Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KONSEP ANAK BERBAKAT DAN

KEBERBAKATAN

(Mata Kuliah Pengembangan bakat dan kreativitas, Dosen Pengampu Dr. Hartini Nara, M.Si)

Nama kelompok:

1. Osamah Ben Laden – 1102619029


2. Fuadah Hafizhah – 1102619079
3. Lina Kurnia – 1102619112
4. Firdha Alfiyani – 1102619120

PENDIDIKAN KHUSUS - FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2020
I. PENDAHULUAN

Sebagian orang berpendapat bahwa kreativitas hanya dimiliki oleh segelintir orang
berbakat saja, yaitu orang-orang yang memiliki kemampuan akademik tinggi. Namun
faktanya, banyak yang memiliki kemampuan akademis tinggi tetapi tidak otomatis
melakukan aktivitas yang menghasilkan output kreatif. Teradapat beragam definisi yang
terkandung dalam pengertian kreativitas. Kreativitas adalah suatu ide atau pemikiran
manusia yang bersifat inovatif, berdaya guna, dan dapat dimengerti. Definisi tersebut
mengandung arti bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang menghasilkan gagasan
baru, berupa kegiatan atau sintesis pemikiran yang mempunyai maksud dan tujuan yang
ditentukan, bukan fantasi semata.

Dalam konteks kreativitas seorang anak tentunya tidak akan jauh dari peran orang tua
sebagai lingkungan pertama dan terdekatnya serta peran guru yang besar kontribusinya
terhadap keberhasilan anak di sekolah dan bekal untuk terjun di masyarakat, oleh sebab itu
selain bagimana sikap orang tua dan guru terhadap kreativitas itu sendiri kita semua
sepatutnya harus menyadari dari apa yang kita sebut kreatvitas, konsep kreatifitas, aktualisasi
diri yang diharapkan nantinya akan muncul pada anak, serta pendekatan apa yang digunkaan
untuk mememukembangkan kreativitas pada diri anak berbakat.

Dengan demikian, makalah kali ini akan membahas beberapa topik yang sudah kami
singgung diatas, serta sebagai refleksi akan kami jelaskan sedikit banyaknya mengenai
konsep anak berbakat dan keberbakatan.
II. PEMBAHASAN

Pada tahun 1972, Biro pendidikan Amerika Serikat (U.S.O.E) menciptakan suatu definisi
yang masuk akal tentang gifted dan talented, yang direvisi pada tahun 1978 dan 1988 (Davis,
2006). Satu kalimat versi 1988 berbunyi:

Istilah “siswa yang berbakat dan bertalenta” berarti, anak-anak dan orang muda yang
memberi bukti kapabilitas hasil kerja yang tinggi dalam bidang seperti intelektual, kreatif,
artistik (visual dan pertunjukan), atau kapasitas kepemimpinan, atau dalam bidang akademis
tertentu, serta yang membutuhkan layanan atau aktivitas yang biasanya tidak disediakan
oleh sekolah untuk bisa mengembangkan secara penuh kapabilitas tersebut

Menurut Renzulli, anak-anak berkemampuan unggul dan berbakat khusus adalah mereka
yang memiliki kemampuan mengembangkan sifat-sifat gabungan tersebut dan
menerapkannya terhadap bidang yang bernilai potensial dari prestasi manusia.

Konsep Renzulli mengenai keberbakatan berdasarkan pada penelitian sifat-sifat orang yang
produktif dan kreatif sangat tinggi. Penemuan membawanya untuk mengembangkan suatu
definisi yang menitikberatkan interaksi antara kemampuan tinggi, kreativitas tinggi, dan
komitmen ulet. Menurutnya, seorang siswa tidak harus memiliki rata-rata tinggi di dalam
ketiga kategori tersebut untuk diperhitungkan sebagai “layanan pendidikan bagi gifted”.
Sebenarnya mungkin siswa yang memiliki kemampuan tinggi, namun butuh pertolongan
dalam mengembangkan kreativitas atau komitmen, adalah yang paling membutuhkan
perhatian khusus. Demikian pula seorang siswa mungkin kreatif, namun butuh pertolongan
dalam prestasi dan motivasi.

A. KREATIVITAS

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,


berupa gagasan karya nyata, baik dalam ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik
dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang semuanya
itu relatif berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya. (Reni Akbar, 2001:5).
Menurut Semiawan dalam Yeni Rachmawati (2005:16), mengemukakan bahwa
kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Sedangkan menurut Utami Munandar (1992:47) kreativitas adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kreativitas
merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun
produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, yang berdaya guna dalam
berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah. Jadi kreativitas merupakan bagian dari
usaha seseorang. Kreativitas akan menjadi seni ketika seseorang melakulan kegiatan tertentu.
Dari pemikiran yang sederhana itu, penulis melakukan semua aktivitas yang bertujuan untuk
memacu atau menggali kreativitas.

B. SIKAP GURU DAN ORANG TUA TERHADAP KREATIVITAS

Pada dasarnya setiap orang tua dan guru pasti menginginkan anak untuk senantiasa terus
berkembang baik secara kognitif maupun motoriknya, oleh sebab dalam konteks kreativitas
orang tua dan guru hendaknya memahami bagaimana menyikapi kreativitas itu sediri dan
bagaiman membersamai anak dalam proses menemukembangkan ke-kreativitasannya
tersebut.

Kehadiran orang tua dengan anak-anaknya pada masa-masa awal perkembangan merupakan
suatu yang sangat berarti bagi anak-anak dalam rangka usaha pengembangan kreativitas anak
pada masa yang akan datang. Orang tua perlu menyikapi kreativitas ini dengan baik dan
benar-benar mengikuti kemajuan belajar anak, perkembangan, serta pertumbuhannya secara
utuh agar dapat memberikan manfaat besar bagi anak.

a. Sikap Orang Tua Terhadap Kreativitas

Pola asuh orangtua merupakan salah satu faktor pendukung pembentukan kreativitas


anak. Sikap orangtua yang demokratis lebih memudahkan anak mengembangkan
kreativitasnya. Kreativitas anak akan berkembang jika orangtua selalu bersikap
demokratik, yaitu mau mendengarkan omongan anak, menghargai pendapat anak,
dan mendorong anak untuk berani mengungkapkan pendapatnya seabab lingkungan
keluarga sebagai wadah yang efektif untuk mengembangkan kreativitas anak.

Orang tua dapat menyikapi kreativitas dengan cara:


- Tidak memandang bahwa seolah-olah kreativitas hanya dipengaruhi oleh
keturunan gen.
- Tidak mudah percaya terhadap mitos bahwa orang kreatif suka menyendiri, hal
ini tentunya tidak sepenuhnya benar.
- Orang tua harus menyikapi bahwa kreativitas milik semua anak tidak hanya anak
yang punya IQ tinggi saja.
- Selalu melihat hal-hal kecil yang dilakukan anak merupakan bagian dari proses
kreativitas yang nantinya akan membantu perkembangan bakat dan kreativitas
anak itu sendiri seperti:
1) Bila seorang anak menunjukkan penemuannya, maka berilah pujian untuk
memberikan semangat. Orang tua yang melihat kreasi anaknya janganlah
menertawakan, supaya anak tidak jera.
2) Latihlah anak untuk merencanakan aktivitas keluarga. Inisiatif anak harus
dihargai supaya ada rasa jati diri yang positif.
3) Berikanlah ruang khusus untuk bereksperimen dan dibuat kondusif agar
bersikap positif terhadap lingkungannya.
4) Anak supaya dilatih untuk berpikir kreatif, misalnya bagaimana caranya bila
tersesat di pasar malam dan ke mana harus minta pertolongan.
5) Anak yang sedang asyik dengan pekerjaannya janganlah diganggu, oleh
karena konsentrasinya akan buyar dan pekerjaannya tidak akan sempurna
hasilnya atau gagal sama sekali.

Semua point diatas menunjukkan bahwa anak melakukan sesuatu dalam rangka
menemukembangkan ke-kreativitasannya, jika orang tua sudah paham mengenai
makna kreativitas itu sendiri maka orang tua akan menjadi partner yang suportif dan
demokratis.

b. Sikap Guru Terhadap Kreativitas


Kemampuan berpikir kreatif (kreativitas) dapat berkembang secara optimal
tergantung pada cara mengajar yang diterapkan oleh guru (Munandar, 1992). Jika
siswa diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk dapat mengeluarkan gagasan-
gagasan yang baru, maka kemampuan berpikir kreatifnya dapat berkembang.
Sebaliknya, jika tidak diberikan kesempatan kemampuan tersebut, maka tidak akan
berkembang dengan optimal, melainkan hanya pengembangan kecerdasan sajalah
yang akan berkembang. Berdsarkan hal tersebut guru dapat menyikapi kreativitas
dengan cara :
- Mencoba menghilangkan strereotip bahwa anak yang kreatif identik dengan anak
nakal, sehingga memandang dan menyikapi kreativitas dengan cara yang negatif.
- Bersikap terbuka dan memahami perbedaaan masing-masing ke-kreativitasan
anak didiknya, karna sejatinya kreativitas itu sendiri bersifat fleksibel.
- Guru yang menyikapi kreativitas dengan baik memilik sensitivitas dan kesadaran
terhadap situasi. Guru kreatif melawan setiap sikap dan tindakan yang menghina
atau mengecilkan peserta didiknya.
- Guru kreatif mampu membangun hubungan menyenangkan dan dengan konsisten
mengembangkan berpikir divergent di kalangan muridnya.

Pengembangan kreativitas dalam kelas (pembelajaran) akan menghasilkan peserta didik


kreatif yang umumnya memiliki kemampuan lebih tinggi dan tangguh jika dibandingkan
dengan peserta didik lainnya. Kemampuan berpikir kreatif sebagai komponen kreativitas
akan menghasilkan pembelajaran efektif atau lebih jauh mengembangkan daya nalar tinggi
yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan pembelajaran.

C. KREATIVITAS DAN AKTUALISASI DIRI

Salah satu konsep yang amat penting dalam bidang kreativitas adalah hubungan antara
kreativitas dan aktualisasi diri. Menurut psikolog humanis, seperti Abraham Maslow dan Carl
Rogers, aktualisasi diri ialah apabila seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya
untuk menjadi apa yang ia mampu dalam mengaktualisasikan atau mewujudkan potensinya.
Pria yang dapat mengaktualisasikan dirinya adalah seseorang yang sehat mental, dapat
menerima dirinya, selalu tumbuh, berfungsi sepenuhnya, berpikiran demokratis, dan
sebagainya. Menurut Maslow (1968) aktualisasi diri merupakan karakteristik yang
fundamental, suatu potensialitas yang ada pada semua manusia saat dilahirkan, akan tetapi
hal ini sering hilang, terhambat atau terpendam dalam proses pembudayaan.

D. KONSEP DASAR KREATIVITAS

Kreativitas merupakan sebuah konsep yang majemuk dan multi-dimensial, sehingga sulit
didefinisikan secara operasional. Definisi sederhana yang sering digunakan secara luas
tentang kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Wujudnya
adalah tindakan manusia. Melalui proses kreatif yang berlangsung dalam benak orang atau
sekelompok orang, produk-produk atau ide dan gagasan kreatif tercipta.

Pendapat Utami Munandar yaitu kreativitas menurut Rhodes (dalam


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19802/4/Chapter%20II yang diunduh tanggal
22 September 2020) empat jenis dimensi sebagai konsep kreativitas dengan pendekatan
empat P (Four P’s Creativity), yang meliputi :

1. Person (Pendekatan Pribadi)


Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi
dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinilitas
dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapt diharapkan
timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu pendidik
haendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya (jangan
mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau
mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu siswanya menemukan
bakat-bakatnya dan menghargainya.
2. Press (Pendorong)
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari
lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuuat dalam dirinya sendiri (motivasi
internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam
lingkungan yang mendukung tetapi dapt pula terhambat dalam lingkungan yang tidak
menunjang. Di dalam keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan maupun di
dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan perilaku
kreatif individu atau kelompok individu
3. Process ( Pendekatan Proses)
Untuk mengembangkan kreatif, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri
secara aktif. Pendidik hendaknya dapat merangsang untuk melibatkan dirinya dalam
kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang
diperlukan. Dalam hal ini yang penting ialah memberi kebebasan kepada anak untuk
mengesprsikan dirinya secara aktif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan
orang lain atau lingkungan. Kreativitas akan datang dengan sendirinya dalam iklim
yang menunjang, menerima, dan menghargai. Perlu pula diingat bahwa kurikulum
sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk kegiatan kreatif, dan
jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang siswa untuk mengungkapkan dirinya
secara kreatif.
4. Produk
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna
ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong
(“press”) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan)
kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan dorongan
(internal maupun eksternal) untuk melakukan kegiatan diri secara kreatif, maka
produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul. Hendaknya
pendidik menghargai produk kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada
yang lain. Misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Ini
akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi.
III. PENUTUP

Anak berbakat dan bertalenta seperti berkemampuan tinggi dalam bidang intelektual,
kreatif, artistik (visual dan pertunjukan), atau kapasitas kepemimpinan, atau dalam bidang
akademis tertentu membutuhkan aktivitas dan layanan khusus (misalnya, program konseling)
diluar program normal. Perilaku anak berbakat diantaranya: kreativitas tinggi, komitmen
tugas yang tinggi, dan berkemampuan intelektual diatas rata-rata.

Kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses,
metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, yang berdaya
guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah. Bagi anak berbakat, kehadiran
orang tua dalam masa tumbuh kembangnya sangat berarti. Maka dalam menyikapi anak
berbakat haruslah dengan pola asuh yang baik, orang tua pun berperan penting dalam
memberikan Pendidikan moral untuk anaknya. Disamping itu, orang tua dibantu oleh guru
yang berperan dalam mengeluarkan / memberikan stimulus, membimbing, serta mendidik
agar anak dapat mengeluarkan bakat serta kreativitas yang dimiliki.
REFERENSI

- https://www.slideshare.net/cindrya/modul-pengembangan-bakat-dan-kreativitas-
125672156, diakses pada tanggal 22 September 2020 pukul 19.31 WIB
- https://www.researchgate.net/publication/331174183_PERAN_ORANG_TUA_DALAM_
MENUMBUHKEMBANGKAN_KREATIVITAS_ANAK, diakses pada tanggal 22
September 2020 pukul 19.32 WIB
- http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196610251993031YUYUS
_SUHERMAN/C._Power_Point_Perkuliahan/Sesi_2__pengb._kreativitas_
%5BCompatibility_Mode%5D.pdf diakses pada tanggal 22 September 2020 pukul 20.00
WIB
- http://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/download/629/487, diakses pada 22
September 2020 pukul 20.30 WIB
- Utami Munandar, (1999). Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi
Kreatif dan Bakat . Jakarta : PT. Grasindo.
- http://repository.upi.edu/23759/5/T_PKKH_1302193_Chapter2.pdf, diakses pada 23
September 2020 pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai