehatan Spiritual dan Kesiapan
Lansia dalam Menghadapi Kematian. Kristen Satya Wacana
file:///C:/Users/HP%201000/Downloads/28992-74383-4-PB%20(1).pdf
Prabasari, Ninda Ayu, Etc All,. 2017. Pengalaman Keluarga Dalam Merawat Lansia
Di Rumah. Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
https://media.neliti.com/media/publications/231963-pengalaman-keluarga-
dalam-merawat-lansia-c6ff7ef1.pdf

12
13
14
15
16
17
18
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Harga
1. Jenis Perlengkapan Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
− Spanduk Acara 3 buah 125.000 375.000
− Sewa sound system 1 set 1.000.000 1.000.000
− Cetak Banner + stand 8 set 200.000 1.600.000
− Sewa Tenda 2 set 500.000 1.000.000
SUB TOTAL(Rp) 3.975.000
Harga
2. Bahan habis pakai Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
Konsumsi warga 50 box 5.000 250.000
Konsumsi mahasiswa 3 box x 4 orang 20.000 300.000
Surat undangan acara 50 lembar x 3
program = 150 1.000 150.000
lembar
Konsumsi Pembicara Material 1 box x 6
pengajian = 6 20.000 120.000
box
Alat Kerajinan tangan 1 pack x 50
15.000 750.000
orang
SUB TOTAL(Rp) 1.570.000
Harga
3. Perjalanan Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
Perjalanan ke desa sambeng 15 L x 4 minggu
x 5 bulan = 300 7.500 2.250.000
L
SUB TOTAL(Rp)
Harga
4. Lain-lain Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
Bibit Tanaman Jahe : 10 3.000 1.571.000
Kumis Kucing : 14.250
10 Brotowali : 14.250
10 Temulawak : 2.400
10 Pegagan : 10 6.800
Sambilato : 10 6.400
Daun sirih : 10 16.000
Kencur : 10 14.250
Jeruk Nipis : 10 33.250
Katuk : 10 14.500
Binahong : 10 10.000
9.000

19
Meniran : 10 5.000
Cengkeh : 10 11.000
Pala : 10
Pupuk 10 kg 5.000/kg 50.000
SUB TOTAL(Rp)
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 9.416.000
Sepuluh Juta Lima Ratus lima Ribu Rupiah

LAMPIRAN 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama/NIM Uraian Tugas
Studi llmu (jam/mingg
u)
1 Rizka Teknik Mineralogi 12 Ketua,
Nurkhairia Geologi jam/minggu Penanggungjawab
tanaman herbal
2. Alvina Teknik Mineralogi 12 Sekretaris
Geologi jam/minggu

3. Andre Zulyan Teknik Mineralogi 12 Penanggungjawab


Sikumbang Geologi jam/minggu publikasi dan
survey
4. Eny Teknik Mineralogi 12 Penanggungjawab
Khairunnisa Geologi jam/minggu penyuluhan gaya
hidup sehat

20
Lampiran 1.3 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

21
Lampiran 1.4 Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra

22
Lampiran 1.5 Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

Desa Sambeng 5 RT 03/05, Sambirejo,


Ngawen, Gunung Kidul

Foto bersama kepala dusun


sambeng 5, Ibu Yuli

Foto rumah kepala dusun


yang berada di dusun 23
sambeng 5

Anda mungkin juga menyukai