KEBERBAKATAN
(Mata Kuliah Pengembangan bakat dan kreativitas, Dosen Pengampu Dr. Hartini Nara, M.Si)
Nama kelompok:
2020
I. PENDAHULUAN
Sebagian orang berpendapat bahwa kreativitas hanya dimiliki oleh segelintir orang
berbakat saja, yaitu orang-orang yang memiliki kemampuan akademik tinggi. Namun
faktanya, banyak yang memiliki kemampuan akademis tinggi tetapi tidak otomatis
melakukan aktivitas yang menghasilkan output kreatif. Teradapat beragam definisi yang
terkandung dalam pengertian kreativitas. Kreativitas adalah suatu ide atau pemikiran
manusia yang bersifat inovatif, berdaya guna, dan dapat dimengerti. Definisi tersebut
mengandung arti bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang menghasilkan gagasan
baru, berupa kegiatan atau sintesis pemikiran yang mempunyai maksud dan tujuan yang
ditentukan, bukan fantasi semata.
Dalam konteks kreativitas seorang anak tentunya tidak akan jauh dari peran orang tua
sebagai lingkungan pertama dan terdekatnya serta peran guru yang besar kontribusinya
terhadap keberhasilan anak di sekolah dan bekal untuk terjun di masyarakat, oleh sebab itu
selain bagimana sikap orang tua dan guru terhadap kreativitas itu sendiri kita semua
sepatutnya harus menyadari dari apa yang kita sebut kreatvitas, konsep kreatifitas, aktualisasi
diri yang diharapkan nantinya akan muncul pada anak, serta pendekatan apa yang digunkaan
untuk mememukembangkan kreativitas pada diri anak berbakat.
Dengan demikian, makalah kali ini akan membahas beberapa topik yang sudah kami
singgung diatas, serta sebagai refleksi akan kami jelaskan sedikit banyaknya mengenai
konsep anak berbakat dan keberbakatan.
II. PEMBAHASAN
Pada tahun 1972, Biro pendidikan Amerika Serikat (U.S.O.E) menciptakan suatu definisi
yang masuk akal tentang gifted dan talented, yang direvisi pada tahun 1978 dan 1988 (Davis,
2006). Satu kalimat versi 1988 berbunyi:
Istilah “siswa yang berbakat dan bertalenta” berarti, anak-anak dan orang muda yang
memberi bukti kapabilitas hasil kerja yang tinggi dalam bidang seperti intelektual, kreatif,
artistik (visual dan pertunjukan), atau kapasitas kepemimpinan, atau dalam bidang akademis
tertentu, serta yang membutuhkan layanan atau aktivitas yang biasanya tidak disediakan
oleh sekolah untuk bisa mengembangkan secara penuh kapabilitas tersebut
Menurut Renzulli, anak-anak berkemampuan unggul dan berbakat khusus adalah mereka
yang memiliki kemampuan mengembangkan sifat-sifat gabungan tersebut dan
menerapkannya terhadap bidang yang bernilai potensial dari prestasi manusia.
Konsep Renzulli mengenai keberbakatan berdasarkan pada penelitian sifat-sifat orang yang
produktif dan kreatif sangat tinggi. Penemuan membawanya untuk mengembangkan suatu
definisi yang menitikberatkan interaksi antara kemampuan tinggi, kreativitas tinggi, dan
komitmen ulet. Menurutnya, seorang siswa tidak harus memiliki rata-rata tinggi di dalam
ketiga kategori tersebut untuk diperhitungkan sebagai “layanan pendidikan bagi gifted”.
Sebenarnya mungkin siswa yang memiliki kemampuan tinggi, namun butuh pertolongan
dalam mengembangkan kreativitas atau komitmen, adalah yang paling membutuhkan
perhatian khusus. Demikian pula seorang siswa mungkin kreatif, namun butuh pertolongan
dalam prestasi dan motivasi.
A. KREATIVITAS
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kreativitas
merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun
produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, yang berdaya guna dalam
berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah. Jadi kreativitas merupakan bagian dari
usaha seseorang. Kreativitas akan menjadi seni ketika seseorang melakulan kegiatan tertentu.
Dari pemikiran yang sederhana itu, penulis melakukan semua aktivitas yang bertujuan untuk
memacu atau menggali kreativitas.
Pada dasarnya setiap orang tua dan guru pasti menginginkan anak untuk senantiasa terus
berkembang baik secara kognitif maupun motoriknya, oleh sebab dalam konteks kreativitas
orang tua dan guru hendaknya memahami bagaimana menyikapi kreativitas itu sediri dan
bagaiman membersamai anak dalam proses menemukembangkan ke-kreativitasannya
tersebut.
Kehadiran orang tua dengan anak-anaknya pada masa-masa awal perkembangan merupakan
suatu yang sangat berarti bagi anak-anak dalam rangka usaha pengembangan kreativitas anak
pada masa yang akan datang. Orang tua perlu menyikapi kreativitas ini dengan baik dan
benar-benar mengikuti kemajuan belajar anak, perkembangan, serta pertumbuhannya secara
utuh agar dapat memberikan manfaat besar bagi anak.
Semua point diatas menunjukkan bahwa anak melakukan sesuatu dalam rangka
menemukembangkan ke-kreativitasannya, jika orang tua sudah paham mengenai
makna kreativitas itu sendiri maka orang tua akan menjadi partner yang suportif dan
demokratis.
Salah satu konsep yang amat penting dalam bidang kreativitas adalah hubungan antara
kreativitas dan aktualisasi diri. Menurut psikolog humanis, seperti Abraham Maslow dan Carl
Rogers, aktualisasi diri ialah apabila seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya
untuk menjadi apa yang ia mampu dalam mengaktualisasikan atau mewujudkan potensinya.
Pria yang dapat mengaktualisasikan dirinya adalah seseorang yang sehat mental, dapat
menerima dirinya, selalu tumbuh, berfungsi sepenuhnya, berpikiran demokratis, dan
sebagainya. Menurut Maslow (1968) aktualisasi diri merupakan karakteristik yang
fundamental, suatu potensialitas yang ada pada semua manusia saat dilahirkan, akan tetapi
hal ini sering hilang, terhambat atau terpendam dalam proses pembudayaan.
Kreativitas merupakan sebuah konsep yang majemuk dan multi-dimensial, sehingga sulit
didefinisikan secara operasional. Definisi sederhana yang sering digunakan secara luas
tentang kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Wujudnya
adalah tindakan manusia. Melalui proses kreatif yang berlangsung dalam benak orang atau
sekelompok orang, produk-produk atau ide dan gagasan kreatif tercipta.
Anak berbakat dan bertalenta seperti berkemampuan tinggi dalam bidang intelektual,
kreatif, artistik (visual dan pertunjukan), atau kapasitas kepemimpinan, atau dalam bidang
akademis tertentu membutuhkan aktivitas dan layanan khusus (misalnya, program konseling)
diluar program normal. Perilaku anak berbakat diantaranya: kreativitas tinggi, komitmen
tugas yang tinggi, dan berkemampuan intelektual diatas rata-rata.
Kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses,
metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, yang berdaya
guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah. Bagi anak berbakat, kehadiran
orang tua dalam masa tumbuh kembangnya sangat berarti. Maka dalam menyikapi anak
berbakat haruslah dengan pola asuh yang baik, orang tua pun berperan penting dalam
memberikan Pendidikan moral untuk anaknya. Disamping itu, orang tua dibantu oleh guru
yang berperan dalam mengeluarkan / memberikan stimulus, membimbing, serta mendidik
agar anak dapat mengeluarkan bakat serta kreativitas yang dimiliki.
REFERENSI
- https://www.slideshare.net/cindrya/modul-pengembangan-bakat-dan-kreativitas-
125672156, diakses pada tanggal 22 September 2020 pukul 19.31 WIB
- https://www.researchgate.net/publication/331174183_PERAN_ORANG_TUA_DALAM_
MENUMBUHKEMBANGKAN_KREATIVITAS_ANAK, diakses pada tanggal 22
September 2020 pukul 19.32 WIB
- http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196610251993031YUYUS
_SUHERMAN/C._Power_Point_Perkuliahan/Sesi_2__pengb._kreativitas_
%5BCompatibility_Mode%5D.pdf diakses pada tanggal 22 September 2020 pukul 20.00
WIB
- http://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/download/629/487, diakses pada 22
September 2020 pukul 20.30 WIB
- Utami Munandar, (1999). Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi
Kreatif dan Bakat . Jakarta : PT. Grasindo.
- http://repository.upi.edu/23759/5/T_PKKH_1302193_Chapter2.pdf, diakses pada 23
September 2020 pukul 20.00 WIB